Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN

PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN D-IV PROMOSI KESEHATAN


DI DESA KALASEY II KECAMATAN MANDOLANG
(PENYAKIT DIABETES MELITUS DI DESA KALASEY)

DISUSUN OLEH :
Nama : Eklesia imbing
Nim : 711333119009

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PROMOSI KESEHATAN
MK STRATEGI PERUBAHAN PERILAKU PROMOSI KESEHATAN
TAHUN 2021
LAPORAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN D-IV PROMKES DI DESA KALASEY
II KECAMATAN MANDOLANG

MENGETAHUI

DOSEN MATA KULIAH INSTRUKTUR LAPANGAN

NURSEHA DJAAFAR, S.Pd, S.Kep, NS,M.Kes Kristine Wanda C. Sumilat S.Psi


NIP. 196110121985022001 NIP. 197403291993032002

KETUA PROGRAM STUDI

NURSEHA DJAAFAR, S.Pd, S.Kep, NS,M.Kes


NIP. 196110121985022001

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME, karena dengan karunia-Nya saya dapat
menyelesaiakan laporan Praktek Belajar Lapangan yang berjudul “Praktek Belajar Lapangan
Pada Sasaran Individu Di Wilayah Kerja Puskesmas Tateli, Kecamatan Mandolang, Desa
Kalasey II, Manado”. Meskipun banyak hambatan yang saya alami dalam proses pengerjaannya,
tapi saya bersyukur karena telah berhasil menyelesaikan laporan ini.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada pihak-
pihak terkait yang telah membantu dan mendukung saya dalam menyelesaikan laporan belajar
lapangan ini:
1. Kepada Dr. Jurina Suatan selaku kepala puskesmas Tateli
2. Kepada ibu Ns. Nurseha Djafaar S.Pd, S.Kep, M.Kes selaku ketua prodi D-IV Promkes
poltekkes kemenkes manado
3. Kepada keluarga ibu Yunita torindatu
4. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini baik secara
langsung maupun tidak langsung
Saya menyadari bahwa dalam menyusun laporan Praktek Belajar Lapangan ini masih jauh
dari kata sempurna. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna sempurnanya laporan ini. Saya berharap semoga laporan ini bisa bermanfaat
bagi penyusun laporan khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Manado, 20 Juni 2022

Penyusun

DAFTAR ISI
HALAMAN COVER.......................................................................................................................
KATA PENGANTAR......................................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………….
A. Latar Belakang……………………………………………………………………………...

BAB II PEMBAHASAN………………………….……………………………………………….
A. Definisi Hipertensi………………………………………………………………………….
B. Gejalah Hipertensi………………………………………………………………………….
C. Klasifikasi Hipertensi……………………………………………………………………….
D. Penatalaksanaan Terapi Hipertensi………………………………………………………....

BAB III PENGKAJIAN DAN PRIORITAS MASALAH………………………………………


A. Hasil Pengkajian……………………………………………………………………………
B. Prioritas Masalah…………………………………………………………………………...

BAB IV RENCANA PROGRAM………………………………………………………………...


A. Alternatif interfensi berisi tentang program-program yang akan dilaksanakan untuk
pemecahan akar masalah yang ada…………………………………………………………
B. Prioritas intervansi (Program)…………………………………………………....................

BAB V KESIMPULAN & SARAN DAN DOKUMENTASI…………………………………...


A. Kesimpulan…………………………………………………………………………………
B. Saran……………………………………………………………………………..................
C. Dokuemntasu……………………………………………………………………………….

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah diatas nilai normal. Menurut
Nurarif A.H. & Kusuma H. (2016), hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik
sekitar 140 mmHg atau tekanan diastolik sekitar 90 mmHg. Hipertensi merupakan
masalah yang perlu diwaspadai, karena tidak ada tanda gejala khusus pada penyakit
hipertensi dan beberapa orang masih merasa sehat untuk beraktivitas seperti biasanya.
Hal ini yang membuat hipertensi sebagai silent killer (Kemenkes, 2018), orang-orang
akan tersadar memiliki penyakit hipertensi ketika gejala yang dirasakan semakin parah
dan memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan.
Gejala yang sering dikeluhkan penderita hipertensi adalah sakit kepala, pusing,
lemas, kelelahan, sesak nafas, gelisah, mual, muntah, epitaksis, dan kesadaran menurun
(Nurarif A.H. & Kusuma H., 2016). Hipertensi terjadi karena dipengaruhi oleh faktor-
faktor risiko. Faktor-faktor risiko yang menyebabkan hipertensi adalah umur, jenis
kelamin, obesitas, alkohol, genetik, stres, asupan garam, merokok, pola aktivitas fisik,
penyakit ginjal dan diabetes melitus (Sinubu R.B., 2015).
Menurut WHO, Hipertensi adalah suatu kondisi dimana pembuluh darah memiliki
tekanan darah tinggi (tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥
90 mmHg) (Sunarwinadi, 2017)
Hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan
primer kesehatan. Hal itu merupakan masalah kesehatan dengan prevalensi yang tinggi,
yaitu sebesar 25,8%, sesuai dengan data Riskesdas 2013.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi HipertensI
Hipertensi adalah pengertian medis dari penyakit tekanan darah tinggi. Kondisi ini dapat
menyebabkan berbagai macam komplikasi kesehatan yang membahayakan nyawa jika
dibiarkan. Bahkan, gangguan ini dapat menyebabkan peningkatan risiko terjadinya
penyakit jantung, stroke, hingga kematian. Istilah tekanan darah sendiri bisa digambarkan
sebagai kekuatan dari sirkulasi darah terhadap dinding arteri tubuh yang merupakan
pembuluh darah utama. Besarnya tekanan yang terjadi bergantung pada resistensi dari
pembuluh darah dan seberapa intens jantung untuk bekerja. Seseorang dapat mengalami
tekanan darah tinggi apabila semakin banyak darah yang dipompa oleh jantung dan
akibat sempitnya pembuluh darah pada arteri. Hipertensi dapat diketahui dengan
pemeriksaan secara rutin pada tekanan darah. Hal ini direkomendasikan untuk dilakukan
setiap tahun oleh semua orang dewasa.

Pembacaan tekanan darah dilakukan dalam satuan milimeter air raksa (mmHg). Hasil
pemeriksaan akan terbagi menjadi dua nomor, yaitu:
 Angka pertama atau sistolik mewakili tekanan dalam pembuluh darah ketika
jantung berkontraksi atau berdetak.
 Angka kedua atau diastolik mewakili tekanan di dalam pembuluh darah ketika
jantung beristirahat di antara detaknya.

Seseorang bisa dikatakan mengalami hipertensi jika angka tekanan darah sistolik dari
pengukuran selama dua kali berturut-turut memperlihatkan hasil yang lebih besar dari
140 mmHg, dan/atau angka tekanan darah diastolik menunjukkan hasil yang lebih besar
dari 90 mmHg.

Hipertensi adalah pengertian medis dari penyakit tekanan darah tinggi. Kondisi ini dapat
menyebabkan berbagai macam komplikasi kesehatan yang membahayakan nyawa jika
dibiarkan. Bahkan, gangguan ini dapat menyebabkan peningkatan risiko terjadinya
penyakit jantung, stroke, hingga kematian. Istilah tekanan darah sendiri bisa digambarkan
sebagai kekuatan dari sirkulasi darah terhadap dinding arteri tubuh yang merupakan
pembuluh darah utama. Besarnya tekanan yang terjadi bergantung pada resistensi dari
pembuluh darah dan seberapa intens jantung untuk bekerja.

Seseorang dapat mengalami tekanan darah tinggi apabila semakin banyak darah yang
dipompa oleh jantung dan akibat sempitnya pembuluh darah pada arteri. Hipertensi dapat
diketahui dengan pemeriksaan secara rutin pada tekanan darah. Hal ini direkomendasikan
untuk dilakukan setiap tahun oleh semua orang dewasa.

B. Gejala Hipertensi
Seseorang yang mengidap hipertensi akan merasakan beberapa gejala yang timbul, antara
lain:
 Sakit kepala
 Mimisan
 Masalah penglihatan
 Nyeri dada
 Telinga berdengung
 Sesak napas dan
 Aritmia

Untuk hipertensi yang berat gejalanya bisa berupa:


 Kelelahan
 Mual dan/atau muntah
 Kebingungan
 Merasa cemas
 Nyeri pada dada
 Tremor otot; dan
 Adanya darah dalam urine

C. Klasifikasi Hipertensi
Tingkatan kondisi tekanan darah seseorang ditentukan melalui klasifikasi hipertensi.
Klasifikasi hipertensi dibuat untuk melihat apakah tekanan darah seseorang berada pada
tingkatan yang aman atau sebaliknya. Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibedakan
menjadi 2 kelompok, yakni hipertensi primer/essensial dan hipertensi sekunder.
Hipertensi primer merupakan hipertensi yang tidak diketahui penyebab pastinya,
sebaliknya hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain yang
mendasari. Lebih dari 90 persen kasus hipertensi masuk ke dalam kategori hipertensi
primer, sedangkan hipertensi sekunder hanya meyumbang 2 hingga 10 persen dari total
kasus hipertensi.
1) Klasifikasi Hipertensi
Pada pemeriksaan tekanan darah, yang diukur adalah tekanan sistolik dan diastolik.
Tekanan darah diklasifikasikan sebagai normal apabila sistoliknya kurang dari 120
mmHg dan diastolik kurang dari 80 mmHg, atau biasa ditulis dengan 120/80 mmHg
Berikut ini adalah klasifikasi tingkatan dalam hipertensi lainnya:
a. Prahipertensi
Tekanan darah sistolik 120–139 mmHg atau tekanan darah diastolik 80–89 mmHg
tergolong prahipertensi. Individu dengan prahipertensi tergolong berisiko lebih tinggi
terkena hipertensi.
Jadi jika tekanan darah Anda 110/85 mmHg atau 130/79 mmH, Anda tergolong individu
yang berisiko terkena hipertensi. Pada kondisi ini, diperlukan perubahan gaya hidup guna
mengurangi risiko Anda terkena hipertensi di masa depan.
b. Hipertensi tingkat 1
Tekanan darah sistolik 140–159 mmHg atau tekanan darah diastolik 90–99 mmHg. Jika
tekanan darah sistolik atau diastolik Anda berada pada rentang ini, Anda sudah
memerlukan pengobatan karena risiko terjadinya kerusakan pada organ menjadi lebih
tinggi.
c. Hipertensi tingkat 2
Tekanan darah sistolik > 160 mmHg atau tekanan darah diastolik > dari 100 mmHg. Pada
tahap ini, penderita biasanya membutuhkan lebih dari satu obat. Kerusakan organ tubuh
mungkin sudah terjadi, begitu juga dengan kelainan kardiovaskular, walaupun belum
tentu bergejala.

2) Hipertensi krisis
Jika tekanan darah Anda tiba-tiba melebihi 180/120 mmHg, Anda mengalami hipertensi
krisis. Pada tahap ini, Anda harus segera menghubungi dokter, terlebih jika Anda
mengalami tanda-tanda kerusakan organ seperti nyeri dada, sesak napas, sakit punggung,
mati rasa, perubahan pada penglihatan, atau kesulitan berbicara.
Tekanan darah sangat dipengaruhi oleh faktor psikologis atau kondisi tubuh saat
pemeriksaan. Oleh karena itu, untuk memastikan diagnosis hipertensi, perlu dilakukan
pengukuran darah minimal 2 kali dengan jarak 1 minggu.
Jika dalam 2 kali pengukuran lalu hasil tekanan darah Anda berbeda jauh, hasil yang
akan diambil adalah hasil pengukuran tekanan darah yang lebih tinggi.

3) Berbagai Faktor Risiko Hipertensi


Salah satu faktor risiko hipertensi adalah penambahan usia. Pada wanita, tekanan darah
tinggi biasanya terjadi mulai udia 65 tahun. Sementara itu, pada pria dimulai di usia 45
tahun. Beberapa kondisi penyakit kronis juga dianggap sebagai faktor risiko hipertensi,
termasuk diabetes, gangguan tidur, dan penyakit ginjal. Bagi Anda yang memiliki
anggota keluarga yang mengalami hipertensi, maka risiko Anda terkena hipertensi juga
akan meningkat.
Selain itu, terdapat beberapa faktor risiko lain yang banyak dipengaruhi oleh gaya hidup,
seperti :
a. Stres
b. Terlalu banyak konsumsi garam
c. Kekuranagn kalium
d. Kelebihan berat badan
e. Tidak aktif secara efektif

D. Komplikasi Hipertensi
Tekanan darah tinggi bisa merusak pembuluh darah dan organ-organ lain di dalam tubuh.
Jika tidak segera diobati, tekanan darah tinggi bisa menimbulkan penyakit serius, seperti:

a. Gangguan penglihatan hingga kebutaan


b. Sindrom metabolic
c. Penyakit ginjal
d. Penyakit arteri perifer
e. Penyakit jantung
f. Serangan jantung
g. Gagal jantung
h. Demensia vascular
i. Aneurisma otak
j. Stroke
BAB III
PENGKAJIAN DAN PRIORITAS MASALAH

A. Hasil Pengkajian
Nama Pasien : Ibu Sjiane Mangangkung
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 49 Tahun
Pendidikan : SMP
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Desa Kalasey II Jaga III
BB : 74 Kg
TB : 156,5 Cm
Tensi : 164/92 mmHg

B. Prioritas Masalah
1. Faktor keturunan
2. Pola makan tidak teratur
3. Kurang aktifitas fisik
4. Stres
BAB IV
RENCANA PROGRAM

A. Program Alternatif Intervensi


Melihat dari prioritas masalah yang ditemukan yaitu rendahnya tingkat Pendidikan
diDesa Kalasey II sehingga masih banyak masyarakat kurang akan pengetahuan tentang
penyakit Hipertensi dan tidak menerapkan pola hidup sehat.
Adapun program yang akan dibuat berupa :
 Edukasi tentang penyakit Hipertensi
 Melakukan bina keluarga
 Melakukan konseling individu
 Membuat media promosi kesehtan
B. Priorotas Intervensi
Melakukan edukasi Kesehatan tentang penyakit Hipertensi dan penanganan dengan
membuat media poster dan monitoring dengan menggunakan kusioner dan mengevaluasi
hasil.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Jadi dari hasil data yang dilakukan mulai dari pengkajian sampai pada evaluasi pada
pasien Ibu Sjiane Mangangkung dengat penyakit Hipertensi, ibu sendiri sudah memiliki
pengetahuan dan juga ada dorongan untuk merubah sikap sehari-hari seperti menjaga
pola makan yang seimbang dan beraktifitas fisik.
B. Sasaran
Penulis menyadari sepenuhnya jika Laporan ini masih banyak kesaahan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, untuk memperbaiki Laporan tersebut penulis meminta
kritik yang membangun dari para pembaca.

C. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai