Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP PROSES PENUAAN PADA LANSIA

A. Definisi
Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki
tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia ini
akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan.
Seseorang dikatakan lansia ialah apabila berusia 60 tahun atau lebih, karena
faktor tertentu tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya baik secara jasmani,
rohani maupun sosial (Nugroho, 2012).
Lanjut usia merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan adanya penurunan
kemampuan fungsi tubuh untuk mempertahankan keseimbangan tubuh
terhadap kondisi stres fisiologis. Lansia mengalami perubahan fisiologis dan
morfologis pada system muskuloskeletal khususnya otot yaitu adanya
penurunan kekuatan otot dan massa otot. Proses menua adalah proses yang
berkaitan dengan umur seseorang, proses menua ini ditandai dengan
penurunan fungsi kerja tubuh (Pranata, 2020).
Sampai saat ini banyak sekali teori yang menerangkan "proses menua" mulai
dari teori degeneratif yang didasari oleh habisnya daya cadangan vital, teori
terjadinya atrofi, yaitu teori yang mengatakan bahwa proses menua adalah
proses evolusi, dan teori imunologik, yaitu teori adanya produk sampah /
waste products dari tubuh sendiri yang makin bertumpuk.Tetapi seperti
diketahui bahwa lanjut usia akan selalu bergandengan dengan perubahan
fisiologik maupun psikologik. Yang penting untuk diketahui bahwa aktivitas
fisik dapat menghambat atau memperlambat kemunduran fungsi tubuh yang
disebabkan oleh bertambahnya umur (Syamsi & Asmi, 2019).

B. Klasifikasi Lansia
Al Amin (2017) menuliskan bahwa klasifikasi usia menurut Kementerian
Kesehatan sebagai berikut:
1. Masa Dewasa Awal: 26–35 Tahun
2. Masa Dewasa Akhir: 36–45 Tahun
3. Masa Lansia Awal: 46–55 Tahun
4. Masa Lansia Akhir: 56–65 Tahun
5. Masa Manula: > 65 Tahun.
Lansia dalam perspektif kesehatan dimulai saat masa lansia awal yaitu usia
46–55 tahun. Ini adalah masa peralihan menjadi tua yang diikuti dengan
penurunan fungsi organ dan jumlah hormon pada tubuh. Setelah itu, ketika
memasuki masa lansia akhir (56–65) pada sebagian lansia mulai ada
penurunan fungsi indra seperti indera penglihatan dan pendengaran.
Kemudian ketika memasuki masa manula (>65 tahun) fungsi indera pada
sebagian orang menjadi semakin menurun.

C. Teori Penuaan
Menurut Kemenkes RI (2016) tentang proses menua yaitu:
1. Teori – teori biologi
a. Teori genetik dan mutasi (somatic mutatie theory)
Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk
spesies – spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari
perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul – molekul/DNA
dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi sehingga terjadi
penurunan kemampuan fungsional sel.
b. Pemakaian dan rusak
Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel – sel tubuh lelah (rusak).
c. Reaksi dari kekebalan sendiri (auto immune theory)
Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat
khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat
tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit.
d. Teori “immunology slow virus” (immunology slow virus theory)
Sistem immune menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan
masuknya virus kedalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ
tubuh.
e. Teori stres
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh.
Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan
lingkungan internal, kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel
tubuh lelah terpakai.
f. Teori radikal bebas
Radikal bebas dapat terbentuk dialam bebas, tidak stabilnya radikal
bebas (kelompok atom) mengakibatkan osksidasi oksigen bahan-
bahan organik seperti karbohidrat dan protein. Radikal bebas ini
dapat menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.
g. Teori rantai silang
Sel-sel yang tua atau usang, reaksi kimianya menyebabkan ikatan
yang kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan
kurangnya elastis, kekacauan dan hilangnya fungsi.
h. Teori program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang
membelah setelahsel-sel tersebut mati.
2. Teori kejiwaan sosial
a. Aktivitas atau kegiatan (activity theory)
Lansia mengalami penurunan jumlah kegiatan yang dapat
dilakukannya. Teori ini menyatakan bahwa lansia yang sukses adalah
mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial. Ukuran
optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari lansia berupa
mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar
tetap stabil.
b. Kepribadian berlanjut (continuity theory)
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lansia. Pada
teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang
yang lansia sangat dipengaruhi oleh tipe personality yang dimiliki.
c. Teori pembebasan (disengagement theory)
Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang
secara berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan
sosialnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia
menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga sering
terjaadi kehilangan ganda (triple loss), yakni: Kehilangan peran,
Hambatan kontak sosial, Berkurangnya kontak komitmen.

D. Karakteristik Lansia
Menurut Kemenkes RI (2013) klasifikasi lansia terdiri dari:
a. Pra lansia yaitu seseorang yang berusia antara 45-59 tahun
b. Lansia ialah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih
c. Lansia resiko tinggi ialah seseorang yang berusia 60 tahun lebih
denganmasalah kesehatan
d. Lansia potensial ialah lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan
dankegiatan yang dapat mengahasilkan barang atau jasa
e. Lansia tidak potensial ialah lansia yang tidak berdaya mencari
nafkah,sehingga hidupnya tergantung pada bantuan orang lain
Menurut Kemenkes RI (2016), ciri-ciri lansia adalah sebagai berikut :
a. Lansia merupakan periode kemunduran
Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor
psikologis sehingga motivasi memiliki peran yang penting dalam
kemunduran pada lansia. Misalnya lansiayang memiliki motivasi yang
rendah dalam melakukan kegiatan, maka akanmempercepat proses
kemunduran fisik, akan tetapi ada juga lansia yang memilikimotivasi
yang tinggi, maka kemunduran fisik pada lansia akan lebih lama
terjadi.
b. Lansia memiliki status kelompok minoritas
Kondisi ini sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan
terhadap lansiadan diperkuat oleh pendapat yang kurang baik,
misalnya lansia yang lebih senangmempertahankan pendapatnya
maka sikap sosial di masyarakat menjadi negatif, tetapiada juga lansia
yang mempunyai tenggang rasa kepada orang lain sehingga sikap
sosialmasyarakat menjadi positif.
c. Menua membutuhkan perubahan peran
Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan atas
dasarkeinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari lingkungan.
Misalnya lansia menduduki jabatan sosial di masyarakat sebagai
Ketua RW, sebaiknya masyarakat tidak memberhentikan lansia
sebagai ketua RW karena usianya.
d. Penyesuaian yang buruk pada lansia
Perlakuan yang buruk terhadap lansia membuat mereka cenderung
mengembangkan konsep diri yang buruk sehingga dapat
memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk. Akibat dari perlakuan
yang buruk itu membuat penyesuaian diri lansia menjadi buruk pula.
Contoh: lansia yang tinggal bersama keluarga sering tidak dilibatkan
untukpengambilan keputusan karena dianggap pola pikirnya kuno,
kondisi inilah yangmenyebabkan lansia menarik diri dari lingkungan,
cepat tersinggung dan bahkan memiliki harga diri yang rendah.

E. Perubahan Pada Sistem Tubuh Lansia


Berdasarkan definisi yang sudah dijelaskan sebelumnya, semakin
bertambahnya usia maka akan terjadi proses penuaan secara degeneratif yang
berdampak pada perubahan-perubahan diri manusia, mulai dari perubahan
fisik hingga kognitif, serta perasaan, sosial dan juga seksual (Azizah, 2011).
1. Perubahan Fisik
a. Sistem Indra
Sistem pendengaran biasanya akan terjadi Prebiakusis (gangguan pada
pendengaran) oleh karena hilangnya kemampuan (daya) pendengaran
pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada yang
tinggi, suara yang tidak jelas, dan sulit dimengerti kata-katanya. Hal ini
50% terjadi pada usia diatas 60 tahun.
b. Sistem Integumen
Pada lansia kulit akan mengalami atropi, kendur, tidak elastis, kering
dan berkerut. Kulit akan kekurangan cairan sehingga menjadi tipis dan
berbercak. Kekeringan kulit disebabkan atropi glandula sebasea dan
glandula sudoritera, timbul pigmen berwarna coklat pada kulit dikenal
dengan liver spot.
c. Sistem Muskuloskeletal
Perubahan sistem muskuloskeletal pada lansia: Jaringan penghubung
(kolagen dan elastin), kartilago, tulang, otot dan sendi. Kolagen sebagai
pendukung utama kulit, tendon, tulang, kartilago dan jaringan pengikat
mengalami perubahan menjadi bentangan yang tidak teratur.
 Kartilago: jaringan kartilago pada persendian menjadi lunak dan
mengalami granulasi, sehingga permukaan sendi menjadi rata.
Kemampuan kartilago untuk regenerasi berkurang dan degenerasi
yang terjadi cenderung kearah progresif, konsekuensinya kartilago
pada persendiaan menjadi rentan terhadap gesekan.
 Tulang: berkurangnya kepadatan tulang setelah diamati adalah
bagian dari penuaan fisiologi, sehingga akan mengakibatkan
osteoporosis dan lebih lanjut akan mengakibatkan nyeri,deformitas
dan fraktur.
 Otot: perubahan struktur otot pada penuaan sangat bervariasi,
penurunan jumlah dan ukuran serabut otot, peningkatan jaringan
penghubung dan jaringan lemak pada otot mengakibatkan efek
negatif.
 Sendi: pada lansia, jaringan ikat sekitar sendi seperti tendon,
ligamen dan fasia mengalami penuaan elastisitas.
d. Sistem kardiovaskuler
Perubahan pada sistem kardiovaskuler pada lansia adalah adanya massa
jantung bertambah, ventrikel kiri mengalami hipertropi sehingga
peregangan jantung berkurang, kondisi ini terjadi karena perubahan
jaringan ikat. Perubahan ini disebabkan oleh penumpukan lipofusin,
klasifikasi SA Node dan jaringan konduksi berubah menjadi jaringan
ikat.
e. Sistem Respirasi
Pada proses penuaan terjadi perubahan jaringan ikat paru, kapasitas
total paru tetap tetapi volume cadangan paru bertambah untuk
mengkompensasi kenaikan ruang paru, udara yang mengalir ke paru
berkurang. Perubahan pada otot,kartilago dan sendi torak
mengakibatkan gerakan pernapasan terganggu dan kemampuan
peregangan toraks berkurang.
f. Pencernaan dan Metabolisme
Perubahan yang terjadi pada sistem pencernaan, seperti penurunan
produksi sebagai kemunduran fungsi yang nyata karena kehilangan
gigi, indra pengecap menurun, rasa lapar menurun (kepekaan rasa lapar
menurun), liver (hati) makin mengecil dan menurunnya tempat
penyimpanan, dan berkurangnya aliran darah.
g. Sistem perkemihan
Pada sistem perkemihan terjadi perubahan yang signifikan. Banyak
fungsi yang mengalami kemunduran, contohnya laju filtrasi, ekskresi,
dan reabsorpsi oleh ginjal.
h. Sistem saraf
Sistem susunan saraf mengalami perubahan anatomi dan atropi yang
progresif pada serabut saraf lansia. Lansia mengalami penurunan
koordinasi dan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
i. Sistem reproduksi
Perubahan sistem reproduksi lansia ditandai dengan menciutnya ovary
danuterus. Terjadi atropi payudara. Pada laki- laki testis masih dapat
memproduksi spermatozoa, meskipun adanya penurunan secara
berangsur-angsur.

2. Perubahan Kognitif
a. Daya Ingat (Memory)
b. IQ (Intellegent Quotient)
c. Kemampuan Belajar (Learning)
d. Kemampuan Pemahaman (Comprehension)
e. Pemecahan Masalah (Problem Solving)
f. Pengambilan Keputusan (Decision Making)
g. Kebijaksanaan (Wisdom)
h. Kinerja (Performance),
i. Motivasi (Motivation)
3. Perubahan Mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental, diantaranya:
a. Perubahan fisik, khususnya organ perasa,
b. Kesehatan umum
c. Tingkat pendidikan
d. Keturunan (hereditas)
e. Lingkungan
f. Gangguan syaraf panca indera, timbul kebutaan dan ketulian,
g. Gangguan konsep diri akibat kehilangan kehilangan jabatan,
h. Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman
dan keluarga,
i. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap gambaran
diri, perubahan konsep diri.

4. Perubahan spiritual agama atau kepercayaan biasanya akan makin


terintegrasi dalam kehidupannya. Lansia semakin matang (mature) dalam
kehidupan keagamaan, hal ini terlihat dalam berfikir dan bertindak sehari-
hari.

5. Perubahan Psikososial
a. Kesepian
Terjadi pada saat pasangan hidup atau teman dekat meninggal terutama
jika lansia mengalami penurunan kesehatan, seperti menderita penyakit
fisik berat,gangguan mobilitas atau gangguan sensorik terutama
pendengaran.
b. Duka cita (Bereavement)
Meninggalnya pasangan hidup, teman dekat, atau bahkan hewan
kesayangan dapat meruntuhkan pertahanan jiwa yang telah rapuh pada
lansia. Hal tersebut dapat memicu terjadinya gangguan fisik dan
kesehatan.
c. Depresi
Duka cita yang berlanjut akan menimbulkan perasaan kosong, lalu
diikuti dengankeinginan untuk menangis yang berlanjut menjadi suatu
episode depresi. Depresi juga dapat disebabkan karena stress
lingkungan dan menurunnya kemampuan adaptasi.
d. Gangguan cemas
Dibagi dalam beberapa golongan: fobia, panik, gangguan cemas
umum,gangguan stress setelah trauma dan gangguan obsesif kompulsif,
gangguan-gangguan tersebut merupakan kelanjutan dari dewasa muda
dan berhubungan dengan sekunder akibat penyakit medis, depresi, efek
samping obat, atau gejala penghentian mendadak dari suatu obat.
e. Parafrenia
Suatu bentuk skizofrenia pada lansia, ditandai dengan waham (curiga),
lansia sering merasa tetangganya mencuri barang-barangnya atau
berniat membunuhnya. Biasanya terjadi pada lansia yang
terisolasi/diisolasi atau menarik diri dari kegiatan sosial.
f. Sindroma Diogenes
Suatu kelainan dimana lansia menunjukkan penampilan perilaku sangat
mengganggu. Rumah atau kamar kotor dan bau karena lansia bermain-
main dengan feses dan urinnya, sering menumpuk barang dengan tidak
teratur, walaupun telah dibersihkan, keadaan tersebut dapat terulang
kembali.

F. Tujuan Pelayanan Kesehatan Pada Lansia


Tujuan pelayanan kesehatan pada lansia menurut Kemenkes RI (2016) terdiri
dari:
1. Mempertahankan derajat kesehatan para lansia pada taraf yang setinggi-
tingginya,sehingga terhindar dari penyakit atau gangguan.
2. Memelihara kondisi kesehatan dengan aktifitas-aktifitas fisik dan
mental
3. Mencari upaya semaksimal mungkin agar para lansia yang menderita
suatupenyakit atau gangguan, masih dapat mempertahankan
kemandirian yangoptimal.
4. Mendampingi dan memberikan bantuan moril dan perhatian pada lansia
yang beradadalam fase terminal sehingga lansia dapat mengadapi
kematian dengan tenang danbermartabat.Fungsi pelayanan dapat
dilaksanakan pada pusat pelayanan sosial lansia, pusat informasi
pelayanan sosial lansia, dan pusat pengembangan pelayanan sosial
lansiadan pusat pemberdayaan lansia.
G. Pathway
LANSIA

Perubahan
Perubahan Kejiwaan Perubahan
Biologis/Fisik
Kejiwaan

Penurunan Daya Ingat, Tingkat


Penurunan Pemasukan Penurunan
Pendidikan Rendah Sumber Keuangan
Nutrisi Aktivitas
Menurun

Fungsi Intelektual
KETIDAKSEIMBANGAN Penurunan Fungi
NUTRISI: KURANG DARI Fungsi Sosial
Otot,Pendengaran,
KEBUTUHAN TUBUH Demensia Menurun Kehilangan
Pengliatan
Hubungan Keluarga

RESIKO JATUH Perasaan Mudah


Depresi
Sedih Marah/Teringgung

Cedera Kurang Merasa Perubahan Psikologi


Perasaan Tidak
Diperhatikan Senang
NYERI AKUT
Fraktur
Menarik Diri
ANSIETAS Gangguan
Imobilitas Penurunan Istirahat Dan
Fungsi Fisik Tidur
HARGA DIRI RENDAH
SITUASIONAL
H. Asuhan Keperawatan Pada Lansia
1. Pengkajian
a. Identitas
b. Keluhan Utama
c. Data Perubahan Fisik, Psikologis, dan Psikososial
d. Pengkajian khusus pada lansia (Pengkajian status Fungsional dan
Pengkajian status kognitif)
2. Diagnosis Keperawatan
a. Nyeri Akut (00132)
b. Resiko Jatuh (00155)
c. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh (00002)
d. Ansietas (00146)
e. Harga Diri Rendah Situasional (00120)
3. Rencana Keperawatan
Diagnosis
No. NOC NIC
Keperawatan
1. Nyeri Akut (00132) Setelah dilakukan tindakan Manajmen Nyeri (1400)
keperawatan selama 3x60 1. Kaji secara komprehensif
menit diharapkan nyeri akut tentang nyeri, meliputi :
klien teratasi dengan kriteria lokasi,karakteristik, durasi,
hasil : frekuensi, intensitas.
Kontrol nyeri (1605) 2. Gunakan komunikasi terapeutik
1. Klien mengenali kapan agar klien dapat
terjadi nyeri. mengekspresikan nyeri.
2. Klien menggambarkan 3. Tentukan dampak dari ekspresi
faktor yang nyeri terhadap kualitas hidup :
berkontribusi pada nyeri pola tidur, nafsu makan,
3. Mendiskusikan pilihan aktivitas, mood, pekerjaan dan
penanganan nyeri tanggung jawab.
dengan profesional 4. Kaji pengalaman klien terhadap
kesehatan nyeri.
4. Klien melaporkan nyeri 5. Evaluasi tentang keefektifan dari
berkurang dengan tindakan mengontrol nyeri yang
menggunakan telah digunakan.
manajemen nyeri. 6. Berikan informasi tentang nyeri,
seperti: penyebab, berapa lama
Tingkat nyeri (2102) terjadi dan tindakan pencegahan.
1. Klien melaporkan nyeri 7. Anjurkan klien untuk memonitor
dan pengaruhnya pada sendiri nyeri.
tubuh. 8. Tingkatkan tidur/ istirahat yang
2. Klien mampu mengenal cukup.
skala nyeri, intensitas, 9. Evaluasi keefektifan dan
durasi dan frekuensi. tindakan mengontrol nyeri.
3. Tanda-tanda vital dalam 10. Monitor kenyamanan klien
batas normal. terhadap manajemen nyeri.
4. Ekspresi wajah tenang

2. Risiko Jatuh (00155) Setelah dilakukan tindakan Pencegahan Jatuh (6490)


keperawatan selama 1x24 1. Identifikasi kekuranganbaik
jam diharapkan risiko jatuh kognitif dan fisik dari pasien yang
klien teratasi dengan kriteria mungkin meningkatkan potensi
hasil : jatuh pada lingkungan tertentu
Kejadian Jatuh (1912) 2. Monitor gaya berjalan (terutama
1. Kejadiaan jatuh saat kecepatan), keseimbangan dan
berjalan berkurang tingkat kelelahan dengan
2. Kejadian jatuh saat naik ambulasi
dan turun tangga 3. Sediakan alat bantu (misalnya
berkurang tongkat dan walker) untuk
3. Kejadian jatuh saat ke menyeimbangkan gaya berjalan
kamar mandi berkurang (terutama kecepatan)
4. Ajarkan pasien bagaimana jika
jatuh, untuk meminimalkan
cedera
5. Sediakan pasien yang memilik
ketergantungan suatu alat untuk
meminta pertolongan (misal bel)
saat caregiver tidak ada
6. Tandai ambang pintu dan dari
batas jalan pintu sebelum tangga,
sesuai kebutuhan
7. Sediakan pencahayaan yang
cukup dalam rangka
meningkatkan pandangan
8. Sediakan alas kaki yang tidak
licin untuk memfasilitasi
kemudahan menjangkau
3. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi (1100)
Nutrisi Kurang Dari keperawatan selama 1x24 1. Tentukan status gizi pasien dan
Kebutuhan Tubuh jam diharapkan kebutuhan kemampuan untuk memenuhi
(00002) nutrisi terpenuhi dengan kebutuhan gizi
kriteria hasil : 2. Kaji adanya alergi atau intoleransi
Status Nutrisi (1004) makanan pada klien
1. Adanya peningkatan 3. Tentukan apa yang menjadi
berat badan preferensi makanan bagi pasien
2. Asupan gizi sesuai 4. Tentukan jumlah kalori dan jenis
3. Asupan makanan sesuai nutrisi yang dibutuhkan untuk
memenuhi persyaratan gizi
5. Berikan pilihan maknan sambil
menawarkan bimbingan terhadap
pilihan makanan yang lebih sehat,
jika diperlukan
6. Lakukan atau bantu pasien terkait
perawatan mulut sebelum makan
7. Monitor kalori dan asupan
makanan
8. Monitor kecenderungan terjadinya
penurunan dan kenaikan berat
badan
4. Ansietas (00146) Setelah dilakukan tindakan Pengurangan Kecemasan (5820)
keperawatan selama 2x12 1. Gunakan ketenangan dalam
jam diharapkan kecemasan pendekatan untuk menangkan
klien teratasi dengan kriteria klien.
hasil : 2. Jelaskan seluruh prosedur
Kontrol Kecemasan (1402) tindakan kepada klien dan
1. Memonitor intensitas perasaan yang mungkin muncul
kecemasan pada saat melakukan tindakan.
2. Klien dapat mengurangi 3. Berusaha memahami keadaan
penyebab kecemasan klien situasi stress yang dialami
3. Klien dapat merencakan klien.
strategi koping untuk 4. Temani klien untuk memberikan
situasi yang kenyamanan dan mengurangi
meninmbulkan stress kecemasan.
4. Klien dapat 5. Identifikasi pada saat terjadi
menggunakan strategi perubahan tingkat kecemasan
koping yang efektif klien.
5. Menggunakan teknik 6. Berikan aktivitas hiburan untuk
relaksasi untuk mengurangi tekanan
mengurangi kecemasan 7. Bantu klien untuk
6. Klien dapat mengidentifikasi situasi yang
mempertahankan menyebabkan kecemasan
penampilan peran. 8. Dukung penggunaan mekanisme
koping yang sesuai
9. Ajarkan klien teknik relaksasi
5. Harga Diri Rendah Setelah dilakukan tindakan Peningkatan Harga Diri (5400)
Situasional (00120) keperawatan selama 2x12 1. Dukung pasien untuk bisa
jam diharapkan Harga Diri mengidentifikasi kekuatan
Rendah Situasional klien 2. Bantu pasien untuk menemukan
teratasi dengan kriteria penerimaan diri
hasil: 3. Dukung melakukan kontak
Harga Diri (1205) matapada saat berkomunikasi
1. Komunikasi terbuka dengan orang lain
2. Pemenuhan peran yang 4. Berikan pengalaman yang akan
signifakan secara pribadi meningkatkan otonomi pasien,
3. Mempertahankan dengan tepat
penampilan dan 5. Bantu untuk mengatur tujuan
kebersihan diri yang realistik dalam rangka
mencapai harga diri yang lebih
tinggi
6. Dukung tanggung jawab pada
diri sendiri, dengan tepat
7. Berikan hadiah atau pujian
terkait dengan kemampuan
pasien dalam mencapai tujuan
8. Fasilitasi lingkungan dan
aktifitas-aktifitas yang akan
meningkatkan harga diri
DAFTAR PUSTAKA

Al Amin, M. (2017). Klasifikasi Kelompok Umur Manusia Berdasarkan Analisis

Dimensi Fraktal Box Counting Dari Citra Wajah Dengan Deteksi Tepi

Canny. MATHunesa (Jurnal Ilmiah Matematika), 2(6)

Azizah. 2011. Keperawatan Lanjut Usia.Yogyakarta: Graha Ilmu

Bulechek, dkk. 2016. Nursing Intervention Classification (NIC) Edisi Keenam.

Singapore: Elsevier Icn.

Herdman, T. H. dan S.K. (2018). Nanda Internasional Diagnose Keperawatan:

Definisi Dan Klasifikasi 2018-2020 (Edisi 11). Jakarta: EGC

Kemenkes RI. 2016. Pelayanan dan peningkatan Kesehatan Usia Lanjut.

Moorhead, dkk. 2016. Nursing Outcomes Classification (NOC) Pengukuran

Outcomes Kesehatan Edisi Kelima. Singapore: Elsevier Icn.

Nugroho. 2012.Keperawatan gerontik & geriatrik, edisi 3. Jakarta : EGC

Pranata, L., Indaryati, S., & Fari, A. I. (2020). Pendampingan Lansia Dalam

Meningkatkan Fungsi Kognitif Dengan Metode Senam Otak. Madaniya,

1(4), 172-176.

Syamsi, N., & Asmi, A. S. (2019). Gambaran tingkat pengetahuan lansia terhadap

hipertensi di Puskesmas Kampala Sinjai. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi

Husada, 8(1), 17-21.

WHO. 2013. Definition of An Older or Elderly Person.

http://www.who.int/healthinfo/survey/ageingdefnfolder/en

Anda mungkin juga menyukai