Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN OKSIGENASI
STASE KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN

Indah Martiastuti Harahap


H522216

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS KEBIDANAN
INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI
TAHUN 2023
A. Summary Konsep Kebutuhan Oksigenasi
1. Kebutuhan Oksigenasi
Kebutuhan oksigenasi merupakan salah satu kebutuhan dasar padamanusia yaitu
kebutuhan fisiologis. Pemenuhuan kebutuhan oksigenasi ditujukan untuk menjaga
kelangsungan metabolisme seltubuh, mempertahankan hidupnya, dan melakukan
aktivitas bagiberbagai organ atau sel.
1) Sistem Tubuh yang Berperan dalam Kebutuhan Oksigenasi
2) a. Saluran pernapasan bagian atas.
- Hidung, proses oksigenasi di awali dengan masuknyaudara melalui hidung.
- Faring, merupakan pipa berotot yang terletak dari dasar tengkorak sampai
dengan esophagus.
- Laring, merupakan saluran pernapasan setelah faring
- Epiglotis, merupakan katup tulang rawan yang bertugasmenutup laring saat
proses menutup.
b. Saluran pernapasan bagian bawah.
- Trakhea, merupakan kelanjutan dari laring sampai kira-kira ketinggian
vertebrae torakalis kelima..
- Bronkhus, merupakan kelanjutan dari trakhea yang bercabang menjadi
bronchus
- kanan dan kiri.
- Bronkiolus, merupakan saluran percabangan setelahbronchus.
c. Paru-paru
Paru-paru merupakan organ utama dalam system pernapasan.
2. Proses Oksigenasi
Proses pemenuhan kebutuhan oksigenisasi di dalam tubuh terdiri atas tiga tahapan
antara lain:
a. Ventilasi, proses ini merupakan proses keluar dan masuknya oksigen dari atmosfer ke
dalam alveoli atau dari alveoli kedalam atmosfer. Pusat pernapasan, yaitu medulla
oblongatadan pons, dapat dipengaruhi oleh ventilasi. Proses ventilasi
ini dipengaruhi oleh beberapa faktor:
a) Adanya konsentrasi oksigen di atmosfer
b) Adanya kondisi jalan napas yang baik
c) Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-parudalam melaksanakan
ekspansi atau kembang kempis.
b. Difusi, merupakan pertukaran antara o2 dari alveoli kekapiler paru-paru dan co2 dari
kapiler ke alveoli. Prosespertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu:
a) Luasnya permukaan paru-paru
b) Tebal membran respirasi/permeabilitas yang terdiri atasepitel alveoli dan
interstisial.
c) Perbedaan tekanan dan konsentrasi o2.
d) Afinitas gas yaitu kemampuan untuk menembus dansaling mengikat Hb.
c. Transportasi
Transportasi gas merupakan proses pendistribusian antaraO2 kapiler ke jaringan
tubuh dan CO2 jaringan tubuh kekapiler. Pada proses transportasi, O2 akan berikatan
dengan
Hb membentuk oksihemoglobin (97%) dan larut dalamplasma (3%). Sedangkan CO2
akan berikatan dengan Hb membentuk karbominohemoglobin (30%), larut dalam
plasma (5%), dan sebagian menjadi HCO3 berada dalamdarah (65%).
Transportasi gas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya:
1. Kardiak output, dapat dinilai melalui isi sekuncup dan frekuensi denyut jantung.
2. Kondisi pembuluh darah, latuhan dan aktivitas seperti
olah raga, dan lain-lain.
3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kebutuhan Oksigenasi
a. Saraf otonom.
Rangsangan simpatis dan parasimpatis dari saraf otonom dapat memngaruhi
kemampuan untuk dilatasi dan konstriksi.Hal ini dapat terlihat ketika terjadi
rangsangan baik olehsimpatis maupun parasimpatis.
b. Hormonal dan obat
Semua hormon termasuk devirat katekolamin yang dapat melebarkan saluran
pernapasan.
c. Alergi pada saluran napas
Banyak faktor yang menimbulkan keadaan alergi antara laindebu, bulu binatang,
serbuk benang sari bunga, kapuk,makanan dan lain-lain.
d. Faktor perkembangan
Tahap perkembangan anak dapat memengaruhi jumlahkebutuhan oksigenasi karena
usia organ di dalam tubuh seiring dengan usia perkembangan anak.
e. Faktor lingkungan
Kondisi lingkungan yang dapat memengaruhi kebutuhan oksigenasi, seperti faktor
alergi, ketinggian dan suhu.Kondisi-kondisi tersebut memengaruhi kemampuan
adaptasi.
f. Faktor perilaku
Perilaku yang di maksud diantaranya adalah perilaku dalam mengkonsumsi makanan
(status nutrisi), aktivitas yangdapat meningkatkan kebutuhan oksigenasi, merokok
dan
lain-lain.
4. Gangguan/Masalah Kebutuhan Oksigenasi
a. Hipoksia
Hipoksia merupakan kondisi tidak tercukupinya pemenuhan kebutuhan oksigen
dalam tubuh akibat defisiensi oksigenatau peningkatan penggunaan oksigen di sel,
sehingga dapatmemunculkan tanda seperti kulit kebiruan (sianosis).
b. Perubahan Pola Pernapasan
a) Takipnea, merupakan pernapasan dengan frekuensi lebihdari 24 kali per menit.
Proses ini terjadi karena paru-parudalam keadaan atelektaksis atau terjadi emboli.
b) Bradipnea, merupakan pola pernapasan yang lambatabnormal, ± 10 kali per
menit. Pola ini dapat ditemukan dalam keadaan peningkatan tekanan intracranial
yang di
sertai narkotik atau sedatif.
c) Hiperventilasi, merupakan cara tubuh mengompensasi metabolisme tubuh yang
melampau tinggi dengan pernapasan lebih cepat dan dalam, sehingga terjadi
peningkatan jumlah oksigen dalam paru-paru. Proses inidi tandai adanya
peningkatan denyut nadi, napas pendek,adanya nyeri dada, menurunnya
konsentrasi CO2 danlain-lain.
d) Kussmaul, merupakan pola pernapasan cepat dandangkal yang dapat ditemukan
pada orang dalam keadaan asidosis metabolic
e) Hipoventilasi, merupakan upaya tubuh untuk mengeluarkan karbondioksida
dengan cukup pada saat ventilasi alveolar, serta tidak cukupnya jumlah udara
yangmemasuki alveoli dalam penggunaan oksigen.
f) Dispnea, merupakan sesak dan berat saat pernapasan.Hal ini dapat disebabkan
oleh perubahan kadar gas dalam darah/jaringan, kerja berat/berlebuhan, dan
pengaruh
psikis.
g) Ortopnea, merupakan kesulitan bernapas kecuali pada posisi duduk atau berdiri
dan pola ini sering ditemukan pada seseorang yang mengalami kongesif paru-
paru.
h) Cheyne stokes, merupakan siklus pernapasan yang amplitudonya mula-mula nik
kemudian menurun danberhenti, lalu pernapasan dimulai lagi dari siklus baru.
Periode apnea berulang secara teratur.
i) Pernapasan paradoksial, merupakan pernapasan dimana dinding paru-paru
bergerak berlawanan arah dari keadaan normal. Sering di temukan pada keadaan
atelectasis.
j) Biot, merupakan pernapasan dengan irama yang miripdengan cheyne stokes, akan
tetapi amplitudonya tidakteratur.
k) Stridor, merupakan pernapasan bising yang terjadi karena penyempitan pada
saluran pernapasan. Pada umumnya ditemukan pada kasus spasme trachea atau
obstruksilaring.
c. Obstruksi jalan napas
Obstruksi jalan napas merupakan suatu kondisi pada induvidu dengan pernapasan
yang mengalami ancaman, terkait dengan ketidakmampuan batuk secara efektif. Hal
ini dpat disebabkan oleh secret yang kental atau berlebihan akibat penyakit infeksi;
immobilisasi; statis skreasi; serta batuk tidak efektif karena penyakit persarafan
seperti cerebro vascular accident (CVA),akibat efek pengobatan sedative, dan lain-
lain.
Tanda klinis :
a) Batuk tidak efektif atau todak ada
b) Tidak mampu mengelurakan secret di jalan napas
c) Suara napas menunjukkan adanya sumbatan
d) Jumlah, irama, dan kedalaman pernapasan tidak normal
d. Pertukaran gas
Pertukaran gas merupakan suatu kondisi pada individu yang mengalami penurunan
gas, baik oksigen maupun karbondioksida, antar alveoli paru-paru dan system
vascular.
Hal ini dapat disebabkan oleh secret yang kental atauimmobilisasi akibat system
saraf; depresi susunan saraf pusat;atau penyakit radang pada paru-paru.Terjadinya
gangguan dalam pertukaran gas ini menunjukkan bahwa penurunan kapasitas difusi
dapat menyebabkan pengangkutan O2 dari paru-paru ke jaringan terganggu, anemia
dengan segala macam bentuknya, keracunan CO2, dan terganggunya aliran darah.
Penurunan kapasitas difusi tersebutantara lain disebabkan oleh menurunnya luas
permukaan difusi, menebalnya membrane alveolar kapiler, dan rasio ventilasi
perfusi yang itdak baik.
Tanda klinis :
a) Dispea pada usaha napas
b) Napas dengan bibir pada fase ekspirasi yang panjang
c) Agistasi
d) Lelah, alergi
e) Meningkatnya tahanan vascular paru-paru
f) Menurunnya saturasi oksigen dan meningkatnya PaCO2,sianosis.
5. Tindakan untuk Mengatasi Masalah Kebutuhan Oksigenasi
a. Latihan napas
Latihan napas merupakan cara bernapas untuk memperbaiki ventilasi alveoli atau
memelihara pertukaran gas, mencegaha telektaksis, meningkatkan efisiensi batuk, dan
dapat mengurangi stress.
Prosedur Kerja :
a) Cuci tangan
b) Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
c) Atur posisi (duduk atau telentang)
d) Anjurkan untuk mulai latihan dengan cara menarik napas terlebih dahulu melalui
hidung dengan mulut tertutup
e) Kemudian anjurkan pasien untuk menahan napas sekitar 1-1,5 detik dan disusul
dengan menghembuskan napas melalui bibir dengan bentuk mulut seperti orang
meniup
f) Catat respon yang terjadi
g) Cuci tangan.
b. Latihan batuk efektif
Latihan batuk efektif merupakan cara melatih pasien yang tidak memiliki kemampuan
batuk secara efektif untuk membersihkan jalan napas (laring, trachea, dan
bronkhiolus)
dari secret atau benda asing.
Prosedur Kerja :
1) Cuci tangan
2) Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan
dilakukan
3) Atur posisi dengan duduk di tepi tempat tidur dan
membungkuk ke depan
4) Anjurkan untuk menarik napas, secara pelan dan dalam,dengan menggunakan
pernapasan diafragma
5) Setelah itu tahan napas selama ± 2 detik
6) Batukkan 2 kali dengan mulut terbuka
7) Tarik napas dengan ringan
8) Istirahat
9) Catat respons yang terjadi dan cuci tangan.
c. Pemberian oksigen
Pemberian oksigen merupakan tindakan memberikan oksigenkedalam paru-paru
melalui saluran pernapasan dengan alat bantu oksigen. Pemberian oksigen pada
pasien dapat melaluitiga cara yaitu melalui kanula, nasal, dan masker. Pemberian
oksigen tersebut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan mencagah
terjadinya hipoksia.

B. Summary pemberian Oksigen


Persiapan Alat dan Bahan :
1) Tabung oksigen lengkap dengan flowmeter dan humidifier
2) Nasal kateter, kanula, atau masker
3) Vaselin,/lubrikan atau pelumas (jelly)
Prosedur Kerja :
1) Cuci tangan
2) Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
3) Cek flowmeter dan humidifier
4) Hidupkan tabung oksigen
5) Atur posisi semifowler atau posisi yang telah disesuaikandengan kondisi pasien
6) Berikan oksigen melalui kanula atau masker
7) Apabila menggunakan kateter, ukur dulu jarak hidung dengan telinga, setelah
itu berikan lubrikan dan masukkan
8) Catat pemberian dan lakukan observasi
9) Cuci tangan
REFERENSI

Hidayat A, Aziz Alimul. 2018. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia.
EGC. Jakarta.

Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi (JNPK-KR). Buku


Acuan Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JNPK-KR, Maternal & Neo-
natal Care, Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2020.

Kusmiyati Yuni, 2017. Penuntun belajar Keterampilan Dasar Praktik Klinik


Kebidanan. Fitramaya. Yogyakarta.

Nurul Eko W, Ardiani S. 2018. Keterampilan Dasar Praktik Klinik. Pustaka


Rihama. Yogyakarta.

Priharjo R. 2016. Pengkajian Fisik Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran


EGC. Jakarta
Literature Review
Judul Riset, Peneliti, dan Tahun Metode penelitian Rekomendasi penelitian
Efektifitas Pemberian Terapi Pursed Lips Teknik pengambilan sampel Hasil penelitian ini dapat menambah
Breathing Terhadap Status Oksigenasi dengan purposive random alternatif intervensi mandiri tenaga
Anak Dengan Pneumonia sampling sebanyak 36 orang yang terdiri kesehatan dalam mengatasi pasien anak
Yunita Muliasari, Iin Indrawati, 2018 dari 18 kelompok intervensi dan 18 yang mengalami pneumonia ataupun
kelompok kontrol. Data dianalisis dengan gangguan oksigenasi dengan
menggunakan uji univariat dan bivariat.
diberikan intervensi terapi tiupan lidah
(PLB)
Perbandingan Pemberian Hiperoksigenasi Desain penelitian quasi eksperimen pre- Dalam penelitian ini terdapat perbedaan
Satu Menit DAB Dua Menit pada Proses posttest dengan control group design saturasi oksigen yang signifikan sebelum
Suction terhadap Saturasi Oksigen Pasien dan setelah pemberian hiperoksigenasi1
Terpasang Ventilator menit.
Teti Hayati, 2019
Pengaruh Minuman Berkadar Oksigen Penelitian ini merupakan jenis Dari hasil penelitian ini terdapat
Tinggi Terhadap Saturasi Oksigen Pada penelitian analitik eksperimental perbedaan nilai saturasi oksigen sebelum
Olahraga dengan rancangan one group pre and dan sesudah pemberian air berkadar
Lari Mahardika Wulan Ester Tirajoh, posttest design. Sampel pada penelitian ini oksigen tinggi pada olahraga lari,
2020 yaitu total populasi sebanyak 20 subjek dimana sesudah pemberian air berkadar
yang memenuhi kriteria inklusi. oksigen tinggi nilai saturasi oksigennya
Analisis data dilakukan dengan meningkat dari sebelum pemberiannya
menggunakan uji Wilcoxon test
EfektivitasPemberian Oksigen Posisi Metode penelitian ini eksperimental Rata-rata saturasi oksigen dari
Semi FowlerDan Fowler Terhadap dengan rancangan Quasy Experiment. 10 responden saat datang ke IGD
Perubahan Saturasi Pada Pasien Asma Populasi dalam penelitian ini seluruh sekitar 93.10 % dan setelah
Bronkial Persisten Ringan pasien yang mengalami serangan asma pemberian terapi oksigen dengan nasal
Syamsul Firdaus, 2019 bronkialpersisten ringan sebanyak30 canul dan posisi semi fowlersebesar 98.00
orang, sampel dalam penelitian sebanyak %. Rata-rata saturasi oksigen dari
20 orang dengan teknik Purposive 10 responden saat datang ke IGD sekitar
sampling, dianalisis dengan uji T
independen
Pengaruh Pemberian Terapi Oksigen Jenis penelitian yang digunakan adalah Sebelum dan sesudah diberikan terapi oksigen
Dengan Menggunakan Non-Rebreathing quasi experiment dengan desain penelitian dengan menggunakan Non-Rebreathing Mask
(NRM) adalah mayoritas responden memiliki
Mask (Nrm) Terhadap Nilai Tekanan time series design. Penelitian dilakukan nilai pH darah normal dan nilai Bikarbonat
Parsial Co2 (Paco2) Pada Pasien Cedera Di ICU RSUP H. Adam Malik Medan. (HCO3 - ) darah rendah sedangkan nilai
Kepala Sedang (Moderate Head Injury) Di Populasi dalam penelitian ini adalah tekanan parsial CO2 (PaCO2) darah
Ruang Intensive Care Unit (Icu) Rsup H seluruh pasien cedera kepala sedang yang responden mayoritas normal dan rendah. 2.
Penurunan nilai tekanan parsial CO2 (PaCO2)
Adam Malik Medan Tahun 2019 dirawat di ruang ICU RSUP H. Adam
sesudah diberikan terapi oksigen dengan
Marlisa, 2020 Malik Tahun 2016. Sampel dalam menggunakan Non-Rebreathing Mask (NRM)
penelitian ini adalah pasien cedera kepala diikuti dengan peningkatan nilai pH darah dan
yang baru masuk dari IGD dengan GCS 9- penurunan nilai bikarbonat (HCO3 - ) darah.
13. Pengambilan sampel menggunakan
Puposive Sampling. Besar sampel dalam
penelitian ini adalah 10 responden.

Anda mungkin juga menyukai