Anda di halaman 1dari 12

EPIDEMIOLOGI INTERMEDIATE

( UKURAN FREKUENSI PENYAKIT )

Di Susun Oleh kelompok 2 :

ELVIYARNI : 023180013

ERNA ISMAIL : 023180011

FITRIAH : 023180016

FANI FIONITA : 023180015

A.NURBAETY : 023180014

HASYIM : 023180017

ALIF NUR RAMADHAN : 023180012

SIPRA ASPRILLA SIDABUTAR : 023180020

MARLEN STEPHANNY FADIRUBUN : 023180018

RAHMAWATY RAHMAN PATTIWAEL : 023180019

PROGRAM PASCASARJANA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIK)
TAMALATEA MAKASSAR 2023

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat,
rahmat dan karunia-Nya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan tugas Mata
Kuliah Epidemiologi Intermediate dengan tepat waktu.

Tugas Mata Kuliah ini mengacu pada judul Ukuran Frekuensi, diharapkan
dapat menambah pemahaman serta ilmu untuk para pembaca.

Dalam penyusunan makalah ini kami telah berusaha menyajikan semaksimal


mungkin, namun kami menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini, maka
kami mengharapkan masukan ataupun saran dari Dosen pembimbing serta teman-
teman lainnya dalam menyempurnakan penulisan makalah kami agar berguna bagi
semua pembaca.

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

Latar Belakang ...................................................................................................... 1

A. Rumusan Masalah ...................................................................................... 2


B. Tujuan ....................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3

A. Pengertian Ukuran Frekuensi Penyakit ....................................................... 3


B. Proporsi Beserta Contoh Kasus .................................................................. 3
C. Rate Beserta Contoh Kasus ........................................................................ 4
D. Rasio Beserta Contoh Kasus ...................................................................... 6

BAB III PENUTUP ............................................................................................... 8

A. Kesimpulan ................................................................................................ 8
B. Saran.......................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istilah epidemiologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata Epi yang
berarti pada atau tentang, kata demos yang berarti penduduk, dan kata logia yang berarti
ilmu. Sehingga diartikan menjadi ilmu mengenai kejadian yang menimpa penduduk.
Epidemiologi tidak terbatas hanya mempelajari tentang epidemi (wabah) aja. Pengertian
lain menjelaskan bahwa epidemiologi adalah studi yang mempelajari distribusi dan
determinan penyakit dan keadaan kesehatan pada populasi, serta penerapannya untuk
pengendalian masalahmasalah kesehatan. Distribusi penyakit disini adalah bahwa
epidemiologi mempelajari pola penyebaran, kecenderungan, dan dampak penyakit
terhadap kesehatan populasi. Sedangkan determinan penyakit adalah epidemiologi
mempelajari faktor-faktor risiko dan faktor etiologi penyakit.
Menurut perkembangan epidemiologi, upaya melakukan pengukuran terhadap
frekuensi masalah kesehatan, bukanlah merupakan hal yang baru.Pekerjaan ini telah di
lakukan oleh john graunt sejak tahun 1662, dan pada saat ini makin berkembang sesuai
dengan perkembangan ilmu hitung dan ilmu kesehatan masyarakat.
Epidemiologi secara komprehensif merupakan ilmu yang mempelajaridistribusi
dan determinan-determinan frekuensi penyakit dan status kesehatanpada populasi
manusia. Definisi tersebut mengisyaratkan bahwa epidemiologipada dasarnya adalah ilmu
empirik kuantitatif, yang banyak melibatkanpengamatan dan pengukuran yang sistematik
tentang frekuensi penyakit dansejumlah faktor-faktor yang dipelajari berhubungan dengan
penyakit. Kebutuhanakan analisis kuantitatif, mulai dari perhitungan yang paling
sederhana hinggaanalisis yang paling canggih, menyebabkan epidemiologi berhubungan
eratdengan sebuah ilmu yang disebut biostatistik.
Salah satu unsur pokok penting dalam epidemio logi adalah
pengukurankejadian penyakit. Terdapat beberapa ukuran yang dipakai dalam
mengukurPengukuran kejadian penyakit dapat dilakukan dari hasil penemuan
masalahkesehatan yang ada di masyarakat. Secara umum, tujuan pengukuran
kejadianpenyakit digunakan untuk menilai keadaan kesehatan, mengetahui potensi-
potensiuntuk menanggulangi masalah kesehatan, dan mendeteksi kelompok mana
yangberisiko terkena penyakit. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam

1
pengukurankejadian penyakit antara lain: ketepatan pengukuran, sensitivitas,
spesivitas, danisu etika.
Telah diketahui bahwa untuk dapat memelihara dan meningkatkan
derajatkesehatan, mencegah, dan mengobati penyakit serta memulihkan
kesehatanmas yarakat per lu disediakan dan dise lenggarakannyapela yanan
kesehat anmasyarakatyang sebaik-baiknya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan


permasalahan sebagai berikut : Ukuran Frekuensi Penyakit

C. Tujuan

a. Untuk Mengetahui Definisi Frekuensi Penyakit


b. Untuk Mengetahui Proporsi Beserta Contoh Kasus
c. Untuk Mengetahui Rate Beserta Contoh Kasus
d. Untuk Mengetahui Rasio Beserta Contoh

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ukuran Frekuensi Penyakit

Frekuensi penyakit dapat menggambarkan jumlah dan besarnya masalah


kesehatan. Ukuran frekuensi penyakit dapat dikategorikan berdasarkan orang, tempat
dan waktu yang berguna untuk menyelidiki penyebab penyakit.
Ukuran frekuensi penyakit merupakan kuantifikasi kejadian penyakit, dengan
mengitung individu yang terinfeksi, yang sakit dan yang meninggal. Ukuran frekuensi
penyakit merefleksikan besar kejadian penyakit (morbiditas) atau kematian karena
penyakit (mortalitas) dalam suatu populasi. Biasanya diukur sebagai suatu rate atau
proporsi. Kesepakatan kecil tentang arti umumnya yang digunakan kata-kata untuk
frekuensi.

B. Proporsi

Proporsi merupakan suatu fraksi atau tipe rasio yang unsur numerator adalah
bagian dari denominator. Proporsi digunakan untuk melihat komposisi suatu variabel
dalam populasinya.

Proporsi merupakan hubungan antar jumlah kejadian dalam kelompok data yang
mengenai masing masing kategori dari kelompok itu atau hubungan antara bagian dari
kelompok dengan keseluruhan kelompok yang dinyatakan dalam persen.Proporsi
digunakan jika tidak mungkin menghitung angka insidensi, karena itu proporsi tidak
dapat menunjukan perkiraan peluang infeksi, kecuali jika banyaknya orang dimana
peristiwa dapat terjadi adalah sama pada setiap sub kelompok, tetapi biasanya hal ini
tidak terjadi.

Apabila menggunakan angka dasar (konstanta) adalah 100, maka disebut


persentase.

Ciri proporsi :

 Tidak mempunyai satuan (dimensi), karena satuan dari pembilang dan


penyebutnya sama, sehingga saling meniadakan.
 Nilainya antara 0 dan 1

3
Rumus:

A
𝑃𝑟𝑜𝑝𝑜𝑟𝑠𝑖 = A+B 𝑥 100

Keterangan:
A= Jumlah orang yang terkena kejadian
B= Jumlah orang yang tidak terkena kejadian

Contoh Kasus

Pada kecamatan sukamaju terdapat 25 kasus penyakit x, terdiri dari 12 wanita dan 13
laki-laki. Jumlah orang – orang dari masing – masing jenis kelamin berada dalam
kelompok yang tidak diketahui. Berapa proporsi kasus menurut jenis kelamin?

12
𝑃𝑟𝑜𝑝𝑜𝑟𝑠𝑖 𝑤𝑎𝑛𝑖𝑡𝑎 = 𝑥 100% = 48%
25

13
𝑃𝑟𝑜𝑝𝑜𝑟𝑠𝑖𝑙𝑎𝑘𝑖 − 𝑙𝑎𝑘𝑖 = 𝑥 100% = 52%
25

Artinya sebanyak 48% wanita dan 52% laki-laki menderita penyakit x.

Suatu populasi yang terdiri atas 500 orang, 20 orang di antaranya menderita penyakit
malaria. Berapakah proporsi penderita penyakit malaria?
Jawab:
20
𝑃𝑟𝑜𝑝𝑜𝑟𝑠𝑖 = 𝑥 100% = 4%
20 + 480

Artinya terdapat 4% penderita penyakit malaria dari total populasi.

C. Rate
Rate adalah suatu ukuran frekuensi yang mana suatu peristiwa terjadi dalam
populasi yang ditetapkan dalam suatu periode waktu tertentu. Karena rate menyajikan
frekuensi penyakit berdasarkan besar populasi, maka rate dapat digunakan untuk
mengukur besarnya masalah kesehatan (lebih besar atau lebih kecil) diantara tempat
yang berbeda, waktu yang berbeda dan diantara kelompok yang berbeda dimana
masing-masing tempat, waktu dan kelompok berasal dari populasi yang berbeda.
Sehingga rate merupakan suatu ukuran risiko.

4
Rate adalah perbandingan suatu kejadian dengan jumlah penduduk yang
mempunyai resiko kejadian tersebut. Rate digunakan untuk menyatakan dinamika dan
kecepatan kejadian tertentu dalam masyarakat.

Ciri-ciri rate :

 Denominator Mempunyai satuan ukuran, yaitu per satuan waktu.


 Besarnya tidak terbatas. Secara teoritis nilainya terletak antara 0 sampai tak
terhingga
 Periode waktu yang digunakan dalam pembilang dan penyebut sama yaitu sesuai
waktu Kalender

Rumus:
Jumlah Kasus
𝑅𝑎𝑡𝑒 = Jumlah Penduduk yang Beresiko 𝑥 𝐾

Keterangan:
K= Konstanta
Jumlah kasus= jumlah kasus suatu penyakit
Jumlah penduduk yang beresiko= jumlah penduduk yang beresiko terkena penyakit
tersebut

Contoh Kasus
Dikecamatan X dengan jumlah penduduk tanggal 1 juli 2009 sebanyak 500 orang
balita, dimana seluruh balita tersebut beresiko atau rentan terhadap penyakit
campak. Di temukan laporan penderita baru dari puskesmas kecamatan X sebagai
berikut : bulan januari 10 orang, maret 15 orang, juni 8 orang, september 12 orang,
dan desember 20 orang. Berapakah insiden rate penyakit campak pada balita?

Jawab :
10 + 15 + 8 + 12 + 20
𝑅𝑎𝑡𝑒 = 𝑥 100
500
65
= 500 𝑥 100

= 13
Artinya terdapat 13 kasus penyakit campak per 100 orang balita

5
Rate adalah suatu jumlah kejadian dihubungkan dengan populasi yang
bersangkutan. Angka yang dihitung dari total populasi didalam suatu area sebagai
penyebutnya disebut crude rate atau angka kasar. Sedangkan rate yang dihitung dari
kelompok tertentu disebut specific rate atau angka spesifik. Faktor-faktor yang
mempengaruhi penyusunan rate diantaranya adalah:
a. Frekuensi orang yang menderita penyakit atau kasus dan orang yang meninggal
(person)
b. Frekuensi penduduk darimana penderita berasal (place)
c. Waktu atau periode kapan orang-orang terserang penyakit (time) Angka yang
dapat menggambarkan jumlah peristiwa statistik kesehatan perlu memperhatikan
karakteristik dari pembilang dan penyebutnya.pembilang terbatas pada umur,
jenis kelamin, atau golongan tertentu maka penyebut juga harus terbatas pada
umur, jenis kelamin atau golongan yang sama.

D. Rasio
Rasio merupakan satu angka (numerator/ pembilang) dibagi dengan angka lain
(denominator/ penyebut). Berdasarkan defenisi ini maka proporsi maupun rate
merupakan bentuk ratio. Tetapi Rasio merupakan numerator dan denominator tidak
saling berhubungan atau pembilangnya bukan merupakan bagian dari penyebutnya.
Ini yang membedakannya dengan proporsi.
Rasio adalah suatu pernyataan frekuensi perbandingan peristiwa atau orang
yang memiliki perbedaan antara suatu kejadian terhadap kejadian lainnya.misalnya
rasio orang sakit kanker dibandingkan dengan orang sehat.
Ciri-ciri rasio :
 Numerator bukan bagian dari denominator (pembilang bukan bagian dari
penyebut)
 Memiliki nilai 0 sampai dengan tak terhingga

Rumus
A
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 =
B
Keterangan:
A= Numerator
B= Denomirator
=> numerator bukan merupakan bagian denominator

6
Contoh Kasus
1. Dalam suatu KLB penyakit types, jumlah penderita laki-laki sebanyak 30 orang
dan jumlah penderita perempuan adalah 15 orang. Berapa rasio penderita laki-laki
terhadap penderita perempuan?
Jawab:
Rasio penderita laki-laki : perempuan = 30 : 15
=2:1
2. Penyakit x mengenai 40 penduduk di kecamatan suria, masing – masing 15 wanita
dan 25 laki – laki..Berapa rasio kasus laki – laki terhadap kasus wanita ?
Jawab :
Rasio kasus laki – laki : kasus wanita = 25 : 15
= 1,6 : 1

7
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Ukuran dalam epidemiologi digunakan untuk mempermudah petugas kesehatan dalam


mengolah data-data. Hasil dari pengolahan data-data dapat membantu dalam mengidentifikasi
wabah, menghitung kebutuhan pelayanan kesehatan, masalah keterjangkauan, perubahan
diagnosis, dan mengamati perubahan dalam pengobatan. Beberapa ukuran dalam
epidemiologi yang digunakan untuk mengukur derajat kesehatan masayarakat antara lain
ukuran dasar epidemiologi, ukuran frekuensi epidemiologi, dan ukuran kekuatan hubungan
dimana ketiganya memiliki karakteristik yang berbeda.

SARAN

Sebagai mahasiswa kita diharapkan dapat mengerti dan lebih memahami materi
tentang “Ukuran Frekuensi Penyakit” dan menjadikan makalah ini sebagai acuan dalam
mempelajari tentang epidemiologi.

8
DAFTAR PUSTAKA

1. Azrul Aswar (1999). Pengantar Epidemiologi, Jakarta, Binarupa Akasara


2. Bambang Sutrisna (1994). Pengantar Metoda Epidemiologi, Jakarta, Dian Rakyat
3. Budiarto, Eko, Anggraeni, dewi. Epidemiologi. Edisi 2. Jakarta : EGC ; 2002.
4. Bustan MN (2002). Pengantar Epidemiologi, Jakarta, Rineka Cipta
5. Ahblom, A & S Norel.Pengantar Epidemiologi Modern.editor : Suhardi, januar
Ahmad.yayasan essentia medika.1988
6. Noor, N.N. Epidemiologi. Edisi revisi. Rineka Cipta. Jakarta. 2008
7. Irwan. 2017. Epidemiologi Penyakit Menular. Absolute Media: YogyakartA

Anda mungkin juga menyukai