Disusun Oleh :
1
BAB I
kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari
terjadi perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem
kesehatan fisik dan psikis yang pada akhirnya akan berpengaruh pada
2
a. Teori – teori biologi
1) Teori genetik dan mutasi (somatic mutatie theory)
lelah (rusak).
suatu zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan
sakit.
organ tubuh.
e. Teori stres
3
bebas ini dapat menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.
h. Teori program
adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial.
4
Kehilangan peran; (2) Hambatan kontak sosial; (3) Berkurangnya
kontak komitmen.
sebagai berikut:
3) Lanjut usia (geriatric age) yaitu usia lebih dari 65/70 tahun, terbagi:
c. Menurut Hurlock, perbedaan lanjut usia terbagi dalm dua tahap yaitu:
4. Karakteristik Lansia
kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit,
c. Lansia resiko tinggi ialah seseorang yang berusia 60 tahun lebih dengan
masalah kesehatan
d. Lansia potensial ialah lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan
kegiatan yang dapat mengahasilkan barang atau jasa
e. Lansia tidak potensial ialah lansia yang tidak berdaya mencari nafkah,
sehingga hidupnya tergantung pada bantuan orang lain
6. Ciri-Ciri Lansia
6
dasarkeinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari lingkungan.
yang buruk itu membuat penyesuaian diri lansia menjadi buruk pula.
diri manusia, tidak hanya perubahan fisik, tetapi juga kognitif, perasaan,
a. Perubahan Fisik
1) Sistem Indra
7
2) Sistem Integumen
3) Sistem Muskuloskeletal
terhadap gesekan.
dan fraktur.
8
6) Otot: perubahan struktur otot pada penuaan
8) Sistem kardiovaskuler
9) Sistem Respirasi
9
(kepekaan rasa lapar menurun), liver (hati) makinmengecil dan
sehari-hari.
c. Perubahan mental
10
1) Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa
2) Kesehatan umum
3) Tingkat pendidikan
4) Keturunan (hereditas)
5) Lingkungan
d. Perubahan Psikososial
1) Kesepian
3) Depresi
4) Gangguan cemas
5) Parafrenia
6) Sindroma Diogenes
dengan yang Maha Tinggi, sebuah kualitas yang berjalan diluar afiliasi
baik yang dilakukan dengan kasat mata maupun tidak kasat mata.
ancaman kematian.
3. Karakteristik Spiritual
hubungan dengan orang lain, serta kekuatan dari batin yang berkaitan
dengan spiritualitas yang muncul dari dalam diri individu dan rasa suci
(Marry, 2011)
kehidupan dan sikap pada diri sendiri terkait percaya dengan masa
14
diperhatikan orang lain, keadilan dan kebaikan, rasa takut akan
seperti peduli terhadap orang sakit, peduli pada anak jalanan dan
keagamaan.
horizontal meliputi:
15
Pemenuhan kebutuhan spiritual yang bersumber pada
penyakitnya.
dengan orang lain, alam, dan dengan kehidupan yang tertinggi. Rasa
2004).
yang dianutnya. Dalam hal ini peran perawat menurut Yusuf (2013)
antara lain:
a. Pengkajian
17
kritis.
b. Teman
c. Advokat
d. Pemberi asuhan
e. Manager kasus
f. Peneliti
18
organisasi, sikap religious pribadi dan korelasi aktivitas religious
Ekspresi kebutuhan spiritual adaptif dan maladaptif menurut Yani (2009) yaitu:
1. Rasa percaya dengan perilaku adaptif berupa percaya pada diri sendiri
dengan kesadaran diri mudah tertipu, tidak mampu untuk terbuka dengan
orang lain, merasa bahwa orang dan tempat tentang yang aman,
mengharapkan orang yang tidak berbuat baik dan tidak tergantung, ingin
kebutuhan terpenuhi segera, tidak bisa menunggu, tidak terbuka kepada Tuhan,
dan orang lain dapat membuat salah, tidak mendakwa dan berprasangka
diri sendiri, menyalahkan diri dan orang lain, dan merasa bahwa maaf
19
dengan kekuasaan Tuhan, takut kematian dan kehidupan setelah mati,
dan marah dengan Tuhan, keyakinan dan tujuan hidup yang tidak jelas,
menerima bantuan, menerima diri sendiri, dan mencari kebaikan dari orang lain.
diri, angkuh atau mementingkan diri, tidak percaya bahwa diri dicintai Tuhan,
tidak mempunyai hubungan rasa cinta dengan Tuhan, dan merasa jauh dengan
Tuhan
keputusan.
dan orientasi hidup, dan jelas tentang apa yang penting. Perilaku
21
BAB II
1. Definisi Hipertensi
darah diatas normal atau peningkatan abnormal secara terus menerus lebih dari suatu
periode, dengan tekanan sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90mmHg.
(Aspiani, 2014)
2. Etiologi Hipertensi
2014) :
Hipertensi primer atau hipertensi esensial disebut juga hipertensi idiopatik karena
1) Genetik
Individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi, beresiko tinggi untuk
mendapatkan penyakit ini. Faktor genetik ini tidak dapat dikendalikan, jika memiliki
Laki - laki berusia 35- 50 tahun dan wanita menopause beresiko tinggi untuk
22
meningkat faktor ini tidak dapat dikendalikan serta jenis kelamin laki–laki
3) Diet
ginjal yang bertugas untuk mengolah garam akan menahan cairan lebih
banyak dari pada yang seharusnya didalam tubuh. Banyaknya cairan yang
4) Berat badan
Faktor ini dapat dikendalikan dimana bisa menjaga berat badan dalam
5) Gaya hidup
Faktor ini dapat dikendalikan dengan pasien hidup dengan pola hidup sehat
merokok berkaitan dengan jumlah rokok yang dihisap dalam waktu sehari
atau berlebihan dan terus menerus dapat meningkatkan tekanan darah pasien
11
menghindari alkohol agar tekanan darah pasien dalam batas stabil dan
pelihara gaya hidup sehat penting agar terhindar dari komplikasi yang bisa
terjadi.
b. Hipertensi sekunder
stenosi arteri renalis. Kelainan ini dapat bersifat kongenital atau akibat
3. Patofisiologi
Tekanan arteri sistemik adalah hasil dari perkalian cardiac output (curah
jantung) dengan total tahanan prifer. Cardiac output (curah jantung) diperoleh dari
perkalian antara stroke volume dengan heart rate (denyut jantug). Pengaturan
tahanan perifer dipertahankan oleh sistem saraf otonom dan sirkulasi hormon.
Empat sistem kontrol yang berperan dalam mempertahankan tekanan darah antara
lain sistem baroreseptor arteri, pengaturan volume cairan tubuh, sistem renin
terletak di vasomotor, pada medula diotak. Pusat vasomotor ini bermula pada
saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar dari kolumna
jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi (Padila, 2013). Meski etiologi hipertensi
masih belum jelas, banyak faktor diduga memegang peranan dalam genesis
hiepertensi seperti yang sudah dijelaskan dan faktor psikis, sistem saraf, ginjal,
vasokontriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat
yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang
pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
gejala umum yang ditimbulkan akibat hipertensi atau tekanan darah tinggi tidak
sama pada setiap orang, bahkan terkadang timbul tanpa tanda gejala. Secara
a. Sakit kepala
nyeri kepala sampai tengkuk karena terjadi penyempitan pembuluh darah akibat
5. Klasifikasi Hipertensi
Menurut (WHO, 2018) batas normal tekanan darah adalah tekanan darah
sistolik kurang dari 120 mmHg dan tekanan darah diastolik kurang dari 80
mmHg. Seseorang yang dikatakan hipertensi bila tekanan darah sistolik lebih dari
tekanan darah yang tidak diketahui penyebabnya. Dari 90% kasus hipertensi
berkembangnya hipertensi primer adalah genetik, jenis kelamin, usia, diet, berat
badan, gaya hidup. Hipertensi sekunder adalah peningkatan tekanan darah karena
suatu kondisi fisik yang ada sebelumnya seperti penyakit ginjal atau gangguan
tiroid. Dari 10% kasus hipertensi merupakan hipertensi sekunder. Faktor pencetus
2014).
6. Komplikasi
Tekanan darah tinggi bila tidak segera diobati atau ditanggulangi, dalam
jangka panjang akan menyebabkan kerusakan ateri didalam tubuh sampai organ
2014)
a. Stroke terjadi akibat hemoragi disebabkan oleh tekanan darah tinggi di otak
dan akibat embolus yang terlepas dari pembuluh selain otak yang terpajan
b. Infark miokard dapat terjadi bila arteri koroner yang arterosklerotik tidak
tidak dapat dipenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan
jantung tidak mampu lagi memompa, banyak cairan tertahan diparu yang
dapat menyebabkan sesak nafas (eudema) kondisi ini disebut gagal jantung.
sistem penyaringan dalam ginjal akibat ginjal tidak dapat membuat zat-zat
yang tidak dibutuhkan tubuh yang masuk melalui aliran darah dan terjadi
penting dalam mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang
(Aspiani, 2014)
b. Pengaturan diet
1) Rendah garam, diet rendah garam dapat menurunkan tekanan darah pada
anti hipertensi. Jumlah asupan natrium yang dianjurkan 50-100 mmol atau
vaskular.
kerja jantung dan voume sekuncup. Pada beberapa studi menunjukan bahwa
kiri. Jadi, penurunan berat badan adalah hal yangs angat efektif untuk
menurunkan tekanan darah. Penurunan berat badan (1 kg/minggu) sangat
sebanyak 3-4 kali dalam satu minggu sangat dianjurkan untuk menurunkan
e. Memeperbaiki gaya hidup yang kurang sehat dengan cara berhenti merokok
f. Penatalaksanaan Farmakologis
1) Terapi oksigen
2) Pemantauan hemodinamik
3) Pemantauan jantung
4) Obat-obatan :
mengubah angiostenin I menjadi angiostenin II. Kondisi ini menurunkan darah secara
langsung dengan menurunkan TPR, dan secara tidak langsung dengan menurunakan
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Nama : Ny.S
b. Tempat tanggal lahir : Karawang 27 November 1943
c. Jenis kelamin : Perempuan,
d. Usia :78 th
e. Status perkawinan : Menikah
f. Agama : Islam
g. Suku : Sunda
h. Tanggal pengkajian : 08 – 02 – 2021
4. Riwayat kesehatan
a. Status kesehatan saat ini
1. Keluhan utama dalam 1 tahun terakhir :
Pusing
3. Faktor pencetus :
Berobat ke puskesmas
6. Pergi ke RS/Klinik pengobatan/dokter praktik/bidan/perawat :
5. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : Baik
b. TTV :
1) TD: 170/95 mmHg
2) S: 360C
3) RR: 24x/menit
4) N: 100x/menit
c. BB/TB : 63 kg, TB: 148cm
d. Kepala : Bentuk kepala simetris, rambut terlihat beruban, tidak terdapat kelainan,
tidak terdapat benjolan, tidak ada luka/lesi, kepala bersih, klien membersihkan
kepala 1 kali dalam seminggu
1) Mata : Bentuk kedua mata simetris, klien tidak menggunakan alat bantu
baca
2) Telinga : Telinga klien kanan dan kiri berfungsi dengan baik, telinga
bersih, klien tidak menggunakan alat bantu dengar
3) Mulut dan tenggorokan : Mulut klien bersih, tidak ada tanda
peradangan, gigi klien tidak lengkap
e. Payudara : tidak ada masalah
f. Sistem pernafasan: Normal
g. Sistem Kardiovaskuler : Normal
h. Sistem gastrointestinal : Normal
i. Sistem perkemihan : Normal
j. Sistem genitoreproduksi : Tidak ada masalah
k. Sistem musculoskeletal : Normal
l. Sistem saraf pusat : Normal
m. Sistem endokrin : Normal
6. Pengkajian psikososial dan spiritual
a. Psikosial
Sosialisasi klien baik, Klien mampu berkomunikasi dengan baik kepada suami, saudara
dan teman-teman yang ada di lingkungan sekitar klien. Klien berharap orang lain
dapat bersikap baik juga, klien berharap agar cepet sembuh agar bisa lebih
nyaman seperti dahulu.
PERTANYAAN TAHAP 1
a. Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan?
Ya, klien mengatakan kepala sering merasakan pusing berulang-ulang,
terlebih saat melakukan aktivitas dan ketika bangun pagi, klien mengatakan
terkadang sakitnya berasa muter-muter.
b. Ada masalah atau banyak pikiran?
Tidak, klien selalu merasa senang karena bisa kumpul bersama suami, anak
dan cucunya
c. Ada gangguan/masalah dengan keluarga lain?
Tidak, klien mengatakan hubungan dengan keluarganya baik
d. Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dokter?
Tidak, klien mengatakan tidak menggunakan obat tidur
e. Apakah cenderung mengurung diri?
Tidak, klien selalu bermain dengan cucunya ataupun main ke rumah tetangga
c. Spiritual
Klien beragama Islam, rajin beribadah, terkadang klien shalat berjamaah di
mushola, dan suka ikut pengajian Klien berharap akhir hidupnya khusnul
khotimah
KATZ Indeks
No Aktivitas Mandiri Tergantung
1. Mandi √
Mandiri :
Bantuan hanya pada satu bagian
mandi (seperti punggung atau
ekstermitas yang tidak mampu)
atau mandi sendiri sepenuhnya
Tergantung :
Tergantung :
3. Ke kamar kecil √
Mandiri :
Tergantung :
Bergantung :
5. Kontinen √
Mandiri
BAB dan BAK seluruhnya
terkontrol sendiri
Bergantung
Bergantung :
Keterangan:
Beri tanda (√) pada point yang sesuai kondisi klien
Analisis Hasil:
a. Pasien mandiri dalam makan, kontinensia (BAK dan BAB),
menggunakan pakaian, pergi ke toilet,berpindah, dan mandi.
6 Mandi 5 15 Frekuensi :
√ 2x sehari
7 Jalan di permukaan 0 5
√ Mandiri
Datar
8 Naik turun tangga 5 10 Mandiri
√
9 Mengenakan pakaian 5 10 Mandiri
√
10 Kontrol bowel (BAB) 5 10 Frekuensi :
√ 3xsehari
Konsistensi :
setengah padat
11 Kontrol bladder 5 10 Frekuensi : 4
√
(BAK) Warna : kuning
keruh
12 Olahraga/latihan 5 10 Frekuensi : 1
√ Jenis : jalan-jalan
di pagi hari (± 2
jam)
13 Rekreasi/pemanfaata 5 10
Jenis : kerajinan
√
n waktu luang (membuat tikar
dari daun pandan)
Frekuensi:1 bulan
kali
Total :125 (Ketergantungan sebagian)
Keterangan :
Hasil dari pengkajian mengggunakan KARTZ index pasien mendapatkan skor 130, yang
menandakan pasien mandiri
a. 130: Mandiri
b. 60-125: Ketergantungan sebagian
c. 55 : Ketergantungan total
Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan Short Portable Mental Status Questioner
(SPSMQ)
Instruksi : Ajukan pertanyaan 1-10 pada daftar ini dan catat semua jawaban.
Catat jumlah kesalahan total berdasarkan 10 pertanyaan dan masukkan dalam interpretasi.
10. Identifikasi aspek kognitif dan fungsi mental dengan menggunakan MMSE (Mini
Mental Status Exam)
Orientasi
Registrasi
Perhatian
Kalkulasi
Mengingat kembali
Bahasa
`No.
Aspek Kognitif Nilai Maks Nilai Klien Kriteria
1. Orientasi 5 4 MenSebutkan dengan benar :
Tahun X
Musim √
Tanggal √
Hari √
Bulan √
Obyek Pulpen
Obyek Teko
Obyek Pintu
Perhatian dan kalkulasi 5 3 Minta klien mengeja 5 kata dari belakang, misal
“BAPAK”
K X
A √
P √
A √
B X
Tidak bangun dari tempat tidur dengan sekali gerakan, akan tetapi lansia mendorong
tubuhnya ke atas dengan tangan atau bergerak ke bagian depan kursi terlebih
dahulu, tidak stabil pada saat berdiri pertama kali (0)
Tidak bangun dari tempat duduk dengan sekali gerakan akan tetapi lansia
mendorong tubuhnya ke atas dengan tangan atau bergerak ke bagian depan
kursi terlebih dahulu, tidak stabil pada saat berdiri pertama kali (1)
No. Langkah
Total
:1.11 detik (Resiko jatuh pasien sedang)
Posisi klien duduk di kursi
Interpretasi :
Minta klien berdiri dari kursi, berjalan 10 langkah (3 meter), kembali ke kursi,
2.
ukur waktu dalam detik
Kesadaran : composmentis
a. Composmentis 4
b. Apatis 3
c. Sopor 2
d. Koma 1
Aktifitas : ambulan
a. Ambulan 4
b. Ambulan dengan bantuan 3
c. Hanya bisa duduk 2
d. Tiduran 1
Inkontinen : kadang-kadang
a. Tidak 4
b. Kadang-kadang 3
c. Sering Inkontinensia urin 2
d. Inkontinensia alvi & urin 1
Interpretasi :
Jadi nilai Disfungsi keluarga sedang dengan
jumlah 10
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda √
2 Apakah anda telah meninggalkan banyak kegiatan dan √
minat/kesenangan anda
3 Apakah anda merasa kehidupan anda kosong √
4 Apakah anda sering merasa bosan √
5 Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap Saat √
6 Apakah anda merasa takut sesuatu yang buruk akan terjadi √
pada anda
7 Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar hidup √
anda
8 Apakah anda merasa sering tidak berdaya √
9 Apakah anda lebih sering dirumah dari pada pergi keluar √
dan mengerjakan sesuatu hal yang baru
10 Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah dengan √
daya ingat anda dibandingkan kebanyakan Orang
11 Apakah anda pikir bahwa kehidupan anda saat ini √
Menyenangkan
12 Apakah anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda √
saat ini
13 Apakah anda merasa penuh semangat √
14 Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada √
Harapan
15 Apakah anda pikir bahwa orang lain, lebih baik keadaanya √
dari pada anda
Interpretasi :
Skor ≥ 6 = depresi
ANALISA DATA
No.
Analisis Data Diagnosa Keperawatan
1. DS : Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis
(D.0077)
Klien mengatakan sering pusing
Klien mengatakan terkadang
penglihatan kabur
P : Pasien mengatakan nyeri
Q : Nyerinya seperti ada beban
R : Nyeri dibagian belakang leher
S:5
T : Nyeri saat beraktivitas
DO :
Keadaan umum : sakit sedang
Kesadaran : Composmentis
TD: 170/95 mmHg
S: 360C
RR: 24x/menit
N: 100x/menit
2 DS : Resiko Jatuh b.d Usia ≥65 Tahun
00155
- Ny. N mengatakan sering merasakan
sakit kepala mendadak.
- Ny. N mengatakan penerangan cukup
redup.
DO :
- Pengkajian keseimbangan (MFS) :
Interpretasi hasil : 7 (resiko jatuh sedang)
The Time Up Ana Go (TUG Test): 11-19
detik : Resiko jatuh sedang .
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. S Nama Mahasiswa : Yuli Kurniawati
Dx : Hipertensi NPM :
No Kriteria batasan Diagnosa keperawatan Noc Nic
Karakteristik Dx. Kep Kode Hasil Kode Intervensi Kode
1 Definisi : Nyeri akut 00132 Setelah dilakukan asuhan Manajemen nyeri 1400
Hambatan kemampuan keperawatan selama 3x24jam - Monitor tanda tanda
untuk mengubah gaya diharapkan pasien : vital
hidup atau perilaku Kontrol nyeri : - Lakukaan kaji ulang
dalam cara yang - Mengenali kapan nyeri 1605 nyeri secara
memperbaiki tingkat terjadi (4-2) 160502 komprehensif
kesejahteraan - Menggambarkan faktor - Observasi reaksi non
Batasan kriteria : penyebab (4-1) 160501 verbal dari
Perilaku ekspresif
- Melaporkan gejala yang ketidaknyamanan
Ekpsresi wajah
nyeri tidak terkontrol pada - Anjurkan klien istiraht
Sikap melindungi profesional kesehatan (4- 160507 tidur yang cukup
area nyeri 2) - Anjurkan teknik
Faktor :
Agen cedera fisik - Mengenali apa yang 160509 relaksasi tarik nafas
terkait dengan gejala dalam
nyeri (3-1) - Gali pengetahuan dan
- Melaporkan nyeri yang 160511 kepercayaan pasien
terkontrol (4-2) mengenai nyeri
- Gali bersama pasien
faktor faktor yang dapat
menurunkan nyeri
- Evaluasi bersama
pasien mengenai
efektivitas tindakan
pengontrolan nyeri yang
pernah digunakan
sebelumnya
- Beri informasi
mengenai nyeri, seperti
penyebab nyeri, berapa
lama nyeri dirasakan
dan antisipasi dari
ketidaknyamanan akibat
prosedur
- Dorong pasien untuk
memonitor nyeri dan
mengenai nyerinya
dengan tepat
2. Definisi : Perilaku 00155 Setelah dilakukan asuhan Manajemen Lingkungan 0450
Kesehatan Identifikasi
Peningkatan rentan keperawatan selama 3x24jam
cenderung keamanan dan
jauh, yang dapat beresiko diharapkan pasien : kenyamanan
0200
menyebabkan bahaya Ambulasi lingkungan
Berjalan dalam jarak Atur posisi
fisik dan gangguan 020012
jauh (5 blok atau
Kesehatan. lebih) furniture/kebutuha
Batasan Berjalan dengan n pasien dengan
kecepatan sedang 020004 rapih dan
Karakteristik:
terjangkau
Berjalan dalam jarak Prilaku Pencegahan Jatuh Sediakan ruang
1909
jauh (5 blok atau lebih) Memberikan 190922 berjalan yang
pencahayaan yang cukup dan aman
Faktor : memadai Jelaskan cara
Pusing saat berjalan Menyesuaikan membuat
ketinggian tempat 190913
lingkungan rumah
tidur sesuai yang yang aman (missal,
diperlukan pencahayaan yang
- Control (kemampuan cukup lantai yang
beristirahat) tidak licin)
Pencegahan Jatuh
Identifikasi faktor 6490
resiko jatuh (missal,
usia ≥65 tahun,
deficit kognitif,
gangguan
keseimbangan,
gangguan
penglihatan,
neoropati)
Identifikasi faktor
lingkungan yang
meningkatkan
resiko jatuh (missal,
lantai licin,
penerangan kurang)
Hitung resiko jatuh
dengan
menggunakan skala
(missal, The Time
Up Ana Go (TUG
Test) )
Monitor
kemampuan
berpindah dari
tempat tidur ke
kursi dan
sebaliknya
Atur posisi tempat
tidur pada posisi
terendah
Anjurkan
menggunakan alas
kaki yang tidak
licin
CATATAN PERKEMBANGAN
No Dx. Keperawatan Tgl/Jam Implementasi Evaluasi TTD
1 Nyeri akut 18/01/2021 1. Mengindetifkasi lokasi Subyektif
13:00 karakteristik, durasi, :
frekuensi, kualitas dan 1. Pasien mengatakan masih nyeri
intensitas nyeri P : Pasien mengatakan nyeri
Hasil : pasien Q : Nyerinya seperti ada beban
mengatakan masih nyeri R : Nyeri dibagian belakang leher
P : Pasien mengatakan S:3
nyeri T : Nyeri saat beraktivitas
Q : Nyerinya seperti ada 2. Pasien mengatakan belum mengetahui
beban yang dapat menurunkan nyeri.
R : Nyeri dibagian 3. pasien mengatakan ketika melakukan
belakang leher kompres hangat nyeri yang dirasakan
S:3 sedikit berkurang
T : Nyeri saat beraktivitas 4. Pasien mengatakan nyaman, kamarnya
Pasien tampak meringis, terasa sejuk dan pencahayaan baik.
pasien tampak
memegang bagian yang
sakit Objektif:
TTV : 1. Pasien tampak meringis, pasien tampak
TD: 170/95 mmHg memegang bagian leher belakangnya
S: 360C 2. Kamar terasa sejuk dan pencahayaan baik
13:30 RR: 24x/menit 3. TTV :
N: 100x/menit TD: 170/95 mmHg
2. Menggali bersama S: 360C
pasien faktor-faktor RR: 24x/menit
yang dapat menurunkan N: 100x/menit
atau memperberat nyeri.
Hasil : pasien Analisis :
mengatakan belum Masalah keperawatan nyeri akut teratasi
14:00 dapat menunkan nyeri. sebagian
3. Mengajarkan
penggunaan teknik non Perencanaan:
farmakologi (teknik Intervensi dilanjutkan
kompres hangat)
Hasil : pasien
mengatakan ketika
melakukan teknik
kompres hangat nyeri
sedikit berkurang.
Pasien terlihat
kooperatif dan
14:20 mengikuti instruksi.
4. Mengendalikan faktor
lingkungan yang dapat
mempengaruhi respon
pasien terhadap
ketidaknyamanan
(misalnya, suhu
ruangan, pencahayaan,
suara bising )
Hasil : pasien
mengatakan nyaman,
kamarnya terasa sejuk
dan pencahayaan cukup.
Kamar terasa sejuk,
pencahayaan baik.