Disusun Oleh :
Dosen Pembimbing :
BEKASI
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaaan yang terjadi di dalam kehidupan
manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu
waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses
alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupan, yaitu anak, dewasa dan
tua (Nugroho, 2006).
2. Batasan Lansia
b. Depkes RI (2005) menjelaskan bahwa batasan lansia dibagi menjadi tiga katagori, yaitu:
3. Ciri-Ciri Lansia
Ciri-ciri lansia adalah sebagai berikut:
Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor psikologis.
Motivasi memiliki peran yang penting dalam kemunduran pada lansia. Misalnya lansia
yang memiliki motivasi yang rendah dalam melakukan kegiatan, maka akan
mempercepat proses kemunduran fisik, akan tetapi ada juga lansia yang memiliki
motivasi yang tinggi, maka kemunduran fisik pada lansia akan lebih lama terjadi.
Kondisi ini sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan terhadap lansia dan
diperkuat oleh pendapat yang kurang baik, misalnya lansia yang lebih senang
mempertahankan pendapatnya maka sikap sosial di masyarakat menjadi negatif, tetapi
ada juga lansia yang mempunyai tenggang rasa kepada orang lain sehingga sikap social
masyarakat menjadi positif.
Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami kemunduran dalam
segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan atas dasar keinginan sendiri
bukan atas dasar tekanan dari lingkungan. Misalnya lansia menduduki jabatan sosial di
masyarakat sebagai Ketua RW, sebaiknya masyarakat tidak memberhentikan lansia
sebagai ketua RW karena usianya.
4. Klasifikasilansia
Klasifikasi berikut ini adalah lima klasifikasi pada lansia berdasarkan Depkes
RI (2003) dalam Maryam dkk (2009) yang terdiri dari : pralansia (prasenilis) yaitu
seseorang yang berusia antara 45-59 tahun, lansia ialah seseorang yang berusia 60
tahun atau lebih, lansia resiko tinggi ialah seseorang yang berusia 70 tahun atau
lebih/seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan, lansia
potensial ialah lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan
yang dapat menghasilkan barang/jasa, lansia tidak potensial ialah lansia yang tidak
berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.
5. Karakteristik Lansia
6. Tipe lansia
Beberapa tipe pada lansia bergantung pada karakter, pengalaman hidup, lingkungan,
kodisi fisik, mental, sosial, dan ekonominya (Nugroho 2000 dalam Maryam dkk,
2008). Tipe tersebut dijabarkan sebagai berikut.
a. Tipe arif bijaksana
Kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahan zaman,
mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana, dermawan,
memenuhi undangan, dan menjadi panutan
b. Tipe mandiri
Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam mencari
pekerjaan, bergaul dengan teman, dan memenuhi undangan.
c. Tipe tidak puas
Konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi pemarah, tidak
sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik dan banyak menuntut
d. Tipe pasrah
Menerima dan menunggun asib baik, mengikuti kegiatan agama, dan melakukan
pekerjaan apa saja
e. Tipe bingung
Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesal, pasif, dan
acuh tak acuh
1. Teori-teori proses penuaan
Menurut Maryam, dkk (2008) ada beberapa teori yang berkaitan dengan proses
penuaan, yaitu :teori biologi, teori psikologi, teori sosial, dan teori spiritual.
a. Teori biologis
Teori biologi mencakup teori genetik dan mutasi, immunology slow theory, teori
stres, teori radikal bebas, dan teori rantai silang.
1. Teori genetic dan mutase
Menurut teori genetik dan mutasi, semua terprogram secara genetik untuk
spesies-spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia
yang diprogram oleh molekul molekul DNA dan setiap sel pada saatnya akan
mengalami mutasi.
2. Imunnology slow theory
Menurut immunology slow theory, sistem imun menjadi efektif dengan
bertambahnya usia dan masuknya virus kedalam tubuh yang dapat
menyebabkan kerusakan organ tubuh
3. Teori stress
Teori stres mengungkapkan menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa
digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan
lingkungan internal, kelebihan usaha, dan stres yang menyebabkan sel-sel
tubuh lelah terpakai
4. Teori radikal bebas
Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya radikal bebas
(kelompok atom) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan organik
seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini menyebabkan sel-sel tidak dapat
melakukan regenerasi
5. Teori rantai silang
Pada teori rantai silang diungkapkan bahwa reaksi kimia sel-sel yang tua
menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini
menyebabkan kurangnya elastisitas kekacauan, dan hilangnya fungsi sel.
b. Teori psikologi
Pada teori rantai silang diungkapkan bahwa reaksi kimia sel-sel yang tua
menyebab kan ikatan yang kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini
menyebabkan kurangnya elastisitas kekacauan, dan hilangnya fungsi sel.
c. Teori sosial
Ada beberapa teori sosial yang berkaitan dengan proses penuaan, yaitu teori
interaksi sosial (social exchange theory), teori penarikan diri (disengagement
theory), teori aktivitas (activity theory), teori kesinambungan (continuity theory),
teori perkembangan (development theory), dan teori stratifikasi usia (age
stratification theory).
Disusun Oleh :
Dosen Pembimbing :
BEKASI
3) Riwayat keluarga
4) Kelompok etnik
7. Penatalaksanaan
a. Terapi Diabetes Melitus
Tujuan utama terapi DM adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan
kadar glukosa darah dalam upaya mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler
serta neuropatik. Tujuan terapeutik pada setiap tipe DM adalah mencapai kadar
glukosa dalam darah normal (euglikemia) tanpa terjadi hipoglikemia dan
gangguan series pada pola aktivitas pasien(Rendi dan Margareth, 2012).
b. Beck (2011) menjelaskan bahwa tujuan diet nutrisi ini antara lain:
1) Memulihkan dan mempertahankan kadar glukosa darah dalam kisaran nilai yang
normal sehingga mencegah terjadinya glikosuria beserta gejala-gejalanya.
2) Mengurangi besarnya perubahan kadar glukosa darah postprandial. tindakan ini
bersama-sama dengan normalisasi kadar glukosa darah,akan membantu
mencegah terjadinya komplikasi lanjut yang mencakup penyakit mikrovaskuler
3) Memberikan masukan semua jenis nutrien yang memadai sehingga
memungkinkan pertumbuhan normal dan perbaikan jaringan
4) Memulihkan dan mempertahankan berat badan yang normal
badan dan berat badan yang diturunkan tidak boleh dibiarkan naik kembali.
2) Diet BebasGula
Tipe diet ini digunakan untuk pasien diabetes yang berusia lanjut dan tidak
prinsip:
3) Sistem penukaranghidratarang
dosisi tinggi. Diet yang berdasarkan sistem ini merupakan diet yang lebih
rumit untuk diikuti oleh seseorang pasien DM, tetapi mempunyai
kelebihan, yaitu diet ini lebih fleksibel dan bervariasi ketimbang diet tipe
bebas gula.
TB (Cm)-100
Ket :
a. Kurus (underweight) : BBR < 90%
b. Normal (ideal) : BBR 90-110%
c. Gemuk (overweight) : BBR > 110%
d. Obesitas, apabila : BBR > 120%
- Obesitasringan : BBR 120-130%
- Obesitassedang : BBR 130-140%
- Obesitasberat : BBR 140-200%
- Morbid : BBR >200%
Sebagaipedomanjumlahkaloriyangdiperlukansehari-hariuntuk penderitaDM yang
bekerjabiasaadalah:
- Kurus : BB x 40-60 kalorisehari
- Normal : BB x 30 kalorisehari
- Gemuk : BB x20 kalorisehari
- Obesitas : BBx10-15 kalorisehari