2. Etiologi
- Faktor Fisiologis
a. Penurunan kapasitas angkut O₂
c. Hipovolemik
Kondisi ini dapat terjadi pada kasus infeksi dan demam yang terus-
menerus yang mengakibatkan peningkatan laju metabolik. Akibatnya,
tubuh mulai memecah persediaan protein dan menyebabkan penurunan
massa otot.
e. Kondisi Lainnya
- Faktor perkembangan
a. Bayi prematur
Bayi yang lahir prematur berisiko menderita penyakit membran hialin
yang ditandai dengan berkembangnya membran serupa hialin yang
membatasi ujung saluran pernafasan. Kondisi ini disebabkan oleh produksi
surfaktan yang masih sedikit karena kemampuan paru menyintesis
surfaktan baru berkembang pada trimester akhir.
b. Bayi dan anak-anak
e. Lansia
Proses penuaan yang terjadi pada lansia menyebabkan perubahan
fungsi normal pernafasan, seperti penurunan elastis paru, pelebaran
alveolus, dilatasi saluran bronkus dan kifosis tulang belakang yang
menghambat ekspansi paru sehingga berpengaruh pada penurunan kadar
O₂.
- Faktor Perilaku
a. Nutrisi
Kondisi berat badan berlebih (obesitas) dapat menghambat ekspansi
paru, sedangkan malnutrisi berat dapat mengakibatkan pelisutan otot
pernapasan yang akan mengurangi kekuatan kerja pernapasan.
b. Olahraga
e. Gaya hidup
Kebiasaan merokok dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan
oksigen seseorang. Merokok dapat menyebabkan gangguan vaskulrisasi
perifer dan penyakit jantung. Selain itu nikotin yang terkandung dalam
rokok bisa mengakibatkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan
koroner.
- Faktor Lingkungan
a. Suhu
Faktor suhu dapat berpengaruh terhadap afinitas atau kekuatan ikatan
Hb dan O₂. Dengan kata lain, suhu lingkungan juga bisa memengaruhi
kebutuhan oksigen seseorang.
b. Ketinggian
Pada dataran yang tinggi akan terjadi penurunan pada tekanan udara
sehingga tekanan oksigen juga ikut turun. Akibatnya, orang yang tinggal di
dataran tinggi cenderung mengalami peningkatan frekuensi pernapasan
dan denyut jantung. Sebaliknya, pada dataran yang rendah akan terjadi
peningkatan tekanan oksigen.
c. Polusi
Polusi udara, seperti asap atau debu seringkali menyebabkan sakit
kepala, pusing, batuk, tersedak, dan berbagai gangguan pernapasan lain
pada orang yang menghisapnya. Para pekerja di pabrik asbes atau bedak
tabur berisiko tinggi menderita penyakit paru akibat terpapar zat-zat
berbahaya.
3. Klasifikasi
1. Ventilasi
D. Anatomi
1. Sistem pernapasan Atas
a. Hidung
b. Faring
Faring merupakan saluran yang terbagi dua, untuk udara dan makanan.
Faring terdiri atas nasoraing dan orofaring yang kaya akan jaringan limfoid
yang berfungsi menangkap dan menghancurkan kuman patogenyang masuk
bersama udara.
c. Laring
1. Pernapasan Eksternal
` Pernapasan ekstrenal atau pernapasan pulmoner mengacu pada
keseluruhan pertukaran O₂ dan CO₂ antara lingkungan ekstrenal dan sel
tubuh. Secara umum, proses ini berlangsung dalam langkah, yakni
ventilasi pulmoner, pertukaran gas alveolar, serta transpor oksigen dan
karbondioksida.
a. Ventilasi pulmoner
Saat bernapas, udara bergantian masuk-keluar paru melalui
proses ventilasi sehingga terjadi pertukaran gas antara lingkungan
eksternal dan alveolus. Proses ventilasi ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu jalan napas yang bersih, sistem saraf pusat dan
sistem pernapasan yang utuh, rongga toraks yang mampu
mengembang dan berkontraksi dengan baik, serta komplian paru
yang adekuat.
Transport CO₂
Maturasional
F. Manifestasi Klinik
1. Suara Napas Tidak Normal.
2. Perubahan Jumlah Pernapasan.
3. Batuk Disertai Dahak.
4. Penggunaan Otot Tambahan Pernapasan.
5. Dispnea.
6. Penurunan Haluaran Urin.
7. Penurunan Ekspansi Paru.
8. Takhipnea
G. Patofisiologi
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi & transportasi. Proses
ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar dari dan ke
paru-paru),apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka oksigen tidak dapat
tersalur dengan baik &sumbatan tersebut akan direspon jalur nafas sebagai benda
asing yang menimbulkanpengeluaran mucus. Proses difusi (penyaluran oksigen dari
alveoli ke jaringan) yang terganggu akan menyebabkan ketidakefektifan pertukaran
gas. Selain kerusakan pada proses ventilasi, difusi, maka kerusakan pada transportasi
seperti perubahan volume skuncup,afterload, preload, dan kontrasktilitas miokasrd
juda dapat mempengaruhi pertukaran gas(Brunner & Suddart, 2013)
H. Pathway
Hipoventilasi/
Hiperventilasi
Bersihan jalan
napas tidak
efektif
takipneu, bradipneu
A. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan proses
keperawatan.Diperlukan pengkajian cermat untuk mengenal masalah pasien,agar
dapat memberikan tindakan keperawatan Keberhasilan proses keperawatan sangat
tergantung pada kecermatan dan ketelitian dalam tahap pengkajian.
2. Catatan Masuk
Catatan Masuk terdiri dari tanggal berapa klien masuk.
3. Riwayat Keperawatan
Meliputi Riwayat Kesehatan, pengkajian tentang masalah pernapasan dulu dan
sekarang , gaya hidup, adanya batuk, sputum, nyeri, dan adanya faktor resiko untuk
gangguan status oksigenasi.
a. Riwayat kesehatan
1) Keluhan Utama
Berisikan keluhan utama yang dialami pasien.
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya pasien mengidentifikasikan keluhan yang di alami
sekarang.Pengkajian yang mendukung keluhan utama dilakukan dengan
mengajukan serangkaian pertanyaan mengenai kelemahan fisik pasien
secara PQRST.
4. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan head to toe meliputi pemeriksaan:
1. Kepala
a. Bentuk dan ukuran kepala
b. Pertumbuhan rambut
c. Kulit kepala
2. Muka
a. Mata
b. Hidung
c. Mulut
d. Gigi
e. Telinga
3. Leher
a. Bentuk leher
b. Pembesaran tyroid
c. Kelenjar getah bening
d. Nyeri waktu menelan
4. Dada ( Thorax)
a. Paru-paru
b. Jantung
5. Abdomen
a. Inspeksi
b. Auskultasi
c. Perkusi
d. Palpasi
6. Genetalia
Daerah genital bersih,tidak ada luka,tidak ada tanda infeksi,tidak terpasang
kateter
7. Anus dan rectum
Tidak ada hemoroid
8. Ekstremitas
a. Atas
Skala kekuatan otot pada ekstremitas atas sinistra dan dextra yaitu
masing-masing 5,ditandai dengan mampu menggenggam kuat.
b. Bawah
Skala kekuatan pada ekstremitas bawah sinistra dan dextra yaitu
masingmasing 5,ditandai dengan bisa berjalan dengan normal
c. Inspeksi kuku : Warna merah muda pucat, panjang, bersih, tidak ada
edema, dan utuh.
d. Capillary refill : Cepat
9. Integumen
Kulit pasien warna sawo matang, lembab, turgor sedang, tidak ada edema.
Terdapat luka lecet di kaki yang masih basah dan tidak ada tanda infeksi
a. Inspeksi
Mengamati tingkat kesadaran pasien, keadaan umum, postur tubuh,
kondisi kulit, dan membran mukosa, dada (kontur rongga interkosta, diameter
anteroposterior, struktur toraks, pergerakan dinding dada), pola napas
(frekuensi dan kedalaman pernapasann, durasi inspirasi dan ekspirasi)
Abnormalitas yang mungkin terjadi pada abdomen adalah:
a. Adanya luka atau luka bekas operasi hingga timbulnya jaringan parut
b. Bila ada luka, adakah pus atau serum
Adanya pus mengartikan bahwa telah terjadi peradangan pada daerah luka.
c. Nodul atau massa yang muncul dipermukaan abdomen.
Nodul atau massa pada abdomen mungkin merupakan suatu tumor baik
ganas ataupun tak ganas. Selain itu juga bisa merupakan suatu hernia.
d. Hyperpigmentasi kulit abdomen
Pada pasien yang sedang hamil, hyperpigmentasi atau yang biasa disebut
dengan striae ini wajar terjadi, namun bila hal ini terjadi pada pasien yang
tidak sedang mengalami kehamilan, maka hal ini terjadi pada pasien yang
mengalami asites
e. Adanya gelombang peristaltic menandakan adnya obstruksi di GI
f. Adanya pulsasi menandakan adanya peningkatan pada aneurisme aortic
g. Bentuk abdomen
Pada pasien dengan marasmus perutnya akan terlihat sangat kurus dan
cekung. Sebaliknya pada pasien-pasien yang mengalami sirosis hepatis,
biasanya terjadi asites pada perut karena penumpukan cairan yang
berlebihan.
b. Palpasi
Dilakukan dengaan menggunakan tumit tangan pemeriksa mendatar
diatas dada pasien. Saat palpasi perawat menilai adanya fremitus taktil pada
dada dan punggung pasien dengan memintanya menyebutkan “tujuh-tujuh”
secara ulang. Normalnya, fremitus taktil akan terasa pada individu yang sehat
dan meningkat pada kondisi konsolidasi.
Pemeriksaan palpasi abnormal yang mungkin terjadi diantaranya :
a. Sonor
Yaitu suara menggema, biasanya didapati pada daerah paru pada orang
yang normal.
b. .Hypersonor
Yaitu suara menggema yang keras, biasanya dijumpai pada paru-paru
dengan kelainan (emphysema, pneumothoraks, hypermeteorisme) serta
bagian tubuh yang menggandung udara.
c. Tympani
Yaitu suara yang keras, bernada tinggi, biasanya ditemukan pada lambung
yang penuh dengan udara, serta usus yang kembung.
d. Dullnes
Suara pekak/tumpul yang biasa dijumpai pada objek yang padat seperti
hepar.
a. Bunyi pekak pada sebagian besar abdomen terlebih pada bagian atas,
dapat ditemukan pada pasien dengan sirosis hepatis yang asites.
b. Pada daerah lambung terdengar pekak, disebabkan karena
hepatomegali ataupun slenomegali.
c. Pada Vesika Urinaria terdaengar sonor, disebabkan karena adanya
retensi urine dalam vedika urinaria.
d. Auskultasi
Dapat dilakukan langsung / dengan menggunakan stetoskop. bunyi
yang terdengar digambarkan berdasarkan nada, intensitas, durasi dan
kualitasnya. Untuk mendapatkan hasil terbaik , valid dan akurat, sebaiknya
auskultasi dilakukan lebih dari satu kali. Pemeriksaan aukskultasi pada
abdomen yaitu bertujuan untuk mendengarkan bising usus serta pembuluh
darah.
Bising usus merupakan suara yang terjadi saat peristaltik yang disebabkan oleh
perpindahan gas atau makanan sepanjang mediastinum. Banyak atau
sedikitnya bi
sing usus yang didengarkan saat aukskultasi tergantung dari pergerakan atu
motalitas usus, normalnya bising usus adalah 5-12kali permenit.
Auskultasi abnormal yang mungkin ditemukan dalam pemeriksaan abdomen
adalah:
a. Penilaian ventilasi dan oksigenasi : uji fungsi paru, pemeriksaan gas darah
arteri, oksimetri, pemeriksaan darah lengkap.
b. Tes struktur sistem pernapasan : sinar- x dadabronkoskopi, scan paru.
c. Deteksi abnormalitas sel dan infeksi saluran pernapasan : kultur
kerongkongan, sputum, uji kulit toraketensis.
6. Analisa Data
Kode MASALAH
NO DATA FOKUS ETIOLOGI
DX KEPERAWATAN
7. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan utama untuk klien dengan masalah oksigenasi adalah :
a. Bersihan jalan napas tidak efektif
b. Pola napas tidak efektif
8. Rencana Keperawatan
N:
1. Atur posisi
semi Fowler tau
Fowler
2. Pasang perlak
dan bengkok di
pangkuan
pasien.
3. Buang sekret
pada tempat
sputum
E:
1. Jelaskan tujuan
prosedur Atuk
efektif
2. Anjurkan tarik
napas dalam
melalui hidung
selama 4 detik,
ditahan selama
2 detik,
kemudian
keluarkan dari
mulut dengan
bibir mecucu (
dibulatkan
selama 8 detik)
3. Anjurkan
mengulangi
tarik Napas
Dalam hingga
kali.
4. Anjurkan batuk
dengan kuat
langsung stelah
tarik napas ke 3
C:
1. Kolaborasi
pemberian
mukolitik atau
ekspektoran,
jika perlu
2. Pola napas tidak Pola Napas ( L. 01004 ) Manajemen Jalan
Setelah dilakukan asuhan Napas (I.01011)
efektif (D.0005)
keperawatan selama 2x24 O:
jam diharapkan masalah 1. Monitor pola
Definisi : pola napas napas tidak napas
efektif dapat teratasi (frekuensi,
Inspirasi dan/atau dengan skala 5, dengan kedalaman,
kriteria hasil: usaha napas)
ekspirasi yang tidak
- Ventilasi semenit 2. Monitor bunyi
memberikan ventilasi meningkat dengan napas tambahan
skala 5 (mis. Gurgling,
adekuat.
- Kapasitas vital Mengi,
meningkat dengan wheezing,
skala 5 ronkhi kering)
- Dispnea menurun 3. Monitor
dengan skala 5 sputum
- Frekuensi napas (jumlah, warna,
membaik dengan aroma)
skala 5 N:
1. Pertahankan
kepatenan jalan
napas dengan
head-tilt dan
Chin-lift (jaw
thrust jika
curiga trauma
servikal.
2. Posisikan semi
fowler atau
Fowler
3. Berikan minum
hangat
4. Lakukan
fisioterapi dada,
jika perlu.
5. Lakukan
penghisapan
lendir kurang
dari 15 detik.
6. Lakukan
hiperoksigenasi
sebelum
penghisapan
endotrakeal.
7. Keluarkan
sumbatan
benda padat
dengan forsep
McGill
8. Berikan
oksigen, jika
perlu
E:
1. Anjurkan
asupan cairan
2000 ml/hari,
jika tidak
kontraindikasi.
2. Ajarkan teknik
batuk efektif.
C:
1. Kolaborasi
pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik, jika
perlu.
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Nn.D DENAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA Ny. R D DI RUANG
INDRALOKA RSJ PROF.DR.SOEROJO MAGELANG
A. BIODATA
1. Biodata Pasien
a. Nama : Ny. R
b. Tempat lahir :
c. Tanggal Lahir :
d. Umur : 73 tahun 5 bulan
e. Status Pernikahan : Menikah
f. Alamat : Krajan 1 Rt 004/Rw 002 Rejosari Pringsurat
Kab. Temanggung
g. Jenis Kelamin : Perempuan
h. Agama : Islam
i. Golongan darah :-
j. Pendidikan : SD
k. Pekerjaan : Petani
l. Tanggal Masuk : 28 Mei 2022
m. Diagnosa Medis : Pneumonia
n. Nomor Rekam Medis : 00229133
2. Biodata Penanggung Jawab
a. Nama : Ny. T
b. Tgl.Lahir : 10-11-1972
o. Alamat : Krajan 1 Rt 004/Rw 002 Rejosari Pringsurat Kab.
Temanggung
c. Agama : Islam
d. Pendidikan :-
e. Pekerjaan :-
f. Hubungan dg klien : Saudara
A. KELUHAN UTAMA
Pasien mengeluh sesak
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengeluhkan mengeluh sesak dan ada dahak ditenggorokan yang
susah untuk dikeluarkan sejak 3 hari yang lalu pasien dibawa ke IGD pada
tanggal 28 Mei 2022
2. Riwayat Kesehatan dahulu
Hipertensi
3. Riwayat Kesehatan keluarga
Tidak ada penyakit turunan
C. PENGKAJIAN MENURUT POLA FUNGSIONAL GORDON
1. Pola manajemen kesehatan dan persepsi kesehatan
Sebelum sakit : Keluarga dan pasien mempunyai persepsi jika sakit
mungkin segera di bawa ke rumah sakit.
Sesudah sakit : Dibawa oleh keluarga pasien ke rumah sakit supaya
dapat tindakan lebih lanjut
2. Pola metabolik-nutrisi
Sebelum sakit : Pasien makan sehari 2-3 kali (nasi,sayur dan lauk
pauk)
Selama sakit : Ada penurunan nafsu makan, pasien makan sehari 1
kali atau tak menentu. (nasi,sayur dan lauk pauk)
3. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : pasien mengatakan BAB setiap pagi hari , BAK 5-6 x
dalam sehari, dengan konsistensi sedang dan bewarna kuning kecoklatan.
Saat sakit :pasien mengatakan susah BAB, selama 3 hari baru
BAB 1x dan BAK 3-4x sehari.
4. Pola aktifitas-latihan
Pada saat dilakukan pengkajian pola aktivitas berdasarkan indeks ADL
Barthel didapatkan score 1 yaitu aktivitas klien dibantu sebagian oleh
keluarganya.
Pengkajian Aktivitas Harian dengan Indeks Barthel
No Kriteria Penilaian Nilai
0 : Tidak Mampu
1. Makan (Feeding) 1 : Butuh bantuan 2
2 : Mandiri
0 : Tergantung orang lain
2. Mandi (Bathing) 1
1 : Mandiri
0 : Membutuhkan bantuan
3. Perawatan diri ( Grooming) orang lain 0
1 : mandiri
0 : Tergantung orang lain
4. Berpakaian (Dressing) 1 : Sebagian dibantu 2
2 : Mandiri
0 : inkontinensia atau pakai
kateter dan tidak terkontrol
1 : Kadang inkontinensia
5. Buang air kecil (Bowel) 2
(maks 1 x 24 jam )
2 : Kontinensia (teratur
untuk lebih dari 7 hari )
0 : tergantung bantuan orang
lain
1 : membutuhkan bantuan
6. Penggunaan toilet 1
tapi dapat melakukan
beberapa hal sendiri
2 : mandiri
7. Bergerak (dari tempat tidur ke 0 : Tidak mampu 2
kursi dan kembali lagi) 1 : Butuh bantuan untuk bisa
duduk (dua orang)
2 : Bantuan kecil (satu
orang)
3 : Mandiri
0 : immobile (tidak mampu)
1 : menggunakan kursi roda
2 : berjalan dengan bantuan
8. Mobilitas (pada tempat datar) satu orang 3
3 : Mandiri (meskipun
menggunakan alat bantu
seperti tongkat)
0 : tidak mampu
1 : membutuhkan bantuan
9. Naik turun tangga 1
(alat bantu)
2 : mandiri
0 : inkontinensia (tidak
teratur atau perlu enema)
10 Buang air besar (Bladder) 1 : kadang inkontinensia 2
(sekali seminggu)
2 : Kontinensia
Nilai Total 16
Interpretasi hasil : score yang didapat yaitu 16, pasien mengalami
ketergantungan ringan.
a. Kepala
- Bentuk dan ukuran kepala : normachepal, simetris, ukuran kepada
normal
- Pertumbuhan rambut : Pertumbuhan rambut rata, beruban.
- Kulit kepala : Kulit kepala tidak ada luka, bersih, tidak ada
ketombe, tidak ada kutu.
b. Wajah
- Wajah pasien tampak pucat, wajah pasien tampak mengantuk,
wajah pasien sayu.
c. Mata
- Bola mata simetris, konjungtiva tidak anemis, warna sklera putih
normal
d. Telinga
- Bersih, tidak ada serumen, tidak ada kelainan fungsi pendengaran,
tidak ada lesi pada telinga.
e. Mulut dan Bibir
Bibir kering, mulut bersih, tidak ada tanda pembesaran tonsil.
f. Leher :
- Tidak ada pembengkakan kelenjar thyroid
- Bentuk leher normal
- Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
- Tidak terdapat keluhan nyeri saat menelan
g. Kulit
Kulit warna kuning langsat, turgor kulit sedang, kulit terlihat sedikit
pucat.
h. Thorax
Tidak terdapat suara tambahan wheezing, ronchy, tidak ada lesi,
tidak ada edema, retraksi (-), bising (-), gallop (-), pulmo vaskuler
+/+
i. Abdomen
Tidak terdapat linea, tidak terdapat striae, bising usus 8x/mnt,
terdapat nyeri teka epigastrum, Supel, Bu+, hepar tidak teraba (ttb)
j. Genetalia
Tidak dikaji
k. Ekstremitas atas dan bawah
Atas : Tidak ada odema, tidak ada varises, CRT (Capillary Refill
Time ) normal
Bawah : Tidak ada odema, tidak ada varises, CRT (Capillary Refill
Time ) normal
Kekuatan otot 5 5
5 5
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Laboratorium :
NILAI
PEMERIKSAAN HASIL FLAG SATUAN
NORMAL
Kimia Klinik
Hemoglobin 11.5 L g/dL 12.0-16.0
Hematokrit 34 L % 37-47
Lekosit 14.8 H ribu/ul 4.0-10.0
Trombosit 106 L ribu/ul 150-450
Eritrosit 3.86 Juta/uL 3.50-5.00
HITUNG JENIS
Basofil 0.1 % 0.00-0.01
Eosinofil 0.0 L % 0.5-5.0
Netrofil 71.8 H % 50.0-70.0
Limfosit 25.5 % 20.0-40.0
Monosit 2.6 L % 3.0-12.0
Basofil Absolut 0.02 10^3/uL
Eosinofil Absolut 0.00 10^3/uL
Netrofil Absolut 10.60 10^3/uL
Monosit Absolut 0.39 10^3/uL
Limfosit Absolut 3.77 10^3/uL
F. PROGRAM TERAPI
a. Combivent 2.5 mL
b. Lansoprazole inj
c. Levofloxacin 750 mg INF
d. NaCl 0.9% Inf otsu
e. Pulmicort respules 0,25 mg
f. Dexametason 5 mg INJ
g. Otsu Ns/Ecosol 100 ml
G. RUMUSAN MASALAH
MASALAH
NO TGL/JAM DATA FOKUS ETIOLOGI
KEPERAWATAN
Data Subyektif: Pasien
mengatakan sesak dan ada
dahak ditenggorokannya
yang susah untuk
dikeluarkan.
Data Objektif:
1. Adanya sekret kental
di jalan napas, pasien
31/05/2022 Sekresi yang Bersihan Jalan Napas
1 terlihat sesak,
tertahan Tidak Efektif
terpasang O2, batuk
tidak efektif
TTV :
TD : 137/74 mmHg
RR : 22x/mnt
SpO2 : 95%
N : 89 x/mnt
S : 36,2
K. DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Bersihan jalan napas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan d.d adanya sekret dijalan
napas, batuk tidak efektif.
L. RENCANA KEPERAWATAN
TGL/JAM TUJUAN & KRITERIA INTERVENSI
HASIL
H. CATATAN PERKEMBANGAN
IMPLEMENTASI
Tgl/Jam Tindakan
31/05/2022
07.45 WIB 1. Memberikan injeksi lansoprazole, dexamethasone
2. Memberikan Nebulasi (Combivent 2.5 mL Pulmicort respules 0,25
mg )
3. Mengajarkan batuk efektif
4. Memposisikan pasien semi fowler
5. Mengevaluasi pasien dalam melakukan batuk efektif
11.30 WIB 6. Mengecek vital sign
1/06/2022 1. Mengobservasi keadaan umum
15.00 WIB 2. Memberikan terapi nebulasi (Combivent 2.5 mL Pulmicort respules
0,25 mg )
3. Memberikan injeksi dexamethasone
4. Mengecek vital sign
19.00 WIB
I. EVALUASI
Tgl/Jam SOAP
31/05/2022
S:
13.30 WIB Pasien mengatakan mengerti tentang penkes batuk efektif yang telah
diajarkan
O:
Pasien bersedia dilakukan nebulasi
Pasien kooperatif
TTV :
o TD : 126/79 mmHg
o N : 87x/mnt
o RR : 26x/mnt
o S : 36,6
o SpO2 : 93%
A: Masalah gangguan bersihan jalan napas tidak efektif teratasi
sebagian.
P : Observasi dan pemberian obat dilanjutkan
01/06/2022 S:
19.30 WIB Pasien mengatakan pernapasan sudah mulai longgar/nyaman
O:
Keadaan umum baik
Pasien bersedia dilakukan tindakan nebulasi dan injeksi
dexamethasone
TTV
o RR : 22 x/mnt
o SpO2 : 94%
o TD : 123/71 mmHg
o Kesadaran : sadar
o N : 89 x/mnt
o S : 36,7
A: Masalah gangguan bersihan jalan napas tidak efektif teratasi
sebagian.
P : Observasi dan pemberian obat dilanjutkan
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi
dan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi
dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia