DISUSUN OLEH:
Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha esa atas berkat dan rahmat dan karunia-
Nyalah sehingga saya dapat menyelesaikan laporan praktek klinik tentang mata kuliah “
aplikasi pengembangan media”.
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah sebagai pengantar dan pedoman dalam
pembuatan laporan di politeknik kesehatan manado.Selain itu,tujuan lain dari pembuatan
laporan ini adalah agar pada saat melakukan penelitian kami memiliki dasar teori yang
dapat dipertanggung jawabkan sehingga tidak menimbulkan permasalahan dikemudian
hari. Dalam pembuatan laporan ini kami tentu mengalami kesulitan. Namun
dorongan,dukungan,dan semangat dari orang terdekat sehingga kami mampu menyelesaikan
dengan baik.Oleh karena itu,pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih sedalam-
dalamnya untuk:
1.Kepada bapak Stevy Kabaikan SKM selaku CI yang membimbing selama masa praktek
klinik di dinas kesehatan provinsi
2.Kepada Dr.Rima Lolong SKM selaku CI yang membimbing selama masa praktek kilinik di
dinas kesehatan provinsi
3.Kepada ibu Herlina P Memah SKM,M.Kes selaku dosen pengampuh mata kuliah
pengembangan media
4.Kepada ibu Lorrien Grace Runtu S.Pd,S.SiT,MPH selaku dosen penanggung jawab
mata kuliah pengembangan media
6.Kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini baik secara
langsung maupun tidak langsung yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu
Penulis menyadari dalam pembuatan laporan ini masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan.Oleh karena itu,kami mengharapkan kiranya kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak dan nantinya akan digunakan untuk perbaikan dimasa
mendatang.
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………………………….
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………
BAB I ………………………………………………………………………………………….
A. LATAR BELAKANG…………………………………………………………………
B. ANALISIS SITUASI KESEHATAN…………………………………………………
a. Analisis aspek kependudukan……………………………………………………..
b. Analisis aspek program dan pelayanan kesehatan………………………………..
c. Analisis perilaku masyarakat ………………………………………………………
d. Analisis faktor lingkungan………………………………………………………….
C. TUJUAN………………………………………………………………………………..
a. Tujuan instruksional umum
b. Tujuan instruksional khusus
1. Menjelaskan struktur organisasi tata laksana, tugas pokok dan fungsi dinkes
sebagai tempat pelayanan kesehatan masyarakat
2. Dapat menjelaskan proses perencanaan tingkat dinkes
3. Menganalisis situasi masalah-masalah kesehatan masyarakat dari aspek
lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan kependudukan
4. Mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan yang di temukan dalam bentuk
rumusan masalah-masalah kesehatan yang perlu mendapatkan pemecah lebih
lanjut
5. Menentukan prioritas masalah kesehatan
6. Menganalisis fakto penyebab utama dan prioritas masalah di wilayah kerja
7. Menentukan dan menetapkan alternative pemecahan masalah kesehatan.
1. Daftar masalah kesehatan berisi tentang 10 penyakit dari data sekunder dan data
primer
2. Prioritas masalah
3. Prioritas akar masalah menggunakan USG ( URGENCY SERIOUSNESS, DAN
GROWTH)
1. KESIMPULAN……………………………………………………………………….
2. SARAN
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rabies adalah infeksi virus akut yang menyerang sistem saraf pusat (SPP) manusia
dan mamalia dengan mortalitas 100%.Penyebabnya adalah virus rabies yang termasuk genus
lyssa virus,family rhabdoviridae, virus rabies terdapat dalam air liur hewan yang terinfeksi.
Hewan ini menularkan infeksi kepada hewan lainnya atau manusia melalui gigitan dan
kadang melalui jilatan. Yang paling sering menjadi sumber dari rabies adalah anjing.
Penyakit rabies mempunyai gejala patognomik takut air, hydro phobia, takut sinar matahari,
photophobia takut suara dan takut udara. Gejala tersebut di sertai dengan air mata berlebihan,
air liur berlebihan, timbul kejang bila ada rangsangan, kemudian lumpuh dan terdapat tanda
bekas gigitan hewan penular rabies.
Sulawesi utara adalah salah satu provinsi dengan angka kasus rabies tertinggi di
Indonesia. Berdasarkan data kementrian kesehatan selama 2015 sampai 2019 ada 404,306
hewan penular rabies. Sebanyak 544 kasus berujung pada kematian. Terdapat 5 provinsi
dengan jumlah kematian tertinggi secara berurutan, Sulawesi utara, Kalimantan barat,
Sulawesi selatan, Sumatra utara, dan nusa tenggara timur.
2015 28,2%
3. 2016 21,1%
4. 2017 15,8%
Provinsi Sulawesi Utara yang terbagi atas 11 kabupaten dan 4 kota dengan 171 kecamatan
serta 1.838 desa.terlihat bahwa kasus rabies tertinggi selama 4 tahun berturut-turut terjadi di
kabupaten Minahasa Selatan sebanyak 19 kasus atau 22,6% dari seluruh kasus kematian
disulawesi Utara dan 2 daerah yang bebas kasus kematian selama 4 tahun berturut-turut yaitu
kota Tomohon dan kabupaten kepulauan Talaud.
Baik 89 98,9
Sedang 1 1,1
Buruk 0 0
Pernyataan Setuju Kurang Tidak setuju
sikap setuju
Berdasarkan data tabel bahwa 98,9% responden masuk dalam kategori nilai sikap baik
dan 1,1% responden masuk dalam kategori sedang.Tidak terdapat satu pun responden masuk
dalam kategori buruk pada penilaian perilaku.Bila dilakukan perincian kategori sikap pada
masing-masing pernyataan seperti yang dijawab dengan sikap kurang setuju dan tidak setuju.
Tinggal di lingkungan yang banyak hewan liar. Tinggal di wilayah dengan sanitasi
yang buruk atau jauh dari tempat vaksinasi. Melakukan aktivitas yang berisiko terjadi kontak
dengan hewan liar, misalnya berkemah, mendaki gunung, atau menjelajahi gua. Memiliki
luka terbuka di kulit.
C.TUJUAN
Setelah diberikan penyuluhan mengenai penyakit rabies selama 30 menit diharapkan sasaran
dapat mengetahui dan memahami tentang penyakit rabies dan penatalaksanaannya.
1. Dalam proses perencanaan dari tingkat dinas kesehatan adalah yaitu bagian kesehatan
masyarakat berkoordinasi dengan bagian puskesmas Pencegahan rabies dapat
dilakukan dengan memberikan vaksin rabies pada hewan peliharaan anda setiap 1
tahun sekali, segera melapor ke puskesmas / rumah sakit terdekat bila
2. digigit oleh hewan tersangka rabies untuk mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR).
Dari aspek perilaku adalah Perilaku kesehatan bila mengacu pada penelitian Hendrik
L. Blum di amerika Serikat memiliki urutan kedua yang mempengaruhi sattus kesehatan
masyarakat setelah faktor lingkungan. Di Indonesia diduga faktor perilaku justru menjadi
faktor utama masalah kesehatan sebagai akibat masih rendah pengetahuan kesehatan dan
faktor kemiskinan. Kondisi tersebut mungkin terkait tingkat pendidikan yang
mempengaruhi pengetahuan masyarakat untuk berperilaku sehat. Terbentuknya perilaku
diawali respon terhadap stimulus pada domain kognitif berupa pengetahuan terhadap
obyek tersebut, selanjutnya menimbulkan respon batin (afektif) yaitu sikap terhadap
obyek tersebut. Respon tindakan (perilaku) dapat timbul setelah respon pengetahuan dan
siakp yang searah (sinkron) atau langsung tanpa didasari kedua respon diatas. Jenis
perilaku ini cenderung tidak bertahan lama karena terbentuk tanda pemahaman manffaat
berperilaku tertentu.
Perilaku sendiri menurut Lawrance Green dilatarbelakangi 3 faktor pokok yaitu faktor
predisposisi (predisposing factors), faktor pendukung (enabling factors) dan faktor
penguat (reinforcing factors). Oleh sebab tersebut maka perubahan perilaku melalui
pendidikan kesehatan perlu melakukan intervensi terhadap ketiga faktor tersebut di atas
sehingga masyarakat memiliki perilaku yang sesuai nilai – nilai kesehatan (Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat).
Dari aspek kependudukan adalah Beberapa masalah kesehatan dan penyakit yang
disebabkan oleh faktor genetik tidak hanya penyakit keturunan seperti hemophilia,
Diabetes Melitus, infertilitas dan lain-lain. Tetapi juga masalah sosial seperti keretakan
rumah tangga sampai perceraian, kemiskinan , dan kejahatan. Masalah kesehatan dan
penyakit yang timbul akibat faktor genetik lebih banyaak disebabkan kurang paham
terhadap penyakit genetik, disampinh sikap penolakan karena faktor kepercayaan. Agar
masyarakat dapat berperilaku genetik yang sehat diperlukann intervensi pendidikan
kesehatan disertai upaya pendekatan kepada pengambil keputusan (tokoh agama, tokoh
masyarakat, dan penguasa wilayah). Intervensi berupa pendidikan kesehatan melalui
konseling genetik, penyuluhan usia reproduksi, persiapan pranikah dan pentingnya
pemeriksaan genetik dapat mengurangi resiko munculnya penyakit atau masalah
kesehatan pada keturunannya.
5. prioritas masalahnya adalah bagaimana cara mencegah agar penyakit rabies tersebut
tidak semakin meningkat? Dinas kesehatan berkoordinasi dengan bidang kesehatan
masyarakat dalam hal ini bagian promosi kesehatan untuk melakukan kerja sama
dengan bagian puskesmas agar memberikan vaksinasi rabies dan untuk memberikan
edukasi sekaligus pemberdayaan tentang bahaya penyakit rabies.
6. faktor utama penyebab penyakit rabies adalah Rabies (penyakit anjing gila)
merupakan penyakit menular akut yang menyerang susunan saraf pusat pada manusia
dan hewan berdarah panas yang disebabkan oleh virus rabies, ditularkan melalui
saliva (anjing, kucing, kera) yang kena rabies dengan jalan gigitan atau melalui luka
terbuka.
7. untuk alternatif pemecahan masalah adalah kita bisa menggunakan media apa saja
contohnya kalau kita beredukasi kita bisa menggunakan media audio visual yaitu
video agar bisa didengar dan dilihat,lalu juga ada media cetak contohnya seperti
poster,leaflet,brosur untuk bisa kita baca,agar menambah pengetahuan.
BAB II
1. masalah kesehatan
Keterangan :
a. diare akut
b. malaria
c. suspek dengue
d. pneumonia
e. diare berdarah/disentri
f. suspek demam tifoid
g. sindrom jaundice akut
h. suspek chikungunya
i. suspek flu burung pada manusia
j. suspek campak
k. suspek difteri
l. pertussis
m. acute flaacid palysis ( A F P )
n. gigitan hewan penular rabies
o. suspek antrax
p. suspek leptospirosis
q. suspek kolera
r. klaster penyakit tidak lazim
s. suspek meningitis/ encephalitis
t. suspek tetanus neonatrum
u. suspek tetanus
v. ILI ( penyakit serupa influenza)
2. Prioritas masalah
No Masalah U S G TOTAL
1 Ili ( penyakit serupa influenza) 3 3 2 18
2 Diare akut 4 3 2 24
3 Gigitan hewan penular rabies 5 4 5 100
Ket :
1-5 ( ringan- sedang- berat )
Urgency : seberapa mendesaknya kebutuhan/masalah dari segi waktu
Seriousness : melihat seberapa serius/ parah dampak masalah tersebut
Growth : seberapa berat isu tersebut dapat tumbuh, meluas atau berkembang
menjadi masalah lain.
BAB III
RENCANA PROGRAM
5 Pengeta - - - - - -
huan dan meningkatka 17/08/202 Puskes Puskes Puskes Puskes
keteramp n dan 2 mas mas mas mas -
ilan dan membina Mahas
-
jumlah serta melatih iswa
Mahasi
petugas petugas
swa
di lapangan
lapangan untuk lebih
masih berpengetah
rendah uan dan
trampil
dalam
penanganan
rabies
BAB IV
PENUTUPAN
I. kesimpulan
Jadi dari hasil pengelolaan data yang di lakukan Dengan Rumusan USG, Prioritas Masalah
yang diambil Gigitan Hewan rabies dan implementasi lalu yang terakhir evaluasi bisa dilihat
bahwa masih banyak juga masyarakat yang masih belum mengetahui tentang pencegahan
Gigitan Hewan Rabies .
II. Saran
2. Bagi keluarga:
a. Penelitian sejenis dapat dilakukan dalam waktu yang lebih lama untuk menganalisis
bagaimana pengaruh intervensi promosi kesehatan Berbasis keluarga secara kualitati
bagaimana pengaruh intervensi terhadap insiden rabies serta bagaimana pengaruhnya
terhadap upaya pelestarian Anjing
b. Variabel yang mempengaruhi perilaku seperti efikasi diri, norma subyektif, tingkat
kecerdasan, pengalaman masa lalu, peran pemuka agama dan faktor-faktor lain dapat diteliti
lebih lanjut.
DOKUMENTASI KEGIATAN