KEBUTUHAN OKSIGENASI
Disusun Oleh :
NIM : PO.62.20.1.17.329
TAHUN 2018
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI
1. KONSEP DASAR
A. Pengertian
Nilai-nilai normal
Parameter Nilai
normal
Kapasitas Vital
1. Tahap Perkembangan
Saat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru yang
sebelumnya berisi cairan menjadi berisi udara. Bayi memiliki dada yang
kecil dan jalan nafas yang pendek. Bentuk dada bulat pada waktu bayi dan
masa kanak-kanak, diameter dari depan ke belakang berkurang dengan
proporsi terhadap diameter transversal. Pada orang dewasa thorak
diasumsikan berbentuk oval. Pada lanjut usia juga terjadi perubahan pada
bentuk thorak dan pola napas
2. Lingkungan
3. Gaya Hidup
Aktifitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan dan
denyut jantung, demikian juga suplay oksigen dalam tubuh. Merokok dan
pekerjaan tertentu pada tempat yang berdebu dapat menjadi predisposisi
penyakit paru.
4. Status Kesehatan
5. Narkotika
Narkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam pernapasan
ketika depresi pusat pernapasan dimedula. Oleh karena itu bila memberikan
obat-obat narkotik analgetik, perawat harus memantau laju dan kedalaman
pernapasan.
c. Transpor oksigen dan transpor dioksida melalui darah ke dan dari sel
jaringan.
Gangguan pada respirasi yaitu hipoksia, perubahan pola napas dan obstruksi
sebagian jalan napas. Hipoksia yaitu suatu kondisi ketika ketidakcukupan
oksigen di dalam tubuh yang diinspirasi sampai jaringan. Sianosis dapat
ditandai dengan warna kebiruan pada kulit, dasar kuku dan membran mukosa
yang disebabkan oleh kekurangan kadar oksigen dalam hemoglobin.
Oksigenasi yang adekuat sangat penting untuk fungsi serebral. Korteks
serebral dapat mentoleransi hipoksia hanya selama 3 - 5 menit sebelum
terjadi kerusakan permanen. Wajah orang hipoksia akut biasanya terlihat
cemas, lelah dan pucat.
Pernapasan yang normal dilakukan tanpa usaha dan pernapasan ini sama
jaraknya dan sedikit perbedaan kedalamannya. Bernapas yang sulit disebut
dyspnoe (sesak). Kadang-kadang terdapat napas cuping hidung karena usaha
inspirasi yang meningkat, denyut jantung meningkat. Orthopneo yaitu
ketidakmampuan untuk bernapas kecuali pada posisi duduk dan berdiri
seperti pada penderita asma.
D. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan untuk mengetahui adanya
gangguan oksigenasi yaitu:
1. Pemeriksaan fungsi paru
Untuk mengetahui kemampuan paru dalam melakukan pertukaran gas secara
efisien.
2. Pemeriksaan gas darah arteri
Untuk memberikan informasi tentang difusi gas melalui membrane kapiler
alveolar dan keadekuatan oksigenasi.
3. Oksimetri
Untuk mengukur saturasi oksigen kapiler
4. Pemeriksaan sinar X dada
Untuk pemeriksaan adanya cairan, massa, fraktur, dan proses-proses abnormal.
5. Bronkoskopi
Untuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau sampel sputum/benda asing
yang menghambat jalan nafas.
6. Endoskopi
Untuk melihat lokasi kerusakan dan adanya lesi.
7. Fluoroskopi
Untuk mengetahui mekanisme radiopulmonal, misal: kerja jantung dan
kontraksi paru.
8. CT-SCAN
Untuk mengintifikasi adanya massa abnormal.
a) Pola Oksigenasi
Pasien diseka 2x sehari oleh keluarganya setiap pagi dan sore. Klien
belum keramas dan gosok gigi selama di rumah sakit.
Akral dingin, tidak ada edema dan terpasang infuse pada tangan kanan.
k) Genetalia : tidak terpasang DC.
B. Analisa Data
Do:
a. Pasien tampak tersengal-
sengal dan pernafasan
dangkal
b. Terdapat bunyi nafas
tambahan
c. Pasien tampak bernafas
dengan mulut
d. Penggunaan otot bantu
pernafasan dan nafas
cuping hidung
e. Pasien tampak susah untuk
batuk
2. Ds: Penurunan Pola nafas tidak
ekspansi paru
a. Pasien mengatakan efektif.
nafasnya tersengal-sengal
dan dangkal
b. Pasien mengatakan berat
saat bernafas
Do:
a. Irama nafas pasien tidak
teratur
b. Orthopnea
c. Pernafasan disritmik
d. Letargi
3. Ds: Perubahan suplai Gangguan
a. Pasien mengeluh pusing oksigen pertukaran gas.
dan nyeri kepala
b. Pasien mengeluh susah
tidur
c. Pasien merasa lelah
d. Pasien merasa gelisah
Do:
a. Pasien tampak pucat
b. Pasien tampak gelisah
c. Perubahan pada nadi
d. Pasien tampak lelah
C. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan sekresi kental atau
belebihan sekunder akibat infeksi, fibrosis kistik atau influenza.
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan suplai oksigen.
3 Setelah dilakukan
1. Auskultasi dada untuk
1. Weezing atau
tindakan keperawatan karakter bunyi nafas dan mengiindikasi akumulasi
selama ….X 24 jam adanya secret. sekret/ketidakmampuan
diharapkan pertukaran gas membersihkan jalan napas
dapat dipertahankan sehingga otot aksesori
dengan kriteria : digunakan dan kerja
1. Menunjukkan perbaikan pernapasan meningkat.
2. Beri posisi yang nyaman
ventilasi dan oksigenasi
seperti posisi semi fowler
jaringan 2. Memudahkan pasien
2. Tidak ada sianosis
3. Anjurkan untuk bedrest, untuk bernafas
batasi dan bantu aktivitas
3. Mengurangi konsumsi
sesuai kebutuhan
oksigen pada periode
respirasi.
4. Ajarkan teknik bernafas dan
relaksasi yang benar.
4. HE dapat memberikan
pengetahuan pada pasien
tentang teknik bernafas
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, Wahit Iqbal & Cahyani, Nurul. 2007. Kebutuhan Dasar. Jakarta : EGC
Carpenito, Lynda Juall. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 10. 2007. Jakarta : EGC