KEBUTUHAN OKSIGENASI
NAZWA NAZMAHAL
4338114201220220
A. Laporan Pendahuluan
Kebutuhan Oksigenasi
2. Fisiologi
Peristiwa bernapas terdiri dari 2 bagian:
a. Menghirup udara (inpirasi)
Inspirasi adalah terjadinya aliran udara dari sekeliling masuk melalui
saluran pernapasan sampai keparu-paru. Proses inspirasi : volume
rongga dada naik/lebih besar, tekanan rongga dada turun/lebih kecil.
b. Menghembuskan udara (ekspirasi)
Tidak banyak menggunakan tenaga, karena ekspirasi adalah suatu
gerakan pasif yaitu terjadi relaxasi otot-otot pernapasan. Proses
ekspirasi : volume rongga dada turun/lebih kecil, tekanan rongga dada
naik/lebih besar.
Proses pemenuhan oksigen di dalam tubuh terdiri dari atas tiga
tahapan, yaitu ventilasi, difusi dan transportasi
a. Ventilasi
Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam
alveoli atau dari alveoli ke atmosfer. Proses ini di pengaruhi oleh
beberapa faktor :
- Adanya kosentrasi oksigen di atmosfer.
- Semakin tingginya suatu tempat, maka tekanan udaranya semakin
rendah.
- Adanya kondisi jalan nafas yang baik.
- Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru untuk
mengembang di sebut dengan compliance.
- Sedangkan recoil adalah kemampuan untuk mengeluarkan CO²
atau kontraksinya paru-paru.
b. Difusi
Difusi gas merupakan pertukaran antara O² dari alveoli ke kapiler
paru-paru dan CO² dari kapiler ke alveoli. Proses pertukaran ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
o Luasnya permukaan paru-paru.
o Tebal membrane respirasi/permeabilitas yang terdiri atas epitel
alveoli dan interstisial.
o Keduanya dapat mempengaruhi proses difusi apabila terjadi proses
penebalan.
o Pebedaan tekanan dan konsentrasi O². Hal ini dapat terjadi
sebagaimana O² dari alveoli masuk kedalam darah secara berdifusi
karena tekanan O² dalam rongga alveoli lebih tinggi dari pada
tekanan O² dalam darah vena vulmonalis.
o Afinitas gas yaitu kemampuan untuk menembus dan mengikat
HB.
c. Transportasi gas
Transfortasi gas merupakan proses pendistribusian O² kapiler ke
jaringan tubuh dan CO² jaringan tubuh ke kapiler. Transfortasi gas
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
- Kurah jantung (kardiak output), frekuensi denyut nadi.
- Kondisi pembuluh darah, latihan perbandingan sel darah dengan
darah secara keseluruhan (hematokrit), serta elitrosit dan kadar
Hb.
3. Penyebab
1. Faktor Fisiologis
a. Penurunan kapasitas angkut O₂
Secara fisiologis, daya angkut hemoglobin untuk membawa O ke
jaringanadalah 97%. Akan tetapi, nilai tersebut dapat berubah sewaktu-
waktu apabilaterdapat gangguan pada tubuh. Misalnya, pada penderita
anemia atau pada saatyang terpapar racun. Kondisi tersebutdapat
mengakibatkan penurunan kapasitas pengikatan O₂
b. Penurunan Konsentrasi O₂ Inspirasi
Kondisi ini dapat terjadi akibat penggunaan alat terapidan penurunan
kadar O₂ inspirasi.
c. Hipovolemik
Kondisi ini disebabkan oleh penurunan volume sirkulasi darah
akibatkehilangan cairan ekstraselular yang berlebihan.
d. Peningkatan Laju Metabolik
Kondisi ini dapat terjadi pada kasus infeksi dan demam yang terus-
menerusyang mengakibatkan peningkatan laju metabolik. Akibatnya,
tubuh mulaimemecah persediaan protein dan menyebabkan penurunan
massa otot.
e. Kondisi Lainnya
Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada, seperti
kehamilan,obesitas, abnormalitas musculoskeletal, trauma, penyakit
otot, penyakit susunansaraf, gangguan saraf pusat dan penyakit kronis.
2. Faktor perkembangan
a. Bayi prematur
Bayi yang lahir prematur berisiko menderita penyakit membran hialin
yangditandai dengan berkembangnya membran serupa hialin yang
membatasi ujungsaluran pernafasan. Kondisi ini disebabkan oleh
produksi surfaktan yang masihsedikit karena kemampuan paru
menyintesis surfaktan baru berkembang padatrimester akhir.
b. Bayi dan anak-anak
Kelompok usia ini berisiko mengalami infeksi saluran pernapasan
atas, sepertifaringitis, influenza, tonsilitis, dan aspirasi benda asing
(misal: makanan, permendan lain-lain).
c. Anak usia sekolah dan remaja
Kelompok usia ini berisiko mengalami infeksi saluran napas akut
akibatkebiasaan buruk, seperti merokok.
d. Dewasa muda dan paruh baya
Kondisi stress, kebiasaan merokok, diet yang tidak sehat, kurang
berolahraga,merupakan faktor yang dapat meningkatkan risiko
penyakit jantung dan paru padakelompok usia ini.
e. Lansia
Proses penuaan yang terjadi pada lansia menyebabkan perubahan
fungsinormal pernafasan, seperti penurunan elastis paru, pelebaran
alveolus, dilatasi saluran bronkus dan kifosis tulang belakang yang
menghambat ekspansi paru sehingga berpengaruh pada penurunan
kadar O₂
3. Faktor Perilaku
a. Nutrisi
Kondisi berat badan berlebih (obesitas) dapat menghambat ekspansi
paru,sedangkan malnutrisi berat dapat mengakibatkan pelisutan otot
pernapasan yangakan mengurangi kekuatan kerja pernapasan.
b. Olahraga
Latihan fisik akan meningkatkan aktivitas metabolik, denyut jantung
dankedalaman serta frekuensi pernapasan yang akan meningkatkan
kebutuhanoksigen.
c. Ketergantungan zat adiktif
Penggunaan alkohol dan obat-obatan yang berlebihan dapat
menggangguoksigenasi. Hal ini terjadi karena :
1) Alkohol dan obat-obatan daoat menekan pusat pernapasan dan
susunan saraf pusat sehingga mengakibatkan penurunan laju dan
kedalaman pernapasan.
2) Penggunaan narkotika dan analgesik, terutama morfin dan
meperidin, dapatmendepresi pusat pernapasan sehingga
menurunkan laju dan kedalaman pernafasan.
d. Emosi
Perasaan takut, cemas dan marah yang tidak terkontrol akan
merangsangaktivitas saraf simpatis. Kondisi ini dapat menyebabkan
peningkatan denyut jantung dan frekuensi pernapasan sehingga
kebutuhan oksigen meningkat. Selainitu, kecemasan juga dapat
meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan.
e. Gaya hidup
Kebiasaan merokok dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan
oksigenseseorang. Merokok dapat menyebabkan gangguan vaskulrisasi
perifer
dan penyakit jantung. Selain itu nikotin yang terkandung dalam rokok
bisamengakibatkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan
koroner.
4. Faktor Lingkungan
a. Suhu
Faktor suhu dapat berpengaruh terhadap afinitas atau kekuatan ikatan
Hb danO₂ Dengan kata lain, suhu lingkungan juga bisa memengaruhi
kebutuhan oksigenseseorang.
b. Ketinggian
Pada dataran yang tinggi akan terjadi penurunan pada tekanan udara
sehinggatekanan oksigen juga ikut turun. Akibatnya, orang yang
tinggal di dataran tinggicenderung mengalami peningkatan frekuensi
pernapasan dan denyut jantung.Sebaliknya, pada dataran yang rendah
akan terjadi peningkatan tekanan oksigen.
c. Polusi
Polusi udara, seperti asap atau debu seringkali menyebabkan sakit
kepala, pusing,batuk, tersedak, dan berbagai gangguan
pernapasan lain pada orang yangmenghisapnya. Para pekerja di pabrik
asbes atau bedak tabur berisiko tinggimenderita penyakit paru akibat
terpapar zat-zat berbahaya.
B. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan untuk mengetahui
adanya gangguan oksigenasi yaitu:
a. Pemeriksaan fungsi paru
Untuk mengetahui kemampuan paru dalam melakukan pertukaran
gas secara efisien.
b. Pemeriksaan gas darah arteri
Untuk memberikan informasi tentang difusi gas melalui membrane
kapiler alveolar dan keadekuatan oksigenasi.
c. Oksimetri
Untuk mengukur saturasi oksigen kapiler
d. Pemeriksaan sinar X dada
Untuk pemeriksaan adanya cairan, massa, fraktur, dan proses-
proses abnormal.
e. Bronkoskopi
Untuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau sampel
sputum/benda asing yang menghambat jalan nafas.
f. Endoskopi
Untuk melihat lokasi kerusakan dan adanya lesi.
g. Fluoroskopi
Untuk mengetahui mekanisme radiopulmonal, misal: kerja jantung
dan kontraksi paru.
h. CT-SCAN
i. Untuk mengintifikasi adanya massa abnormal.
6. Penatalaksanaan
a. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
1. Pembersihan jalan nafas
2. Latihan batuk efektif
3. Suctioning
4. Jalan nafas buatan
b. Pola Napas Tidak efektif
1. Atur posisi pasien ( semi fowler )
2. Pemberian oksigen
3. Teknik bernafas dan relaksasi
c. Gangguan Pertukaran Gas
1. Atur posisi pasien ( posisi fowler )
2. Pemberian oksigen
3. Suctioning
d. Gangguan Ventilasi Spontan
1. Pemberian oksigen
C. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Anamnesis
1) Biodata pasien (umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan)
Umur pasien bisa menunjukkan tahap perkembangan pasien baik
secara fisik maupun psikologis, jenis kelamin dan pekerjaan perlu
dikaji untuk mengetahui hubungan dan pengaruhnya terhadap
terjadinya masalah/penyakit, dan tingkat pendidikan dapat
berpengaruh terhadap pengetahuan klien tentang
masalahnya/penyakitnya (
b. Keluhan utama
Keluhan utama yang biasa muncul antara lain batuk, peningkatan
produksi sputum, dispnea, hemoptisis, nyeri dada, ronchi (+), demam,
kejang, sianosis daerah mulut, hidung, muntah, dan diare.
1) Batuk (cough)
Batuk merupakan gejala utama dan merupakan gangguan yang
paling sering di keluhkan. Tanyakan pada klien batuk bersifat
produktif atau non produktif.
2) Peningkatan produksi sputum
Sputum merupakan suatu subtansi yang keluar bersama dengan
batuk. Lakukan pengkajian terkait warna, konsistensi, bau, dan
jumlah dari sputum.
3) Dispnea
Dispnea merupakan suatu persepsi klien yang merasa kesulitan
untuk bernafas. Perawat harus menanyakan kemampuan klien
untuk melakukan aktivitas.
4) Homoptisis
Hemoptisis adalah darah yang keluar dari mulut dengan di
batukan. Perawat harus mengkaji darimana sumber darah.
5) Nyeri dada
Nyeri dada dapat berhubungan dengan masalah jantung dan paru-
paru. Gambaran lengkap mengenai nyeri dada dapat menolong
perawat untuk membedakan nyeri pada pleura, muskuloskeletal,
kardiak, dan gastrointestinal.
c. Riwayat kesehatan masa lalu
1) Riwayat merokok
2) Pengobatan saat ini dan masa lalu
3) Alergi
4) Tempat tinggal
d. Riwayat kesehatan keluarga
1) Penyakit infeksi tertentu
2) Kelainan alergis
3) Klien bronkitis kronik mungkin bermukim di daerah yang polusi
udaranya tinggi.
3. Perencanaan Keperawatan
Diagniosa yang diangkat :
1) Bersihan jalan nafas tidak efektif
2) Pola nafas tidak efektif
3) Gangguan pertukaran gas
4) Gangguan ventilasi spontan
Edukasi
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
mukolitik atau
ekspektoran, jika perlu
Pola napas tidak Setelah dilakukan tindakan Observasi
efektif selama 3 x 24 jam
- Memonitor pola napas
diharapkan pola napas
(frekuensi, kedalaman,
tidak efektif dapat
usaha napas)
membaik dengan kriteria
- Memonitor bunyi napas
hasil :
tambahan
Pola Nafas (L.01004)
( mis.gurgling, mengi,
- Dispnea
wheezing, rongki
- Penggunaan otot
kering)
bantu napas
- Memonitor sputum
- Pemanjangan fase
(jumlah,warna, aroma)
ekspirasi
- Ortopnea Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik,
jika perlu
Edukasi
- Pertahankan kepatenan
jalan napas
- Berikan posisi semi
fowler atau fowler
- Fasilitasi mengubah
posisi senyaman
mungkin
- Berikan oksigenasi
sesuai kebutuhan (mis,
nasal kanul, masker
wajah, masker
rebreathing atau non
rebreathing)
- Gunakan bag-valve
mask, jika perlu
Edukasi
- Ajarkan melakukan
teknik relaksasi napas
dalam
- Ajarkan mengubah
posisi secara sendiri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
bronkhodilator, jika
perlu
DAFTAR PUSTAKA