EPIDEMIOLOGI ANALITIK
Makalah ini disusun untuk memenuhi nilai Assesment mata kuliah Epidemiologi
Disusun oleh:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan
Makalah dengan judul “Epidemiologi Analitik” sebagai bentuk pemenuhan tugas
Epidemiologi dengan baik dan tepat waktu.
Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat dan digunakan dengan
sebaik-baiknya. Saya menyadari bahwa dalam proses pembuatan makalah ini
masih banyak kekurangan dan masih belum sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan....................................................................................28
3.2 Saran..............................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................30
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3 Tujuan
- Untuk mengetahui pengertian Epidemiologi Analitik
- Untuk mengetahui pengertian dari Studi Kohort
- Untuk mengetahui pengertian dari studi Potong Lintang
- Untuk mengetahui pengetian dari Studi Kontrol Kasus
- Untuk mengetahui ciri dan karakteristik dari masing-masing studi
kasus tersebut
- Untuk mengetahui kelemahan dari masing-masing studi kasus tersebut
- Untuk mengetahui kelebihan dari masing-masing studi kasus tersebut
- Untuk mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan pada
masing-masing studi kasus tersebut
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
EFEK
ya tidak jumlah
FAKTOR Ya A B (A+B)
Tidak C D (C+D)
RESIKO jumlah (A+C) (B+D) (A+B+C+D) = N
Tabel 1. Tabel resiko relatif (relative risk)
10
Keterangan :
Sel A: subyek dengan faktor risiko yang mengalami efek
Sel B : subyek dengan faktor risiko yang tidak mengalami efek
Sel C : subyek tanpa faktor risiko yang mengalami efek
Sel D : subyek tanpa faktor risiko yang tidak mengalami efek
- Insidencekelompokterpapar
(Po) = A
A+B
- Insidencekelompoktidak terpapar
(P1)=C
C+D
- RelativeRisk (RR) =Po
P1
11
dan 4000 ibu tidak terpajan factor risiko untuk dapat mendeteksi
potensi peninggian risiko sebanyak 2x sedangkan dengan Case
Control hanya diperlukan 188 kasus dan 188 kontrol. Bila yang diteliti
adalah kelainan jantung yang khusus, misalnya malformasi
konotrunkus yang kekerapannya hanya 2 per 1000 maka untuk
penelitian kohort diperlukan 15.700 ibu terpajan dan 15.700 ibu tidak
terpajan esterogen sedangkan untuk Case Control tetap hanya
diperlukan 188 kasus dan 188 kontrol.
4. Melakukan Pengukuran
Pengukuran variable efek dan faktor risiko merupakan hal yang
dentral pada studi kasus-kontrol.Penentuan efek harus sudah
didefenisikan denganjelas dalam usulan penelitian. Pengukuran
faktor risiko atau pajanan yang terjadi pada waktu lampau juga
sering menimbulkan kesulitan. Kadang tersedia data objektif,
missal rekam medis kumpulan preparat hasil pemeriksaan patologi-
anatomik, hasil laboratorium, atau pelbagai henis hasil
pencitraan.Namun lebih sering penentuan pajanan pada masa lalu
dilakukan semata-mata dengan anamnesis atau wawancara dengan
responden, jadi hanya dengan mengandalkan daya ingat responden
yang mungkin dipengaruhi oleh statusnya (mengalami outcome
atau tidak).
(insidenpadakelompokdenganfaktorrisiko ) a/(a−b)
RR= =
(insidenpadakelompoktanpafaktorrisiko) c /(c +d )
oddspadakelompokkasus
RO=
oddspadakelompokkontrol
a
:c /(a−c)
( a−c ) a/c
¿ = =ad /bc
b b/d
:d /(b+ d)
b+ d
24
Kontrol
Risiko + Risiko -
KASUS Risiko + A b
Risiko - C d
Keterangan :
Sel a : kasus dan control mengalami pajanan
Sel b : kasus mengalami pajanan, control tidak
Sel c : kasus tidak mengalami pajanan, control mengalami
Sel d : kasus dan control tidak mengalami pajanan
b
RO−
c
Plasenta previa
RIWAYAT
ya Tidak jumlah
Ya 12 9 21
ABORSI
Tidak 56 59 115
Jumlah 68 68 136
1. Bias seleksi
2. Bias informasi
3. Bias perancu (confounding bias)
Sackett* mencatat beberapa hal yang dapat menyebabkan bias, di
antaranya adalah :
a. Informasi tentang faktor risiko atau faktor perancu (confounding factors)
mungkin terlupa oleh subyek penelitian atau tidak tercatat dalam catatan
medik kasus (recall bias)
b. Subyek yang terkena efek (kasus), karena ingin mengetahui penyebab
penyakitnya lebih sering melaporkan faktor risiko dibandingkan dengan
subyek yang tidak terkena efek (kontrol)
c. Peneliti kadang sukar menentukan dengan tepat apakah pajanan suatu
agen menyebabkan penyakit ataukah terdapatnya penyakit
menyebabkan subyek lebih terpajan oleh agen
d. Identifikasi subyek sebagai kasus maupun kontrol yang representatif
seringkali sangat sukar
27
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
A. Studi Kohort
Studi kohort adalah rancangan studi yang mempelajari tentang
hubungan antara paparan dan penyakit (outcome) dengan cara
membandingkan kelompok terpapar (factor penelitian) dan kelompok tak
terpapar berdasarkan status penyakit(outcome) danmengikuti hingga
waktu tertentu.
B. Studi Potong Lintang
Studi Potong Lintang adalah rancangan studi yang mempelajari
tentang hubungan penyakit dan paparan dengan cara mengamati status
pada individu-individu dengan populasi tunggal pada suatu saat atau
periode.
28
29
3.2 Saran
Setelah memahami tentang epidemiologi analitik dan jenis-
jenisnya diharapkan para pembaca mampu menerapkan ilmu
epidemiologi analitik ke dalam kehidupan dengan menerapkannya
melalui penelitian-penelitian di bidang epidemiologi. Dikarenakan
dengan adanya bahaya penyakit diharapkan pembaca mampu
mengaplikasikan pencegahannya di lingkungan masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
30