Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

NAMA MAHASISWA :AYU NUR HAEFEN


NIM : 17.006
RUANG : IGD

MASALAH KESEHATAN : Gangguan Perfusi Jaringan Serebral

A. PENGERTIAN
Definisi gangguan perfusi jaringan: Pengurangan/penurunan dalam sirkulasi darah
ke perifer yang bisa menyebabkan gangguan kesehatan/ membahayakan kesehatan.
Gangguan perfusi jaringan serebral: Penurunan kadar oksigen sebagai akibat dari
kegagalan dalam memelihara jaringan ditingkat kapiler.

B. ETIOLOGI
Beberapa keadaan dibawah ini dapat menyebabkan stroke antara lain :
1. Thrombosis Cerebral
Thrombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga
menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapa menimbulkan oedema dan
kongesti di sekitarnya.Thrombosis biasanya terjadi pada orang tua yang sedang
tidur atau bangun tidur. Hal ini dapat terjadi karena penurunan aktivitas simpatis
dan penurunan tekanan darah yang dapat menyebabkan iskemi serebral.Tanda
dan gejala neurologis seringkali memburuk pada 48 jam sete;ah thrombosis.
Beberapa keadaandibawah ini dapat menyebabkan thrombosis otak :
a. Atherosklerosis
Atherosklerosis adalah mengerasnya pembuluh darah serta berkurangnya
kelenturan atau elastisitas dinding pembuluh darah. Manifestasi klinis
atherosklerosis bermacam-macam. Kerusakan dapat terjadi melalui
mekanisme berikut : Lumen arteri menyempit dan mengakibatkan
berkurangnya aliran darah. Oklusi mendadak pembuluh darah karena
terjadi thrombosis. Merupakan tempat terbentuknya thrombus, kemudian
melepaskan kepingan thrombus (embolus) Dinding arteri menjadi lemah
dan terjadi aneurisma kemudian robek dan terjadi perdarahan.
b. Hypercoagulasi pada polysitemia
Darah bertambah kental , peningkatan viskositas /hematokrit meningkat
dapat melambatkan aliran darah serebral.
a. Arteritis( radang pada arteri )
2. Emboli
Emboli serebral merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh bekuan
darah, lemak dan udara. Pada umumnya emboli berasal dari thrombus di jantung
yang terlepas dan menyumbat sistem arteri serebral. Emboli tersebut berlangsung
cepat dan gejala timbul kurang dari 10-30 detik. Beberapa keadaan dibawah ini
dapat menimbulkan emboli : Katup-katup jantung yang rusak akibat Rheumatik
Heart Desease.(RHD). Myokard infark. Fibrilasi, keadaan aritmia menyebabkan
berbagai bentuk pengosongan ventrikel sehingga darah terbentuk gumpalan kecil
dan sewaktu-waktu kosong sama sekali dengan mengeluarkan embolus-embolus
kecil.
Endokarditis oleh bakteri dan non bakteri, menyebabkan terbentuknya
gumpalan-gumpalan pada endocardium.
3. Haemorhagi
Perdarahan intrakranial atau intraseam parenkim otak yang dapat mengakibatkan
penekanan, pergeseran dan pemisahan jaringan otak yang berdekatan ,sehingga
otak akan membengkak, jaringan otak tertekan, sehingga terjadi infark otak,
oedema, dan mungkin herniasi otak.
Penyebab perdarahan otak yang paling lazim terjadi :

a. Aneurisma Berry,biasanya defek kongenital.


b. Aneurisma fusiformis dari atherosklerosis.
c. Aneurisma myocotik dari vaskulitis nekrose dan emboli septis.
d. Malformasi arteriovenous, terjadi hubungan persambungan pembuluh
darah arteri, sehingga darah arteri langsung masuk vena.
e. Ruptur arteriol serebral, akibat hipertensi yang menimbulkan penebalan
dan degenerasi pembuluh darah.

4. Hypoksia Umum
a) Hipertensi yang parah.
b) Cardiac Pulmonary Arrest
c) Cardiac output turun akibat aritmia
5. Hipoksia setempat
a) Spasme arteri serebral , yang disertai perdarahan subarachnoid.
b) Vasokontriksi arteri otak disertai sakit kepala migrain.

Sehingga pada masalah keperawatan gangguan perfusi jaringan ini dapat


berhubungan dengan:
a) Aliran arteri terhambat.
b) Reduksi mekanis dari aliran vena / arteri.
c) Kerusaan transportasi oksigen melewati kapiler / alveolar.
C. BATASAN KARAKTERISTIK
ditandai oleh
a) Abnormalitas berbicara
b) Perubahan reaksi pupil
c) Kelemahan ekstrem (plegi) atau paralisis.
d) Perubahan status mental
e) Perubahan respon motorik.
f) Sulit menelan.

D. PATOFISIOLOGI
Infark serbral adalah berkurangnya suplai darah ke area tertentu di otak. Luasnya
infark bergantung pada faktor-faktor seperti lokasi dan besarnya pembuluh darah
dan adekuatnya sirkulasi kolateral terhadap area yang disuplai oleh pembuluh darah
yang tersumbat. Suplai darah ke otak dapat berubah (makin lmbat atau cepat) pada
gangguan lokal (thrombus, emboli, perdarahan dan spasme vaskuler) atau oleh
karena gangguan umum (hipoksia karena gangguan paru dan jantung).
Atherosklerotik sering/cenderung sebagai faktor penting terhadap ortak,
thrombus dapat berasal dari flak arterosklerotik , atau darah dapat beku pada area
yang stenosis, dimana aliran darah akan lambat atau terjadi turbulensi. Thrombus
dapat pecah dari dinding pembuluh darah terbawa sebagai emboli dalam aliran
darah. Thrombus mengakibatkan ;
Iskemia jaringan otak yang disuplai oleh pembuluh darah yang bersangkutan.
Edema dan kongesti disekitar area.
Area edema ini menyebabkan disfungsi yang lebih besar daripada area infark itu
sendiri. Edema dapat berkurang dalam beberapa jam atau kadang-kadang sesudah
beberapa hari. Dengan berkurangnya edema pasien mulai menunjukan
perbaikan,CVA. Karena thrombosis biasanya tidak fatal, jika tidak terjadi
perdarahan masif. Oklusi pada pembuluh darah serebral oleh embolus menyebabkan
edema dan nekrosis diikuti thrombosis. Jika terjadi septik infeksi akan meluas pada
dinding pembukluh darah maka akan terjadi abses atau ensefalitis , atau jika sisa
infeksi berada pada pembuluh darah yang tersumbat menyebabkan dilatasi
aneurisma pembuluh darah. Hal iniakan me yebabkan perdarahan cerebral, jika
aneurisma pecah atau ruptur.
Perdarahan pada otak lebih disebabkan oleh ruptur arteriosklerotik dan hipertensi
pembuluh darah.. Perdarahanintraserebral yang sangat luas akan menyebabkan
kematian dibandingkan dari keseluruhan penyakit cerebro vaskuler. Jika sirkulasi
serebral terhambat, dapat berkembang anoksia cerebral. Perubahan disebabkan oleh
anoksia serebral dapat reversibel untuk jangka waktu 4-6 menit. Perubahan
irreversibel bila anoksia lebih dari 10 menit. Anoksia serebral dapat terjadi oleh
karena gangguan yang bervariasi salah satunya cardiac arrest.
Pada patofisiologi keperawatan dapat digambarkan sebagai berikut. adanya
thrombosis atau embolisme akan mengakibatkan aliran darah ke otak terganggu
sehingga supali oksigen berkurang. Hal ini mengakibatkan terjadi perfusi jaringan
otak tidak efektif. Setelah terjadi masalah keperawatan tersebut dapat terjadi
masalah kerusakan mobilitas fisik yang diakibatkan ada gangguan perfusi pada
lobus lobus otak yang bekaitan dengan syaraf motorik ekstremitas. Setelah terjadi
kerusakan fisik akan mempengaruhi aktifitas pasien sehingga menimbulkan kurang
perawatan diri pada pasien. Aliran darah pada otak terganggu akan menimbulkan
rasa nyeri dikepala sehingga dapat muncul masalah keperawatan nyeri.
Berdasarkan teori di atas sehingga dapat di gambarkan sebagai berikut :

Pathways stroke

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI


Perfusi jaringan: Cerebral tidak efektif
Outcome:
Status neurologi: Kesadaran.
a) Kemampuan membuka mata terhadap stimulus baik
b) Respon motorik terhadap styiulus baik
c) Verbalisasi baik.
d) Orientasi baik
e) Menuruti perintah.
f) Perhatian terhadap lingkungan baik.
Perfusi jaringan: Cerebral:
1) Tekanan intra kranial DBN
2) Tidak ada nyeri kepala
3) Tidak gelisah.
4) Tidak lesu.
5) Tidak ada kecemasan
6) Tidak ada agitasi
7) Tidak mual / muntah
8) Tidak ada cegukan / tersedak

Intervention:
Peningkatan perfusi cerebral (2550)
 Berikan rheologic agents (mannitol) sesuai order dokter.
 Monitor mean arterial pressure (MAP)
 Monitor stats respirasi.
 Monitor intake dan output.
Monitoring neurologi
 Monitor ukuran, kesimetrisan dan reaksi pupil.
 Monitor tingkat kesadaran.
 Monitor tingkat orientasi.
 Monitor trend GCS
 Monitor vital sign
DIAGNOSA KEPERAWATAN :
1) Perubahan perfusi jaringan cerebral b/d perdarahan intrakranial, gangguan aliran
darah, penurunan suplai O2 ke jaringan serebri, pecahnya pembuluh darah.
2) ) Ketidak efektifan pola nafas b/d gangguan muskuluskeletal.

INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Perubahan perfusi jaringan cerebral b/d perdarahan intrakranial, gangguan
aliran darah, penurunan suplai O2 ke jaringan serebri, pecahnya pembuluh darah.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam perfusi jaringan dapat
tercapai secara optimal dengan kriteria hasil:
a) Px tidak gelisah.
b) Tidak ada nyeri kepala, mual, dan kejang.
c) GCS 4-5-6.
d) Pupil isokor.
e) Reflek cahaya (+).
f) TTV normal.
Tabel 2.7 Intervensi keperawatan gangguan perfusi jaringan serebral (Brunner
& Suddart, 2013)
Intervensi Rasional
a) Berikan penjelasan kepada a) Keluarga lebih berpartisipasi
keluarga tentang sebab dalam proses penyembuhan
peningkatan TIK
b) Baringkan klien (bed rest total) b) Perubahan intrakranial akan
dengan posisi terlentang supinasi dapat menyebabkan resiko untuk
terjadinya herniasi otak
c) Monitor tanda-tanda neurologis c) Dapat mengurangi kerusakan
dengan GCS otak berlanjut
d) Monitor TTV d) Mengetahui setiap perubahan
pada px
e) Berikan posisi lebih tinggi 15- e) Mengurangi tekanan arteri
300 dengan letak jantung
d) Anjurkan px untuk menghindari d) Dapat meningkatkan tekanan
batuk dan mengejan berlebihan intrakranial
e) Ciptakan lingkungan yang e) Rangsang aktivitas yang
tenang dan batasi pengunjung meningkat dapat meningkatkan
kenaikan TIK
f) Kolaborasi dengan tim medis f ) Memperbaiki sel yang masih
dalam pemberian obat variabel
neuroprotector

1. Ketidak efektifan pola nafas b/d gangguan muskuluskeletal.


Tujuan:
Kriteria hasil:
a. Tidak ada sianosis dan disipnea, mendemonstrasikan batuk efaktif dan suara nafas
yang bersih, irama nafas teratur dan vesikuler dan ireguler.
b. Menunjukan jalan nafas yang paten(pelayan tidak merasa tercekik,tidak ada suara
nafas abnormal)
Tanda-tanda vital dalam rentang normal
TD : 120-130/70-80 mmHg
Nadi : 60-100 kali/menit
Suhu : 36,5 – 37,5 derajat celcius
RR : 16-24 kali/menit
SPO2 :98-100%
Intervensi Rasional
a. Posisikan pasien semi powler a. Posisi semi powler dapat
b. Auskultasi suara napas, catat memaksimalkan ventilasi
b. Suara napas tambahan dapat menjadi
adanya suara napas tambahan
c. Monitor respirasi dan status sebagai tanda jalan napas yang tidak
O2,TTV adekuat
d. Berikan pelembab udara kasa c. Pada sepsis terjadinya gangguan
basah Nacl lembab respirasi dan status O2 sering
ditemukan yang menyebabkan TTV
tidak dalam rentan normal
Mengurangi jumlah lokasi yang
dapat menjadi tempat masuk
organisme
DAFTAR PUSTAKA

Eko (2012) http://pusber.com/2012/12/asuhan-keperawatan-stroke/ Akses 07 Mei 2013


Barbara, CL., 1996, Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan proses keperawatan),
Bandung.
Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa:
Waluyo Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa, EGC, Jakarta.
Carpenito, L.J., 2000, Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis, alih bahasa:
Tim PSIK UNPAD Edisi-6, EGC, Jakarta
McCloskey&Bulechek, 1996, Nursing Interventions Classifications, Second edisi, By
Mosby-Year book.Inc,Newyork
NANDA, 2011-2012, Nursing Diagnosis: Definitions and classification, Philadelphia,
USA

Anda mungkin juga menyukai