Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN

GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGENASI

I. KONSEP KEBUTUHAN

A. Definisi

Oksigen (O2) adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam
proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel

tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 ruangan

setiap kali bernafas. Oksigenasi adalah tindakan, proses, atau hasil pengambilan

oksigen.

Oksigen (O2) adalah kebutuhan dasar manusia digunakan untuk

kelangsungan metabolisme sel tubuh, mempertahankan hidup, dan aktivitas

berbagai organ atau sel ( Carpenito-Moyet).

Terapi oksigen merupakan salah satu terapi pernafasan dalam

mempertahankan oksigenasi. Tujuan dari terapi oksigen adalah untuk

memberikan transpor oksigen yang adekuat dalam darah sambil menurunkan

upaya bernafas dan mengurangi stress pada miokardium. Beberapa metode


pemberian oksigen:

a. Low flow oxygen system

Hanya menyediakan sebagian dari udara inspirasi total pasien. Pada

umumnya sistem ini lebih nyaman untuk pasien tetapi pemberiannya

bervariasi menurut pola pernafasan pasien.

1
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Dea Gita Septianingsih, S.Kep (70900119016)
b. High flow oxygen system

Udara inspirasi total untuk pasien. Pemberian oksigen dilakukan

dengan konsisten, teratur, teliti dan tidak bervariasi dengan pola pernafasan

pasien.

B. Fisiologi

Peristiwa bernapas terdiri dari 2 bagian :

a. Menghirup udara (inpirasi)

Inspirasi adalah terjadinya aliran udara dari sekeliling masuk

melalui saluran pernapasan sampai keparu-paru. Proses inspirasi :

volume rongga dada naik/lebih besar tekanan rongga dada turun/lebih

kecil.

b. Menghembuskan udara (ekspirasi)

Tidak banyak menggunakan tenaga, karena ekspirasi adalah

suatu gerakan pasif yaitu terjadi relaxasi otot-otot pernapasan. Proses

ekspirasi : volume rongga dada turun/lebih kecil, tekanan rongga dada

naik/lebih besar.
Proses pemenuhan oksigen di dalam tubuh terdiri dari atas tiga tahapan, yaitu

ventilasi, difusi dan transportasi.

1. Ventilasi

Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam

alveoli atau dari alveoli ke atmosfer. Proses ini di pengaruhi oleh beberapa

factor:

a. Adanya kosentrasi oksigen di atmosfer. Semakin tingginya suatu

tempat, maka tekanan udaranya semakin rendah.

2
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Dea Gita Septianingsih, S.Kep (70900119016)
b. Adanya kondisi jalan nafas yang baik.

c. Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru untuk

mengembang di sebut dengan compliance. Sedangkan recoil adalah

kemampuan untuk mengeluarkan CO² atau kontraksinya paru-paru.

2. Difusi Difusi

Gas merupakan pertukaran antara O² dari alveoli ke kapiler paru-paru dan

CO² dari kapiler ke alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh

beberapa faktor, yaitu:

a. Luasnya permukaan paru-paru.

b. Tebal membrane respirasi/permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli

dan interstisial. Keduanya dapat mempengaruhi proses difusi apabila

terjadi proses penebalan.

c. Pebedaan tekanan dan konsentrasi O². Hal ini dapat terjadi

sebagaimana O² dari alveoli masuk kedalam darah secara berdifusi

karena tekanan O² dalam rongga alveoli lebih tinggi dari pada tekanan

O² dalam darah vena vulmonalis.


d. Afinitas gas yaitu kemampuan untuk menembus dan mengikat HB.

3. Transportasi

Transfortasi gas merupakan proses pendistribusian O² kapiler ke jaringan

tubuh dan CO² jaringan tubuh ke kaviler. Transfortasi gas dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

a. curah jantung (kardiak output), frekuensi denyut nadi.

b. kondisi pembuluh darah, latihan perbandingan sel darah dengan darah

secara keseluruhan (hematokrit), serta elitrosit dan kadar Hb.

3
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Dea Gita Septianingsih, S.Kep (70900119016)
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan system oksigenasi

1. Faktor fisiologis

Faktor fisiologis yang mempengaruhi oksigenasi meliputi :

a. Penurunan kapasitas membawa oksigen

b. Penurunan konsentrasi oksigen oksigen yang diinspirasi

2. Faktor perkembangan

Saat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru

yang sebelumnya berisi cairan menjadi berisi udara. Bayi memiliki dada

yang kecil dan jalan nafas yang pendek. Bentuk dada bulat pada waktu bayi

dan masa kanak-kanak, diameter dari depan ke belakang berkurang dengan

proporsi terhadap diameter transversal. Pada orang dewasa thorak

diasumsikan berbentuk oval. Pada lanjut usia juga terjadi perubahan pada

bentuk thorak dan pola napas. Tahap perkembangan klien dan proses

penuaan yang normal mempengaruhi oksigenasi jaringan:

a. Bayi Prematur.

b. Bayi dan Todler.


c. Anak usia sekolah dan remaja.

d. Dewasa muda dan dewasa pertengahan.

e. Lansia.

3. Faktor lingkungan

Ketinggian, panas, dingin dan polusi mempengaruhi oksigenasi.

Makin tinggi daratan, makin rendah PaO2, sehingga makin sedikit O2 yang

dapat dihirup individu. Sebagai akibatnya individu pada daerah ketinggian

memiliki laju pernapasan dan jantung yang meningkat, juga kedalaman

4
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Dea Gita Septianingsih, S.Kep (70900119016)
pernapasan yang meningkat. Sebagai respon terhadap panas, pembuluh

darah perifer akan berdilatasi, sehingga darah akan mengalir ke kulit.

Meningkatnya jumlah panas yang hilang dari permukaan tubuh akan

mengakibatkan curah jantung meningkat sehingga kebutuhan oksigen juga

akan meningkat. Pada lingkungan yang dingin sebaliknya terjadi kontriksi

pembuluh darah perifer, akibatnya meningkatkan tekanan darah yang akan

menurunkan kegiatan-kegiatan jantung sehingga mengurangi kebutuhan

akan oksigen.

4. Gaya hidup

Aktifitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalaman

pernapasan dan denyut jantung, demikian juga suplay oksigen dalam tubuh.

Merokok dan pekerjaan tertentu pada tempat yang berdebu dapat menjadi

predisposisi penyakitparu.

5. Status kesehatan

Pada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan pernapasan dapat

menyediakan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan


tetapi penyakit pada sistem kardiovaskuler kadang berakibat pada

terganggunya pengiriman oksigen ke sel-sel tubuh. Selain itu penyakit-

penyakit pada sistem pernapasan dapat mempunyai efek sebaliknya

terhadap oksigen darah. Salah satu contoh kondisi kardiovaskuler yang

mempengaruhi oksigen adalah anemia, karena hemoglobin berfungsi

membawa oksigen dan karbondioksida maka anemia dapat mempengaruhi

transportasi gas-gas tersebut ke dan dari sel.

5
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Dea Gita Septianingsih, S.Kep (70900119016)
6. Narkotika

Narkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam

pernapasan ketika depresi pusat pernapasan dimedula. Oleh karena itu bila

memberikan obat-obat narkotik analgetik, perawat harus memantau laju

dan kedalaman pernapasan.

7. Perubahan/gangguan pada fungsi pernapasan

Fungsi pernapasan dapat terganggu oleh kondisi-kondisi yang dapat

mempengarhi pernapasan yaitu:

a. Pergerakan udara ke dalam atau keluar paru

b. Difusi oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan kapiler paru

c. Transpor oksigen dan transpor dioksida melalui darah ke dan sel

jaringan.

8. Perubahan pola nafas

Pernapasan yang normal dilakukan tanpa usaha dan pernapasan ini

sama jaraknya dan sedikit perbedaan kedalamannya. Bernapas yang sulit

disebut dyspnoe (sesak). Kadang-kadang terdapat napas cuping hidung


karena usaha inspirasi yang meningkat, denyut jantung meningkat.

Orthopneo yaitu ketidakmampuan untuk bernapas kecuali pada posisi

duduk dan berdiri seperti pada penderita asma.

9. Obstruksi jalan nafas

Obstruksi jalan napas lengkap atau sebagaian dapat terjadi di

sepanjang saluran pernapasan di sebelah atas atau bawah. Obstruksi jalan

napas bagian atas meliputi: hidung, pharing, laring atau trakhea, dapat

terjadi karena adanya benda asing seperti makanan, karena lidah yang jatuh

6
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Dea Gita Septianingsih, S.Kep (70900119016)
kebelakang (otrhopharing) bila individu tidak sadar atau bila sekresi

menumpuk disaluran napas. Obstruksi jalan napas di bagian bawah

melibatkan oklusi sebagian atau lengkap dari saluran napas ke bronkhus

dan paru-paru. Mempertahankan jalan napas yang terbuka merupakan

intervensi keperawatan yang kadang-kadang membutuhkan tindakan yang

tepat. Onbstruksi sebagian jalan napas ditandai dengan adanya suara

mengorok selama inhalasi (inspirasi).

D. Macam-macam atau Masalah yang berhubungan dengan system

oksigenasi

1. Hypoxia

Merupakan kondisi ketidakcukupan oksigen dalam tubuh, dari gas

yang diinspirasi ke jaringan. Penyebab terjadinya hipoksia :

a. gangguan pernapasan

b. gangguan peredaran darah

c. gangguan sistem metabolism

d. gangguan permeabilitas jaringan untuk mengikat oksigen (nekrose).


2. Hyperventilasi

Jumlah udara dalam paru berlebihan. Sering disebut hyperventilasi

elveoli, sebab jumlah udara dalam alveoli melebihi kebutuhan tubuh, yang

berarti bahwa CO2 yang dieliminasi lebih dari yang diproduksi →

menyebabkan peningkatan rata – rata dan kedalaman pernafasan. Tanda dan

gejala :

a. Pusing

b. Nyeri kepala

7
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Dea Gita Septianingsih, S.Kep (70900119016)
c. Henti jantung

d. Koma

e. Ketidakseimbangan elektrolit

3. Hypoventilasi

Ketidak cukupan ventilasi alveoli (ventilasi tidak mencukupi

kebutuhan tubuh), sehingga CO2 dipertahankan dalam aliran darah.

Hypoventilasi dapat terjadi sebagai akibat dari kollaps alveoli, obstruksi

jalan nafas, atau efek samping dari beberapa obat. Tanda dan gejala:

a. Napas pendek

b. Nyeri dada

c. Sakit kepala ringan

d. Pusing dan penglihatan kabur

e. Baal

 Cheyne Stokes

Bertambah dan berkurangnya ritme respirasi, dari perafasan yang

sangat dalam, lambat dan akhirnya diikuti periode apnea, o.k gagal jantung
kongestif, PTIK, dan overdosis obat. Terjadi dalam keadaan dalam

fisiologis maupun pathologis. Fisiologis :

a. Orang yang berada ketinggian 12000-15000 kaki

b. Pada anak-anak yang sedang tidur c

c. Pada orang yang secara sadar melakukan hyperventilasi

Pathologis :

 Gagal jantung

 Pada pasien uraemi ( kadar ureum dalam darah lebih dari 40mg%)

8
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Dea Gita Septianingsih, S.Kep (70900119016)
4. Kussmaul’s ( hyperventilasi )

Peningkatan kecepatan dan kedalaman nafas biasanya lebih dari 20 x per

menit. Dijumpai pada asidosisi metabolik, dan gagal ginjal.

5. Apneustic

Henti nafas , pada gangguan sistem saraf pusat

6. Biot’s

Nafas dangkal, mungkin dijumpai pada orang sehat dan klien dengan

gangguan sistem saraf pusat. Normalnya bernafas hanya membutuhkan

sedikit usaha. Kesulitan bernafas disebut dyspnea.

II. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

A. Identitas :

Nama, alamat, umur, status, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan,

tempat/tanggal lahir, No. CM, diagnose medis.

B. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama

Yang biasa muncul pada pasien dengan ganguan siklus O2 dan CO2

antara lain: batuk, peningkatan produksi sputum, dipsnea, hemoptisis,

wheezing, stridor, dan nyeri dada.

2) Riwayat kesehatan sekarang

a) Waktu terjadinya sakit

b) Proses terjadinya sakit

c) Kapan mulai terjadinya sakit

9
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Dea Gita Septianingsih, S.Kep (70900119016)
d) Bagaimana sakit itu mulai terjadi

e) Upaya yang telah dilakukan

3) Riwayat kesehatan terdahulu

a) Riwayat merokok, yaitu sebagi penyebab utama kanker paru –

paru, emfisema, dan bronchitis kronis. Anamnesa harus mencakup:

 Usia mulai merokok secara rutin

 Rata – rata jumlah rokok yang dihisap setiap hari.

 Usai menghentikan kebiasaan merokok.

b) Pengobatan saat ini dan masa lalu

c) Alergi

d) Tempat tinggal

4) Riwayat kesehatan keluarga

a) Penyakit infeksi tertentu seperti TBC ditularkan melalui orang ke

orang.

b) Kelainan alergi seperti asma bronchial, menujukkan suatu

predisposisi keturunan tertentu. Asma bisa juga terjadi akibat


konflik keluarga.

c) Pasien bronchitis kronis mungkin bermukim di daerah yang tingkat

polusi udaranya tinggi. Polusi ini bukan sebagai penyebab

timbulnya penyakit tapi bisa memperberat.

5) Genogram

6) Riwayat kesehatan lingkungan.

10
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Dea Gita Septianingsih, S.Kep (70900119016)
7) Pemeriksaan Fisik

Data hasil pemeriksaan yang mungkin ditemukan:

a) Mata

 Konjungtiva pucat (karena anemia)

 Konjungitva sianosis ( karena hipoksemia)

 Konjungtiva terdapat pethecia ( karena emboli lemak atau

endokarditis)

b) Kulit

 Sianosis perifer (vasokontriksi dan menurunnya aliran darah

perifer).

 Sianosis secara umum (hipoksemia)

 Penurunan turgor (dehidrasi)

 Edema periorbital

c) Jari dan kuku

 Sianosis

 Clubbing finger
d) Mulut dan bibir

 Membran mukosa sianosis

 Bernapas dengan mengerutkan mulut.

e) Hidung

 Pernapasan dengan cuping hidung, deviasi sputum, perforasi,

dan kesimetrisan.

11
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Dea Gita Septianingsih, S.Kep (70900119016)
f) Vena Leher

Adanya distensi/ bendungan.

g) Dada

 Inspeksi

1) Pemeriksaan mulai dada posterior sampai yang lainnya, pasien harus

duduk.

2) Observasi dada pada sisi kanan atau kiri serta depan atau belakang.

3) Dada posterior amati adanya skar, lesi, dan masa serta gangguan

tulang belakang (kifosis, skoliosis, dan lordosis)

4) Catat jumlah, irama, kedalaman pernapasan, dan kesimetrisan

pergerakan dada.

5) Observasi pernapasan seperti pernapasan hidung, atau pernapasan

diafragma serta penggunaan otot bantu pernapasan.

6) Observasi durasi inspirasi dan ekspirasi. Ekspirasi yang panjang

menandakan adanya obstruksi jalan napas seperti pada pasien Chronic

Airflow Limitation (CAL)/ Chronic Obstructive Pulmonary Disease


(COPD).

7) Kaji konfigurasi dada.

8) Kelainan bentuk dada:

 Barrel chest : Akibat overinflation paru pada pasien emfisema

 Funnel chest : Missal pada pasien kecelakaan kerja yaitu depresi

bagian bawah sternum.

 Pigeon chest : Akibat ketidaktepatan sternum yang mengakibatkan

peningkatan diameter AP.

12
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Dea Gita Septianingsih, S.Kep (70900119016)
9) Observasi kesimetrisan pergerakan dada. Gangguan pergerakan

dinding dada mengindikasikan adanya penyakit paru/ pleura.

10) Observasi retraksi abnormal ruang interkostal selama inpsirasi yang

mengindikasikan adanya obstruksi jalan napas.

 Palpasi

Untuk mengkaji kesimetrisan pergerakan dada dan mengobservasi

abnormalitas, mengidentifikasi keadaan kulit, dan mengetahui tactil

premitus (vibrasi).

 Perkusi

Mengkaji resonansi pulmoner, organ yang ada di sekitarnya, dan

pengembangan (ekskursi) diafragma. Ada dua suara perkusi yaitu:

1) Suara perkusi normal:

Resonan (sonor) : dihasilkan pada jaringan paru normal,

umumnya bergaung dan bernada rendah.

Dullness : dihasilkan di atas jantung atau paru.

Tympany : dihasilkan di atas perut yang berisi udara.


2) Suara perkusi abnormal:

Hiperesonan : lebih rendah dari resonan seperti paru abnormal

yang berisi udara.

Flatness : nada lebih tinggi dari dullness seperti perkusi pada

paha, bagian jaringan lainnya.

 Auskultasi

(1) Suara napas normal

13
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Dea Gita Septianingsih, S.Kep (70900119016)
Bronchial/ tubular sound seperti suara dalam pipa, keras,

nyaring, dan hembusan lembut.

Bronkovesikuler sebagai gabungan antara suara napas

bronchial dengan vesikuler.

Vesikuler terdengar lembut, halus, sperti hembusan angin sepoi

– sepoi.

(2) Jenis suara tambahan

 Wheezing : suara nyaring, musical, terus – menerus akibat

jalan napas yang menyempit.

 Ronchi : suara mengorok karena ada sekresi kental dan

peningkatan produksi sputum.

 Pleural friction rub : suara kasar, berciut, dan seperti gessekan

akibat inflamasi dim pleura, nyeri saat bernapas.

 Fine cracles : suara meletup akibat melewati daerah alveoli,

seperti suara rambut digesekkan.

 Coars cracles: lemah, kasar, akibat ada cairan di jalan saluran


napas yang besar. Berubah jika pasien batuk.

8) Pemeriksaan penunjang

a. Tes untuk menentukan keadekuatan system konduksi jantung.

 EKG

 Exercise stress test

b. Tes untuk menentukan kontraksi miokardium aliran darah.

 Echocardiography

 Kateterisasi jantung

14
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Dea Gita Septianingsih, S.Kep (70900119016)
 Angiografi

c. Tes untuk mengetahui ventilasi dan oksigenasi

 Tes fungsi paru – paru dengan spirometri.

 Tes astrup

 Oksimetri

 Pemeriksaan darah lengkap.

d. Melihat struktur system pernapasan

 X- Ray thoraks

 Bronkhoskopi

 CT scan paru

e. Menentukan sel abnormal/ infeksi system pernapasan

 Kultur apus tenggorok

 Sitologi

 Specimen sputum (BTA)

2. Diagnosis Keperawatan

Adapun di bawah ini menurut Standar Diagnosis Keperawatan


Indonesia beberapa diagnosis keperawatan yang muncul pada penegakan

diagnosis untuk kasus gangguan oksigenasi pada kategori Fisiologi dan sub

kategori Respirasi, diantaranya:

a. Bersihan jalan napas tidak efektif

1) Definisi bersihan jalan napas tidak efektif adalah ketidakmampuan

membersihkan sekret atau obstruksi jalan napas untuk

mempertahankan jalan napas tetap paten.

15
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Dea Gita Septianingsih, S.Kep (70900119016)
2) Faktor/penyebab yang berhubungan

- Spasme jalan napas

- Hipersekresi jalan napas

- Disfungsi neuromuskuler

- Benda asing dalam jalan napas

- Adanya jalan napas buatan

- Sekresi yang tertahan

- Hiperplasia dinding jalan napas

- Proses infeksi

- Respon alergi

- Efek agen farmakologi (mis. Anastesi)

3) Gejala dan tanda mayor

a) Subjektif

- (tidak tersedia)

b) Objektif

- Batuk tidak efektif


- Tidak mampu batuk

- Sputum berlebih

- Mengi, wheezing dan/atau ronkhi kering

- Mekonium dijalan napas (pada neonatus)

4) Gejala dan tanda minor

a) Subjektif

- Dispnea

- Sulit berbicara

16
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Dea Gita Septianingsih, S.Kep (70900119016)
- Ortopnea

b) Objektif

- Gelisah

- Sianosis

- Bunyi nafas menurun

- Frekuensi napas menurun

- Pola napas menurun

b. Pola napas tidak efektif

1) Definisi pola napas tidak efektif adalah inspirasi dan/atau ekspirasi

yang tidak memberikan ventilasi adekuat

2) Faktor/penyebab yang berhubungan

- Depresi pusat pernapasan

- Hambatan upaya napas (mis. Nyeri saat bernapas, kelemahan

otot pernapasan)

- Deformitas dinding dada

- Deformitas tulang tulang dada


- Gangguan neuromuskular

- Gangguan neurologis (mis.elektroensefalogram (EEG) positif,

cedera kepala, gangguan kejang)

- Imaturitas neurologis

- Penurunan energi

- Obesitas

- Posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru

- Sindrom hipoventilasi

17
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Dea Gita Septianingsih, S.Kep (70900119016)
- Kerusakan inervasi diagfragma (kerusakan C5 ke atas)

- Cedera pada medula spinalis

- Efek agen farmakologis


- Kecemasan

3) gejala dan tanda mayor

a) subjektif
- Dispnea
b) objektif

- Penggunaan otot bantu pernapasan

- Fase ekspirasi memanjang

- Pola napas abnormal (mis. Takipnea, bradipnea,

hiperventilasi, kussmaul, cheyne-stokes)

4) gejala dan tanda minor

a) subjektif

- Ortopnea

b) ojektif

- Pernapasan pursed

- Pernapasan cuping hidung

- Diameter thoraks anterior-posterior meningkat

- Ventilasi semenit menurun

- Tekanan ekspirasi menurun

18
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Dea Gita Septianingsih, S.Kep (70900119016)
- Tekanan inspirasi menurun

- Ekskursi dada berubah

c. Gangguan pertukaran gas

1. Definisi gangguan pertukaran gas adalah kelebihan atau kekurangan

oksigenasi dan/atau eliminasi karbondioksida pada membran alveolus-

kapilar

2. Penyebab

- Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi

- Perubahan membran alveolus-kapiler

3. Gejala dan tanda mayor

a) Subjektif

- Dipsnea

b) Objektif

- PCO2 meningkat/menurun

- PO2 menurun

- pH arteri meningkat

- bunyi napas tambahan

4. Gejala dan tanda minor

a) subjektif

- pusing

- penglihatan kabur

19
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Dea Gita Septianingsih, S.Kep (70900119016)
b) objektif

- sianosis

- diaforesis

- gelisah

- napas cuping hidung

- pola napas abnormal

- warna kulit abnormal

20
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Dea Gita Septianingsih, S.Kep (70900119016)
3. Rencana Keperawatan

No. Diagnosis Keperawatan Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan Rasional

1 Bersihan jalan napas Setelah dilakukan Manajemen Jalan Napas a) Observasi

tidak efektif berhubungan tindakan keperawatan a) Observasi - Untuk mengetahui


dengan: selama … x 24 jam - Monitor pola napas kondisi pasien

- Spasme jalan napas maka [Luaran (frekuensi, khususnya frekuensi

- Hipersekresi jalan napas Keperawatan] kedalaman, usaha pernafasan, kedalaman

- Disfungsi [Meningkat] dengan napas) dan usaha napas

neuromuskuler kriteria: - Monitor bunyi napas - Untuk menegetahui

- Benda asing dalam jalan a) Batuk efektif (5) tambahan (mis. adanya gangguan

napas b) Produksi sputum (5) Gurgling, mengi, pernapasan khususnya

- Adanya jalan napas c) Mengi (5) wheezing, ronkhi bunyi suara napas

buatan d) Frekuensi nafas (5) kering) tambahan

- Sekresi yang tertahan b) Terapeutik b) Terapeutik

- Hiperplasia dinding - Pertahankan - Untutk memenuhi

jalan napas kepatenan jalan kebutuhan oksigen

21
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Dea Gita Septianingsih, S.Kep (70900119016)
- Proses infeksi napas dengan head- dangan cara

- Respon alergi tilt dan chin-lift (jaw- mematenkan jalan napas

- Efek agen farmakologi trust jika curiga - Untuk memberikan


(mis. Anastesi) trauma servikal) kenyaman pada pasien

- Posisikan semi- dan membantu proses

fowler atau fowler pernapasan dengan cara

- Berikan minuman memposisikan semi-

hangat fowler atau fowler

- Lakukan fisioterapi - Untuk mengencerkan

dada, jika perlu dahak atau melebarkan

- Lakukan pengisapan pembuluhan darah

lendir kurang dari 15 - Untuk

detik mengakumulasikan

- Lakukan sekret serta

hiperoksigenasi mengeluarkan sekret

sebelum penghisapan - Untuk menghindari


endotrakeal aspirasi pada pasien

22
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Dea Gita Septianingsih, S.Kep (70900119016)
- Keluarkan sumbatan serta mebersihkan

benda padat dengan cairan dari jalan napas

forsep McGill - Untuk mencegah

- Berikan oksigen, jika terjadinya ketidak

perlu cukupan oksigen

c) Edukasi - Untuk mengeluarkan

- Anjurkan asupan benda padat yang ada

cairan 2000 ml/hari, dijalan napas

jika tidak - Untuk memenuhi

kontraindikasi kebutuhan oksigen

- Ajarkan teknik batuk c) Edukasi

efektif - Untuk menambah

d) Kolaborasi wawasan pasien agar

- Kolaborasi terpenuhi kebutuhan

pemberian cairan sesuai kebutuhan

bronkodilator, - Untuk menambah


ekspektoran, wawasan pasien dan

23
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Dea Gita Septianingsih, S.Kep (70900119016)
mukolitik, jika perlu kemandirian dalam

batuk batak efektif

d) Kolaborasi

- Untuk memberikan

pengobatan pada pasien

2 Pola napas tidak efektif Setelah dilakukan Manajemen Jalan Napas a) Observasi

berhubungan dengan : tindakan keperawatan a) Observasi - Untuk mengetahui

- Depresi pusat selama … x 24 jam - Monitor pola napas kondisi pasien

pernapasan maka [Luaran (frekuensi, kedalaman, khususnya frekuensi

- Hambatan upaya Keperawatan] usaha napas) pernafasan, kedalaman

napas (mis. Nyeri [Ekspektasi] dengan - Monitor bunyi napas dan usaha napas

saat bernapas, kriteria: tambahan (mis. - Untuk menegetahui

kelemahan otot a) Dispnea (5) Gurgling, mengi, adanya gangguan

pernapasan) b) Penggunaan otot wheezing, ronkhi pernapasan khususnya

- Deformitas dinding bantu pernapasan kering) bunyi suara napas

dada (5) b) Terapeutik tambahan


- Deformitas tulang c) Frekuensi napas (5) - Pertahankan b) Terapeutik

24
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Dea Gita Septianingsih, S.Kep (70900119016)
tulang dada d) Kedalaman napas kepatenan jalan napas - Untutk memenuhi

- Gangguan (5) dengan head-tilt dan kebutuhan oksigen

neuromuskular chin-lift (jaw-trust jika dangan cara

- Gangguan neurologis curiga trauma mematenkan jalan napas

(mis.elektroensefalog servikal) - Untuk memberikan

ram (EEG) positif, - Posisikan semi-fowler kenyaman pada pasien

cedera kepala, atau fowler dan membantu proses

gangguan kejang) - Berikan minum hangat pernapasan dengan cara

- Imaturitas neurologis - Lakukan fisioterapi memposisikan semi-

- Penurunan energi dada, jika perlu fowler atau fowler

- Obesitas - Lakukan pengisapan - Untuk mengencerkan

- Posisi tubuh yang lendir kurang dari 15 dahak atau melebarkan

menghambat detik pembuluhan darah

ekspansi paru - Lakukan - Untuk

- Sindrom hiperoksigenasi mengakumulasikan

hipoventilasi sebelum penghisapan sekret serta


- Kerusakan inervasi endotrakeal mengeluarkan sekret

25
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Dea Gita Septianingsih, S.Kep (70900119016)
diagfragma - Keluarkan sumbatan - Untuk menghindari

(kerusakan C5 ke benda padat dengan aspirasi pada pasien

atas) forsep McGill serta mebersihkan

- Cedera pada medula - Berikan oksigen, jika cairan dari jalan napas

spinalis perlu - Untuk mencegah

- Efek agen c) Edukasi terjadinya ketidak

farmakologis - Anjurkan asupan cukupan oksigen

cairan 2000 ml/hari, - Untuk mengeluarkan

jika tidak benda padat yang ada

kontraindikasi dijalan napas

- Ajarkan teknik batuk - Untuk memenuhi

efektif kebutuhan oksigen

d) Kolaborasi c) Edukasi

Kolaborasi pemberian - Untuk menambah

bronkodilator, wawasan pasien agar

ekspektoran, mukolitik, terpenuhi kebutuhan


jika perlu cairan sesuai kebutuhan

26
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Dea Gita Septianingsih, S.Kep (70900119016)
- Untuk menambah

wawasan pasien dan

kemandirian dalam

batuk batak efektif

d) Kolaborasi

Untuk memberikan

pengobatan pada pasien

3 Gangguan pertukaran Setelah dilakukan Pemantauan respirasi a) Observasi

gas berhubungan dengan : tindakan keperawatan a) Observasi - Untuk mengetahui


- Ketidakseimbangan
selama … x 24 jam - Monitor frekuensi, kondisi pasien
ventilasi-perfusi maka [Luaran irama, kedalam dan khususnya frekuensi
- Perubahan membran Keperawatan] upaya napas pernafasan, kedalaman

alveolus-kapiler [Ekspektasi] dengan - Monitor pola napas dan usaha napas

kriteria: (bradipnea, takipnea, - Untuk mengetahui

a) Dispnea (5) hiperventilasi, kondisi pasien dan

b) Bunyi napas kussmaul, cheyne- memenuhi kabutuhan


tambahan (5) stokes, biot, ataksik) oksigen dan ada

27
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Dea Gita Septianingsih, S.Kep (70900119016)
c) Takikardi (5) - Monitor kemampuan tidaknya gangguan

d) Sianosis (5) batuk efektif pernapasan

- Monitor adanya - Untuk mengetahui

produksi sputum tingkat kemandirian

- Monitor adanya pasien

produksi sputum - Untuk mengetahui

- Monitor adanya keadaan pasien

sumbatan jalan napas khususnya produksi

- Palpasi kesimetrisan sputum

ekspansi paru - Untuk mengetahui

- Auskultasi bunyi napas adanya sumbatan jalan

- Monitor saturasi napas

oksigen - Untuk melihat

- Monitor nilai AGD kembangkempis paru

- Monitor hasil x-ray - Untuk mengetahui

toraks adanya suara napas


tambahan

28
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Dea Gita Septianingsih, S.Kep (70900119016)
b) Terapeutik - Untuk mengetahui

- Atur interval pemenuhan kebutuhan

pemantauan respirasi pasien

sesuai kondisi pasien - Untuk mengetahui nilai

- Dokumentasikan hasil kondisi pasien

pemantauan khususnya adanya

c) Edukasi gangguan pada

- Jelaskan tujuan dan pertukaran gas

prosedur - Untuk mengetahui ada

pemantauan tidaknya abnormal pada

- Informasikan hasil paru

pemantauan b) Terapeutik

- Untuk memberikan

oksigen sesuai

kebutuhan

- Untuk

29
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Dea Gita Septianingsih, S.Kep (70900119016)
mendokumentasikan

hasil pengkajian atau

pemantauan

c) Edukasi

- Untuk memberikan

pemahaman kepada

pasien tentang tindakan

yang dilakukan

- Untuk memberikan

informasi kepada

pasien

30
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Dea Gita Septianingsih, S.Kep (70900119016)
31
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Dea Gita Septianingsih, S.Kep (70900119016)
DAFTAR PUSTAKA

Nanda International (2009). Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi. 2009-2011. Penerbit buku kedokteran EGC :

Jakarta

Docterman dan Bullechek. Nursing Invention Classifications (NIC), Edition 4, United States Of America: Mosby Elseveir

Acadamic Press, 2004.

Maas, Morhead, Jhonson dan Swanson. Nursing Out Comes (NOC), United States Of America: Mosby Elseveir Acadamic

Press, 2004.

Docterman dan Bullechek. Nursing Invention Classifications (NIC), Edition 4, United States Of America: Mosby Elseveir

Acadamic Press, 2004.

32
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Dea Gita Septianingsih, S.Kep (70900119016)
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia, Definisi dan Indsikator Diagnostik. Edisi

1. PPNI : Jakarta Selatan

33
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Dea Gita Septianingsih, S.Kep (70900119016)

Anda mungkin juga menyukai