GOUT ARTRITIS
Oleh :
A. Konsep Lansia
1. Definisi Lansia
lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process atau proses
penuaan.
terkait dengan usia. Penuaan adalah suatu proses normal yang ditandai
dengan perubahan fisk, sosial, dan psikososial yang dapat terjadi pada
kronologis tertentu.
Ada dua jenis teori penuaan yaitu, teori biologi dan teori psikososial.
Teori biologi meliputi teori genetik dan mutasi, teori imunologis, teori
stress, teori radikal bebas, teori rantai silang, dan teori menua akibat
1
metabolisme. Teori psikososial meliputi pelepasan, teori aktivitas, teori
a. Teori Biologis
2) Teori Imunologis
3) Teori Stress
2
jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan
tubuh lemah.
3
plasma, yang mengakibatkan terjadinya jaringan yang kaku,
memperpendek umur.
b. Teori Psikologis
2) Teori Aktivitas
4
lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan banyak ikut
Hal ini dapat dilihat dari gaya hidup, perilaku, dan harapan
5) Teori Perkembangan
maupun negatif.
5
2. Batasan-Batasan Lansia
3. Klasifikasi Lansia
tahun.
6
4. Tipe-Tipe Lansia
b. Tipe Mandiri
d. Tipe Pasrah
7
e. Tipe Bingung
6. Karakteristik Lansia
a. Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan pasal 1 ayat (2) UU No. 3
tentang kesehatan).
a. Perubahan Fisiologis
8
Perubahan fisiologi pada lansia beberapa diantaranya, kulit
b. Perubahan Fungsional
lansia.
kesehatan.
9
c. Perubahan Fungsi Kognitif
d. Perubahan Psikososial
10
Kehilangan status (jabatan / posisi, fasilitas).
sempit).
pengobatan bertambah.
kesulitan.
11
B. Konsep Asam Urat (Gout Artritis)
Gout artritis atau disebut dengan asam urat yaitu deposisi Kristal
tingginya kadar asam dalam darah (hiperurisemia). Kadar urat pada laki-
laki melebihi 7.0 ml/dl pada wanita 6.0 ml/dl (Wahyu Widyanto, 2017).
Etiologi dari Gout Artritis terdiri dari, konsumsi purin dan minuman
di laki-laki berbanding wanita. tetapi angka terjadi gout artritis jadi sama
gout artritis pada pria bertambahnya usia punjak pencapaian terjadi umur
12
diresepkan pada kardioprotektif dan juga peningkatan kadar asam urat
2017).
urat melalui urin atau air kencing berkurang akibat gout artritis tertaham
Manifestasi klinis ada beberapa gout artritis yaiut gout artritis akut,
Gout serum di pria ialah 5.1± 1.0 mg/dl , dan wanita ialah 4.0± 1.0 mg/dl.
Peningkatan nilainya bisa 9-10 mg/dl yang menderita asam urat. Fase
asimptomatik. Keadaan ini sering terjadi hanya berapa lama dan gejala
13
dengan numpuknya kadar asam sifatnya silent dalam jaringan.
Meningkatnya kadar asam urat dalam darah berkaitan pada serangan gout
beberapa minggu atau beberapa hari, jika tidak diobati terjadi serangan
juga asimpomatik.
mampu berobat sendiri terdapat waktu lama tidak berobat pada dokter
secara menerus. Asam urat menahun umumnya disertai tofus nodul atau
14
terkadang bersamaan bledder calculi (batu saluran kemih) sehingga terjadi
asam urat yang berlebihan atau ekresi asam urat yang berkurang akibar
15
berbagai penyakit yang penyebabnya jelas diketahui akan
tinggi dalam dara yaitu hiperurisemia. Saat pencapaian cairan tubuh kadar
presipita dan dalam jaringan lunak akan terposit pada sekujir tubuh.
monosodium urat
menurunya pH.
pengkristalan pada cairan synovial, kondisi ini yaitu gout artritis. Cara
16
tubuh non spesifik berakibatan agen penyebabnya ialah terjadi di sendi
mososodium urat dari lapisanya didalam tofus atau bisa di sebut crystals
lutut yang dulunya tidak terjadi terserangnya atau serbuan akut . dengan
itu asam urat terlihat pada kondisi tidak terdapat gejala,akan tetapi asam
2017).
17
6. Pathway Asam Urat
18
Sumber: ( Nurarif, 2015).
proses dalam inflamasi akut juga pada proses inlamasi kronis sehingga
sedikit atau rendah yang menyetujui pembentukan gout artritisa tidak bisa
larut. Ada tiga hal pemahaman terjadi kelainan pada air seni atau air
a. Pemeriksaan Laboratorium
1) Didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah yaitu = > 6
19
2) Pemeriksaan cairan tofi sangat penting untuk pemeriksaan
diagnosa yaitu cairan berwarna putih seperti susu dan sangat kental
sekali.
b. Pemeriksaaan fisik
1) Inspeksi
- Deformitas
- Eritema
secara dini agar tidak terjadi kerusakan sendi ataupun komplikasi lain.
sendi dan peradangan dengan obat – obat, antara lain : kolkisin, obat
Obat penurun gout seperti alupurinol atau obat urikosurik tidak dapat
diberikan pada stadium akut. Namun, pada pasien yang secara rutin telah
20
mengkonsumsi obat penurun gout, sebaiknya tetpa diberikan. Pada
Penurunan kadar asam urat dilakukan dengan pemberian diet rendah purin
yaitu :Jeroan (jantung, hati, lidah ginjal, usus), Sarden, Kerang, Ikan
jumlah konsumsi kalori. Asupan kalori yang terlalu sedikit juga bias
meningkatkan kadar asam urat karena adanya badan keton yang akan
21
d. Rendah protein : Protein terutama yang berasal dari hewan dapat
yang tinggi.
22
alcohol akan meningkatkan asam laktat plasma. Asam laktat ini akan
1. Pengkajian
a. Identitas
b. Keluhan Utama
Keluhan utama yang menonjol pada klien Gout Arthritis adalah nyeri
Didapatkan adanya keluhan nyeri yang terjadi di otot sendi. Sifat dari
dan nyeri yang dirasakan terus menerus atau pada saat bergerak,
23
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Penyakit apa saja yang pernah diderita oleh klien, apakah keluhan
f. Riwayat Psikososial
Kaji respon emosi klien terhadap penyakit yang diderita dan penyakit
g. Riwayat Nutrisi
h. Pemeriksaan Fisik
24
Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi
dari ujung rambut hingga ujung kaki (head to toe). Pemeriksaan fisik
yaitu melihat dan mengamati daerah keluhan klien seperti kulit, daerah
sendi, bentuknya dan posisi saat bergerak dan saat diam. Palpasi yaitu
bandingkan antara kiri dan kanan serta lihat apakah gerakan tersebut
i. Pemeriksaan Diagnosis
Sel darah putih dan laju endap darah meningkat (selama fase akut).
3) Pemeriksaan Radiologi.
2. Diagnosa Keperawatan
(D.0054).
25
c. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri pada persendian (D.
0055).
3. Intervensi
Keperawatan (SDKI)
26
mengenali nonfarmakologis untuk
penyebab nyeri mengurangi nyeri (mis.
(skala, intensitas, Kompres hangat).
frekuensi, dan Edukasi :
tanya nyeri). - Ajarkan teknik
- Menyatakan rasa nonfarmakologis rileksasi
nyaman setelah nafas dalam untuk
nyeri berkurang. mengurangi nyeri.
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
Analgetik, jika perlu.
Gangguan mobilitas Luaran Utama : Intervensi Utama :
fisik b.d nyeri. Mobilitas Fisik Dukungan Ambulasi ( I. 06171)
(D.0054) (L.05042) Observasi :
Setelah dilakukan - Memonitor frekuensi
tindakan keperawatan 4 x jantung dan tekanan darah
24 jam diharapkan klien sebelum ambulasi
mampu melakukan dimulai.
rentan gerak aktif dan - Identifikasi toleransi fisik
ambulasi secara perlahan melakukan ambulasi.
dengan kriteria hasil : Terapeutik :
- Pergerakan - Bantu klien untuk
ekstremitas melakukan rentan gerak
kekuatan otot aktif mauppun rentan
Rentang gerak gerak pasif pada sendi.
meningkat - Fasilitasi aktivitas
ambulasi dengan alat
27
bantu (mis. tongkat, kruk).
- Fasilitasi melakukan
mobilisasi fisik, jika perlu.
Edukasi :
- Jelaskan tujuan dan
prosedur ambulasi.
Gangguan pola tidur Luaran Utama : Intervensi Utama :
b.d nyeri. (D. 0055) Pola Tidur ( L. 05045 ) Dukungan Tidur ( I. 01026 )
Setelah dilakukan Observasi :
tindakan keperawatan 4 x - Identifikasi pola aktivitas
24 jam diharapkan dan tidur
kualitas dan kuantitas - Identifikasi faktor
tidur adekuat dengan penganggu tidur ( fisik
kriteria hasil : atau psikologis )
- Keluhan sering Terapeutik :
terjaga menurun. - Modifikasi lingkungan
- Keluhan tidak (mis. Pencahayaan,
puas tidur kebisingan,suhu).
menurun. - Lakukan prosedur untuk
- Keluhan pola meningkatkan
tidur berubah kenyamanan (mis. Pijat,
menurun dan pengaturan posisi).
kualitas tidur Edukasi :
dalam batas - Jelaskan pentingnya
normal. cukup tidur selama sakit
28
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA TN. E DENGAN
A. PENGKAJIAN
Hari / Tanggal : 22 Oktober 2022
Jam : 09.00 WIB
Nama Mahasiwa : Rana Nisrina Yahya
1. Identitas
a. Nama : Tn. E
b. Tempat / Tanggal Lahir : Bogor, 10 Oktober 2950
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Status Perkawinan : Menikah
e. Agama : Islam
f. Suku : Sunda
g. Komposisi Keluarga
29
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Menikah
: Pisah
: Cerai
: Anak kandung
: Aborsi
: kembar
: Klien
30
2. Riwayat Pekerjaan Dan Status Ekonomi
a. Pekerjaan saat ini : Usaha sembako
b. Pekerjaan sebelumnya : Kuli bangunan
c. Sumber pendapatan : Dari usaha sembako
d. Kecukupan pendapatan : Cukup
3. Lingkungan Tempat Tinggal
a) Kondisi Rumah
Tipe rumah : permane
Lantai : keramik
Kepemilikan rumah : sendiri
b) Ventilasi
Baik (10-15% dari luas lantai): ya
Jendela setiap hari dibuka : ya
c) Pencahayaan
Rumah: Baik
d) Saluran Buang Limbah: Terbuka
e) Air Bersih
Asal sumber air yang digunakan Sumur dan kualitas air tidak berwarna,
berbau dan berasa.
f) Jamban Yang Memenuhi Syarat
Kepemilikan jamban milik sendiri, Jenis jamban leher angsa. Jarak septic
tank kurang dari 10 meter.
g) Tempat Sampah
Tempat pembuangan sampah ada diluar dan didalam, terbuka. Cara
pembuangan nya diambil oleh petugas.
h) Rasio Luas Bangunan Rumah Dengan Jumlah Anggota Keluarga
Ya
31
i) Jika ada balita: -
j) Menggunakan Air Bersih Untuk Kebersihan Diri
Ya
k) Mencuci Tangan Dengan Air Bersih Dan Sabun
Ya
l) Melakukan Pembuangan Sampah Pada Tempatnya
Ya
m) Menjaga Lingkungan Rumah Tampak Bersih
Lingkungan rumah klien tampak bersih
n) Mengkonsumsi Lauk Dan Pauk Tiap Hari
Ya
o) Menggunakan Jamban Sehat
Ya
p) Memberantas Jentik Di Rumah Sekali Seminggu.
Ya
q) Makan Buah Dan Sayur Setiap Hari. Ya, apabila anggota keluarga
melakukannya.
r) Melakukan Aktivitas Fisik Setiap Hari.
Ya
s) Tidak Merokok Di Dalam Rumah
Ya
t) Penggunaan Alkohol Dan Zat Adiktif
Tidak
4. Riwayat Kesehatan
a. Status Kesehatan Saat Ini
1) Keluhan utama dalam 1 tahun terakhir : klien mengatakan lutut
kanannya nyeri karena asam urat semenjak 2 tahun lalu.
32
2) Gejala yang dirasakan : klien mengatakan nyeri lutut pada saat banyak
berjalan.
3) Faktor pencetus : faktor pencetus utama karena makanan, klien
mengonsumsi jengkol. pete, ikan asin, dan sayuran hijau.
4) Timbulnya keluhan : Secara mendadak nyeri timbul
5) Upaya mengatasi : klien mengatakan saat nyeri lutut dirumah muncul
selalu diberikan obat tradisional seperti tawon liar oleh istrinya.
6) Pergi ke RS/Klinik pengobatan/Dokter praktek/bidan/perawat : Tidak
7) Mengkonsumsi obat-obatan sendiri ? obat tradisioanl: Iya
b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
1) Penyakit yang pernah diderita : klien mengatakan memiliki riwayat
penyakit katarak dan riwayat terkena covid.
2) Riwayat alergi : klien memiliki alergi terhadap makanan seafood
(udang). Kline tidak mengalami alergi obat, binatang ataupun debu.
3) Riwayat kecelakaan : klien tidak pernah mengalami kecelakaan’
4) Riwayat pernah dirawat di RS : klien mengatakan pernah dirawat di
RS
5) Riwayat pemakaian obat : klien mengatakan pernah mengkonsumsi
obat penyembuhan covid.
5. Pola Fungsional
a. Persepsi kesehatan dan managemen pola kesehatan
Klien mengatakan tidak pernah merokok, tidak pernah mengkonsumsi
miras ataupun ketergantungan obat.
b. Nutrisi metabolik
c. Eliminasi
BAK BAB
Frekuensi : 5-8x Frekuensi : 1x sehari
Kebiasaan BAK Pada mlm hari : Konsistensi : lunak
Iya
Keluhan saat BAK : Tidak ada Keluhan saat BAB : Tidak ada
- Penggunaan obat pencahar : Tidak
ada
34
e. Pola istirahat tidur
35
Klien mengatakan senang karena walaupun ia sudah tua, ia tetap bisa
menjalani usaha sembako bersama istrinya.
Ideal diri
Klien berharap dapat sembuh dari sakitnya
Harga diri
Klien meyakini dirinya bisa mengatasi masalahnya dengan baik dan
merasa dirinya berharga
h. Pola Peran-Hubungan
Meskipun selama sakit peran klien sebagai kakek sedikit terganggu namun
anggota keluarga tidak ada masalah karena keluarga dapat memahami dan
mendukung klien.
i. Sexsualitas
Pasien mempunyai 3 anak, 2 orang laki-laki dan 1 orang perempuan.
Semua sudah berkeluarga dan klien tinggal bersama istrinya namun
rumahnya berdampingan dengan anak ke 3 nya.
j. Koping-Pola Toleransi Stress
Jika klien mempunyai masalah, klien selalu membicarakan masalah
dengan anak dan menantunya. Karena anaknya orang yang paling dekat
dengan klien. Selama klien sakit, klien mengatakan keluarganya selalu
mendukungnya sehingga emosi dan perasaan stress klien dapat terkontrol
dengan baik.
j. Nilai- Pola Keyakinan
Klien mengatakan ia beragama islam, klien selalu menjalan ibadah solat 5
waktunya, dan menyakini penciptanya akan selalu bersamanya, serta klien
meyakini bahwa kesehatan jasmani dan rohani dalam hidupnya membuat
ia selalu mengingat rasa bersyukur .
36
6. Pemeriksaan Fisik
38
7. Pengkajian Khusus
a. Fungsi Kognitif
pakaian, mengancingi/mengikat
pakaian
Tergantung:
Tidak dapat memakai baju sendiri
atau hanya sebagian
3 Ke kamar kecil
40
Mandiri :
Masuk dan keluar dari kamar kecil
kemudian membersihkan genetalia √
sendiri
Tergantung :
Menerima bantuan untuk masuk ke
kamar kecil dan menggunakan
pispot
4 Berpindah
Mandiri :
Berpindah ke dan dari tempat tidur
untuk duduk, bangkit dari kursi √
Tergantung :
Bantuan dalam naik atau turun dari
tempat tidur atau kursi , tidak
melakukan satu atau lebih
perpindahan
5 Kontinen
Mandiri :
BAB dan BAK seluruhnya
dikontrol sendiri √
Tergantung :
Inkontinensia parsial atau total :
penggunaan kateteter, pispot,
enema dan pampers
6 Makan
Mandiri :
41
Mengambil makanan dan piring
dan menyuapinya sendiri
Tergantung : √
Analisis Hasil :
Nilai A :Kemandirian dalam hal makan, kontinen ( BAK/BAB ),
berpindah, kekamar kecil, mandi dan berpakaian.
Nilai B :Kemandirian dalam semua hal kecuali satu dari fungsi tersebut
Nilai C : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi dan satu fungsi
tambahan
Nilai D : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian, dan
satu fungsi tambahan
Nilai E : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke
kamar kecil, dan satu fungsi tambahan.
Nilai F : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke
kamar kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan
Nilai G : Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut
Interprestasi : kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah,
ke kamar kecil, berpakian dan mandi
42
c. MMSE
43
- 100, 93,86, .....
4 Mengingat 3 3 Meminta klien untuk
menyebutkan objek pada poin
2
- Kursi
- Meja
- Kertas
5 Bahasa 9 8 Menanyakan klien tentang
benda ( sambil menunjuk
benda tersebut )
- Lemari
- Lap kaki
44
- Klien menulis “saya mau
tidur”
Total 30 26
Analisa Hasil :
24-30 : tidak ada ganggu kognitif
18-23 : gangguan kognitif sedang
0-17 : gangguan kognitif berat
Interprestasi : Skor : 26 ( normal / tidak terjadi gangguan kognitif )
d. APGAR Keluarga
sesuatu dan
mengungkupkan masalah
dengan saya
Growth Saya merasa puas dengan
cara keluarga atau teman-
teman saya menerima dan
mendukung keinginan saya √
Analisa Hasil
e. Skala Depresi
47
9 Merasa takut sesuatu akan terjadi pada anda ? Tidak 1
10 Seringkali merasa tidak berdaya ? Tidak 0
11 Sering merasa gelisah dan gugup ? Tidak 0
12 Memilih tinggal dirumah daripada pergi melakukan Tidak 0
sesuatu yang bermanfaat ?
13 Seringkali merasa khawatir akan masa depan ? Tidak 0
14 Merasa mempunyai lebih banyak masalah dengan daya Tidak 0
ingat dibandingkan orang lain ?
15 Berfikir bahwa hidup ini sekarang sangat Ya 0
menyenangkan?
16 Seringkali merasa merana ? Tidak 0
17 Merasa kurang bahagia ? Tidak 0
18 Sangat khawatir terhadap masa lalu ? Tidak 0
19 Merasakan bahwa hidup ini sangat menggairahkan ? Ya 0
20 Merasa berat untuk memulai sesuatu hal yang baru ? Tidak 0
21 Merasa dalam keadaan penuh semangat ? Ya 0
22 Berfikir bahwa keadaan anda tidak ada harapan ? Tidak 0
23 Berfikir bahwa banyak orang yang lebih baik daripada Tidak 0
anda?
24 Seringkali menjadi kesal dengan hal yang sepele ? Tidak 1
25 Seringkali merasa ingin menangis ? Tidak 1
26 Merasa sulit untuk berkonsentrasi ? Tidak 0
27 Menikmati tidur ? Tidak 1
28 Memilih menghindar dari perkumpulan social ? Tidak 0
29 Mudah mengambil keputusan ? Ya 0
30 Mempunyai pikiran yang jernih ? Ya 0
Keterangan :
48
Nilai :
0–5 = normal
6 – 15 = depresi ringan sampai dengan sedang
16 – 30 = depresi berat
f. Screening Fall
Fungtional Reach (Fr) Test
No Langkah
1 Minta pasien berdiri di sisi tembok dengan tangan direntangkan
kedepan
2 Beri tanda letak tangan I
3 Minta pasien condong kedepan tanpa melangkah selama 1-2
menit, dengan tangan direntangkan ke depan
4 Beri tanda letak tangan ke ii pada posisi condong
5 Ukur jarak antara tanda tangan I & ke II
Interpretasi : Usia Lebih 70 Tahun : Kurang 6 Inchi (5,5 inchi) :
Resiko Roboh
No Langkah
1 Posisi pasien duduk dikursi
2 Minta pasienberdiri dari kursi, berjalan 10 langkah(3meter),
kembali ke kursi, ukur waktu dalam detik
Interprestasi :
49
- ≤ 10 Detik : Low Risk Of Falling
- 11 - 19 Detik : Low To Moderate Risk For Falling
- 20 – 29 Detik : Moderate To High Risk For Falling
- ≥ 30 Detik : Impaired Mobility And Is At High Risk Of Falling
g. Skala Norton
- Nilai maksimal 20
- Nilai minimum 20
- Pasien berisiko dekubits jika <14
50
Interprestasi : Berdasarkan hasil pengkajian, didapatkan total skor : 19
dekubituus.
B. ANALISA DATA
Masalah
No Data Etiologi
Keperawatan
1 DS :
- Klien mengatakan lutut Hiperuresemia Nyeri Kronis
kanannya nyeri. ( D.0077 ).
- P : Nyeri lutut karena Penumpukan di
berjalan.
Pembentukan
Q : Nyeri seperti ditusuk-
Kristal
tusuk.
R : Lutut kanan.
Inflamasi
S : 5 dari 10 ( sedang ).
T : Hilang timbul .
Nyeri
DO :
- Klien tampak meringis
ketika menekuk lutut
kananya.
- Kaki kanan tampak
kemerahan.
- Kadar Asam urat 8,7
51
g/dl.
2 DS : Hiperuresemia
- Klien mengatakan Gangguan
berjalan lama lutut akan Penumpukan di Mobilitas Fisik
terasa sakit sendi (D.0054).
- Klien mengatakan sulit
bergerak aktif. Pembentukan
53
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
51
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian Analgetik, jika
perlu.
2 22/10/2 (D.0054) Luaran Utama : Intervensi Utama :
022 Gangguan Mobilitas Fisik (L.05042) Dukungan Ambulasi ( I. 06171)
mobilitas fisik Setelah dilakukan tindakan keperawatan 4 Observasi :
b.d nyeri. x 24 jam diharapkan klien mampu - Memonitor frekuensi jantung dan tekanan
melakukan rentan gerak aktif dan ambulasi darah sebelum ambulasi dimulai.
secara perlahan dengan kriteria hasil : - Identifikasi toleransi fisik melakukan
- Pergerakan ekstremitas kekuatan ambulasi.
otot Rentang gerak meningkat Terapeutik :
- Bantu klien untuk melakukan rentan gerak
aktif mauppun rentan gerak pasif pada
sendi.
- Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat
bantu (mis. tongkat, kruk).
- Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik, jika
perlu.
Edukasi :
52
- Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi.
3 22/10/2 D. 0055 Luaran Utama : Intervensi Utama :
022 Gangguan pola Pola Tidur ( L. 05045 ) Dukungan Tidur ( I. 01026 )
tidur b.d nyeri. Setelah dilakukan tindakan keperawatan 4 Observasi :
x 24 jam diharapkan kualitas dan kuantitas - Identifikasi pola aktivitas dan tidur
tidur adekuat dengan kriteria hasil : - Identifikasi faktor penganggu tidur ( fisik
- Keluhan sering terjaga menurun. atau psikologis )
- Keluhan tidak puas tidur menurun. Terapeutik :
- Keluhan pola tidur berubah - Modifikasi lingkungan (mis. Pencahayaan,
menurun dan kualitas tidur dalam kebisingan,suhu).
batas normal. - Lakukan prosedur untuk meningkatkan
kenyamanan (mis. Pijat, pengaturan
posisi).
Edukasi :
- Jelaskan pentingnya cukup tidur selama
sakit
53
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
54
10.00 2. Melihat reaksi nonverbal S:
terhadap nyeri. - Klien mengatakan lutut
kanannya nyeri.
O:
- Klien tampak meringis saat
lututnya di tekuk.
11.00 3. Memeriksa kadar asam urat S:
dalam darah. - Kadar Asam urat 8,7 g/dl.
O:
- Klien kooperatif
2. Gangguan 11.10 4. Mengukur tekanan darah, S:
mobilitas fisik b.d suhu, nadi, dan pernafasan. - Klien mengatakan akan
nyeri. mengikuti arahan yang
diberikan.
O:
- TTV:
Tekanan darah : 130/90
mmHg
55
Nadi: 100 X/ menit
Pernafasan: 22X/ menit
Suhu tubuh: 360C
57
Hilang timbul .
O:
- Klien tampak T : meringis
58
O:
- Klien dapat melakukannya
dengan baik.
2. Gangguan 12.00 5. Membantu klien melakukan S:
mobilitas fisik b.d rentang gerak aktif pada - Klien mengatakan mampu
nyeri. sendi. melakukan gerakan latihan.
O:
- Klien tampak mampu
melakukan gerakan latihan
dengan benar.
12.30 6. Menganjurkan klien untuk S:
melakukan aktivitas sesuai - Klien mengatakan akan
dengan kemampuannya. melakukan aktivitas sesuai
dengan kemampuannya.
O:
- Klien kooperatif.
3. Gangguan pola 13.00 7. Mengidentifikasi pola tidur S:
tidur b.d nyeri. - Klien mengatakan tidurnya
masih sekitar 4 jam dan
59
sering terbangun di malam
hari.
O:
- Kantung mata klien tampak
menghitam.
13.30 8. Melakukan prosedur untuk S:
meningkat kenyamanan - Klien mengatakan akan
seperti mengatur posisi tidur . memposisikan tidurnya
dengan benar .
O:
- Klien tampak mengikuti
arahan yang diberikan dank
lien kooperatif.
60
- Klien tampak tenang dan
edukasi berhasil diberikan.
61
sudah sedikit berkurang.
O:
- Klien tampak lebih rileks.
10.00 3. Menganjurkan klien S:
melakukan rileksasi nafas - Klien mengatakan paham
dalam apabila nyeri. dengan apa yang diajarkan.
O:
- Klien dapat melakukannya
dengan baik.
11.00 4. Memberikan kompres hangat S:
pada sendi. - Klien mengatakan nyeri
berkurang setelah diberikan
kompres hangat menjadi
skala 3.
O:
- Klien tampak lebih baik.
2. Gangguan 11.30 5. Mengukur tekanan darah, S:
mobilitas fisik b.d suhu, nadi, dan pernafasan. - Klien mengatakan akan
nyeri. mengikuti arahan yang
62
diberikan.
O:
- TTV:
Tekanan darah : 120/80
mmHg
Nadi: 89 X/ menit
Pernafasan: 22 X/ menit
Suhu tubuh: 360C
63
terbangun di malam hari.
O:
- Kantung mata klien tampak
menghitam.
13.30 8. Menjelaskan pentingnya tidur S:
yang adekuat. - Klien mengatakan mengerti
pentingnya tidur yang baik.
O:
- Klien tampak tenang dan
edukasi berhasil diberikan.
64
R : Lutut kanan.
S : 3 dari 10 ( sedang ).
T : Hilang timbul .
O:
- Klien tampak lebih baik dan
rileks.
65
menghitam.
E. EVALUASI KEPERAWATAN
66
nyeri.
- Pantau kadar Asam Urat.
- Identifikasi respons nyeri non verbal.
- Ajarkan teknik nonfarmakologi rileksasi nafas dalam.
- Berikan posisi nyaman.
- Berikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri (mis. kompres
hangat).
- Kolaborasi pemberian Analgetik, jika perlu.
2. Gangguan mobilitas S:
fisik b.d nyeri. - Klien mengatakan sulit bergerak aktif.
- Klien mengatakan merasa tidak nyaman saat bergerak karena nyeri.
O:
- TTV:
Tekanan darah : 130/90 mmHg
Nadi: 100 X/ menit
Pernafasan: 22X/ menit
Suhu tubuh: 360C
- Klien tampak meringis ketika berjalan lama dan jalan tampak
67
melambat.
A : Masalah gangguan mobilitas fisik belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Memonitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum ambulasi
dimulai.
- Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi.
- Bantu klien untuk melakukan rentan gerak aktif mauppun rentan gerak
pasif pada sendi.
- Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik, jika perlu.
3. Gangguan pola tidur S:
b.d nyeri. - Klien mengatakan tidurnya hanya sekitar 4 jam karena nyeri sering
timbul di malam hari.
O:
- Tampak area bagian bawah mata mata pasien hitam
- Mata klien tampak sayu.
A : Masalah gangguan pola tidur belum teratasi .
P:
- Identifikasi pola aktivitas dan tidur.
- Identifikasi faktor penganggu tidur .
- Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan ( mis. Pijat,
68
pengaturan posisi.dll )
- Jelaskan pentingnya cukup tidur selama sakit.
69
- Berikan posisi nyaman.
- Berikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri (mis. kompres
hangat).
- Kolaborasi pemberian Analgetik, jika perlu.
2. Gangguan mobilitas S:
fisik b.d nyeri. - Klien mengatakan mampu melakukan gerakan latihan.
- Klien mengatakan akan melakukan aktivitas sesuai dengan
kemampuannya.
O:
- Klien tampak mampu melakukan gerakan latihan dengan benar.
- Klien kooperatif.
A : Masalah gangguan mobilitas fisik teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Memonitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum ambulasi
dimulai.
- Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi.
- Bantu klien untuk melakukan rentan gerak aktif mauppun rentan gerak
pasif pada sendi.
- Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik, jika perlu.
70
3. Gangguan pola tidur S:
b.d nyeri. - Klien mengatakan tidurnya hanya sekitar 4 jam karena nyeri sering
timbul di malam hari.
- Klien mengatakan akan memposisikan tidurnya dengan benar .
O:
- Tampak area bagian bawah mata mata pasien hitam
- Mata klien tampak sayu.
A : Masalah gangguan pola tidur teratasi sebagian.
P:
- Identifikasi pola aktivitas dan tidur.
- Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan ( mis. Pijat,
pengaturan posisi.dll )
- Jelaskan pentingnya cukup tidur selama sakit.
71
S : 3 dari 10 ( sedang ).
T : Hilang timbul .
O:
- Klien tampak lebih baik dan rileks.
A : Masalah nyeri kronis teratasi sebagian.
P : Lanjutkan intervensi
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri.
- Pantau kadar Asam Urat.
2. Gangguan mobilitas S:
fisik b.d nyeri. - Klien mengatakan mampu melakukan gerakan latihan.
- Klien mengatakan akan mengikuti arahan yang diberikan.
O:
- TTV:
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi: 89 X/ menit
Pernafasan: 22 X/ menit
Suhu tubuh: 360C
- Klien kooperatif.
72
A : Masalah gangguan mobilitas fisik teratasi.
P : Hentikan intervensi.
3. Gangguan pola tidur S:
b.d nyeri. - Klien mengatakan tidurnya sekitar 5 jam dan sering terbangun di
malam hari.
O:
- Kantung mata klien tampak menghitam.
A : Masalah gangguan pola tidur teratasi sebagian.
P:
- Identifikasi pola aktivitas dan tidur.
- Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan ( mis. Pijat,
pengaturan posisi.dll )
- Jelaskan pentingnya cukup tidur selama sakit.
73
S : 3 dari 10 ( sedang ).
T : Hilang timbul .
O:
- Klien tampak lebih baik.
- Klien tampak lebih rileks.
- Kadar Asam urat 8,5 g/dl.
A : Masalah nyeri kronis teratasi.
P : Hentikan intervensi.
2. Gangguan pola tidur S:
b.d nyeri. - Klien mengatakan tidurnya sekitar 5 jam dan sering terbangun di
malam hari.
O:
- Klien tampak lebih baik dari sebelumnya.
- Kantung mata klien tampak menghitam.
A : Masalah gangguan pola tidur belum teratasi.
P : Hentikan intervensi.
74
DAFTAR PUSTAKA
https://doi.org/https://www.researchgate.net/publication/34601914
https://doi.org/10.22219/sm.v10i2.4182
LAMPIRAN DOKUMENTASI FOTO