Anda di halaman 1dari 10

Laporan pendahuluan praktikum

Pemberian O2 dan nasa kanul atau sungkup

Di Susun Oleh:
Yustina niwa lepir (202106080078)

PRODI S1 KEBIDANAN REGULER/SEMESTER III


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
2022/2023

LEMBBAR PERSETUJUAN
JUDUL:Pemberian O2 menggunakan nasal kanul/sungkup dan range of movement (ROM)
NAMA: yustina niwa lepir(202106080078)

Kediri,19 januari 2023

Menyetujui
Pembimbing Laporan Pendahuluan
BAB I
PEMBAHASAN MATERI

1. DEFINISI OKSIGENASI
Oksigenasi adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen (O2) ke
dalam tubuh serta menghebuskan karbondiaksida (CO2) sebagai hasil sisa oksidasi.

2.SISTEM TUBUH YANG BERPERAN DALAM OKSIGENASI


 Sistem pernafasan atas
1.hidung
2.faring
3.laring

 Sistem pernafasan bawah


1.trakea
2.bronkus
3.paru-paru

3.FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OKSIGENASI


 Lingkungan
 Aktivitas/latihan fisik
 Emosi
 Gaya hidup
 Status kesehatan
 Narkotika

4.PROSES OKSIGENASI
a.Ventilasi
adalah proses keluar masuknya udara dari dan ke paru-paru, jumlahnya sekitar 500 ml. Udara
yang masuk dan keluar terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara intrapleural lebih
negative (752 mmHg) daripada tekanan atmofer (760 mmHg) sehingga udara akan masuk ke
alveoli.
○ Kebersihan jalan napas, adanya sumbatan atau obstruksi jalan napas akan menghalangi
masuk dan keluarnya udara dari dan ke paru-paru
○ Adekuatnya system saraf pusat dan pusat pernapasan
○ Adekuatnya pengembangan dan pengempisan paru-paru
○ Kemampuan otot-otot pernapasan seperti diafragma, eksternal interkosta, internal
interkosta, otot abdominal

b.Perfusi paru
 Perfusi paru adalah gerakan darah yang melewati sirkulasi paru untuk dioksigenasi, di
mana pada sirkulasi paru adalah darah dioksigenasi yang mengalir dalam arteri
pulmonaris dari ventrikel kanan jantung
 Darah ini memperfusi paru bagian respirasi dan ikut serta dalam proses pertukaran
oksigen dan karbon dioksida di kapiler dan alveolus
 Sirkulasi paru merupakan 8-9% dari curah jantung. Sirkulasi paru bersifat fleksibel
dan dapat mengakodasi variasi volume darah yang besar sehingga dapat dipergunakan
jika sewaktu-waktu terjadi penurunan volume atau tekanan darah sistemik

c.Difusi
 Oksigen terus menerus berdifusi dari udara dalam alveoli ke dalam aliran darah dan
CO2 terus berdifusi dari darah ke dalam alveoli.
 Difusi adalah pergerakan molekul dari area dengan konsentrasi tinggi ke area
konsentrasi rendah. Difusi udara respirasi terjadi antara alveolus dengan membran
kapiler.
 Perbedaan tekanan pada area membrane respirasi akan memengaruhi proses difusi.
Misalnya pasa tekanan parsial (P) O2 di alveoli sekitar 100 mmHg sedangkan tekanan
parsial pada kapiler pulmonal 60 mmHg sehingga oksigen akan berdifusi masuk
dalam darah.
 Berbeda halnya dengan CO2 dengan PC CO2 akan dalam kapiler 45 mmHg
sedangkan pada alveoli 40 mmHg maka CO2 dengan maka CO2 akan berdifusi keluar
alveoli.

5.GANGGUAN OKSIGENASI
Gangguan oksigenasi terjadi Ketika kebutuhan oksigen dalam tubuh tidak terpenuhi secara
optimal yang terjadi akibat perubahan fungsi jantung dan fungsi pernafasan.

6.GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGENASI


 Gangguan pertukaran gas
Keadaan ketika individu mengalami penurunan jalannya gas (oksigen dan
karbondioksida) yang aktual antara alveoli paru-paru dan sistem vascular
 Pola nafas tidak efektif
Keadaan ketika seorang individu mengalami kehilangan ventilasi yang actual atau
potensial yang berhubungan dengan perubahan pola pernafasan
 Bersihan jalan nafas tidak efektif
Keadaan ketika seorang individu mengalami suatu ancaman yang nyata atau potensial
pada status pernafasan sehubungan dengan ketidakmampuan untuk batuk efektif

7.PERUBAHAN POLA NAFAS


 Takipnea yaitu pernapasan yang memiliki frekuensi lebih dari 24x/menit yang terjadi
karena paru dalam keadaan atelektaksis atau terjadinya emboli
 Bradipnea yaitu pola pernapasan yang lambat dan kurang dari 10x/menit yang
ditemukan dalam keadaan peningkatan tekanan intra kranial
 Kusmaul yaitu pola pernapasan cepat dan dangkal yang dapat ditemukan pada orang
dalam keadaan asidosis metabolic
 Dyspnea yaitu perasaan sesak dan berat saat pernapasan yang disebabkan oleh
perubahan kadar gas dalam darah atau jaringan, kerja berat berlebihan dan pengaruh
psikis
 Cheyne Stokes yaitu pernapasan yang amplitudonya mula-mula naik, turun, berhenti
kemudian mulai siklus baru
 Stridor yaitu pernapasan bising yang terjadi karena penyempitan pada saluran
pernapasan
 Paroximal Nocturnal Dyspnea yaitu sesak napas yang terjadi di malam hari
 Apnea yaitu keadaan berhentinya pernapasan yang terjadi karena kurangnya tekanan
CO2 yng diperlukan dalam darah untuk menstimulasi pusat pernapasan
 Ortopnea yaitu kesulitan bernapas kecuali dalam posisi duduk atau berdiri. Pola ini
sering ditemukan pada seseorang yang mengalami kongestif paru-paru

8.CARA MEMENUHI KEBUTUHAN OKSIGENASI


 Posisi yang baik
 Latih nafas dalam dan batuk efektif
 Suctioning
 Humidifikasi
 Postural drainage
 Terapi oksigen
 Kolaborasi pemberian obat bronchodilator

9.POSISI YANG BAIK


 Posisi semi fowler atau high fowler adalah posisi yang paling direkomendasi pada
pasien yang mengalami gangguan pernafasan. Posisi ini memungkinkan
pengembangan paru maksimal karena isi abdomen tidak menekan diafragma.
 Posisi tempat tidur dimana kepala tempat tidur dinaikkan 45 hingga 60 derajat.
Variasi posisi Fowler meliputi: Fowler rendah (15 hingga 30 derajat), semi-Fowler
(30 hingga 45 derajat), dan Fowler tinggi (hampir vertikal)
 Latih nafas dalam dan batuk efektif
Latihan ini dapat mengurangi risiko penumpukan sekret dalam saluran pernafasan dan
juga dapat meningkatkan ekspansi paruparu.
 Suctioning
Pengisapan lendir adalah metode untuk melepaskan sekret yang berlebihan pada jalan
napas, suction dapat dilakukan pada oral, nasopharingeal, trakheal, endotrakheal atau
trkheostomi tube. Penumpukan sekret dapat mengganggu proses ventilasi sehingga
kebutuhan oskigen dalam tubuh tidak adekuat.
 Humidifikasi
Pengisapan uap panas untuk membantu mengencerkan atau melarutkan lendir.
 Postural Drianage
Ini teknik pengaturan posisi tertentu untuk menalirkan sekresi pulmonar pada area
tertentu dari lobus paru dengan pengaruh gravitasi. Sebagai contoh posisi miring
(trendelenburg) untuk menalirkan labus bawah lateral harus dilakukan dengan klien
berbaring miring datar atau posisi miring semi fowler bila bernapas sangat pendek
(dispnea).
 Terapi oksigen
Memberikan oksigen ke dalam paru melalui saluran pernafasan dengan menggunakan
alat bantu oksigen yakni kanul atau masker untuk mencegah hipoksia.
 Kolaborasi pemberian obat bronchodilator
Pemberian obat bronkodilator bertujuan untuk melebarkan jalan napas sehingga
oedema mukos bronkus dan spasme otot dapat dicegah serta mengurangi obstruksi
dan dapat meningkatkan pertukaran udara.
10.PROSEDUR KERJA
a. Alat dan bahan
1. Tabung oksigen dengan flow meter
2. Huudifier +air steril
3. Nasal kanul/sungkup (sesuai kebutuhan)
4. Plester
5. Gunting plester
6. Kassa dan handuk
7. Jelly pelumas
b.Lingkungan
1. Berikan privasi
2. Rendahkan tempat tidur
3. Rendahkan trails
4. Pastikan penerangan cukup

c.Pasien
1. Berikan pasien posisi semi flower
2. Jelaskan prosedur tindakan
3. Jelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan
d.Prosedur
1. Kaji kebutuhan respirasi terhadap terapi oksigen
2. Periksa kembali intruksi dokter terhadap
-metode
-presentasi kebutuhan oksigen
3. Cuci tangan
4. Periksa kembali tabung oksigen,humidifier + air
5. Set aliran O2 sesuai dengan indikasi
6. Pemasangan kanul:
-pasang kanul pada wajah pasien dengan lubang selang masuk ke hidung dan karet
elastic/selang melingkari kepala atau bawah dagu
Pemasangan sungkup:
-pasang sungkup menutupi hidung sampai dengan dagu pasien dan karet elastisnya
melingkari kepala
7. Kaji klien terhadap:
-warna kulit
-jenis pernafasan
-keperluan terhadap pemakaian kanul
8. Kaji klien dalam 15-20 menit,apakah klien masih membutuhkan O2 atau tidak
9. Kaji:
-tanda-tanda vital
-warna kulit
-kepatenan nafas
-pergerakan dada
10.kaji terhadap tanda-tanda hipoksia
-takikardi
-bingung/gelisah
-pusing
-dispea
-sianosis
11.kaji hidung klien:
-adanya iritasi
-jika ada iritasi beri sedikit jeli pada membrane mukosa
12.periksa flow meter dan air humidifier dalam 30 menit
13.cuci tangan

e.Evaluasi
-reaksi pasien
-kepatenan selang
-ventilasi
-aliran udara
-RR
-adanya gangguan oksigenasi seperti dispnea dan sianosi

f.Dokumentasi
1. Pelaksanaan
-identitas pelaksanan
-waktu
2. Hasil evaluasi

g.Sikap
-sopan terhadap pasien
-sabar
-teliti
2. PELAKSANAAN RANGE OF MOVEMENT / (ROM)

 ALAT

Sarung tangan/ (k/p)

 LINGKUNGAN
1. jaga privasi klien
2. beri penerangan yang cukup
3. atur tempat tidur agar memudahkan ervart/tenaga kesehatan lainya bekerja
4. turunkan side rails
 PERSIAPAN PASIEN
1. kaji klien
2. jelaskan tujuan,manfaat dan kerugian dari tindakan
3. jelaskan prosedur pada klien
4. atur posisi klien
5. buka atau atur pakaainan pada klien
6. angkat selimut atau linen yang ada pada klien

1. cuci tangan
2. pakai sarung tangan

LEHER
3. fleksi dan ekstensi
a. letakkan satu tangan dibawah kepala tangan pasien dan tangan yang
lainya diatass dagu pasien
b. gerakkan kepala kedepan sampai menyenth dada
c. kemudian kembalikan kepala pasien keposoisi semula
4. hiperektensi
a. letakkan satu tangan dibawah kepala tangan pasien dan tangan yang
lainya pada kepala bagian belakang
b. gerakkan kepala ke belakang
5. fleksi lateral
a. letakkan kedua tangan pada pipi pasien
b. gerakkan kepala pasien kearah kanan kiri telingan menuju bahu
6. rotasi
a. letakkan tangan kedua sisi kepala pasien
b. bantu pasien memutar kepalanya pelan pelan dari arah kaanan ke arah
kiri
c. kembalikan ke posisi tegak

BAHU
7. fleksi,ektensi ,hiperektensi
a. atur posisi tangan pasien disisinya
b. letakkan tangan perawat diatas siku pasien dan pegang tangan pasien
dengan tanngan lainya
c angkat tangan pasien lurus kedepan sampe diatas kepala
d. kembalikan tangan lurus sampe kebawah tepat disisi tubuh
e. gerakkan tangan lurus kebelakang

8. abduksi dan adduksi

a. atur posisi lengan pasien disamping badanya


b. letakkan satu tangan perawat diatas siku pasien dan pegang tangan pasien
dengan tangan lainya
c.gerakkann tangan pasien dekat siku dan pegag tanag
d. gerakkan tangan ke pasien luru menyamping kebawah dan menilang
sejauh mungkin tubuh sejauh mugkkin

9. rotasi eksternal dan internal


a. atur posis lengan pasien menjauhi tubuh ke samping dengan siku
mendadak
b. letakkan satu tangan perawat dilengan atas pasien dekat siku dan pegang
tangan
c. bemgkokkan tangan pasien ke samping sejaar dengan lantai telapak
tangan kebawah ,bahu erotsi sehingganujung jari menghadap keatas
d. bengkkokan tangan pasien menamping ,sejajar dengan laintai,bahu
berotasi sehingga ujung jari menhadap ke bawah.

10. sirkumduksi
a. atur posisi lengan pasien menjauhi tubuh ke samping dengan siku
menekuk
b. letakkan satu tangan perawat diiatas lengan pasien dekat siku dan
pegang tangna pasien tangan yang lain
c. gerakkan satu tangan pasien lurus dalam putaran penuh

Anda mungkin juga menyukai