Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN STASE KEPERAWATAN GERONTIK

DENGAN KONSEP LANSIA DI RUMAH LANSIA

BHAKTI SITI ANNA TAHUN 2023

DISUSUN OLEH :

Nama : Vira Anggelina Julianti

Nim :21300054

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN STIKES

CITRA DELIMA BANGKA BELITUNG

PROGRAM STUDY PROFESI NERS

TAHUN AJARAN 2023


A. Konsep Lansia (Lanjut Usia)

1. Pengertian

Lansia atau menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya

secara perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau

mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya

sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan

memperbaiki kerusakan yang menyebabkan penyakit degenerative misal,

hipertensi, arterioklerosis, diabetes mellitus dan kanker (Mulyani, 2019).

Lansia adalah masa transisi kehidupan terakhir yang di jalani oleh

manusia. Laki laki dan perempuan sama saja, hanya cepat lambatnya proses

penuaan bergantung pada individu masing-masing (Padila,2013)

Lansia merupakan bagian dari proses tumbuh kembang manusia. Semua

orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan masa

hidup manusia yang terakhir. Dimasa ini seseorang pada umumnya akan

mengalami kemuduran fisik, mental dan sosial secara bertahap (Azizah,

2011).

2. Batasan-Batasan Lansia

Usia yang dijadikan patokan untuk lanjut usia berbeda-beda, umumnya

bekisar antara 60-65 tahun. Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO),

ada empat tahapan yaitu :

a. Usia pertengahan (middle age) usia 45-59 tahun

b. Lanjut usia (elderly) usia 60-74 tahun

c. Lanjut usia tua (old) usia 75-90 tahun

d. Usia sangat tua ( very old ) usia >90 tahun

Dalam Undang-Undang Nomor 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan

lanjut usia pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 2. Menurut Undang-Undang tersebut di


atas lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas, baik

pria maupun wanita (Kushariyadi, 2010).

3. Klasifikasi Lansia

Lansia diklasifikasikan dalam kategori yaitu sebagai berikut (Mulyani,

2019) :

a. Pralansia (prasenilis), seseorang yang berada pada usia antara 45-59

tahun

b. Lansia, seseorang yang berusia 60 tahun lebih

c. Lansia yang beresiko tinggi, seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih

atau seseorang lansia yang berusia 60 tahun atau lebih yang memiliki

masalah kesehatan

d. Lansia potensial, lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan atau

melakukan kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa

e. Lansia tidak potensial, lansia yang tidak berdaya atau tidak bisa mencari

nafkah sehingga dalam kehidupannya bergantung pada orang lain

4. Ciri-ciri Lansia

Ciri-ciri lansia adalah sebagai berikut (Siti, 2016) :

a. Lansia merupakan periode kemunduran

Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan

faktor psikologis. Motivasi memiliki peran yang penting dalam

kemunduran pada lansia. Misalnya lansia yang memiliki motivasi yang

rendah dalam melakukan kegiatan, maka akan mempercepat proses

kemunduran fisik, akan tetapi ada juga lansia yang memiliki motivasi

yang tinggi, maka kemunduran fisik pada lansia akan lebih lama terjadi.
b. Lansia memiliki status kelompok minoritas

Kondisi ini sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak

menyenangkan terhadap lansia dan diperkuat oleh pendapat yang kurang

baik, misalnya lansia yang lebih senang mempertahankan pendapatnya

maka sikap sosial di masyarakat menjadi negatif, tetapi ada juga lansia

yang mempunyai tenggang rasa kepada orang lain sehingga sikap sosial

masyarakat menjadi positif.

c. Menua membutuhkan perubahan peran

Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami

kemunduran dalam segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya

dilakukan atas dasar keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari

lingkungan. Misalnya lansia menduduki jabatan sosial di masyarakat

sebagai Ketua RW, sebaiknya masyarakat tidak memberhentikan lansia

sebagai ketua RW karena usianya.

d. Penyesuaian yang buruk pada lansia.

Perlakuan yang buruk terhadap lansia membuat mereka cenderung

mengembangkan konsep diri yang buruk sehingga dapat memperlihatkan

bentuk perilaku yang buruk. Akibat dari perlakuan yang buruk itu

membuat penyesuaian diri lansia menjadi buruk pula. Contoh : lansia

yang tinggal bersama keluarga sering tidak dilibatkan untuk pengambilan

keputusan karena dianggap pola pikirnya kuno, kondisi inilah yang

menyebabkan lansia menarik diri dari lingkungan, cepat tersinggung dan

bahkan memiliki harga diri yang rendah.

5. Kebutuhan Dasar Lansia

Kebutuhan dasar pada lansia yaitu sebagai berikut (Mulyani, 2019) :

1) Kebutuhan utama yang terdiri dari :


a. Kebutuhan fisiologi/biologis seperti, makanan yang bergizi, seksual,

pakaian, perumahan/tempat berteduh

b. Kebutuhan ekonomi berupa penghasilan yang memadai

c. Kebutuhan kesehatan fisik, mental, perawatan pengobatan

d. Kebutuhan psikologis, berupa kasih sayang adanya tanggapan dari

orang lain, ketentraman, merasa berguna, memilki jati diri, serta status

yang jelas

e. Kebutuhan sosial berupa peranan dalam hubungan-hubungan dengan

orang lain, hubungan pribadi dalam keluarga, teman-teman dan

organisasi sosial

2) Kebutuhan sekunder yan terdiri dari :

a. Kebutuhan dalam melakukan aktivitas

b. Kebutuhan dalam mengisi waktu luang/rekreasi

c. Kebutuhan yang bersifat kebudayaan, seperti informai dan

pengetahuan

d. Kebutuhan yang bersifat politis, yaitu meliputi status, perlindungan

hukum, partisipasi dan keterlibatan dalam kegiatan di masyarakat dan

Negara atau pemerintah

e. Kebutuhan yang bersifat keagamaan/spiritual, seperti memahami

makna akan keberadaan diri sendiri di dunia dan memahami hal-hal

yang tidak diketahui/ diluar kehidupan termasuk kematian.

6. Tipe-tipe Lansia

Beberapa tipe lansia bergantung pada karakter, pengalaman hidup,

lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial, dan ekonominya yaitu sebagai

berikut (Putra, 2019) :

a. Tipe lansia bijaksana


Kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri dengan

perubahan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati,

sederhana, dermawan, memnuhi undangan, dan menjadi panutan

b. Tipe mandiri

Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam

mencari pekerjaan, bergaul dengan teman, dan memenuhi undangan

c. Tipe tidak puas

Konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi

pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengikuti

kegiatan agama dan melakukan pekerjaan apa saja

d. Tipe pasrah

Menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama, dan

melakukan pekerjaan apa saja

e. Tipe bingung

Kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesal,

pasif, dan acuh tak acuh.

7. Proses Penuaan

Proses penuaan dapat berlangsung melalui tiga tahap sebagai berikut

(Padila, 2013):

1. Tahap Subklinik (usia 25-35 tahun)

Pada tahap ini, sebagian besar hormon di dalam tubuh mulai

menurun, yaitu hormon testosteron, growth hormon dan hormon

estrogen. Pembentukan radikal bebas dapat merusak sel dan DNA mulai

mempengaruhi tubuh. Kerusakan ini biasanya tidak tampak dari luar,

karena itu pada usia ini dianggap usia muda dan normal.

2. Tahap Transisi (usia 35-45 tahun)


Pada tahap ini kadar hormon menurun sampai 25%. Massa otot

berkurang sebanyak satu kilogram tiap tahunnya. Pada tahap ini orang

mulai merasa tidak muda lagi dan tampak lebih tua. Kerusakan oleh

radikal bebas mulai merusak ekspresi genetik yang dapat mengakibatkan

penyakit seperti kanker, radang sendi, berkurangnya memori, penyakit

jantung koroner dan diabetes.

3. Tahap Klinik (usia 45 tahun ke atas)

Pada tahap ini penurunan kadar hormone terus berlanjut yang

meliputi DHEA, melatonin, growth hormon, testosteron, estrogen dan

juga hormon tiroid. Terjadi penurunan bahkan hilangnya kemampuan

penyerapan bahan makanan, vitamin dan mineral. Penyakit kronis

menjadi lebih nyata, sistem organ tubuh mulai mengalami kegagalan.

8. Teori Proses Menua

Proses menua bersifat individual dimana tahap proses menua terjadi

pada orang dengan usia berbeda, setiap lanjut usia mempunyai kebisaan

berbeda, dan tidak ada satu faktor pun yang ditemukan dapat mencegah

proses menua. Menurut Sunaryo, dkk (2016), teori proses penuaan terbagi

menjadi :

1. Teori Biologis

a. Teori Stokastik/Stochastic theories

Teori ini mengatakan bahwa penuaan merupakan suatu kejadian

yang terjadi secara acak atau random dan akumulasi setiap waktu.

teori menua dalam lingkup proses menua biologis dan bagian dari

teori stokastik/stochastic theories adalah teori kesalahan, teori

keterbatasan hayflick, teori pakai dan using ,teori imunitas, teori

radikal bebas dan teori ikatan silang.


b. Teori non stokastik/ Non stochastic theories

Termasuk teori menua dalam lingkup proses menua biologis dan

bagian dari teori Nonstokastik/Nonstochastic theories adalah

programmed theory dan immunity theory.

c. Teori menrut Menurut Horan M.

Mengemukakan bahwa teori biologis meliputi teori geneti clock,

teori mutasi somatic, teori autoimun, teori radikal bebas dan teori

stress.

2. Teori psikologi

Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang merespon pada tugas

perkembangannya.pada dasarnya perkembangan seseorang akan terus

berjalan meskipun seseorang akan terus berjalan meskipun orang tersebut

telah menua.

a. Teori hierarki kebutuhan manusia menurut Maslow

Yaitu kebutuhan biologis/fisiologis, rasa nyaman, kasih sayang,

harga diri, sampai pada yang paling tinggi yaitu aktualisasi diri.

b. Teori individualisme Jung

Menurut jung sifat dasar manusia terbagi menjadi dua,yaitu

ekstrover dan introvert. Individu yang telah mencapai lansia akan

cenderung introvert. Dia pasti akan suka menyendiri seperti

bernostalgia tentang masa lalunya.

c. Teori tingkat perkembangan Menurut Erikson

Menurut Erikso tugas perkembangan terakhir yang harus dicapai

individu adalah jika individu tersebut sukses mencapai tugas ini maka

dia akan berkembang menjadi individu yang arip dan bijaksana.


3. Teori kultural

Dipercayai bahwa kaum tua tidak dapat mengabaikan sosial budaya

mereka. Jika hal ini benar maka status tua tidak dapat mengabaikan sosial

4. Teori Sosial

Menerangkan bahwa dengan berubahnya usia seseorang, secara

berangsur-angsur orang tersebut mulai melepaskan diri dari kehidupan

sosialnya.

5. Teori genetika

Proses penuaa kelihatan mempunyai komponen genetik. Hal ini

dapat dilihat dari pengamatan bahwa anggota keluarga sama cenderung

hidup pada umur yang sama dan mereka mempunyai umur yang sama

dan mereka mempunyai umur yan rata-rata sama,tanpa mengikut

sertakan meninngal akibat kecelakaan dan penyakit.

6. Teori rusaknya sistem imun tubuh

Mutasi yang terjadi secara berulang mengakibatkan kemampuan

sistem imun untuk mengenali dirinya berkurang, menurun

mengakibatkan kelainan pada sel dan dianggap sel asing sehingga

dihancurkan. Perubahan ini yang disebut terjadi peristiwa autoimun.

7. Teori menua akibat metabolisme

Lanjut usia adalah botak, mudah binggung, pendengaran sangat

menurun atau disebut “budge”. Menjadi bungkuk, dan sering dijumpai

kesulitan menahan buang air kecil.

8. Teori kejiwaan sosial

Lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan mengikuti

banyak kegiatan sosial. Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada

cara hidup lansia dan mempertahankan hubungan antar sistem sosial

individu agar tetap stabil dan usiapertengahan ke lansia.


9. Perubahan-perubahan yang Terjadi pada Lansia

Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia yaitu sebagai berikut

(Sunaryo, dkk, 2019) :

1) Perubahan pada semua sistem

a. Sel

Saat seseorang memasuki usia lanjut keadaan sel dalam tubuh

akan berubah, seperti jumlahnya yang menurun, ukuran lebih besar

sehingga mekanisme perbaikan sel akan terganggu dan proposi protein

di otak, otot, ginjal, darah

b. Perubahan pada sistem sensoris

a) Penglihatan

Perubahan yang terjadi pada penglihatan akibat proses menua

yaitu, terjadinya awitan presbiopi dengan kehilangan kemampuan

akomodasi sehingga kesulitan dalam membaca huruf-huruf kecil

dan kesukaran dalam melihat dalam jarak pandang dekat,

penurunan ukuran pupil atau miosis pupil sehingga terjadi

penyempitan lapang pandang, perubahan warna dan meningkatnya

kekeruhan yang dapat menimbulkan katarak

b) Pendengaran

Terjadi penurunan dan kehilangan pendengaran pada lansia

yang disebut presbikusis

c) Perabaan

Perubahan kebutuhan akan sentuhan dan sensasi taktil karena

lansia telah kehilangan orang yang dicintai dan tidak mengundang

sentuhan dari orang lain


d) Pengecapan

Perubahan yang terjadi pada pengecapan akibat proses menua

yaitu penurunan jumlah dan kerusakan papila atau kuncup-kuncup

perasa lidah sehingga sensitivitas terhadap rasa berkurang

e) Penciuman

Terjadi penurunan atau kehilangan sensasi penciuman karena

penuaan dan usia

c. Perubahan pada sistem integumen

Terjadi penurunan jaringan elastik mengakibatkan kulit lansia

menajdi keriput, penurunan aktivitas kelenjar eksokrin dan kelenjar

sebasea mengakibatkan turgor kulit lebih kering dan penurunan

jumlah cairan tubuh total mengakibatkan penurunan turgor kulit

d. Perubahan pada sistem muskuloskeletal

Otot mengalami atrofi sebagai akibat dari berkurangnya aktivitas,

gangguan metabolik atau denervasi saraf. Dengan bertambahnya usia,

perusakan dan pembentukan tulang melambat karena penurunan

hormon esterogen pada wanita, vitamin D dan beberapa hormon

lainnya

e. Perubahan pada sistem neurologis

Terjadi konduksi saraf perifer yang lebih lambat, peningkatan

lifosin sepanjang neuron-neuron dan termoregulasi hipotalamus

kurang efektif

f. Perubahan pada sistem kardiovaskuler

Pada lansia jantung akan mengalami pompa darah yang menurun,

ukuran jantung secara keseluruhan menurun dengan tidanya penyakit

klinis, denyut jantung menurun, katup jantung pada lansia akan lebih

tebal dan kaku akibat dari akumulasi lipid. Tekanan darah sistolik
meningkat pada lansia karena hilangnya distensibility arteri. Tekanan

darah diastolic tetap sama atau meningkat

g. Perubahan pada sistem pulmonal

Perubahan anatomis seperti penurunan komplians paru dan

dinding dada turut berperan dalam peningkatan kerja pernapasan pada

lansia

h. Perubahan pada sistem endokrin

Terjadi peningkatan kadar glukosa darah, ambang batas ginjal

untuk glukosa meningkat, residu urin dalam kandung kemih

meningkat dan kelenjar tiroid menjadi lebih kecil

i. Perubahan pada sistem renal dan urinaria

Seiring bertambahnya usia, akan terdapat perubahan pada ginjal,

bladder, uretra, dan sisitem nervus yang berdampak pada proses

fisiologi terkait eliminasi urine

j. Perubahan pada sistem gastrointestinal

Pada lansia akan terjadi menurunnya selera makan, seringnya

terjadi konstipasi, menurunnya produksi air liur (saliva) dang era

peristaltic usus juga menurun

k. Perubahan pada sistem reproduksi dan kegiatan seksual

Perubahan sistem reproduksi pada lansia yaitu, selaput lendir

vagina menurun/kering, menciutnya ovarium dan uterus, atropi

payudara, testis masih dapat memproduksi meskipun adanya

penurunan secara berangsur-angsur dan dorongan seks menetap

sampai usia 70 tahun asal kondisi kesehatan baik

2) Perubahan mental

Dari segi mental perubahan yang terjadi pada lansia yaitu, sering

muncul perasaan pesimis, timbulnya perasaan tidak aman dan cemas, ada
kekacauan mental akut, merasa terancam akan timbulnya suatu penyakit,

takut ditelantarkan karena merasa tidak berguna lagi, serta munculnya

perasaan kurang mampu untuk mandiri

3) Perubahan psikososial

Perubahan psikososial yang terjadi pada lansia yaitu, merasa atau

sadar akan kematian, perubahan dalam cara hidup, ekonomi akibat

pemberhentian dari jabatan, meningkatnya biaya hidup pada penghasilan

yang sulit, gangguan syaraf dan pancaindra, perubahan terhadap

gambaran diri dan konsep diri

4) Perubahan spritual

a. Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupanya

b. Lansia makin teratur dalam kehidupan keagamaannya, hal ini terlihat

dalam berfikir dan bertindak dalam sehari-hari

c. Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun adalah universalizing,

perkembangan yang dicapai pada tingkat ini adalah berpikir dan

bertindak dengan cara memberikan contoh cara mencintai keadilan

10. Tugas Perkembangan Lansia

Adapun tugas perkembangan lansia adalah sebagai berikut (Dewi,

2014) :

a. Mempersiapakan diri untuk kondisi yang menurun

b. Mempersiapkan kondisi untuk pensiun

c. Membentuk hubungan baik dengan orang yang seusianya

d. Mempersiapkan kehidupan baru

e. Melakukan penyesuaian terhadap kehidupan sosial/masyarakat secara

santai

f. Mempersiapkan diri untuk kematianya dan kematian pasangan.


11. Permasalahan yang Terjadi pada Lansia

Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan pencapaian

kesejahteraan lansia, antara lain (Padila, 2013) :

1. Permasalahan umum

a. Makin besar jumlah lansia yang berada dibawah garis kemiskinan

b. Makin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga

yang berusia lanjut kurang diperhatikan, dihargai dan dihormati

c. Lahirnya kelompok masyarakat industri

d. Masih rendahnya kualitas dan kuantitas tenaga profesional pelayanan

lanjut usia

e. Belum membudaya dan dan melembaganya kegiatan pembinaan

kesejahteraan lansia

2. Permasalahan khusus

a. Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah

baik fisik, mental, maupun sosial

b. Berkurangnya integrasi sosial lanjut usia

c. Rendahnya produktivitas kerja lansia

d. Banyaknya lansia yang miskin, terlantar dan cacat

e. Berubahnya nilai sosial masyarakat


DAFTAR PUSTAKA

Azizah, (2011). Keperawatan lanjut usia. Yogyakarta : Graha ilmu

Dewi. (2014). Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi 1. Yogyakarta

Kushariyadi, (2010). Efektivitas relaksasi otot progresif dlam menurunka tekanan

darah tinggi pada lansia. Jurnal URECOL

Mulyani. (2019) Asuhan Keperawatan Lansia Dengan Hipertensi Di Panti Tresna

Werdha Nirwana Puri Samarinda. (Skripsi). Samarinda : POLTEKKES

Kalimantan Timur

Padila. (2013). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta.

Putra. (2019). Asuhan Keperawatan Hipertensi Pada Ib. A dengan Pemberian

Slow Deep Breathing Di Wisma Delima Panti Sosial Tresna Werdha Kasih

Sayang Ibu Batusangkar Tahun 201. (Skripsi). Padang : STIKES Perintis

Padang

Siti. (2016). Keperawatan Gerontik. Yogyakarta.

Sunaryo, dkk. (2016). Asuhan Keperawatan gerontik. Yogyakarta : CV.Andi

Offset

Anda mungkin juga menyukai