Anda di halaman 1dari 26

PENGKAJIAN ABC

Pembebasan Jalan Nafas (Airway)

I KADEK ARTAWAN
TUJUAN INSTRUKSIONAL
Umum
Mampu melakukan pengkajian ABC dan pembebasan
jalan nafas

Khusus
1. Menjelaskan pengertian; hiperventilasi, hipoventilasi,
volume tidal dan compliance
2. Mengetahui persiapan pemasangan orofaringeal tube,
nasofaringeal tube, laryngeal mask, dan endotracheal
tube
3. Mendemonstrasikan pengkajian ABC dan pembebasan
jalan nafas
POKOK BAHASAN
Definisi Persiapan prosedur
 Hiperventila  Orofaringeal tube
si  Nasofaringeal tube
 Hipoventilas  Laryngeal Mask
i  Endotrakeal Tube
 Volume
tidal
Demonstrasi pengkajian ABC & pembebasan
jalan
Compliance
nafas
DEFINISI
Hiperventilasi
Pernafasan yg cepat dan dalam akibat
ansietas atau panik dsb jg
“Overbreathing”

Nafas brlebihan akn menurunkan level


CO2 dlm drh yg menimbulkan gejala2
hiperventilasi

Hiperventilasi jg dpt disebabkan olh Sindrom hiperventilasi;


perdarahan, pnyakit jantung/paru & Nyeri dada, konfusi, sakit kepala
infeksi ringan, spasme otot kaki dan
tangan, kesembutan dan terasa di
lengan atau sekitar mulut, nafas
pendek, gangguan tidur dan
kelemahan
DEFINISI
Hipoventilasi
Pernafasan lambat atau dangkal dimana
tdk dpt memenuhi kebutuhan tbh

Jk hipoventilasi mk level CO2 di tbh


meningkat dan menyebabakn
penumpukan asam & O2 di dlm darah
sedikit
DEFINISI
Volume Tidal
“the volume of air that is inspired or
expired in a single breath during
regular breathing”

Volume udara yg di hirup saat inspirasi


atau ekspirasi dlm satu pernafasan
selama pernafasan teratur

Volume tidal (TV/Vt) = 500 cc


DEFINISI
Compliance
Kemampuan pulmonal untuk meregang
dan mengembang (Strecth and Expand)

Kemampuan peregangan paru


dan dinding dada akibat
tekanan intrapulmonal yang
meningkat dimana dipengaruhi
oleh;
Dinding dada yg elastik
Struktur jaringan paru yg
elastik
Lapisan mukopolisakarida yg
melapisi alveoli
Rangka dada tdd tendon, otot
dan jar elastik
PERSIAPAN PROSEDUR
Orofaringeal Tube
Pipa yg dimasukkan ke rongga
mulut utk membebaskn
jalan nafas trutama
mengatasi snoring (lidah
jatuh ke bawah)
Air Channel

Indikasi:
Pasien tidak sadar
Rigid Portion Kontraindikasinya:
Flange Nilai GCS > 10 & ada reflex batuk
Persiapan prosedur
Pakai alat pelindung diri
Berikan pelumas gel/NaCl sblm
pemasangan orofaringeal
Siapkan suction jk diperlukan
PERSIAPAN PROSEDUR
Nasofaringeal Tube
Pipa yg dimasukkan ke lubang
hidung utk membebaskn
jalan nafas memberikan
jalan masuknya udara ke
pulmonal

Indikasi:
Pasien kesadaran menurun dan
masih memiliki reflex gag/batuk
Persiapan Prosedur
Pastikan lubang hidung
bebas hambatan & tidak ada
fraktur tulang hidung
Pastikan ukuran ssi pasien
utk mencegah masuk ke
esofagus
Berikan gel/pelumas lainnya
Siapkan suction dan terapi
oksigen
PERSIAPAN PROSEDUR
Laryngeal Mask Airway (LMA)
Pipa yg dimasukkan ke dlm rongga mulut
menuju ujung trakea utk membebaskn jln
nafas

LMA dpt dipasang tanpa laryngoscopy shg dpt


digunakan pd ps cedera leher/sulit dilakukan
visualisasi lubang trakea

LMA tdk masuk ke lubang trakea shg menurunkan


risiko kesalahan intubasi, akan tetapi LMA tdk
melindungi airway /kmngkinan aspirasi sebaik ETT
(Endotrakeal Tube)

Kontraindikasi
Tidak bs membuka mulut & obstruksi total jln
nafas atas
PERSIAPAN PROSEDUR
Laryngeal Mask Airway (LMA)
Persiapan
 Berikan O2 100% sblm pemasangan via
non rebreathing mask
 Pilih ukuran LMA yg tepat
 Periksa ada tdknya kebocoran LMA cuff
 Periksa cuff tdk berisi udara & dlm
kondisi tdk mengembang
 Berikan gel/pelumas sblm pemasangan
LMA
 Berikan sedasi jk diindikasikan
 Berikan posisi yg nyaman
PERSIAPAN PROSEDUR
Endotrakeal Tube (ETT)
Pipa yg dimasukkan ke dlm rongga
mulut menuju ujung trakea utk
membebaskn jln nafas
Pilihan alat2 utk
membebaskan jalan
nafas
PERSIAPAN PROSEDUR
Endotrakeal Tube (ETT)
 Sebelum memasang ETT, pasien
terlebih dahulu diberikan O2 (Pre-
oxygenation with facemask/BVM) slm 3
mnt

 Monitoring oksimetri selama tindakan

 Rapid sequence induction


Indications
menggunakan obat-obatan utk •Memberikan jalan nafas utk dukungan
relaksasi otot (Succinylcholine) dan ventilator mekanik
•Sbg jalur memasukan obat sprti
menenangkan pasien atau sedasi surfaktan/obat lainnya yg langsung ke paru
•Menghilangkan obstruksi kritis jln nafas ats
•Memberikan rute ventilasi bronkial yg selktif
•Membantu kebersihan pulmonal ktika sekret
tdk bs dibersihkan
•Mengambil lngsg kultur trakeal
REFERENSI
 Lafferty, K.A. 2015. Medications Used in Tracheal Intubation. Available at
http://emedicine.medscape.com/article/109739-overview#showall.
 Bosson, N. 2015. Laryngeal Mask Airway. Available at http://emedicine.medscape.com/article/82527-
overview#showall
 M Polansky. 1996. Airway Management: The Basics Of Endotracheal Intubation. The Internet Journal of Academic
Physician Assistants. 1(1).
 Vorvick, L. 2014. Hiperventilation. Available at https://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003071.htm
 Hadjiliadis, D. 2015. Hypoventilation. Available at https://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/002377.htm
 Perry, AG. 2005. Buku Saku Keterampilan dan Prosedur Dasar. Jakarta: EGC
 Hudak dan Gallo, 1996, Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik, EGC: Jakarta
 Iyer, P. 2004. Dokumentasi Keperawatan: Suatu Pendekatan Proses Keperawatan, Jakarta:EGC.
 Jevon, Philip, 2007, Emergency Care and First Aid for Nurse: A Practical Guide, Churchill Livingstone Elsevier: China
 Mansjoer, A. 2001, Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius: Jakarta
 Newberry , L. dan Criddle L.M. (Eds.), 2005, Sheey’s Manual of Emergency Care, 6th Ed, Elsevier Mosby: USA
 Oman, K., 2007, Emergency Nursing Secret, 2nd Ed, Mosby Elsevier: USA
 Ooi, S., Manning, P., 2004, Guide to The Essentials in: Emergency Medicine, Mc Graw Hill Education: Singapore.
 Price, S.A, 2000, Patofisiologi, EGC: Jakarta
 Purwadianto, S.B, (2000), Kedaruratan Medik, Jakarta: Bina Rupa Aksara
 Toulson, S, 2003, Accident and Emergency Nursing, Whurr Publisher Ltd: UK
 Smeltzer, 2002, Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8. Jakarta: EGC.
TERIMA KASIH
KASUS
Ny. D dtg ke IGD tgl 1 pebruari 2021 pk. 10.00
dengan mobil pribadi memiliki keluhan sesak
nafas. Pemeriksaan nafas cepat, RR 29x/mnt,
cuping hidung, otot bantu nafas (+), kesadaran
menurun, mengigau, mata terbuka saat
dipanggil dan tangan menghindar ketika
diberikan rangsangan nyeri. Hasil
laboratorium pO2 64 mmHg, SaO2 94% dan
pCO2 58 mmHg, WBC 18x103/uL
KASUS
1. Susunlah asuhan keperawatan gawat
darurat sesuai kasus diatas
2. Data tambahan apa saja yang perlu
diklarifikasi pada kasus tersebut?

Anda mungkin juga menyukai