Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA TENTANG

KEBUTUHAN OKSIGENASI

Disusun Oleh :

NAMA : INDAH TRI KHOERUN NISA

NIM : PO.62.20.1.17.329

PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN REGULER IV

POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA

TAHUN 2018
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI

1. KONSEP DASAR

A. Pengertian

Oksigenasi merupakan proses penambahan O2 ke dalam system (kimia


atau fisika). Oksigen merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat
dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Pemberian O2 Binasal merupakan
pemberian oksigen melalui hidung dengan kanula ganda.
Oksigenasi adalah memberikan aliran gas oksigen (O2) lebih dari 21 %
pada tekanan 1 atmosfir sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.
Oksigenasi juga dapat diartikan sebagai kegiatan memasukkan zat asam (O2) ke
dalam paru dengan alat khusus.
Tujuan pemberian oksigenasi:

1. Untuk mempertahankan oksigen yang adekuat pada jaringan

2. Untuk menurunkan kerja paru-paru

3. Untuk menurunkan kerja jantung

Terapi oksigen merupakan salah satu terapi pernafasan dalam


mempertahankan oksigenasi. Tujuan dari terapi oksigen adalah untuk
memberikan transpor oksigen yang adekuat dalam darah sambil menurunkan
upaya bernafas dan mengurangi stress pada miokardium. Beberapa metode
pemberian oksigen:

a. Low flow oxygen system

Hanya menyediakan sebagian dari udara inspirasi total pasien. Pada


umumnya sistem ini lebih nyaman untuk pasien tetapi pemberiannya
bervariasi menurut pola pernafasan pasien.

b. High flow oxygen system


Menyediakan udara inspirasi total untuk pasien. Pemberian oksigen
dilakukan dengan konsisten, teratur, teliti dan tidak bervariasi dengan pola
pernafasan pasien.

Nilai-nilai normal

Parameter Nilai
normal

Tidal Volume (TV) 500 cc

Volume Cadangan Inspirasi 3000 ml


(VCI)
1100 ml
Volume Cadangan Ekspirasi
1200 ml
(VCE)
3500 ml
Volume Residu
2300 ml
Kapasitas Inspirasi (KI)
4600 ml
Kapasitas Residu Fungsional
(KRF) 5800 ml

Kapasitas Vital

Kapasitas Total Paru

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Oksigenasi

1. Tahap Perkembangan

Saat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru yang
sebelumnya berisi cairan menjadi berisi udara. Bayi memiliki dada yang
kecil dan jalan nafas yang pendek. Bentuk dada bulat pada waktu bayi dan
masa kanak-kanak, diameter dari depan ke belakang berkurang dengan
proporsi terhadap diameter transversal. Pada orang dewasa thorak
diasumsikan berbentuk oval. Pada lanjut usia juga terjadi perubahan pada
bentuk thorak dan pola napas

2. Lingkungan

Ketinggian, panas, dingin dan polusi mempengaruhi oksigenasi. Makin tinggi


daratan, makin rendah PaO2, sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup
individu. Sebagai akibatnya individu pada daerah ketinggian memiliki laju
pernapasan dan jantung yang meningkat, juga kedalaman pernapasan yang
meningkat.

3. Gaya Hidup

Aktifitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan dan
denyut jantung, demikian juga suplay oksigen dalam tubuh. Merokok dan
pekerjaan tertentu pada tempat yang berdebu dapat menjadi predisposisi
penyakit paru.

4. Status Kesehatan

Pada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan pernapasan dapat


menyediakan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan
tetapi penyakit pada sistem kardiovaskuler kadang berakibat pada
terganggunya pengiriman oksigen ke sel-sel tubuh. Selain itu penyakit-
penyakit pada sistem pernapasan dapat mempunyai efek sebaliknya terhadap
oksigen darah. Salah satu contoh kondisi kardiovaskuler yang mempengaruhi
oksigen adalah anemia, karena hemoglobin berfungsi membawa oksigen dan
karbondioksida maka anemia dapat mempengaruhi transportasi gas-gas
tersebut ke dan dari sel.

5. Narkotika

Narkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam pernapasan
ketika depresi pusat pernapasan dimedula. Oleh karena itu bila memberikan
obat-obat narkotik analgetik, perawat harus memantau laju dan kedalaman
pernapasan.

6. Perubahan/gangguan pada fungsi pernapasan


Fungsi pernapasan dapat terganggu oleh kondisi-kondisi yang dapat
mempengarhi pernapasan yaitu :

a. Pergerakan udara ke dalam atau keluar paru

b. Difusi oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan kapiler paru

c. Transpor oksigen dan transpor dioksida melalui darah ke dan dari sel
jaringan.

Gangguan pada respirasi yaitu hipoksia, perubahan pola napas dan obstruksi
sebagian jalan napas. Hipoksia yaitu suatu kondisi ketika ketidakcukupan
oksigen di dalam tubuh yang diinspirasi sampai jaringan. Sianosis dapat
ditandai dengan warna kebiruan pada kulit, dasar kuku dan membran mukosa
yang disebabkan oleh kekurangan kadar oksigen dalam hemoglobin.
Oksigenasi yang adekuat sangat penting untuk fungsi serebral. Korteks
serebral dapat mentoleransi hipoksia hanya selama 3 - 5 menit sebelum
terjadi kerusakan permanen. Wajah orang hipoksia akut biasanya terlihat
cemas, lelah dan pucat.

7. Perubahan pola nafas

Pernapasan yang normal dilakukan tanpa usaha dan pernapasan ini sama
jaraknya dan sedikit perbedaan kedalamannya. Bernapas yang sulit disebut
dyspnoe (sesak). Kadang-kadang terdapat napas cuping hidung karena usaha
inspirasi yang meningkat, denyut jantung meningkat. Orthopneo yaitu
ketidakmampuan untuk bernapas kecuali pada posisi duduk dan berdiri
seperti pada penderita asma.

8. Obstruksi jalan napas

Obstruksi jalan napas lengkap atau sebagaian dapat terjadi di sepanjang


saluran pernapasan di sebelah atas atau bawah. Mempertahankan jalan napas
yang terbuka merupakan intervensi keperawatan yang kadang-kadang
membutuhkan tindakan yang tepat. Onbstruksi sebagian jalan napas ditandai
dengan adanya suara mengorok selama inhalasi (inspirasi).

C. Masalah-Masalah Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi


1. Hipoksia
Merupakan kondisi tidak tercukupinya pemenuhan kebutuhan oksigen dalam
tubuh akibat defisiensi oksigen.
2. Perubahan Pola Nafas
a) Takipnea, merupakan pernafasan dengan frekuensi lebih dari 24x/ menit
karena paru-paru terjadi emboli.
b) Bradipnea, merupakan pola nafas yang lambat abnormal, ± 10x/ menit.
c) Hiperventilasi, merupakan cara tubuh mengompensasi metabolisme yang
terlalu tinggi dengan pernafasan lebih cepat dan dalam sehingga terjadi
jumlah peningkatan O2 dalam paru-paru.
d) Kussmaul, merupakan pola pernafasan cepat dan dangkal.
e) Hipoventilasi merupakan upaya tubuh untuk mengeluarkan CO2 dengan
cukup, serta tidak cukupnya jumlah udara yang memasuki alveoli dalam
penggunaan O2.
f) Dispnea, merupakan sesak dan berat saat pernafasan.
g) Ortopnea, merupakan kesulitan bernafas kecuali dalam posisi duduk atau
berdiri.
h) Stridor merupakan pernafasan bising yang terjadi karena penyempitan pada
saluran nafas
3. Obstruksi Jalan Nafas
Merupakan suatu kondisi pada individu dengan pernafasan yang mengalami
ancaman, terkait dengan ketidakmampuan batuk secara efektif. Hal ini dapat
disebabkan oleh sekret yang kental atau berlebihan akibat infeksi, imobilisasi,
serta batuk tidak efektif karena penyakit persarafan.
4. Pertukaran Gas
Merupakan kondisi pada individu yang mengalami penurunan gas baik O2
maupun CO2 antara alveoli paru-paru dan sistem vaskular.

D. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan untuk mengetahui adanya
gangguan oksigenasi yaitu:
1. Pemeriksaan fungsi paru
Untuk mengetahui kemampuan paru dalam melakukan pertukaran gas secara
efisien.
2. Pemeriksaan gas darah arteri
Untuk memberikan informasi tentang difusi gas melalui membrane kapiler
alveolar dan keadekuatan oksigenasi.
3. Oksimetri
Untuk mengukur saturasi oksigen kapiler
4. Pemeriksaan sinar X dada
Untuk pemeriksaan adanya cairan, massa, fraktur, dan proses-proses abnormal.
5. Bronkoskopi
Untuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau sampel sputum/benda asing
yang menghambat jalan nafas.
6. Endoskopi
Untuk melihat lokasi kerusakan dan adanya lesi.

7. Fluoroskopi
Untuk mengetahui mekanisme radiopulmonal, misal: kerja jantung dan
kontraksi paru.
8. CT-SCAN
Untuk mengintifikasi adanya massa abnormal.

E. Penatalaksanaan Pada Gangguan Pemenuhan Oksigenasi


1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
a) Pembersihan jalan nafas
b) Latihan batuk efektif
c) Suctioning
d) Jalan nafas buatan
2. Pola Nafas Tidak Efektif
a) Atur posisi pasien ( semi fowler )
b) Pemberian oksigen
c) Teknik bernafas dan relaksasi
3. Gangguan Pertukaran Gas
a) Atur posisi pasien ( posisi fowler )
b) Pemberian oksigen
c) Suctioning
2. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas
Kaji identitas pasien meliputi nama, alamat, umur, jenis kelamin, suku bangsa,
agama, tanggal MRS, No.Registrasi.
2. Keluhan Utama
Pasien mengeluh sesak nafas da batuk-batuk.
3. Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan saat ini
Pasien baru datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas sejak kemarin
siang, batuk, serta lemes.
b) Riwayat kesahatan dahulu
Pasien sebelumnya belum pernah sakit sampai rawat inap di Rumah Sakit.
c) Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga pasien tidak ada penyakit menurun ataupun menular.
4. Pola Pemenuhan Kebutuhan Dasar Virginia Henderson

a) Pola Oksigenasi

Pasien bernafas dengan RR=28x/mnt, dengan alat bantu pernafasan


b) Pola Nutrisi

Pasien makan 3x sehari hanya menghabiskan ¼ porsi yang diberikan


klinik dan minum ±4-5 gelas perhari jenis air putih dan susu.
c) Pola Eliminasi

Pasien mengatakan BAB 1x sehari. BAK ±4-5 x perhari.


d) Pola aktivitas

Pasien dalam beraktivitas, sebagian dibantu oleh istrinya.


e) Pola istirahat

Pasien mengatakan bisa tidur 5-6 jam/hari, kadang-kadang malam tidak


bisa tidur karena sesak dan batuk.
f) Personal hygine

Pasien diseka 2x sehari oleh keluarganya setiap pagi dan sore. Klien
belum keramas dan gosok gigi selama di rumah sakit.

g) Kebutuhan rasa aman dan nyaman

Pasien mengatakan rasa tidak nyaman di rumah sakit karena sebelumnya


belum pernah rawat inap di rumah sakit.
h) Kebutuhan berpakaian

Pasien berpakaian dibantu keluarga.


i) Kebutuhan berkomunikasi
Pasien dapat berbicara tapi terlalu jelas dan lancar menggunakan bahasa
jawa dan bahasa indonesia.
j) Kebutuhan rekreasi

Pasien dapat melihat keluar melalui jendela.


k) Kebutuhan belajar

Pasien mengatakan belum tahu banyak tentang penyakit yang dideritanya.


l) Pola Spiritual

Pasien menjalankan ibadah di atas tempat tidur sambil tiduran.


5. Pemeriksaan Umum
a) Kesadaran = composmentis
b) TD = 120/80mmHg
c) N = 80x/mnt
d) S = 36˚C
e) RR = 28x /mnt
6. Pemeriksaan Fisik
a) Kepala : bentuk mesochepal, rambut lurus pendek , rambut bersih, tidak
ada lesi.
b) Mata : Bentuk simetris, konjungtiva anemis, tidak ada nyeri tekan pada
kelopak mata, warna bola mata hitam. Sclera anikterik.
c) Hidung : Bentuk simetris, tidak ada polip, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
sekret.
d) Telinga : Bentuk simetris, tidak ada serumen berlebih, tidak ada infeksi,
selama sakit belum pernah dibersihkan.
e) Mulut : Bibir kering, gigi agak kotor, dan terdapat karies tidak ada
nyeri tekan pada langit-langit mulut, tidak ada pendarahan gusi.
f) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kaku leher, tidak ada
pembesaran vena jugularis.

g) Dada : I : Bentuk simetris, tidak ada luka.


Pe : terdengar bunyi sonor
Pa : tidak ada nyeri tekan
A : wheezing
h) Abdomen: I :Tidak ada lesi,
Pe: timpani
Pa : tidak ada nyeri tekan
A: terdengar peristaltic usus
i) Integumen : Warna kulit sawo matang, jumlah rambut banyak, lembab,
tidak ada lesi, turgor kulit cukup.
j) Extermitas

Akral dingin, tidak ada edema dan terpasang infuse pada tangan kanan.
k) Genetalia : tidak terpasang DC.

B. Analisa Data

No. Data Fokus Etiologi Masalah


1. Ds: Sekresi kental atau Bersihan jalan
nafas tidak efektif
a. Pasien mengeluh sesak saat belebihan sekunder
bernafas akibat infeksi, fibrosis
b. Pasien mengeluh batuk kistik atau influenza.
tertahan
c. Pasien tidak mampu
mengeluarkan sekresi jalan
nafas
d. Pasien merasa ada suara
nafas tambahan

Do:
a. Pasien tampak tersengal-
sengal dan pernafasan
dangkal
b. Terdapat bunyi nafas
tambahan
c. Pasien tampak bernafas
dengan mulut
d. Penggunaan otot bantu
pernafasan dan nafas
cuping hidung
e. Pasien tampak susah untuk
batuk
2. Ds: Penurunan Pola nafas tidak
ekspansi paru
a. Pasien mengatakan efektif.
nafasnya tersengal-sengal
dan dangkal
b. Pasien mengatakan berat
saat bernafas
Do:
a. Irama nafas pasien tidak
teratur
b. Orthopnea
c. Pernafasan disritmik
d. Letargi
3. Ds: Perubahan suplai Gangguan
a. Pasien mengeluh pusing oksigen pertukaran gas.
dan nyeri kepala
b. Pasien mengeluh susah
tidur
c. Pasien merasa lelah
d. Pasien merasa gelisah
Do:
a. Pasien tampak pucat
b. Pasien tampak gelisah
c. Perubahan pada nadi
d. Pasien tampak lelah

C. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan sekresi kental atau
belebihan sekunder akibat infeksi, fibrosis kistik atau influenza.
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan suplai oksigen.

D. Intervensi Keperawatan: tujuan, rencana tindakan, rasional.

NO TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL


DX
KRITERIA HASIL
1 Setelah dilakukan tindakan
1. Auskultasi dada untuk
1. Pernafasan rochi,
keperawatan selama … x karakter bunyi nafas dan wheezing menunjukkan
24 jam diharapkan adanya secret. tertahannya secret
bersihan jalan napas obstruksi jalan nafas
efektif sesuai dengan
2.
2. Membantu
Berikan air minum hangat
kriteria:
mengencerkan secret
1. Menunjukkan jalan nafas
3. Beri posisi yang nyaman
3.
Memudahkan pasien
bersih seperti posisi semi fowler
2. Suara nafas normal tanpa untuk bernafas
4. Sarankan keluarga agar tidak
suara tambahan
3. Tidak ada penggunaan memakaikan pakaian ketat
4. Pakaian yang ketat
otot bantu nafas kepada pasien
menyulitkan pasien untuk
4. Mampu melakukan
Kolaborasi bernafas
perbaikan bersihan jalan
penggunaan nebulizer
nafas 5. Kelembapan
mempermudah
pengeluaran dan mencegah
pembentukan mucus tebal
pada bronkus dan
membantu pernafasan
2 Setelah dilakukan
1. Kaji frekuensi pernafasan
1. Mengetahui frekuensi
tindakan keperawatan pasien. pernafasan paasien
selama…x24 jam
diharapkan pola napas
2. Tinggikan kepala dan bantu
2. Duduk tinggi
efektif dengan kriteria : mengubah posisi. memungkinkan ekpansi
1. Menunjukkkan pola paru dan memudahkan
nafas efektif dengan
3. Ajarkan teknik bernafas dan pernafasan
frekuensi nafas 16-20 relaksasi yang benar
3. HE dapat memberikan
kali/menit dan irama
4. Kolaborasikan dalam pengetahuan pada pasien
teratur
pemberian obat tentang teknik bernafas
2. Mampu menunjukkan
4. Pengobatan
perilaku peningkatan
mempercepat
fungsi paru
penyembuhan dan
memperbaiki pola nafas

3 Setelah dilakukan
1. Auskultasi dada untuk
1. Weezing atau
tindakan keperawatan karakter bunyi nafas dan mengiindikasi akumulasi
selama ….X 24 jam adanya secret. sekret/ketidakmampuan
diharapkan pertukaran gas membersihkan jalan napas
dapat dipertahankan sehingga otot aksesori
dengan kriteria : digunakan dan kerja
1. Menunjukkan perbaikan pernapasan meningkat.
2. Beri posisi yang nyaman
ventilasi dan oksigenasi
seperti posisi semi fowler
jaringan 2. Memudahkan pasien
2. Tidak ada sianosis
3. Anjurkan untuk bedrest, untuk bernafas
batasi dan bantu aktivitas
3. Mengurangi konsumsi
sesuai kebutuhan
oksigen pada periode
respirasi.
4. Ajarkan teknik bernafas dan
relaksasi yang benar.
4. HE dapat memberikan
pengetahuan pada pasien
tentang teknik bernafas

5. Kolaborasikan terapi oksigen


5. Memaksimalkan sediaan
oksigen khususnya
ventilasi menurun

DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, Wahit Iqbal & Cahyani, Nurul. 2007. Kebutuhan Dasar. Jakarta : EGC

Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta:EGC

Tarwonto dan Wartonah.2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Asuhan Keperaweatan.


Jakarta: Salemba Medika.

Carpenito, Lynda Juall. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 10. 2007. Jakarta : EGC

Brunner &Suddarth. (2002). Keperawatan Medikal Bedah. EGC. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai