Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN MENGHITUNG UKURAN EPIDEMIOLOGI: RATE, RATIO,

DAN PROPORSI

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah: Dasar Epidemiologi

Dosen Pengampu: Agung Sutriyawan, SKM., M.Kes

Di susun oleh kelompok 3:

1. Shyfa Auliya Rahmaan (211FI04010)


2. Widia Nuraeni (211FI04012)
3. Devina Apria (211FI04007)

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA


2022
0
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami sekelompok dapat menyelesaikan tugas laporan yang berjudul “Menghitung Ukuran
Epidemiologi: Ratio, Rate, dan Proporsi” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini ialah untuk memenuhi tugas dari bapak Agung
Sutriyawan, SKM., M.Kes selaku dosen pada mata kuliah Dasar Epidemiologi. Selain itu
pembuatan makalah ini juga juga bertujuan guna menambah wawasan mengenai pengukuran
surveilians epidemiologi bagi pembaca maupun penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja sama dengan
membagikan ilmunya kepada kami di penulisan makalah ini hingga kami dapat dengan rampung
menyelesaikan makalah ini.

Kami juga menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kami menantikan kritik dan saran yang nantinya akan membangun kesempurnaan di makalah
ini.

Bandung, 07 April 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................1

DAFTAR ISI...................................................................................................................................2

BAB I...............................................................................................................................................3

PENDAHULUAN..........................................................................................................................3

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................3

1.2 Tujuan Laporan...................................................................................................................3

1.3 Manfaat.................................................................................................................................3

BAB II.............................................................................................................................................4

TINJAUAN TEORI.......................................................................................................................4

BAB III............................................................................................................................................8

HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................................................8

3.1 Hasil Temuan.......................................................................................................................8

3.2 Pembahasan........................................................................................................................11

BAB III..........................................................................................................................................14

PENUTUPAN...............................................................................................................................14

3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................14

3.2 Saran...................................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................15

2
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Epidemiologi secara komprehensif merupakan ilmu yang mempelajari distribusi dan
determinan-determinan frekuensi penyakit serta status kesehatan pada populasi manusia.
Definisi tersebut mengisyaratkan bahwa epidemiologi pada dasarnya adalah ilmu empiric
kuantitatif, yang banyak melibatkan pengamatan dan pengukuran yang sistematik tentang
frekuensi penyakut dan sejumlah faktor-faktor yang dipelajari berhubungan dengan penyakit.
Kebutuhan akan analisis kuantitatif, mulai dari perhitungan yang paling sederhana hingga
analisis yang paling canggih, menyebabkan epidemiologi berhubungan erat dengan sebuah ilmu
yang disebut biostatistik (Murti, 2013).
Salah satu pokok penting dalam epidemiologi adalah pengukuran kejadian penyakit.
Terdapat beberapa ukuran yang dipakai dalam mengukur kejadian penyakit dan ukuran yang
dipakai tergantung tujuan dari pengukuran. Pengukuran kejadian penyakit dapat dilakukan dari
hasil penemuan masalah kesehatan yang ada dimasyarakat. Secara umum, tujuan pengukuran
kejadian penyakit digunakan untuk menilai keadaan kesehatan, mengetahui potensi-potensi
untuk menanggulangi masalah kesehatan, dan mendeteksi kelompok mana yang berisiko terkena
penyakit. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam pengukuran kejadian penyakit antara lain:
ketepatan pengukuran, sensitivitas, spesivitas, dan isu etika (Hasmi, 2011).

1.2 Tujuan Laporan


Tujuan dari dibuatnya laporan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman bagi pembaca
maupun penulis tentang cara menghitung ukuran epidemiologi: ratio, rate, dan proporsi.

1.3 Manfaat
Diharapkan setelah membaca makalah ini, pembaca dan penulis mendapat manfaat diantaranya:

1. Menambah ilmu serta wawasan tentang cara menghitung ukuran epidemiologi: ratio, rate,
dan proporsi.
2. Menambah ilmu serta wawasan tentang bagaimana penerapan pengukuran epidemiologi.

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

Epidemiologi adalah studi distribusi dan determinan kesehatan yang terkait keadaan atau
peristiwa dalam populasi tertentu, dan aplikasi studi ini untuk mengendalikan masalah kesehatan.
Frekuensi masalah kesehatan kesehatan adalah keterangan tentang banyaknya suatu masalah
kesehatan yang ditemukan dalam sekelompok manusia dengan dinyatakan angka mutlak, rate
atau ratio. Berdasarkan batasan sederhana tersebut, terlihat dalam melakukan pengukuran
masalah kesehatan yang merupakan epidemiologi deskriptif ini, ada beberapa hal pokok
yang harus diperhatikan, yakni:

1. Mengupayakan agar masalah kesehatan yang diukur hanya masalah yang dimaksudkan.

2. Mengupayakan agar semua masalah kesehatan yang akan diukur dapat masuk dalam
pengukuran.

3. Mengupayakan agar penyajian hasil pengukuran adalah dalam bentuk yang memberikan
keterangan yang optimal.

1. RASIO
Rasio merupakan angka perbandingan atau dapat diterjemahkan sebagai “dibanding
dengan”. Jadi rasio adalah perbandingan suatu peristiwa (event) sebagai numerator (x) dan
peristiwa lainnya yang tidak berhubungan sebagai denominator (y). Ratio juga digunakan untuk
menyatakan besarnya kejadian, contoh sex ratio.Rumus rasio sebagai berikut:
Rasio X /y x K

Dimana: x = banyaknya peristiwa atau orang yang mempunyai satu atau lebih atribut tertentu.
y = banyaknya peristiwa atau orang yang mempunyai satu atau lebih atribut tertentu, tetapi
dalam hal ini berbeda atributnya dengan anggota x. k = konstanta (1) karena k = 1, maka rumus
rasio dapat disederhanakan menjadi Rasio = x/y.

4
Contoh soal:
Jumlah kejadian keracunan makanan di desa X adalah 100 orang, dengan rincian pria sebesar 25
dan wanita 75. Berapakah rasio kasus keracunan makanan laki-laki terhadap wanitadi desa X
tersebut?
Penyelesaian:
Rasio kasus laki-laki : wanita = 25/75 = 1/3
Jadi rasio jenis kelamin laki-laki dibandingkan dengan jenis kelamin perempuan adalah 1:3.

2. PROPORSI
Proporsi adalah bagian dari suatu peristiwa atau ukuran yang membandingkan suatu
peristiwa sebagai numerator (x) dan peristiwa lainnya sebagai denominator (y) yang
mengandung peristiwa numerator (x+y). Proporsi digunakan untuk melihat komposisi suatu
variabel dalam populasi. Contohnya adalah proporsi kejadian gizi buruk diantara masalah gizi
lainnya. Rumus proporsi sebagai berikut:
Proporsi X/(X+y) x K

Contoh soal :
Dimana: x = banyaknya peristiwa atau orang dll yang terjadi dalam kategori tertentu atau sub
kelompok dari kelompok yang lebih besar
y = banyaknya peristiwa atau orang dll, yang terjadi dalam semua kategori dari kelompok dat100
u KLB penyakit Leptospirosis, jumlah penderita laki-laki sebanyak 25 orang dan jumlah
penderita perempuan sebanyak 10 orang. Berapa proporsi penderita laki-laki?
Penyelesaian :
Proporsi penderita laki-laki = 25/(25+10) x 100% = 71,43%

5
3. RATE
Nilai rate dalam epidemiologi menunjukkan besarnya peristiwa yang terjadi terhadap
jumlah keseluruhan penduduk dan peristiwa tersebut berlangsung dalam suatu batas waktu
tertentu. Ada tiga unsur utama dalam penentuan nilai rate, yaitu: jumlah mereka yang terkena
peristiwa, kelompok penduduk tempat peristiwa tersebut terjadi, dan batas waktu tertentu yang
berkaitan dengan kejadian tersebut (Noor, 2008).
Rate merupakan konsep yang lebih komplek dibandingkan dengan dua bentuk pecahan.
Rate yang sesungguhnya merupakan kemampuan berubah suatu kuantitas lain. Kuantitas lain
yang digunakan sebagai patokan ini biasanya adalah kuantitas waktu. Bentuk ukuran ini sering
dicampur adukkan dengan proporsi (Saepudin, 2011).
Menurut Ryadi dan Wijayanti (2011) Rate (Rr) adalah angka yang menyatakan hubungan
(relasio). Jumlah berapa kali (frekuensi) suatu kejadian (penyakit) tertentu itu terjadi di antara
sejumlah orang yang mempunyai peluang terekpos dalam suatu waktu tertentu.
Perbandingan suatu peristiwa dengan populasi yang mempunyai risiko berkaitan dengan
peristiwa dimaksud. Hal-hal yang temasuk kelompok rate adalah sebagai berikut:
 Insidens
 Prevalens
 Attack Rate (AR)
 Case Fatality Rate (CFR)
 Crude Birth Rate (CBR)
 Crude Death Rate (CDR)
 Infant Mortality Rate (IMR)
 Maternal Mortality Rate (MMR)

Contoh soal :
Pada suatu daerah dengan jumlah penduduk pada tanggal 1 juli 1986 sebanyak 100.000 orang
rentan terhadap penyakit dan di temukan laporan penderita baru pada bulan januari 50
orang,bulan maret 100 orang,bulan juni 150 orang,bulan September 10 orang,dan bulan
Desember 90 orang.Berapakah nilai insidensi rate di daerah tersebut?
Rate = 50 + 100 + 150 + 10 + 90 /100.000 × 100% = 0.4%

6
Tabel Perbandingan Rasio,proporsi,dan rate.

Rasio R = Proporsi Rete = Rr


R= P= Rr =
X tidak mempunyai X merupakam X mempunyai
keterkaitan dengan Y perbandingan keterkaitan secara tidak
dari Y Y = 100 % langsung dengN Y Y =
100 % ( total populasi )

X haru merupakan = < 1 atau < 100 % = < 100 %


Y,perbandingan < 1
Tidak di nyatakan dalam Bisa/boleh di nyatakan Dinyatakan dalam
presentase. dalam presentase presentase,permil atau
per 100 populasi

7
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil Temuan
Ditinjau dari Skripsi dengan judul “Analisis Epidemiologi Kejadian Endemisitas Demam
Berdarah Dengue di Kecamatan Pontianak Barat Tahun 2016-2018” milik Via Revika
Rahmadania, ditemukan beberapa data sekunder dari masyarakat Kecamatan Pontianak Barat
yang pernah menderita DBD.
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Kejadian DBD di Kecamatan Pontianak Barat tahun 2016-2018
Berdasarkan Usia
Usia N %
< 1 tahun 6 5,8
1 – 5 tahun 30 24,2
6 – 12 tahun 62 50,0
13 – 15 tahun 11 8,9
>16 tahun 15 12,1
Total 124 100
Sumber: Data Sekunder 2016-2018
Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa sebagian besar penderita DBD pada kelompok usia 6-12
tahun sebanyak 62 orang (50,0%). Di ikuti kelompok usia 1-5 tahun sebanyak 30 orang (24,2%).
Kelompok usia > 16 tahun sebanyak 15 orang (12,1%). Kelompok usia 13-15 tahun sebanyak 11
orang (8,9%) sedangkan sebagian kecil penderita DBD pada kelompok usia < 1 tahun sebanyak
6 orang (4,8%).

8
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Kejadian DBD di Kecamatan Pontianak Barat Berdasarkan Usia per tahun
2016 2017 2018
Usia
N % N % N %
< 1 tahun 2 16,7 1 2,1 3 4,7
1-5 tahun 4 33,3 12 25,5 14 21,5
6-12 tahun 3 25,0 26 55,3 33 50,8
13-15 tahun 1 8,3 4 8,5 6 9,2
>16 tahun 2 16,7 4 8,5 9 13,8
Total 12 100 47 100 65 100
Sumber: Data Puskesmas di Kecamatan Pontianak Barat
Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa penderita DBD tahun 2016 tertinggi pada
kelompok usia 1-5 tahun yaitu sebanyak 4 orang (33,3%) sedangkan terendah pada kelompok
usia 13-15 tahun yaitu 1 orang (8,3%). Penderita DBD tahun 2017 tertinggi pada kelompok usia
6-12 tahun yaitu sebanyak 26 orang (55,3%) dan terendah pada kelompok usia < 1 tahun
sebanyak 1 orang (2,1%). Penderita DBD tahun 2018 tertinggi pada kelompok usia 6-12 tahun
yaitu 33 orang (50,8%) dan terendah kelompok usia < 1 tahun yaitu sebanyak 3 orang (4,7%).

Tabel 3
Distribusi Frekuensi Kejadian DBD di Kecamatan Pontianak Barat Tahun 2016-2018
berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin N %
Laki-laki 68 54,8
Perempuan 56 45,2
Total 124 100
Sumber: Data Sekunder 2016-2018
Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa sebagian besar penderita Demam Berdarah Dengue
dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 68 (54,8%) sedangkan hampir separuhnya jenis
kelamin perempuan sebanyak 56 (45,2%).

9
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Kejadian DBD di Kecamatan Pontianak Barat berdasarkan Jenis Kelamin
per tahun
2016 2017 2018
Jenis Kelamin
N % N % N %
Laki-laki 6 50 26 55,3 36 55,4
Perempuan 6 50 21 44,7 29 44,6
Total 12 100 47 100 65 100
Sumber: Data Puskesmas di Kecamatan Pontianak Barat
Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa penderita DBD tahun 2016 separuhnya berjenis
kelamin laki-laki yaitu 6 responden (50%) dan separuhnya lagi berjenis kelamin perempuan
yaitu 6 responden (50%). Penderita DBD tahun 2017 sebagian besar berjenis kelamin laki-laki
yaitu 26 responden (55,3%) dan hamper separuhnya berjenis kelamin perempuan yaitu 21
responden (44,7%). Penderita DBD tahun 2018 sebagian besar berjenis kelamin laki-laki yaitu
36 responden (55,4%) dan hampir separuhnya berjenis kelamin perempuan yaitu 29 responden
(44,6%).

Selanjutnya, kelompok kami meninjau juga dari Skripsi berjudul “Gambaran


Epidemiologi Penyakit Diare di Rumah Sakit Awal Bros Bekasi Tahun 2011” yang ditulis oleh
Hari Wibowo. Adapun yang kami temukan adalah sebagai berikut.
Tabel 5
Distribusi Penderita Penyakit Diare Berdasarkan Jenis Kelamin di Rumah Sakit Awal Bros
Bekadi Tahun 2011

Jenis Kelamin Frekuensi Persen (%)

Laki-laki 230 55,6


Perempuan 184 44,4
Total 414 100

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa dari 414 responden, terdapat 230 responden
(55,6%) berjenis kelamin laki-laki, sedangkan yang berjenis kelamin perempun sebanyak 184
orang (44,4%).

1
Tabel 6
Distribusi Penderita Penyakit Diare Berdasarkan Kategori Umur di Rumah Sakit Awal Bros
Bekasi Tahun 2011

Umur Frekuensi Presentase (%)

Balita (0-4 tahun) 142 34,3


Anak-anak (5-14 tahun) 26 6,3
Remaja (15-24 tahun) 27 6,5
Dewasa (25-54 tahun) 159 38,5
Lansia (>55 tahun) 60 14,5
TOTAL 414 100

Tabel diatas menerangkan bahwa responden yang menderita diare di rumah sakit Awal
Bros Bekasi tahun 2011 sebagian besar adalah responden dewasa yaitu 159 responden (38,5%).
Sedangkan anak-anak adalah responden penderita diare di rumah sakit Awal Bros dengan
frekuensi terendah yaitu 26 responden (6,3%). Selain itu, untuk responden balita, remaja, dan
lansia adalah sebagai berikut 142 responden (34,3%), 27 responden (6,5%), 60 responden
(14,5%).

3.2 Pembahasan
A. Ratio
Ratio merupakan perbandingan suatu peristiwa sebagai numerator (x) dan peristiwa lainnya
yang tidak berhubungan sebagai denominator (y). Ratio juga digunakan untuk menyatakan
besarnya kejadian.
Dari tabel 3 kita bisa menghitung ratio jumlah kejadian DBD di Kecamatan Pontianak
berdasarkan jenis kelamin, yang dimana total semua responden sebanyak 124 orang dengan
rincian jumlah laki-laki sebanyak 68 orang dan jumlah perempuan sebanyak 56 orang. Rasio
kasus DBD di Kecamatan Pontianak pada laki-laki terhadap wanita adalah 17:14 dengan cara
penyelesaian 68/56 = 17:14.
Dari tabel 5 juga kita bisa menghitung ratio jumlah kejadian Diare di RS Awal Bros Bekasi
berdasarkan jenis kelamin, yang dimana total semua responden sebanyak 414 dengan rincian

1
jumlah laki-laki sebanyak 230 orang dan jumlah perempuan sebanyak 56 orang. Rasio kasus Diare
pada laki-laki terhadap perempuan adalah 115:28 dengan cara penyelesaian 230/56=115:28.

B. Proporsi
Proporsi adalah bagian dari suatu peristiwa atau ukuran yang membandingkan suatu
peristiwa sebagai numerator (x) dan peristiwa lainnya sebagai denominator (y) yang
mengandung peristiwa numerator (x+y). Digunakan untuk melihat komposisi suatu variable
dalam populasi.
Dari tabel 1 kita bisa menghitung proporsi penderita DBD pada kelompok usia 13-15 tahun
sebanyak 11 anak terhadap penderita DBD pada kelompok usia >1 tahun sebanyak 6 anak, 1-5
tahun sebanyak 30 anak, 6-12 tahun sebanyak 62 anak, dan >16 tahun sebanyak 15 anak, dengan
11
ca (11+6+30+62+15)
× 100 = 8,9%.

Dari tabel 2 kita bisa menghitung proporsi penderita DBD tahun 2017 kelompok usia 1-5
sebanyak 12 anak terhadap kelompok usia <1 tahun sebanyak 1 anak, 6-12 tahun sebanyak 26
12
anak, 13-15 tahun sebanyak 4 anak, dan >16 tahun sebanyak 4 anak, dengan cara ×
(12+1+36+4+
100 = 25,5%.
Dari tabel 4 penderita DBD tahun 2017 pada perempuan sebanyak 21 orang dan pada laki-
laki sebanyak 26 orang, kita bisa menghitung proporsi penderita perempuan dengan cara
21
(21+26)
× 100 = 44,7%.

C. Rate
Rate adalah perbandingan suatu kejadian dengan jumlah penduduk yang mempunyai risiko
kejadian tersebut. Rate digunakan untuk menyatakan dinamika dan kecepatan kejadian tertentu
dalam masyarakat.
Pada Skripsi dengan judul “Analisis Epidemiologi Kejadian Endemisitas Demam Berdarah
Dengue di Kecamatan Pontianak Barat Tahun 2016-2018” milik Via Revika Rahmadania,
jumlah penderita DBD sebanyak 124 orang. Jika dihitung dengan Incidence Rate (IR) per
100.000
penduduk, didapatkan hasil 1,24 dengan cara penyelesaian 124
× 1000 = 1,24.
100.0
Pada Skripsi berjudul “Gambaran Epidemiologi Penyakit Diare di Rumah Sakit Awal Bros

1
Bekasi Tahun 2011” yang ditulis oleh Hari Wibowo, jumlah penderita diare sebanyak 414 orang.

1
Jika dihitung dengan Incidence Rate (IR) per 100.000 penduduk, didapatkan hasil dengan cara
penyelesaian 414

× 1000 = 4,14.
100.0

1
BAB III

PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Epidemiologi adalah studi distribusi dan determinan kesehatan yang terkait keadaan atau
peristiwa dalam populasi tertentu, dan aplikasi studi ini untuk mengendalikan masalah
kesehatan. Frekuensi masalah kesehatan kesehatan adalah keterangan tentang banyaknya suatu
masalah kesehatan yang ditemukan dalam sekelompok manusia dengan dinyatakan angka
mutlak, rate atau ratio. Rasio merupakan angka perbandingan atau dapat diterjemahkan sebagai
“dibanding dengan”. Proporsi adalah bagian dari suatu peristiwa atau ukuran yang
membandingkan suatu peristiwa sebagai numerator (x) dan peristiwa lainnya sebagai
denominator (y) yang mengandung peristiwa numerator (x+y). Rate adalah perbandingan suatu
kejadian dengan jumlah penduduk yang mempunyai risiko kejadian tersebut.

3.2 Saran
Sangat di harapkan khususnya seorang tenaga kesehatan dapat memahami tentang
ukuran- ukuran epidemilogi sehingga dapat mengaplikasikannya dalam masyarakat dan hasil
dari data yang telah diolah menggunakan ukuran dalam epidemiologi seharusnya digunakan oleh
pemerintah dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh
masyarakat. Petugas kesehatan bersama pemerintah sebaiknya juga mengevaluasi program
kesehatan yang sudah berjalan dan merencanakan progam berkelanjutan untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Pengambilan data yang akurat memerlukan kerjasama dari semua
pihak baik masyarakat, petugas kesehatan, maupun pemerintah.

1
DAFTAR PUSTAKA

Arsy, N. N. (2008). Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta Jakarta.


Hasmi. (2011). Dasar-Dasar Epidemiologi. Jakarta: Trans Info Media.
Murti, B. (2013). Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi: Edisi ke 3. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Saepudin, M. (2011). Prinsip-Prinsip Epidemiologi. Jakarta: Trans Info Media.
Slamet Ryadi, T. Wijayanti. (2011). Dasar-Dasar Epidemiologi. Jakarta: Penerbit Salemba
Medika.
Hari Wibowo. (2012). Gambaran Epidemiologi Penyakit Diare di Rumah Sakit Awal Bros
Bekasi Tahun 2011. Skripsi. Depok: Universitas Indonesia.
Rahmadania. (2019). Analisis Epidemiologi Kejadian Endemisitas Demam Berdarah Dengue di
Kecamatan Pontianak Barat Tahun 2016-2018. Skripsi. Pontianak: Universitas Muhammadiyah
Pontianak.

Anda mungkin juga menyukai