Anda di halaman 1dari 14

DEFINISI

Hemoroid adalah pembengkakan (varikosa) vena pada anus atau rectum. . Hemoroid sangat umum terjadi pada
usia 50 an, 50% individu mengalami berbagai tipe hemoroid berdasarkan luas vena yang terkena. Hemoroid
juga bisa terjadi pada wanita hamil. Tekanan intra abdomen yang meningkat oleh karena pertumbuhan janin dan
juga karena adanya perubahan hormon menyebabkan pelebaran vena hemoroidalis. Pada kebanyakan wanita,
hemoroid yang disebabkan oleh kehamilan merupakan hemoroid temporer yang berarti akan hilang beberapa
waktu setelah melahirkan (Ode, 2012).
ANATOMI FISIOLOGI
1. Anatomi
Bagian utama usus besar yang terakhir disebut sebagai rektum dan membentang dari kolon sigmoid hingga anus
(muara ke bagian luar tubuh). Satu inci terakhir dari rektum disebut sebagai kanalis ani dan dilindungi oleh otot
sfingter ani eksternus dan internus. Panjang rektum dan kanalis ani adalah sekitar 15cm (5,9 inci).
Usus besar secara klinis dibagi menjadi belahan kiri dan kanan berdasarkan pada suplai darah yang diterima.
Suplai darah tambahan ke rectum berasal dari arteri hemoroidalis media dan inferior yang dicabangkan dari
arteria iliaka interna dan aorta abdominalis.
2. Fisiologi
Aliran balik vena dari kolon dan rektum superior adalah melalui vena mesenterika superior, vena mesenterika
inferior, dan vena hemoroidalis superior (bagian sistem portal yang mengalirkan darah ke hati). Vena
hemoroidalis media dan inferior mengalirkan darah ke vena iliaka sehingga merupakan bagian sirkulasi
sistemik. Terdapat anastomosis antara vena hemoroidalis superior, media, dan inferior, sehingga tekanan portal
yang meningkat dapat menyebabkan terjadinya aliran balik ke dalam vena dan mengakibatkan hemoroid.
ETIOLOGI
Hemoroid timbul karena dilatasi, pembengkakan atau inflamasi vena hemoroidalis yang disebabkan oleh factor-factor resiko/pencetus,
seperti :

1. Mengedan pada buang air besar yang sulit

2. Pola buang air besar yang salah (lebih banyak menggunakan jamban duduk, terlalu lama duduk dijamban sambil membaca, merokok)

3. Peningkatan tekanan intra abdomen karena tumor (tumor udud, tumor abdomen)

4. Kehamilan (disebabkan tekanan jenis pada abdomen dan perubahan hormonal)

5. Usia

6. Konstipasi kronik

7. Diare akut yang berlebihan dan diare kronik

8. Hubungan seks peranal

9. Kurang minum air dan kurang makan berserat (sayur dan buah)

10. Kurang olahraga atau imobilisasi (Nurarif & Kusuma, 2015)


MANISFESTASI KLINIS
Menurut (Susanti, 2019), tanda dan gejala umum hemoroid meliputi:

a. Perdarahan tanpa rasa sakit saat buang air besar

b. Gatal atau iritasi di daerah anus

c. Nyeri atau ketidaknyamanan

d. Pembengkakan di sekitar anus

e. Benjolan dekat anus, yang mungkin sensitif atau menyakitkan (wasir trombosis)
PATOFISIOLOGI
Hemoroid umumnya menyebabkan gejala ketika mengalami pembesaran, peradangan, atau prolaps. Diet rendah
serat menyebabkan bentuk feses menjadi kecil, yang bisa mengakibatkan kondisi mengejan selama BAB.
Peningkatan tekanan ini menyebabkan pembengkakan dari hemoroid, kemungkinan gangguan oleh venous
rectum. Kehamilan atau obesitas memberikan tegangan abnormal dari otot sfingter internal juga dapat
menyebabkan masalah hemoroid, mungkin melalui mekanisme yang sama. Penurunan venous return dianggap
sebagai mekanisme aksi. Kondisi terlalu lama duduk di toilet (atau saat membaca) diyakini menyebabkan
penurunan relatif venous return di daerah perianal (yang disebut dengan efek tourniquet), mengakibatkan
kongesti vena dan terjadilah hemoroid. Kondisi penuaan menyebabkan melemahnya struktur pendukung, yang
memfasilitasi prolapse. (Muttaqin, Arif & Sari, 2011)
Mengejan dan konstipasi telah lama dianggap sebagai penyebab dalam pembentukan hemoroid. Pasien yang
melaporkan hemoroid memiliki tonus kanal istirahat lebih tinggi dari biasanya. Tonus istirahat setelah
hemorrhoidektomi lebih rendah dari pada sebelum prosedur. Perubahan dalam tonus istirahat adalah mekanisme
aksi dilatasi. (Muttaqin, Arif & Sari, 2011)
Kondisi hemoroid dapat memberikan berbagai manifestasi klinis berupa nyeri dan perdarahan anus. Hemoroid
interna tidak menyebabkan sakit karena berada di atas garis dentate dan tidak ada inervasi saraf. Namun,
mereka mengalami perdarahan, prolaps dan sebagai hasil dari deposisi dari suatu iritasi ke bagian sensitif kulit
perianal sehingga menyebabkan gatal dan iritasi. Hemoroid internal dapat menghasilkan rasa sakit perianal oleh
prolaps dan menyebabkan spasme sfingter di sekitar hemoroid. Spasme otot ini mengakibatkan
ketidaknyamanan sekitar anus. Kadang perdarahan hemoroid yang berulang dapat berakibat timbulnya anemia
berat. (Muttaqin, Arif & Sari, 2011)
Hemoroid eksternal menyebabkan trombosis akut yang mendasari vena hemoroid eksternal dapat terjadi.
Konsisi hemoroid eksternal juga memberikan manifestasi kurang higienis akibat kelembapan dan rangsangan
akumulasi mucus. (Muttaqin, Arif & Sari, 2011)
PATHWAY
KLASIFIKASI
Berdasarkan letaknya, hemoroid dibagi menjadi dua yaitu :

a) Hemoroid Eksterna

Hemoroid eksterna adalah pelebaran vena yang berada di bawah kulit (subkutan) di bawah atau luar linea dentate.
Hemoroid ini di klasifikasikan sebagai akut dan kronik, bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada tepi
anus dan sebenarnya merupakan hematoma, walaupun disebut hemoroid thrombosis eksterna akut bentuk ini sangat
nyeri dan gatal karena ujung saraf pada kulit merupakan reseptor nyeri. Hemoroid eksterna kronik atau skin tag berupa
satu atau lebih lipatan kulit anus yang terdiri atas jaringan dan pembuluh darah (Muttaqin, Arif & Sari, 2011).

b) Hemoroid Interna

Hemoroid interna dapar prolaps saat mengedan dan kemudian terperangkap akibat tekanan spingter anus sehingga
terjadi pembesaran mendadak yang edematosa, hemoragik dan sangat nyeri. Pada posisi litotomi benjolan paling sering
terdapat pada arah jam 3,7 dana 11, ketiga letak ini dikenal dengan three primary haemorhoidal areas.
Derajat hemoroid interna berdasarkan goligher classifikication, yaitu :
1. Derajat I, terjadi perdarahan tetapi belum terjadi prolapse

2. Derajat II, terjadi perdarahan dan prolaps melalui anus saat mengejan tetapi dapat kembali secara spontan

3. Derajat III, sama dengan derajat II hanya saja prolaps tidak dapat kembali secara spontan, harus didorong
secara manual

4. Derajat IV, prolapse menetap dan tidak dapat direduksi (Rezkita, 2020)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan fisik yaitu inspeksi dan rektaltouche (colok dubur)
2. Pemeriksaan dengan teropong yaitu anoskopi atau rectoscopy
3. Pemeriksaan proktosigmaoidoskopi
4. Rontegn (colon inloop) dan/atau kolonoskopi
5. Pemeriksaan darah, urine, feses sebagai pemeriksaan penunjang
(Sharif, 2012)
PENATALAKSANAAN
Menurut (Susanti, 2019), penatalaksanaan medis pada hemoroid sebagai berikut :

a. Pengobatan di rumah

b. Obat – obatan

c. Thrombectomy hemoroid eksternal

d. Prosedur minimal invasif

e. Prosedur operasi

Anda mungkin juga menyukai