Anda di halaman 1dari 47

Konsep Dasar Pemenuhan

Kebutuhan Oksigen

MEIRINA, M.Kep
Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan
Oksigen
1. Fisiologi pernafasan mencakup
mekanisme Ventilasi, perfusi, dan
transport gas pernafasan.

2. Fisiologi kardiovaskuler mencakup


pengaliran darah yang membawa oksigen
1. Ventilasi
Merupakan proses keluar dan masuknya oksigen dari
atmosfer ke dalam alveoli atau dari alveoli ke atmosfer.
Proses dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu :
- adanya perbedaan tekanan antara atmosfer dengan
paru, semakin tinggi tempat maka tekanan udara
semakin rendah, demikian sebaliknya, semakin
rendah  tempat tekanan udara semakin tinggi ,adanya
kemampuan thorak dan paru pada alveoli dalam
melaksanakan ekspansi atau kembang kempis,
- adanya jalan nafas yang dimulai dari hidung hingga
alveoli yang terdiri dari berbagai otot polos yang
kerjanya sangat dipengaruhi oleh system saraf
otonom.
2. Difusi Gas
merupakan pertukaran antara oksigen di alveoli dengan
kapiler paru dan karbondioksida di kapiler dengan alveoli.
proses pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa factor,
yaitu :
- luasnya permukaan paru, tebal membrane
respirasi/permeabilitas yang terdiri atas evitel alveoli dan
interstisial (keduanya dapat memproses difusi apabila
terjadi proses penebalan),
- perbedaan tekanan dan konsentrasi oksigen(hal ini
sebagaimana oksigen alveoli masuk kedalam oleh karena
tekanan oksigen masuk dalam darah secara difusi)PCo2
dalam arteri pulmonalis akan berdifusi kedalam alveoli
- dan afinitas gas (kemampuan menembus dan saling
mengikat hemoglobin).
3. Transportasi gas
Transportasi gas merupakan proses pendistribusian
O2 kapiler kejaringan tubuh dan co2 jaringan tubuh
ke kapiler, pada proses transportasi o2 akan berikatan
dengan Hb membentuk oksihemoglobin (70%) dan
larut dalam plasma (30%),(larut dalam plasma 5%, dan
sebagian menjadi HCO3 yang berada dalam darah
65%).
Transfortasi gas dapat dipengaruhi oleh beberapa
factor, yaitu curah jantung(kardiak output),kondisi
pembuluh darah, latihan(exercise)perbandingan sel
darah dengan darah secara keseluruhan (hematokrit,
serta secara eritrosit dan kadar Hb.
Oksigenasi adalah:
Memberikan aliran gas oksigen (O2) sehingga
konsentrasi oksigen seimbang dalam tubuh.
Tujuan Oksigenasi
Untuk mempertahankan oksigen adekuat pada
jaringan
Untuk menurunkan kerja paru-paru
Untuk menurunkan kerja jantung
Faktor yang mempengaruhi oksigenasi
Fisiologis
Perkembangan
Perilaku
Lingkungan
Perubahan fungsi jantung
Perubahan fungsi pernafasan
1. Fisiologi
PROSES PENGARUH PADA OKSIGENASI
Anemia Menurunkan kapasitas darah yang membawa oksigen

Racun (inhalasi) CO Menurunkan kapasitas darah y ang membawa oksigen

Obstruksi jalan nafas Membatasi pengiriman oksigen yang diinspirasi ke alveoli

Tempat yang tinggi Menurunkan konsentrasi oksigen inspirator karena


oksigen atmosfer yang rendah
Demam Meningkatkan frekuensi metabolisme dan kebutuhan
oksigen jaringan
Penurunan gerakan Mencegah penurunan diafragma dan menurunkan
dinding dada diameter anterior superior thorax pada saat inspirasi
(misalnya kerusakan menurunkan volume udara yang diinspirasi
musculoskeletal)
2. Perkembangan
a. Bayi premature yang belum memiliki
surfaktans
b. Bayi dan todler beresiko terkena infeksi
saluran pernafasan atas (faringitis,
influensa, tonsilitis)
c. Anak usia sekolah dan remaja beresiko rusak
saluran pernafasan akibat kebiasaan merokok
d. Dewasa muda dan dewasa pertengahan:
beresiko terserang penyakit yang menyerang
kardiopulmonar
e. Lansia: proses penuaan menurunkan fungsi
normal pernafasan dan kardiovaskuler
an laju dan kedalam pernapasan ketika depresi pusat pernapasan dimedula. Oleh karena itu bila memberikan obat-obat narkotik analgetik, perawat haru

3. Perilaku
a. Latihan fisik
b. Nutrisi
c. Merokok
d. Penyalahgunaan NAFZA  Narkotika seperti morfin
dapat menurunkan laju dan kedalam pernapasan
dan mendepresi pusat pernapasan dimedula. Oleh
karena itu bila memberikan obat-obat narkotik
analgetik, perawat harus memantau laju dan
kedalaman pernapasan
4. Lingkungan
1. Suhu
2. Ketinggian
3. Polusi
4. Kondisi ansietas
5. Alergi
5. Perubahan fungsi jantung
a. Gangguan dalam konduksi
b. Perubahan curah jantung
c. Kerusakan fungsi katub
d. Iskemia miokard
6. Perubahan fungsi pernafasan
a. Hiperventilasi
merupakan cara tubuh dalam mengompensasi
peningkatan jumlah oksigen dalam paru agar
pernafasan lebih cepat dan dalam

b. Hipoventilasi
 merupakan upaya tubuh untuk mengeluarkan
karbondioksida dengan cukup yang dilakukan pada
saat ventilasi alveolar serta tidak cukupnya
penggunaan oksigen yang ditandai dengan adanya
nyeri.

c……
c. Hipoksia
 Hipoksia merupakan kondisi tidak tercukupinya pemenuhan
kebutuhan oksigen dalam tubuh akibat defisiensi oksigen atau
peningkatan penggunaan oksigen dalam tingkat sel, ditandai dengan
adanya warna kebiruan pada kulit (sianosis). Korteks serebral dapat
mentoleransi hipoksia hanya selama 3 - 5 menit sebelum terjadi
kerusakan permanen. Wajah orang hipoksia akut biasanya terlihat
cemas, lelah dan pucat.
7. Saraf Otonomik
Rangsangan simpatis dan para simpatis dari saraf
otonomik dapat mempengaruhi kemampuan untuk
dilatasi dan konstriksi

8. Hormon dan Obat


Semua hormone termasuk derivate catecholamine
dapat melebarkan saluran pernapasan.
obat yang tergolong parasimpatis seperti sulfas
atropine yang dapat melebarkan saluran napas.
Oksigenasi tidak adekuat
1. Hipoksia

Hipoksia merupakan kondisi tidak tercukupinya


pemenuhan kebutuhan oksigen dalam tubuh akibat
defisiensi oksigen atau peningkatan penggunaan
oksigen dalam tingkat sel, ditandai dengan adanya
warna kebiruan pada kulit (sianosis).
secara umum, terjadinya hipoksia disebabkan oleh
menurunnya kadar Hb, menurunnya difusi o2 dari
alveoli ke dalam darah,menurunnya ferfusi jaringan,
atau gangguan ventilasi yang dapat menurunkan
konsentrasi oksigen
2. Perubahan pola pernapasan
Perubahan pola pernafasan antara lain:
a. Tachypea, merupakan pernafasan yang memiliki
frekuensi lebih dari 24 kali permenit,proses ini terjadi
karena paru dalam keadaan atelektasi atau terjadinya
emboli.
b. Bradypnea,merupakan pola pernafasan yang lambat
dan kurang dari 10 kali permenit
c. Kasmaul, merupakan pola pernapasan cepat dan
dangkal yang dapat ditemukan pada orang dalam
keadaan asidosis metaboloik
d. Dispenea merupakan perasaan sesak dan berat pada
saat pernapasan,hal ini dapat disebabkan perubahan
kadar gas/jaringan
e. Orthopnea merupakan kesulitan bernafas dalam posisi
duduk atau berdiri.
h.Chyne stokes merupakan siklus pernapasan yang
amplitudonya mulai naik,turun,berhenti,kemudian
mulai dari siklus baru.
i. pernapasan paradoksal merupakan pernapasan yang
ditandai dengan pergerakan dinding paru yang
berlawanan arah dari keadaan normal.
j. Biot merupakan pernapasan dengan irama yang mirip
dengan chyne stokes tetapi amplitudonya tidak teratur.
k. Stridor merupakan pernapasan bising yang terjadi
karena penyempitan pada saluran pernapasan.
3. Obstruksi jalan nafas
Merupakan kondisi pernapasan yang terjadi akibat
ketidakmampuan batuk secara efektif,dapat disebabkan
olek sekresi yang kental atau berlebihan akibat penyakit.

4. Pertukaran gas
Pertukaran gas merupakan kondisi penurunan gas,baik
oksigen maupun karbondioksida antara alveoli paru dan
system vaskuler yang disebabkan oleh sekresi yang
kental atau imobilitas akibat penyakit system
syaraf.terjadinya pertukaran gas ini menunjukkan
kapasitas difusi menurunn
Pengkajian Kebutuhan Oksigenasi
1. Riwayat keperawatan
Pengkajian riwayat keperawatan: meliputi, ada atau tidaknya gangguan
proses pernapasan,gangguan pada peredaran darah.
keluhan atau gejala yang perlu diperhatikan adalah infeksi kronis pada
hidung, sakit pada daerah sinus otitis media,keluhan nyeri pada
tenggorokan.

2. Pola batuk dan produksi sputum


Tahap pengkajian pola batuk dilakukan dgn cara menilai apakah batuk
termasuk batuk kering ,keras,dan kuat dengan  suara mendesing berat dan
berubah-ubah seperti kondisi pasien yang mengalami penyakit kanker.
pengkajian sputum dilakukan dengan cara meriksa
warna,kejernihan,apakah bercampur darah terhadap sputum yang
dikeluarkan oleh pasien.
3. Sakit dada
Pengkajian sakit dada dilakukan dengan cara
mengetahui bagian yang sakit,luas,intensitas,factor
yang menyebabkan rasa sakit,perubahan nyeri dada
apabila posisi pasien berubah,serta adanya hubumgan
antra waktu inspirasi dan ekspirasi dengan rasa sakit.
4. Pengkajian fisik
a. Infeksi  meliputi penentuan jalan napas: apakah
napas spontan melalui hidung,mulut,oral,nasal.
b. Palpasi  pemeriksaan ini bertujuan untuk
mendekteksi kelainan seperti nyeri tekan yang
ditimbulkan akibat luka.melalui palpasi dapat diteliti
gerakan dinding toraks pada saat inspirasi dan
ekspirasi terjadi.
c. Perkusi  bertujuan untuk menilai normal atau
tidaknya suara perkusi paru.
d. Auskultasi pemeriksaan ini bertujuan menilai
adanya suara nafas
5. Pemeriksaan laboratorium
Selain pemeriksaan laboratorium Hb,leukosit dan yang
lain-lain yang dilakukan secara rutin,juga dilakukan
pemeriksaan sputum guna melihat kuman dengan
cara mikroskopis.
uji resistensi dapat dilakukan secara kultur,untuk
melihat sel tumor dg pemeriksaan sitologi.
6. Pemeriksaan diagnostic
a.  Rontgen dada
b. Fluoroskopi
c. Bronkhoscopi
d.  Angiofrafi
e.  Endoskopi
f.   Radio isotop
g.   Mediastinoskopi
Diagnosis keperawatan
1.      bersihan jalan nafas tidakefektif berhubungan
dengan
2.      pola nafas tidak efektif
3.      kerusakan pertukaran gas
4.      gangguan perfusi jaringan
Perencanaan keperawatan

1.   Mempertahankan jalan nafas agar efektif


2.   Mempertahankan pola pernafasan agar kembali
efektif
3.   Memepertankan pertukaran gas
4.   Memperbaikai perfusi jaringan

Implementasi keperawatan:
Tergantung masalah  lihat sumber
Evaluasi  dokumentasi
Pemberian Oksigen
Nasal kanul
Rebreathing mask
Non rebreathing mask
Nasal Kanul
• Tabung plastik yang mempunyai cabang kecil yang
menonjol untuk dimasukkan ke dalam lubang hidung.
• Metode ini merupakan metode yang paling mudah dan
paling dapat diterima karena lebih efektif, mudah dipakai
dan nyaman untuk pasien ( Potter & Perry, 1997 )
• Pasien yang menerima oksigen melalui nasal kanul ke
hidung dapat berkomunikasi dengan mudah, dapat makan
dan melakukan aktifitas setiap hari.

• Keuntungan:
lebih dapat ditolerir (anak-anak dan dewasa)
• Kerugian :
Lanjutan….

konsentrasi yang dihasilkan kecil


pemberian tidak boleh lebih dari 6 liter/menit
jika berlabihan = iritasi pada mukosa hidung
Rebreathing mask
• Keuntungan :
konsentrasi O2 lebih tinggi

• Kekurangan :
udara bersih dengan udara ekspirasi masih tercampur,
sehingga konsentrasi oksigen masih belum maksimal
Non rebreathing mask
• Keuntungan:
 konsentrasi oksigen lebih tinggi dari pada nasal kanul dan
rebreathing mask
 Dilengkapi dengan klep agar udara inspirasi dan ekspirasi
tidak tercampur
 Memiliki kantung resepoir (kantung udara) untuk
menampung udara untuk inspirasi
Kerugian :
 Kantung oksigen bisa terlipat
 Berisiko untuk terjadi keracunan oksigen
 Tidak nyaman bagi klien
Non rebreathing mask
alat Flow meter Delivery O2
Nasal canul 1 liter/menit 21% - 24%
2 liter/menit 25% - 28%
3 liter/menit 29% - 32%
4 liter/menit 33% - 36%
5 liter/menit 37% - 40%
6 liter/menit 41% - 44%
Simple mask 6-10 liter/menit 35% - 60%
Rebreathing mask 8-10 liter/menit 80%
Non rebreathing mask 10-15 liter/menit 95% - 100%
Alat - alat yang digunakan dalam pemberian
oksigen meliputi

Nasal kanul, rebreathing mask, non rebreathing mask


Selang oksigen
Humidifier yang telah di isi aquadest
Flowmeter
Sumber oksigen
Sentral / tabung
Humidifier
Humidifier dilengkapi dengan kontainer air steril yang
bisa di isi kembali dan sekali pakai.
Alat ini melekat pada alat yang menghasilkan oksigen.
alat ini berfungsi melembabkan, membasahkan
oksigen sebelum bergerak melalui hidung ke paru -
paru
Flowmeter

Sebuah alat yang melekat ke oksigen outlet, yang


mengatur jumlah oksigen yang dihasilkan.
 Ada 2 tipe flowmeter; balon air raksa dan ukuran,
kedua tipe mencatat jumlah liter oksigen yang
dikeluarkan per menit
Sumber oksigen : sentral / tabung

Berasal dari pusat di dalam institusi dimana


salurannya berada di dinding / dalam tembok dan
disiapkan untuk digunakan secara cepat dihubungkan
melalui sebuah pipa yang bertekanan 50 - 60 pound
per inchi persegi.
Alat pengukur aliran ini membuka jalan keluar dan
pembukaan katup membuat aliran oksigen terjadi
Con’t

Selain dari sentral, oksigen biasanya disimpan di


dalam tabung. Dan pada tabung tersebut dapat alat
tambahan yang disebut dengan regulator
Berfungsi mengurangi tekanan dan untuk
penyelamatan.
Ketika tabung hamper kosong, jarum menunjuk ke
area merah
Terdapat juga tabung yang lebih kecil yang disediakan
untuk keadaan darurat, dapat dipindah - pindahkan
dan dapat digunakan di rumah
Pemberian Oksigen dengan Nasal Canula

Tahap Pre Interaksi


Cek catatan keperawatan dan catatan medis klien
terhadap indikasi tindakan
Siapkan alat-alat:
 Tabung humidifier

 Plester (k/p)
 Gunting Plester (k/p)

 Flowmeter
 Tabung Oksigen

Cuci tangan
Tahap Orientasi
Berikan salam, panggil klien dengan
namanya
Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
yang akan dilakukan kepada pasien dan
keluarga
Beri kesempatan pasien untuk bertanya
Jaga privacy klien
Atur posisi klien agar nyaman
Tahap Kerja
Mengisi glass humidifier dengan for
irrigation setinggi batas yang tertera
Menghubungkan pressure regulator
dengan tabung 02 (jika belum terhubung)
kemudian buka pengatur aliran 02 (kran)
antara tabung dan pressure regulator atau
jika sumber 02 sentral hubungkan flow
meter dengan outlet dinding dari sentral
02.
Cek fungsi flow meter dan humidifier
dengan memutar pengatur konsentrasi
02 dan amati ada tidaknya gelembung
udara dalam glass flowmeter.
Menghubungkan catheter nasal/
kanul nasal dengan flowmeter.
Alirkan oksigen ke kateter nasal
dengan menggunakan punggung
tangan untuk mengetahui ada
tidaknya aliran 02. 1-6 L/m
Cek kanul tiap 6 – 8 jam
Membereskan alat dan melepas
sarung tangan
Tahap Terminasi
Evaluasi hasil yang dicapai
(subyektif dan obyektif)
Beri reinforcement positif pada klien
Kontrak pertemuan selanjutnya
Mengakhiri pertemuan dengan baik
Cuci tangan
Dokumentasi
Dokumentasikan tindakan yang
sudah dilakukan beserta respon klien

Anda mungkin juga menyukai