Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

UKURAN-UKURAN DASAR EPIDEMIOLOGI


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar Epidemiologi semester 3
Dosen Pengampuh Herawanto, S.KM., M.Kes

Oleh: Kelompok 2

Agnes Monica Sombolinggi N 201 16 009


Iin Maghfirah N 201 16
Endang N 201 16
Benazir Ainayah Rahman N 201 16 074
Novianti N 201 16 094
Dhita Safitri E Umar N 201 16
Nadiya Ayu Wulandari N 201 16
Agung Adi Prasetyo N 201 16
Ramlah N 201 16
Lusiana N 201 16
Sri Asmawati N 201 16 224

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TADULAKO

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberi kami rahmat dan karunia-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan
makalah ini.
Makalah yang kami susun ini berjudul “UKURAN-UKURAN DASAR
EPIDEMIOLOGI” makalah ini kami susun dalam rangka memenuhi tugas kelompok
mata kuliah Dasar-Dasar Epidemiologi semester 3. Dalam makalah ini kami
menguraiakan pembahasan “Ukuran-Ukuran Epidemiologi”.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna.
Maka dari itu, kritik dan saran anda sangat kami harapkan. Terima kasih atas segala
partisipasi semua pihak yang mendukung tersusunnya makalah ini. Atas segala
kekurangan dan kesalahannya kami mohon maaf.

Palu, 06 Oktober 2017

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini, yaitu:
1. Apa yang dimaksud ukuran-ukuran epidemiologi?
2. Apa yang dimaksud ukuran frekuensi penyakit?
3. Apa yang dimaksud dengan insidens dan prevalens penyakit?
4. Apa yang dimaksud dengan statistik?
5. Apa saja bagian-bagian statisik kematian?
6. Apa saja bagian-bagian statistik kesakitan?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan ukuran-ukuran epidemiologi
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan ukuran frekuensi penyakit
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan insidens dan prevalens penyakit
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan statistik
5. Untuk mengetahui bagian- bagian statistik kematian
6. Untuk mengetahui bagian-bagian statistik kesakitan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Ukuran-Ukuran Epidemiologi
Menurut Zulkifli (2012), epidemiolog adalah ilmu kuantitatif.
Epidemiologi mengukur kuantitas dan menggunakan istilah deslriptif untuk
menggambarkan kelompok-kelompok orang. Ada tiga jenis rumus
matematika umum yang selalu digunakan untuk menjelaskan hasil temuan
empiris dalam kesehatn masyarakat. Ketiga perhtungan tersebut adalah:
1. Proporsi
Proporsi adalah bilangan pecahan yang pembilangnya merupakan
bagian dari penyebut. Proporsi sering dinyatakan dalam persen (%), yaitu
desimal yang menyatakan perkalian seratus dari suatu proporsi dan
rentangnya terletak antara 0-1.
Contoh:
 Proporsi mahasiswa wanita adalah jumlah mahasiswa wanita dibagi
jumlah mahasiswa pria dan wanita.
 Proporsi ibu hamil anemia adalah jumah ibu hamil anemia dibagi
jumlah seluruh ibu hamil.
2. Rate
Rate merupakan proporsi dalam bentuk khusus yaitu perbandingan
antara pembilang dan penyebut dinyatakan dalam batas waktu tertentu.
Dalam epidemiologi rate sering digunakan untuk menyatakan
perbandingan suatu peristiwa terhadap jumlah penduduk yang mungkin
terkena peristiwa yang dimaksud (population at risk) dalam kurun waktu
tertentu. Rate digunakan untuk membandingkan kejadian berdasarkan
perbedaan waktu, lokasi, ataupun kelompok. Angka tersebut menunjukkan
seberapa cepat kejadian tertentu berlangsung/terjadi.
Catatan: Pemahaman rinci terhadap konsep rate yang berbah-rubah
membtuhkan pemahaman tentang konsep kalkulus yang rumit.
Pembahasan rate dalam epidemiologi akan dibatasi pada angka rata-rata
(average rate) yang lebih sederhana.
3. Rasio
Rasio adalah suatu pecahan yang pembilangnya tidak termasuk
dalam penyebut. Dikenal dua jenis rasio, yaitu yang mempunyai ukuran
dan yang tidak mempunyai ukuran. Rentangnya antara 1 sampai tak
terhingga perhitungan rasio ini dapat dilakukan didalam suatu populasi atau
dua populasi.
Contoh:
 Rasio yang mempunyai ukuran:
Rasio jumlah tempat tidur rumah sakit per 100.000 orang
didalam populasi
 Rasio yang tidak mempunyai ukuran:
Perbandingan antara dua proporsi atau rate.
Menurut Rajab (2009) ada tiga macam ukuran yang digunakan dalam
epidemiologi, yaitu:
1. Ukuran Frekuensi Penyakit
Mengukur kejadian penyakit, cacat atau kematian atau populasi.
Ukuran ini merupakan dasar dari epidemiologi deskriptif. Frekuensi
kejadian yang diamati diukur menggunakan prevalens dan insidens.
2. Ukuran dari akibat peaparan
Mengukur keeratan hubungan statistik antara faktor tertentu dan
kejadian penyakit yang diduga merupakan akibat pemaparan penyakit
tersebut.
3. Ukuran dari potensi dampak
Menggambarkan kontribusi dari faktor yang diteliti terjadi terhadap
kejadian suatu penyakit tertentu. Ukuran yang digunakan adalah
attributable risk percent dan population attributable risk. Ukuran ini
berguna untuk meramalkan efficacy atau effectiveness suatu pengobatan
dan strategi intervensi pada populasi tertentu.
Rajab (2009) mengemukakan bahwa ada 2 komponen ukuran dasar
sebelum menghitung ukuran frekuensi, yaitu:
1. Pembilang (nominator) X: Frekuensi atau jumlah kasus yang diamati
(subjek pengamatan yang mengalami kejadian atau akibat yang tidak
diinginkan).
2. Penyebut (denominator) Y: Jumlah populasi yang beresiko, yaitu
sekelompok individu yang mempunyai peluang untuk mengalami kasus
yang diamati.
B. Ukuran Frekuensi Penyakit
Dalam eidemiologi, ada dua ukuran penyakit yang harus dibedakan
yaitu insidens yang menggambarrkan jumlah kasus baru yang terjadi dalam
satu periode tertentu, dan prevalens yang menggambarkan jumlah kasus yang
ada pada satu saat tertentu. Untuk memudahkan pemahaman, setiap individu
dalam populasi dianggap masuk dalam salah satu dari dua kategori “sakit”
atau “tidak sakit”. Prevalens menggambarkan proprsi populasi yang sakit pada
satu saat tertentu sedangkan insiden menggambarkan perpindahan dari
kategori tidak sakit ke kategori sakit. Oleh karena itu, prevalens adalah
sinonim dengan status suatu penyakit, sedangkan insiden adalah kejadian
(event) penyakit atau perubahan dari status sehat ke status sakit (Rajab, 2009).

C. Pengertian Insidens dan Prevalens Penyakit


1. Insidens
Menurut Rajab (2009), insidens terbagi atas dua jenis, yaitu:
a) Mengukur risiko untuk sakit (cumulative incidence)
Probabilitas dari seseorang yang tidak sakit untuk menjadi sakit
selama periode waktu tertentu, dengan syarat orang tersebut tidak mati
oleh karena penyebab lain. Risiko ini biasamya digunakan untuk
mengukur serangan penyakit yang pertama pada orang sehat tersebut.
Misalnya, insidens penyakit jantung mengukur risiko serangan
penyakit jantung pertama pada orang yang belum pernah menderita
penyakit jantung.

Jumlah individu yang menjadi


sakit selama periode tertentu
𝑐𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑣𝑒 𝑖𝑛𝑐𝑖𝑑𝑒𝑛𝑐𝑒 =
Jumlah individu dalam populasi
pada permulaan periode

Ciri dari cumulative incidence memiliki berbentuk poporsi,


tidak memiliki satuan, besarnya berkisar antara 0 dan 1. Konsep risiko
ini harus dinyatakan dalam peride waktu yang menunjukkan rentang
waktu yang dibutuhkan untuk mencari kasus baru karena cumulative
incidence bergantung pada lamanya periode pengamatan. Oleh karena
itu dalam menuliskan cumulative incidence, lamanya periode
pengamatan harus selalu disertakan,
b) Mengukur kecepatan untuk sakit (incidence rate/incidence density)
Incidence rate dari kejadian penyakit adalah potensi perubahan
status penyakit per satuan waktu, realtif terhadap besarnya populasi
individu yang sehat pada waktu itu.
2. Prevalens
Prevalens adalah proporsi pupolasi yang sedang menderita sakit
pada saat tertentu. Kegunaan prevalens :
a) Untuk menentukan situasi penyakit yang ada pada satu waktu.
b) Di bidang kesehatan ukuran prevalens memberi informasi tentang
pengobatan, jumlah tempat tidur dan peralatan rumah sakit yang
dibutuhkan, sehingga berguna dalam perencanaan fsilitas kesehatan
dan ketenagaan.
Rumus untuk menghitung prevalens:

Jumlah Individu yang sedang sakit


pada satu waktu tertentu
𝑃𝑟𝑒𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠 =
Jumlah individu dalam populasi
tersebut pada waktu tertentu itu
Ciri prevalens meliputi bentuk proporsi, tidak mempunyai satuan,
dan besarnya antara 0 dan 1. Bila disebut tanpa tambahan apa-apa,
“Prevalens” yang dimaksud adalah poin prevalens, yaitu probabilitas dari
individu dalam populasi berada dalam keadaan sakit pada satu waktu
tertentu. Ukuran prevalens yang lain adalah periode prevalens yaitu
proporsi populasi yang sakit pada satu periode tertentu.
Oleh karena pembilangya adalah mereka yang ditemukan sakit
pada satu saat tanpa membedakan apakah mereka baru saja tertular (kasus
baru) atau sudah lama menderita penyakit (kasus lama), dengan
sendirinya penyakit yang berlangsung lama cenderung tinggi
prevalensinya dibandingkan dengan penyakit yang berlangsung singkat.
D. Pengertian Statistik
Secara etimologi statistik berasal dari bahasa Romawi Tates, yang berarti
Negara, Negarawan. Diartikan demikian karena statistik pada waktu itu banyak
digunakan untuk urusan negara, seperti biaya pajak dan jumlah penduduk.
Sehingga muncullah berbagai jenis statistik misalnya statistik penduduk, statistik
kelahiran, dan statistik kelahiran. Pengguna statistik pada waktu itu hanya
merupakan pendukung pada keseluruhan aktivitas kenegaraan. Perkembangan
dewasa ini merupakan disiplin ilmu yang berdiri sendiri dan di Indonesia ada
Badan yang mengurusi statistik negara yaitu Biro Pusat Statistik (Purwanto, 1994).
Statistik merupakan ilmu yang mempelajari hal-hal yang berhubungan
dengan data, serta sifat-sifat data. Adapun kegiatan statistik adalah pengumpulan
data, pengolahan data, penyajian data, serta penganalisaan data, penarikan
kesimulan serta pembuatan keputusan yang didasarkan atas data yang diperoleh.
Informasi inilah yang memberikan perubahan kepada manusia (Purwanto, 1994).
E. Statistik Kematian
Menurut Purwanto (1994), statistik kematian adalah angka yang
menggambarkan frekuensi relatif terjadinya kematian dalam periode waktu
tertentu.
Menurut Efendi (2009), pengukuran angka kematian jauh lebih mudah
dibandingkan pengukuran angka kesakita, karena kejadiannya sudah pasti dan
lebih mudah untuk mendapatakan datanya dari sumber-sumber yang pasti. Angka
kematian yang sering digunakan adalah:
1. Angka Kematian Bayi
Angka kematian bayi (AKB) adalah angka kematian anak berumur
kurang dari satu tahun. AKB merupakan indikato rpenting dalam menilai status
kesehatan masyarakat yang meliputi keadaan tingkat ekonomi, sanitasi, gizi,
pendidikan, dan fasilitas kesehatan yang terdapat di suatu negara. Rumus yang
digunakan:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑦𝑖 < 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛


𝐴𝐾𝐵 = 𝑋 1.000
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎ℎ𝑖𝑟𝑎𝑛 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑎

Menurut Astuti (2010), kematian bayi adalah kematian yang terjadi


antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun.
Kematian bayi terbagi atas 2, yaitu:
a. Kematian bayi endogen
Kematian bayi endogen atau disebut juga dengan kematian neonatal
adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan dan
umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir yang
diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama
kehamilan.
b. Kematian bayi eksogen
Kematian bayi eksogen atau kematian post-neonatal, adalah kematian
bayi yang terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun
yang disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh
lingkungan luar.
2. Angka Kematian Ibu
Angka kematian ibu (AKI) pada proses kehamilan merupakan indikator
penting pelayanan obstetrik dan keberhasilan program Keluarga Berencana.
Selain itu, juga bisa dipakai sebagai tolak ukur pengembangan status sosial
ekonomi masyarakat. Rumus yang digunakan:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑖𝑏𝑢 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠


𝑘𝑒ℎ𝑎𝑚𝑖𝑙𝑎𝑛, 𝑘𝑒𝑙𝑎ℎ𝑖𝑟𝑎𝑛, 𝑑𝑎𝑛 𝑛𝑖𝑓𝑎𝑠
𝐴𝐾𝐼 = 𝑋 1.000
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎ℎ𝑖𝑟𝑎𝑛 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑎
3. Angka Kematian Kasar
Angka kematian kasar (AKK) merupakan jumlah seluruh kematian
selama setahun berjalan bagi jumlah penduduk pertengahan tahun. Rumus yang
digunakan:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑘𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑎𝑛


𝐴𝐾𝐾 = 𝑋 1.000
𝑃𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛

4. Angka Kasus Fatal


Angka kasus fatal (AKF) merupakan presentase angka kematian karena
penyakit tertentu yang dipakai untuk menentukan derajat keganasan atau
kegawatan penyakit tersebut. Rmus yang digunakan:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑖𝑏𝑎𝑡 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑎𝑘𝑖𝑡


𝐴𝐾𝐹 = 𝑋 1.000
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑎𝑘𝑖𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑎
5. Angka Kematian Neonatal
Angka kematian neonatal (AKN) adalah jumlah kematian bayi berumur
kurang dari empat minggu atau 28 hari per 1000 kelahiran hidup. Rumus yang
digunakan:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑦𝑖 < 28 ℎ𝑎𝑟𝑖


𝐴𝐾𝑁 = 𝑋 1.000
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎ℎ𝑖𝑟𝑎𝑛 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑎

6. Angka Kematian Pascaneonatal


Angka kematian pascaneonatal (AKP) diperlukan untuk menelusuri
kematian di negara belum berkembang, terutama pada wilayah tempat bayi
meninggal pada tahun pertama kehidupannya akibat malnutrisi, dan penyakit
infeksi. Rumus yang digunakan:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑦𝑖 𝑢𝑠𝑖𝑎 28 ℎ𝑎𝑟𝑖 − 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛


𝐴𝐾𝑃 = 𝑋 1.000
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎ℎ𝑖𝑟𝑎𝑛 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑎

F. Statistik Kesakitan
Angka kesakitan penduduk didapat dari hasil pengumpulan data dari sarana
pelayanan kesehatan (Facility Based Data) yang diperoleh melalui sistem
pencatatan dan pelaporan.
Menurut Efendi (2009), pengukuran angka kesakitan relatif lebih sulit
dibandingkan dengan angka kematian. Pengukuran angka kesakitan terbagi atas
tiga, yaitu:
1. Incidence Rate
Incidence rate dari suatu penyakit merupakan jumlah kasus baru yang
terjadi dikalangan penduduk selama periode waktu tertentu. Rumus yang
digunakan:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑎𝑘𝑖𝑡
𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑒𝑛𝑡𝑖
𝐼𝑛𝑐𝑖𝑑𝑒𝑛𝑐𝑒 𝑟𝑎𝑡𝑒 = 𝑋 1.000
𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑚𝑝𝑢𝑛𝑦𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑖𝑘𝑜
𝑡𝑒𝑟𝑡𝑢𝑙𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑎𝑘𝑖𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑎

2. Attack Rate
Bila penyakit terjadi secara mendadak dan orang yang menderita dalam
jumlah besar seperti keracunan makanan, maka formula yang digunakan untuk
menghitung adalah attack rate. Rumus yang digunakan:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑘𝑖𝑡


𝐴𝑡𝑡𝑎𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑒 = 𝑋 1.000
𝑃𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑚𝑝𝑢𝑛𝑦𝑎𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑖𝑘𝑜

3. Prevalence Rate
Prevalence rate merupakan frekuensi penyakit lama dan baru yang
terjadi pada suatu masyarakat pada periode tertentu. Bila prevalence rate
ditentukan pada suatu periode, misalnya pada bulan Juli 2006, maka disebut
sebagai point prevalence rate. Tetapi jika ditentukan dalam periode tertentu
misalnya satu tahun maka disebut sebagai prevalence rate. Rumus yang
digunakan:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑒𝑟𝑖𝑡𝑎


𝑝𝑒𝑛𝑦𝑎𝑘𝑖𝑡 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢
𝑃𝑟𝑒𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑐𝑒 𝑅𝑎𝑡𝑒 = 𝑋 1.000
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Epidemiologi mengukur kuantitas dan menggunakan istilah deslriptif untuk
menggambarkan kelompok-kelompok orang. Ada tiga jenis rumus matematika
umum yang selalu digunakan untuk menjelaskan hasil temuan empiris dalam
kesehatn masyarakat yaitu proposi, rate, dan rasio.
Dalam eidemiologi, ada dua ukuran penyakit yang harus dibedakan yaitu
insidens yang menggambarrkan jumlah kasus baru yang terjadi dalam satu periode
tertentu, dan prevalens yang menggambarkan jumlah kasus yang ada pada satu
saat tertentu.
Statistik merupakan ilmu yang mempelajari hal-hal yang berhubungan
dengan data, serta sifat-sifat data. Adapun kegiatan statistik adalah pengumpulan
data, pengolahan data, penyajian data, serta penganalisaan data, penarikan
kesimulan serta pembuatan keputusan yang didasarkan atas data yang diperoleh.
Informasi inilah yang memberikan perubahan kepada manusia.
Pengukuran angka kematian jauh lebih mudah dibandingkan pengukuran
angka kesakita, karena kejadiannya sudah pasti dan lebih mudah untuk
mendapatakan datanya dari sumber-sumber yang pasti. Sedangkan pengukuran
angka kesakitan relatif lebih sulit dibandingkan dengan angka kematian.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, 2010, ‘Estimasi Risiko Penyebab Kematian Neonatal Di Indonesia Tahun
2007’, Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, Vol. 13, No. 4.

Efendi, ferri, 2009, Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam
Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta.

Purwanto, Heri, 1994, Pengantar Statistik Keperawatan, EGC, Jakarta.

Rajab, Wahyudin, 2009, Buku Ajar Epidemiologi Untuk Mahasiswa Kebidanan,


EGC, Jakarta.

Wandira, Kusuma, 2012, ‘Faktor Penyebab Kematian Bayi Di Kabupaten Sidoarjo’,


Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Volume 1, Nomor 1.

Zulkifli, Andi, 2012, Epidemiologi Teori Dan Aplikasi, Masagena Press, Makassar.

Anda mungkin juga menyukai