Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN KEBUTUHAN DASAR OKSIGENASI

DI RUANG LAVENDER ATAS RSUD KARDINAH TEGAL


LP MINGGU KE I

Oleh :

Nama : Kharisma Lala Dewi


NIM : 220104048

PRAKTIK PROFESI NERS STASE KEPERAWATAN DASAR


UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
2022
A. DEFINISI
Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang
digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk
mempertahankan hidupnya dan untuk aktifitas berbagai organ atau sel
(Aziz, 2012). Oksigenasi adalah sebuah proses dalam pemenuhan
kebutuhan O2 dan pembuangan CO2. Pemenuhan kebutuhan oksigen ini
tidak terlepas dari kondisi sistem pernapasan secara fungsional. Bila ada
gangguan pada salah satu organ sistem respirasi, maka kebutuhan oksigen
akan mengalami gangguan. Bila ada gangguan pada salah satu organ sistem
respirasi, maka kebutuhan oksigen akan mengalami gangguan. Apabila
lebih dari 4 menit seseorang tidak mendapatkan oksigen, maka akan
berakibat pada kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki dan
kemungkinan berujung fatal seperti meninggal (Kusnanto, 2016).
B. FISIOLOGI KEBUTUHAN DASAR OKSIGENASI
Peristiwa bernapas terdiri dari 2 bagian:
a. Menghirup udara (inspirasi)
Inspirasi adalah terjadinya aliran udara dari sekeliling masuk
melalui saluran pernapasan sampai ke paru-paru. Proses inspirasi :
volume rongga dada naik/lebih besar, tekanan rongga dada turun/lebih
kecil.
b. Menhembuskan udara(ekspirasi)
Tidak banyak menggunakan tenaga, karena ekspirasi adalah suatu
gerakan pasif yaitu terjadi relaxasi otot-otot pernapasan. Proses
ekspirasi : volume rongga dada turun/lebih kecil, tekanan rongga dada
naik/lebih besar.
Proses pemenuhan oksigen didalam tubuh terdiri dari atas tiga
tahapan:
1. Ventilasi
Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke
dalam alveoli atau dari alveoli ke atmosfer. Proses ini di
pengaruhi oleh beberapa faktor:
- Adanya kosentrasi oksigen di atmosfer. Semakin
tingginya suatu tempat, maka tekanan udaranya semakin
rendah.
- Adanya kondisi jalan nafas yang baik.
- Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru
untuk mengembang di sebut dengan compliance.
Sedangkan recoil adalah kemampuan untuk
mengeluarkan CO² atau kontraksinya paru-paru.
2. Difusi
Difusi gas merupakan pertukaran antara O² dari alveoli ke
kapiler paru-paru dan CO² dari kapiler ke alveoli. Proses
pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
- Luasnya permukaan paru-paru.
- Tebal membrane respirasi/permeabilitas yang terdiri atas
epitel alveoli dan interstisial. Keduanya dapat
mempengaruhi proses difusi apabila terjadi proses
penebalan.
- Pebedaan tekanan dan konsentrasi O². Hal ini dapat terjadi
sebagaimana O² dari alveoli masuk kedalam darah secara
berdifusi karena tekanan O² dalam rongga alveoli lebih
tinggi dari pada tekanan O² dalam darah vena vulmonalis.
- Afinitas gas yaitu kemampuan untuk menembus dan
mengikat HB.
3. Transportasi Gas
Transportasi Gas merupakan proses pendistribusian O² kapiler ke
jaringan tubuh dan CO² jaringan tubuh ke kapiler. Transfortasi gas
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
- Curah jantung (kardiak output), frekuensi denyut nadi.
- Kondisi pembuluh darah, latihan perbandingan sel darah
dengan darah secara keseluruhan (hematokrit), serta
elitrosit dan kadar Hb.
C. FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN
DASAR OKSIGENASI
Menurut Ambarwati (2014) dalam Eki (2017), terdapat beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi kebutuhan oksigen, seperti faktor fisiologis,
status kesehatan, faktor perkembangan, faktor perilaku, dan lingkungan.
1. Faktor fisiologis
Gangguan pada fungsi fisiologis akan berpengaruh pada kebutuhan
oksigen seseorang. Kondisi ini dapat mempengaruhi fungsi
pernapasannya diantaranya adalah
- Penurunan kapasitas angkut oksigen seperti pada pasien anemia
atau pada saat terpapar zat beracun
- Penurunan konsentrasi oksigen yang diinspirasi
- Hipovolemia
- Peningkatan laju metabolik
- Kondisi lain yang mempengaruhi pergerakan dinding dada seperti
kehamilan, obesitas dan penyakit kronis
2. Status Kesehatan
Pada individu yang sehat, sistem pernapasan dapat menyediakan
kadar oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan
tetapi, pada individu yang sedang mengalami sakit tertentu, proses
oksigenasi dapat terhambat sehingga mengganggu pemenuhan
kebutuhan oksigen tubuh seperti gangguan pada sistem pernapasan,
kardiovaskuler dan penyakit kronis.
3. Faktor perkembangan
Tingkat perkembangan juga termasuk salah satu faktor penting yang
mempengaruhi sistem pernapasan individu. Berikut faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi individu berdasarkan tingkat perkembangan :
a) Bayi prematur: yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan
b) Bayi dan toddler: adanya risiko infeksi saluran pernapasan akut
c) Anak usia sekolah dan remaja: risiko infeksi saluran pernapasan dan
merokok
d) Dewasa muda dan paruh baya: diet yang tidak sehat, kurang aktivitas,
dan stres yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru
e) Dewasa tua: adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan
arteriosklerosis, elastisitas menurun, dan ekspansi paru menurun
4. Faktor Perilaku
Perilaku keseharian individu tentunya juga dapat mempengaruhi
fungsi pernapasan. Status nutrisi, gaya hidup, kebiasaan olahraga, kondisi
emosional dan penggunaan zatzat tertentu secara sedikit banyaknya akan
berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan oksigen tubuh.

5. Lingkungan
Kondisi lingkungan juga dapat mempengaruhi kebutuhan oksigen.
Kondisi lingkungan yang dapat mempengaruhi pemenuhan oksigenasi
yaitu:
a) Suhu lingkungan
b) Ketinggian
c) Tempat kerja (polusi)
D. MACAM-MACAM GANGGUAN YANG MUNGKIN TERJADI
1. Hipoksia
Merupakan kondisi tidak tercukupinya pemenuhan kebutuhan oksigen
dalam tubuh akibat defisiensi oksigen.
2. Perubahan Pola Nafas
- Takipnea, merupakan pernafasan dengan frekuensi lebih dari
24x/ menit karena paru-paru terjadi emboli.
- Bradipnea, merupakan pola nafas yang lambat abnormal, ±
10x/ menit.
- Hiperventilasi, merupakan cara tubuh mengompensasi
metabolisme yang terlalu tinggi dengan pernafasan lebih cepat dan
dalam sehingga terjadi jumlah peningkatan O2 dalam paru-paru.
- Kussmaul, merupakan pola pernafasan cepat dan dangkal.
- Hipoventilasi merupakan upaya tubuh untuk mengeluarkan
CO2 dengan cukup, serta tidak cukupnya jumlah udara yang
memasuki alveoli dalam penggunaan O2.
- Dispnea, merupakan sesak dan berat saat pernafasan.
- Ortopnea, merupakan kesulitan bernafas kecuali dalam posisi
duduk atau berdiri.
- Stridor merupakan pernafasan bising yang terjadi karena
penyempitan pada saluran nafas
3. Obstruksi Jalan Nafas
Merupakan suatu kondisi pada individu dengan pernafasan yang
mengalami ancaman, terkait dengan ketidakmampuan batuk secara
efektif. Hal ini dapat disebabkan oleh sekret yang kental atau berlebihan
akibat infeksi, imobilisasi, serta batuk tidak efektif karena penyakit
persarafan.
4. Pertukaran Gas
Merupakan kondisi pada individu yang mengalami penurunan gas baik O2
maupun CO2 antara alveoli paru-paru dan sistem vascular
E. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Menurut Tarwoto & Wartonah (2015) diantaranya:
a. Riwayat Keperawatan
1) Masalah keperawatan yang pernah dialami
2) Pernah mengalami perubahan pola pernapasan.
3) Pernah mengalami batuk dengan sputum.
4) Pernah mengalami nyeri dada.
5) Aktivitas apa saja yang menyebabkan terjadinya gejala-gejala
di atas
b. Riwayat penyakit pernapasan
1) Apakah sering mengalami ISPA, alergi, batuk, asma, TBC,
dan lain-lain.
2) Bagaimana frekuensi setiap kejadian.
3) Riwayat kardiovaskuler
4) Pernah mengalami penyakit jantung ( gagal jantung, gagal
ventrikel kanan ,dll) atau peredaran darah
c. Pengkajian Fisik
1) Inpeksi
Mengamati tingkat kesadaran klien, penampilan umum,
postur tubuh, kondisi kulit dan membrane mukosa, dada, pola nafas
(frekuensi, kedalaman pernapasan, durasi inspirasi dan ekspirasi)
ekspirasi dada secara umum, adanya sianosis, deformitas dan
jaringan perut pada dada.
2) Palpasi
Dilakukan dengan meletakkan tumit tangan pemeriksa
mendatar diatas dada pasien. Saat palpasi perawat menilai adanya
fremitus taktil pada dada dan punggung pasien dengan memintanya
menyebutkan “tujuh- tujuh” secara berulang. Perawat akan
merasakan adanya getaran pada telapak tangan nya. Normalnya
fremitus taktil akan terasa pada individu yang sehat dan akan
meningkat pada kondisi kosolidasi. Selain itu, palpasi juga
dilakukan untuk mengkaji temperature kulit, pengembangan dada,
adanya nyeri tekan, titik impuls maksimum abnormalitas massa dan
kelenjar sirkulasi perifer, denyut nadi, serta pengisian kapiler.
3) Perkusi
Dilakukan untuk menentukan ukuran dan bentuk organ dalam
serta untuk mengkaji adanya abnormalitas, cairan, atau udara
didalam paru,. Perkusi sendiri dilakukan dengan jari tengah (tangan
non-dominan) pemeriksa mendatar diatas dada pasien. Kemudian
jari tersebut diketuk- ketuk dengan menggunakan ujung jari tengah
atau jari telunjuk tangan sebelahnya. Normalnya dada menghasilkan
bunyi resonan atau gaung perkusi. Pada penyakit tertentu adanya
udara pada dada atau paru menimbulkan bunyi hipersonan atau
bunyi drum. Sedangkan bunyi pekak atau kempis terdengar apabila
perkusi dilakukan di atas area yang mengalami atelektasis.
4) Auskultasi
Auskultasi dilakukan langsung dengan menggunakan
stetoskop. Bunyi yang terdengar digambarkan berdasarkan nada,
intensitas durasi, atau kualitasnya. Untuk mendapatkan hasil yang
lebih valid atau akurat, auskultasi sebaiknya dilakukan lebih dari
satu kali. Pada pemeriksaan fisik paru, auskultasi dilakukan untuk
mendengar bunyi napas vasikuler, bronchial, bronkovasikular,
ronkhi, juga untuk mengetahui adanya perubahan bunyi napas serta
lokasi dan waktu terjadinya (Iqbal, 2005).
d. Pemeriksaan Diagnostik
1) Pemeriksaan ventilasi dan oksigenasi : uji fungsi paru, pemeriksaan
gas daerah arteri, oksimetri, pemeriksaan darah lengkap.
2) Tes struktur pernafasan: sinar x- dada, bronkoskopi, scan paru.
3) Deteksi abnormalitas sel dan infeksi saluran pernapasan
: kultur kerongkongan, sputum, uji kulit, torakontesis.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
Diagnosis keperawatan yang mungkin muncul untuk klien dengan
masalah oksigenasi adalah :
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif
b. Gangguan penyapihan ventilator
c. Gangguan pertukaran gas
d. Gangguan ventilasi sepontan
e. Pola nafas tidak efekti
3. RENCANA KEPERAWATAN
N DIGNOSA SLKI SIKI
O KEPERAWAT
AN
1. Bersihan jalan Setelah dilakukan asuhan a) Auskultasi dada untuk karakter bunyi
nafas tidak keperawatan selama 3 x 24 napas atau adanya sekreat.
efektif jam bersihan jalan nafas b) Observasi jumlah dan karakter
teratasi dengan KH : sputum / aspirasi sekret
a) Tidak mengalami c) Gunakan oksigen, humidifikasi /
aspirasi nebuliser. Beri cairan tambahan
b) Mengeluarkan secret melalui IV sesuai indikasi.
secara efektif d) Dorong masukan cairan peroral
c) Mempunyai jalan (sedikitnya 2500 ml/hari) dalam
napas yang paten toleransi jantung.
d) Irama dan frekuensi e) Lakukan penghisapan jalan napas
pernapasan dalam (suction).
batas normal f) Pantau pernapasan pasien.
e) Suara napas jernih
2. Ketidak Setelah dilakukan asuhan a) Manajemen jalan napas
efektifan pola keperawatan selama 3 x 24 b) Pengisapan jalan napas
nafas jam bersihan jalan nafas c) Bersihkan jalan napas buatan
teratasi dengan KH : d) Pantau pernapasan
a) Pernapasan optimal e) Pantau tanda-tanda vital
pada saat terpasang
ventilator mekanis
b) Kecepatan dan irama
pernapasan dalam
batas normal
c) Fungsi paru dalam
batas normal.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2017. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3.
Jakarta: EGC
Handayani, Wiwik dan Andi Sulistyo Haribowo. 2018. Asuhan keperawatanpada klien
dengan gangguan sistem hematologi. Salemba Medika :Jakarta.
Johnson, M., et all. 2018. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River
Marlyn E. 2017. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta, EGC
Mc Closkey, C.J., et all. 2016. Nursing Interventions Classification (NIC) Second
Edition.New Jersey: Upper Saddle River
Patrick Davay, 2017, At A Glance Medicine, Jakarta, EMS
Santosa, Budi. 2017. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2007-2008. Jakarta:
Prima Medika
Smeltzer & Bare. 2008. Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta: EGC
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7. EGC : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai