Oleh :
WILDAN
NIM. C2121001
a. Definisi Lansia
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaaan yang terjadi di dalam
kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak
hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan
kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah
melalui tiga tahap kehidupan, yaitu anak, dewasa dan tua (Nugroho, 2006).
b. Batasan Lansia
Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor
psikologis. Motivasi memiliki peran yang penting dalam kemunduran pada
lansia. Misalnya lansia yang memiliki motivasi yang rendah dalam
melakukan kegiatan, maka akan mempercepat proses kemunduran fisik,
akan tetapi ada juga lansia yang memiliki motivasi yang tinggi, maka
kemunduran fisik pada lansia akan lebih lama terjadi.
Kondisi ini sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan
terhadap lansia dan diperkuat oleh pendapat yang kurang baik, misalnya
lansia yang lebih senang mempertahankan pendapatnya maka sikap sosial
di masyarakat menjadi negatif, tetapi ada juga lansia yang mempunyai
tenggang rasa kepada orang lain sehingga sikap sosial masyarakat menjadi
positif.
a. Perubahan Fisik
1) Sistem Indra
3) Sistem Muskuloskeletal
4) Sistem kardiovaskuler
5) Sistem respirasi
7) Sistem perkemihan
Pada sistem perkemihan terjadi perubahan yang signifikan.
Banyak fungsi yang mengalami kemunduran, contohnya laju filtrasi,
ekskresi, dan reabsorpsi oleh ginjal.
8) Sistem saraf
9) Sistem reproduksi
b. Perubahan Kognitif
2) IQ (Intellegent Quotient)
7) Kebijaksanaan (Wisdom)
8) Kinerja (Performance
9) Motivasi
c. Perubahan mental
2) Kesehatan umum
3) Tingkat pendidikan
4) Keturunan (hereditas)
5) Lingkungan
e. Perubahan Psikososial
1) Kesepian
3) Depresi
4) Gangguan cemas
5) Parafrenia
6) Sindroma Diogenes
Suatu kelainan dimana lansia menunjukkan penampilan
perilaku sangat mengganggu. Rumah atau kamar kotor dan bau karena
lansia bermain- main dengan feses dan urin nya, sering menumpuk
barang dengan tidak teratur. Walaupun telah dibersihkan, keadaan
tersebut dapat terulang kembali.
1) Sel
2) Sistem Persyarafan
3) Sistem Penglihatan
4) Sistem Pendengaran
5) Sistem Kardiovaskuler
7) Sistem Respirasi
8) Sistem Gastrointestinal
9) Sistem urinaria
Otot-otot pada vesika urinaria melemah dan kapasitasnya
menurun sampai 200 mg, frekuensi BAK meningkat, pada wanita sering
terjadi atrofi vulva, selaput lendir mengering, elastisitas jaringan
menurun dan disertai penurunan frekuensi seksual intercrouse berefek
pada seks sekunder.
a. Pengertian
b. Etiologi
c. Patofisiologi
Diabetes Mellitus mengalami defisiensi insulin, menyebabkan glukagen
meningkat, sehingga terjadi proses pemecahan gula baru (glukoneugenesis) yang
menyebabkan metabolism lemak meningkat. Kemudian terjadi proses pembentukan
keton (ketogenesis). Terjadinya peningkatan keton didalam plasma akan
menyebabkan ketonuria (keton dalam urin) dan kadar natrium menurun serta pH
serum menurun yang menyebabkan asidosis.
Penyakit Diabtes Mellitus ini pada awalnya sering tidak dirasakan dan tidak
disadari oleh penderita. Gejala-gejala muncul tiba-tiba pada anak atau orang
dewasa muda. Sedangkan pada orang dewasa > 40 tahun, kadangkadang gejala
dirasakan ringan sehingga mereka menganggap tidak perlu berkonsultasi ke
dokter. Penyakit DM diketahui secara kebetulan ketika penderita menjalani
pemeriksaan umum (general medikal check-up). Biasanya mereka baru datang
berobat, bila gejala-gejala yang lebih spesifik timbul misalnya penglihatan
mata kabur, gangguan kulit dan syaraf, impotensi. Pada saat itu, mereka baru
menyadari bahwa dirinya menderita DM.
a) Trias DM antara lain banyak minum, banyak kencing dan banyak makan
b) Kadar glukosa darah pada waktu puasa > 120 mg/dl (nilai rentang
normal 70 – 120 mg/dL).
c) Kadar glukosa 2jam sesudah makan > 200 mg/dl (nilai rentang normal 90
– 140 mg/dL)
g. Penatalaksanaan medis
b) Jenis Insulin
1) Insulin kerja cepat Jenis – jenisnya adalah regular insulin,
cristalin zink, dan semilente.
2) Insulin kerja sedang Jenis – jenisnya adalah NPH (Netral
Protamine Hagerdon)
3) Insulin kerja lambat Jenis – jenisnya adalah PZI (Protamine Zinc
Insulin)
3. TINJAUAN ASKEP
a. Pengkajian
1. Data Subyektif
Identitas
Keluhan utama
1. Aktivitas/ Istirahat :
2. Sirkulasi
3. Integritas Ego
Stress, ansietas
4. Eliminasi
5. Makanan / Cairan
6. Neurosensori
7. Nyeri / Kenyamanan
2. Data obyektif
b. Sistem integument
c. Sistem Muskuler
d. Sistem pendengaran
f. Sistem Pernafasan
g. Sistem Kardiovaskuler
h. Sistem Gastointestinal
i. Sistem Perkemihan
Ginjal mengecil, nefron menjadi atrofi, aliran
darah ke ginjal menurun sampai 50 %, laju filtrasi glumesulus menurun
sampai 50 %, fungsi tubulus berkurang sehingga kurang mampu
memekatkan urine, Dj urin menurun, proteinuria bertambah, ambang
ginjal terhadap glukosa meningkat, kapasitas kandung kemih menurun (
zoome ) karena oto – otot yang lemah, frekwensi berkemih meningkat,
kandung kemih sulit dikosongkan, pada orang terjadi peningkatan
retensi urin dan pembesaran prostat (75 % usia diatas 60 tahun).
j. Sistem Reproduksi
k. Sistem Endokrin
l. Sistem Sensori
b. Diagnosa
1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan disfungsi
pancreas
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan hambatan lingkungan
3. Kerusakan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan perubahan
sirkulasi
c. Perencanaan
Varena, M. (2019). Karya Tulis Ilmia Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus. 121.
Yulianti, T. (2017). Asuhan Keperawatan Pada..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP.
Kesehatan, 18, 8–23.
Azizah & Lilik Ma’rifatul, (2011). Keperawatan LanjutUsia. Edisi 1. Yogyakarta :
Graha Ilmu
Depkes RI (2005). Pedoman pembinaan Kesehatan Lanjut Usia. Jakarta
Nugroho, Wahjudi. (2000). Keperawatan Gerontik. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Stanley, M &Beare, P.G. (2007). Buku Ajar Keperawatan Gerontik Ed.2.Jakarta: EGC