Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


OKSIGENASI

DISUSUN OLEH :
NUR GIYANTI
202114094

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA
2021/202
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
OKSIGENASI

A. DEFINISI
Pemenuhan kebutuhan oksigen adalah bagian dari kebutuhan fisiologis
menurut hierarki Maslow. Kebutuhan oksigen diperlukan untuk proses
kehidupan. Oksigen sangat berperan dalam proses metabolisme tubuh.
Kebutuhan oksigen dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan
oksigen dalam tubuh berkurang maka akan terjadi kerusakan pada jaringan
otak dan apabila hal tersebut berlangsung lama akan terjadi kematian.
Oksigenasi adalah memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh dengan cara
melancarkan saluran masuknya oksigen atau memberikan aliran gas oksigen
(O2) sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh. Oksigen
merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan manusia. Dalam
tubuh, oksigen berperan penting di dalam proses metabolisme sel (Sulistyo,
2012).
Prosedur pemenuhan kebutuhan oksigen dalam pelayanan keperawatan
dapat dilakukan dengan pemberian oksigen dengan menggunakan kanula dan
masker, fisioterapi dada, dan cara pengisapan lendir (suction).

B. BATASAN KARAKTERISTIK
1. Batuk disertai dahak.
2. Penggunaan otot tambahan pernapasan.
3. Dispnea.

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


Kebutuhan tubuh terhadap oksigen tidak tetap. Sewaktu-waktu
tubuh memerlukan oksigen yang banyak oleh karena suatu sebab.
Kebutuhan oksigen dalam tubuh dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya lingkungan, latihan,emosi, gaya hidup, dan status kesehatan.
1. lingkungan
pengaruh lingkungan terhadap oksigen bisa ditentukan oleh ketinggian
tempat. Pada tempat yang tinggi, misalnya pada ketinggian 3.000
meterdiatas permukaan laut, maka tekanan oksigen alveoli berkurang. Ini
mengindikasikan kandungan oksigen dalam paru-paru sedikit.
2. Latihan
Latihan fisik atau peningkatan aktivitas dapat meningkatan dennyut
jantung dan respirasi rate sehingga kebutuhan terhadap oksigen semakin
tinggi.
3. Emosi
Takut, cemas, dan marah akan mempercepat denyut jantung sehingga
kebutuhan oksigen meningkat.
4. Gaya hidup
Kebiasaan merokok akan mempengaruhi kebutuhan oksigen seseorang
sebab merokok dapat memperburuk penyakit arteri koroner dan pembuluh
darah arteri. Nikotin yang terkandung dalam rokok dapat menyebabkan
vasokonstriksi pembuluh darah koroner. Akibatnya, suplai darah ke
jaringan menurun.
5. Status kesehatan
Pada orang sehat, sistem kardiofaskuler dan sistem respirasi berfungsi
dengan baik sehingga dapat memenuhi kebutuhan oksigen tubuh secara
adekuat. Sebaliknya, orang yang mempunyai penyakit jantung ataupun
pernapasan dapat mengalami kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan
oksigen tubuh.

D. TAHAPAN-TAHAPAN
1. Ventilasi
Ventilasi adalah masuknya oksigen ke atmosfer ke dalam alveoli dan
keluarganya karbondioksida dari alveoli ke atmosfer saat ekspirasi.
Inspirasi adalah gerakan perpindahan udara masuk ke dalam paru-paru,
sedangkan ekspirasi adalah gerakan perpindahan udara keluar atau
meninggalkan paru-paru (andarmoyo, 2002).
Kozier, Erb, Berman dan Synder (2011) menjelaskan bahwa keadekuatan
ventilasi bergantung pada beberapa faktor, antara lain kebersihan jalan
napas, keutuhan sistem saraf pusat dan pusat pernapasan, keutuhan
kemampuan rongga toraks untuk mengembangkan dan berkontraksi serta
keadekuatan komplians dan recoil paru.
2. Difusi
Difusi adalah pergerakan gas atau partikel lain dari area bertekanan atau
berkonstraksi tinggi ke area bertekanan atau berkonsentrasi tinggi ke area
bertekanan atau berkonsentrasi rendah (Kozier, Erb, Berman dan Synder,
2011)
3. Transportasi
Penyaluran O2 dari alveoli ke seluruh tubuh dan pembuangan CO2 dari
seluruh tubuh ke atmosfer yang ditentukan oleh aktivitas sistem paru dan
sistem kardiovaskuler (Andarmoyo 2012).
4. Keseimbangan asam basa
pH darah normal adalah berkisar antara 7,35 sampai 7,45. pH darah
bervariasi, secara fisiologis darah arteri memiliki pH lebih tinggi
dibandingkan dengan darah vena, karena konsentrasi CO2 lebih tinggi
pada darah vena. Adapun secara patologis, asidosis terjadi jika pH darah
<7,2 sedangkan alkalosisterjadi jika pH >7,5 (Andarmoyo 2012).
5. Pernapasan internal
Pernapasan internal merupakan proses pertukaran gas antara pembuluh
darah kapiler dan jaringan tubuh. Setelah oksigen berdifusi dalam
pembuluh darah, darah yang mengandung banyak oksigen diangkut
keseluruh bagian tubuh sehingga mencapai kapiler sistemik. Dibagian ini
terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida antara kapiler sistemikan
dan sel jaringan. Oksigen berdivusi dari kapiler sistemik ke sel jaringan,
sedangkan karbondioksida berdifusi dari sel jaringan kapiler sistemik
(Saputra, 2012).
E. MASALAH YANG TIMBUL PADA KEBUTUHAN DASAR
MANUSIA
1. Tachipnea
Merupakan pernapasan cepat, dengan frekuensi 24x/menit atau lebih
pada orang dewasa, 40-50x/menit atau lebih pada anak balita dan
50x/menit atau lebih pada bayi neonatus.
2. Bradipnea
Adalah frekuensi lambat denga frekuensi kurang lebih 10x/menit atau
kurang. Lebih dalam dari pernapasan biasa, irama teratur pada saat
tidur.
3. Apnea (henti napas)
Adalah penghentian napas pada saat periode pernapasan.
4. Kusmaul’s
Merupakan pernapasan yang cepat dan dalam.
5. Cheye stokes
Adalah pernapasan periodik, mula-mula cepat, lambat kemudian
apnea, selanjutnya ke siklus awal lagi. Kondisi tersebut normal pada
siklus tidur pada usia lanjut.
6. Orthopnea
Adalah kesulitan bernapas pada saat tidur namun berkurang pada saat
duduk atau berdiri.
7. Dipsnea
Merupakan perasaan berat dan sesak saat bernafas, yang bisa
disebabkan kadar gas dalam darah, kerja berat dan psikis.
8. Hipoksia
Adalah rendahnya kadar oksigen dalam tubuh akibat defisiensi oksigen
atau peningkatan penggunaan oksigen.
F. PATHWAY

Alergen atau antigen yang telah terikat oleh IgE yang menancap pada permukaan sel mast atau basofil

Lepasnya macam-macam mediator dari sel mast atau basofil Kontraksi otot polos

Spasme otot polos, sekresi kelenjar bronkus meningkat

Penyempitan / obstruksi proksimal dari bronkus kecil pada tahap inspirasi dan ekspirasi

Edema mukosa bronkus

Keluarnya sekrit ke dalam lumen bronkus

Sesak napas

Tekanan partial oksigen di alveoli menurun

Oksigen pada peredaran darah menurun

Hipoksemia CO2 mengalami reterasi pada alveoli

Kadar CO2 dalam darah meningkat yang memberi rangsangan pada pusat pernapasan

Hiperventilasi
G. PENGKAJIAN PADA KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
1. Identitas pasien
Identitas penanggung jawab
2. Keluhan utama
3. Riwayat keperawatan
a. Keletihan (fatigue)
Klien melaporkan bahwa ia kehilangan daya tahan. Untuk
mengukur keletihan secara objektif , klien diminta menilai
keletihan dengan skal 1-10.
b. Dipsnea
Dipsnea merupakan tanda klinis hipoksia dan termanifestasi
dengan sesak napas yaitu pernapasan sulit dan tidak nyaman.
Tanda klinis dipsnea, seperti usaha napas berlebihan, penggunaan
otot bantu napas, pernapasan cuping hidung, peningkatan frekuensi
dan kedalaman pernapasan, napas pendek.
Skala analog visual dapat membantu klien membuat pengkajian
objektif dispsnea, yaitu garis vertikal dengan skala 0-100 mm. Saat
terjadinya dipsnea (bernapas disertai usaha napas, sedang stres,
infeksi saluran napas, saat berbaring datar).
c. Batuk
Batuk merupakan pengeluaran udara dari paru yang tiba-tiba dapat
terdengar. Batuk merupakan refleks untuk membersihkan trakea,
bronkus, dan paru-paru untuk melindungi organ tersebut dari iritan
dan sekresi. Perawat mengidentifikasi apakah batuk produktif atau
tidak, frekuensi batuk putum (jenis, jumlah, mengandung darah).
d. Mengi (Wheezing)
Wheezing ditandai dengan bunyi bernada tinggi, akibat gerakan
udara berkecepatan tinggi melalui jalan napas yang sempit.
e. Nyeri dada
Nyeri dada dapat dievaluasi dengan memperhatikan lokasi,durasi,
radiasi dan frekuensi nyeri. Nyeri dapt timbul setelah latihan fisik,
serangkaian batuk yang berlangsung lama.
f. Pernafasan geografi atau lingkungan
Pernafasan lingkungan didapat dari asap rokok (pasif/aktif), karbon
monoksida,(asap erapian/cerobong asap) dan radon (radioaktif).
g. Insfeksi pernafasan
Riwayat keperawatan berisi tentang frekuensi dan durasi infeksi
saluran pernapasan.
h. Faktor resiko
Riwayat keluaraga dengan tuberkulosis, paru, penyakit
kardiovaskular merupakan faktor resiko bagi klien.
i. Obat-obatan
Komponen ini mencakup obat yang diresepkan, obat yang dibeli
secara bebas, dan obat yang tidak legal. Obat tersebut mungkin
memiliki efek yang merugikan akibat kerja obat itu sendiri atau
karena interaksi dengan obat lain. Obat ini mungkin mempunyai
efek racun dan dapat merusak fungsi kardiopulmoner.
4. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Observasi dari kepala sampai ujung kaki untuk mengkaji kulit dan
warna membran mukosa (pucat,sianosis), penampilan umum,
tingkat kesadaran (gelisah), keadekuatan sirkulasi sistemik, pola
pernapasan dengan gerakan dinding dada.
b. Palpasi
Dengan palpasi dada dapat diketahui jenis dan jumlah kerja
thoraks, daerah nyeri tekan, traktil fremitus, getaran dada, angkat
dada, dan titik impuls jantung maksimal adanya massa di aksila
dan payudara. Palpasi ekstremitas untuk mengetahui sirkulasi
perifer, nadi perifer(takhikardi), suhu, kulit, warna, dan pengisian
kapiler.
c. Perkusi
Perkusi untuk mengetahui adanya udara, cairan, atau benda padat
dijaringan. Lima nada perkusi adalah resonansi, hiperresonasi,
redup, datar, timpani.
d. Auskultasi
Auskultasi untuk mendengarkan bunyi paru .dilakukan dengan
mendengarkan gerakan udara disepanjang lapangan paru : anterior,
posterior, dan lateral.
5. Pemeriksaan diagnostik
Uji difunsi paru pemeriksaan gas darah arteri, pemeriksaan darah
lengkap, sinar-x, bronkodkopi, scan paru kultur kerongkongan, sputum
(Mubarak & Chayati, 2008).

H. MASALAH KEPERAWATAN TERKAIT


1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
2. Ketidakefektifan pola nafas
3. Gangguan pertukaran gas

I. INTERVENSI
No.D Diagnosa keperawatan NOC NIC
x
1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan Airway suction
- Monitor status
bersihan jalan nafas tindakan keperawatan
oksigen pasien
Definisi : selama 3x24 jam
- Auskultasi suara
Ketidakmampuan untuk masalah teratasi
nafas sebelum
membersihkan sekresi Dengan Kriteria Hasil :
dan sesudah
atau obstruksi dari - Respir
suctioning.
saluran pernafasan atory status :
- Berikan O2
untuk mempertahankan Ventilation
dengan
kebersihan jalan nafas. 1. Mende
menggunakan
Batasan Karakteristik : monstrasikan batuk
nasal untuk
- Dispneu, efektif dan suara
memfasilitasi
Penurunan suara nafas nafas yang bersih,
suksion
- Orthopneu tidak ada sianosis
nasotrakeal
- Cyanosis dan dyspneu
- Anjurkan pasien
- Kelainan suara (mampu
untuk istirahat
nafas (rales, wheezing) mengeluarkan
- Kesulitan sputum, mampu dan napas dalam
berbicara bernafas dengan setelah kateter
- Batuk, tidak mudah, tidak ada dikeluarkan dari
efekotif atau tidak ada pursed lips) nasotrakeal
- Mata melebar - Respiratory status : - Hentikan suksion
- Produksi sputum Airway patency dan berikan
- Gelisah 2. Menun oksigen apabila
- Perubahan jukkan jalan nafas pasien
frekuensi dan irama yang paten (klien menunjukkan
nafas tidak merasa bradikardi,
Faktor-faktor yang tercekik, irama peningkatan
berhubungan: nafas, frekuensi saturasi O2, dll.
Lingkungan : merokok, pernafasan dalam - Ajarkan tehnik
menghirup asap rokok, rentang normal, batuk efektif
perokok pasif-POK, tidak ada suara nafas untuk
infeksi abnormal) mengeluarkan
- Fisiologis : - Aspiration Control dahak
disfungsi Mampu - Kolaborasi
neuromuskular, mengidentifikasikan dengan medis
hiperplasia dinding dan mencegah factor untuk pemberian
bronkus, alergi jalan yang dapat Exspektorant
nafas, asma. menghambat jalan Airway
- Obstruksi jalan nafas management
nafas : spasme jalan -Monitor respirasi
nafas, sekresi tertahan, dan status O2
banyaknya mukus, - Posisikan pasien
adanya jalan nafas untuk
buatan, sekresi memaksimalkan
bronkus, adanya ventilasi
eksudat di alveolus, - Lakukan
adanya benda asing di fisioterapi dada
jalan nafas. jika perlu
- Keluarkan sekret
dengan batuk
efektif atau
suction
- Auskultasi suara
nafas, catat
adanya suara
tambahan
- Ajarkan cara
batuk efektif
untuk
mengeluarkan
sekret
Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
pemberian cairan
dan nutrisi
mengoptimalkan
keseimbangan.
2. Ketidakefektifan pola Setelah dilakukan Airway
nafas tindakan keperawatan Management
selama 3x24 jam -Monitor respirasi
Pola Nafas tidak efektif masalah teratasi dan status O2
Definisi : Pertukaran dengan Kriteria Hasil : - Posisikan pasien
udara inspirasi dan/atau Respiratory status : untuk
ekspirasi tidak adekuat Ventilation memaksimalkan
Batasan karakteristik : 1. Mendemonstrasikan ventilasi
- Penurunan batuk efektif dan - Lakukan
tekanan suara nafas yang fisioterapi dada
inspirasi/ekspirasi bersih, tidak ada jika perlu
- Penurunan sianosis dan - Keluarkan sekret
pertukaran udara per dyspneu (mampu dengan batuk
menit mengeluarkan efektif atau
- Menggunakan sputum, mampu suction
otot pernafasan bernafas dengan - Auskultasi suara
tambahan mudah, tidak ada nafas, catat
- Nasal flaring pursed lips) adanya suara
- Dyspnea Respiratory status : tambahan
- Orthopnea Airway patency - Ajarkan cara
- Perubahan 2. Menunjukkan jalan batuk efektif
penyimpangan dada nafas yang paten untuk
- Nafas pendek (klien tidak merasa mengeluarkan
- Assumption of tercekik, irama sekret
3-point position nafas, frekuensi - Kolaborasi
- Pernafasan pernafasan dalam dengan ahli gizi
pursed-lip rentang normal, untuk pemberian
- Tahap ekspirasi tidak ada suara cairan dan nutrisi
berlangsung sangat nafas abnormal) mengoptimalkan
lama Vital sign Status keseimbangan.
- Peningkatan Tanda Tanda vital Terapi Oksigen
diameter anterior- dalam rentang normal - Monitor aliran
posterior (tekanan darah, nadi, oksigen
- Pernafasan rata- pernafasan) - Monitor adanya
rata/minimal kecemasan pasien
 B terhadap
ayi : < 25 atau > 60 oksigenasi
 U - Observasi adanya
sia 1-4 : < 20 atau > tanda tanda
30 hipoventilasi
 U - Bersihkan mulut,
sia 5-14 : < 14 atau > hidung dan secret
25 trakea
 U - Pertahankan jalan
sia > 14 : < 11 atau > nafas yang paten
24 - Pertahankan
- Kedalaman posisi pasien
pernafasan - Kolaborasi untuk
 D pemberian terapi
ewasa volume tidalnya O2
500 ml saat istirahat Vital sign
 B Monitoring
ayi volume tidalnya 6- - Monitor TD,
8 ml/Kg nadi, suhu, dan
- Timing rasio RR
- Penurunan - Monitor kualitas
kapasitas vital dari nadi
Faktor yang - Monitor
berhubungan : frekuensi dan
- Hiperventilasi irama pernapasan
- Deformitas - Monitor suara
tulang paru
- Kelainan bentuk - Monitor pola
dinding dada pernapasan
- Penurunan abnormal
energi/kelelahan - Monitor suhu,
- Perusakan/pele warna, dan
mahan muskulo- kelembaban kulit
skeletal - Monitor sianosis
- Obesitas perifer
- Posisi tubuh
- Kelelahan otot
pernafasan
- Hipoventilasi
sindrom
- Nyeri
- Kecemasan
- Disfungsi
Neuromuskuler
- Kerusakan
persepsi/kognitif
- Perlukaanpada
jaringan syaraf tulang
belakang
Imaturitas Neurologis
3. Gangguan pertukaran Setelah dilakukan Airway
gas tindakan keperawatan Management
Definisi : Kelebihan selama 3x24 jam -Monitor respirasi
atau kekurangan dalam masalah teratasi dan status O2
oksigenasi dan atau Dengan Kriteria Hasil : -Posisikan pasien
pengeluaran Respiratory Status : untuk
karbondioksida di Gas exchange memaksimalkan
dalam membran kapiler - Mendemonstrasikan ventilasi
alveoli peningkatan ventilasi -Lakukan
Batasan karakteristik: dan oksigenasi yang fisioterapi dada
- Gangguan penglihatan adekuat jika perlu
- Penurunan CO2 - Memelihara -Keluarkan sekret
- Takikardi kebersihan paru paru dengan batuk
- Hiperkapnia dan bebas dari tanda efektif atau suction
- Keletihan tanda distress -Auskultasi suara
- somnolen pernafasan nafas, catat adanya
- Iritabilitas Respiratory Status : suara tambahan
- Hypoxia ventilation -Ajarkan cara
- kebingungan - Mendemonstrasikan batuk efektif untuk
- Dyspnoe batuk efektif dan mengeluarkan
- nasal faring suara nafas yang sekret
- AGD Normal bersih, tidak ada -Kolaborasi
- sianosis sianosis dan dyspneu dengan ahli gizi
- warna kulit abnormal (mampu untuk pemberian
(pucat, kehitaman) mengeluarkan cairan dan nutrisi
- Hipoksemia sputum, mampu mengoptimalkan
- hiperkarbia bernafas dengan keseimbangan.
- sakit kepala ketika mudah, tidak ada Respiratory
bangun pursed lips) Monitoring
- frekuensi dan Vital Sign Status Monitor rata – rata,
kedalaman nafas Tanda tanda vital kedalaman
abnormal dalam rentang normal
Faktor faktor yang
berhubungan :
- ketidakseimbangan
perfusi ventilasi
perubahan membran
kapiler-alveolar
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A.A., uliyah, Musrifatul.2005. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta:EGC


Asmadi.2008.Teknik Prosedural Keperawatan. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan
Dasar
Klien.Jakarta : EGC
Andarmoyo, Sulistyo. 2012. Kebutuhan Dasar Manusia (Oksigenasi). Yogyakarta
: Graha Ilmu.
Nanda Internasional. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi
2015-2017. Jakarta: EGC.
Docterman dan Bullechek. 2015. Nursing Invention Classifications (NIC) Edition
4, United States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press.
Herdman, T. 2013. Nanda International Inc Diagnosis Keperawatan: Definisi &
Klasifikasi 2015-2017. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC.
Maas, Morhead, Jhonson dan Swanson. 2015. Nursing Out Comes (NOC). United
States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press..

Anda mungkin juga menyukai