Oleh: Kelompok 2
UNIVERSITAS TADULAKO
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberi kami rahmat dan karunia-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan
makalah ini.
Makalah yang kami susun ini berjudul “UKURAN-UKURAN DASAR
EPIDEMIOLOGI” makalah ini kami susun dalam rangka memenuhi tugas kelompok
mata kuliah Dasar-Dasar Epidemiologi semester 3. Dalam makalah ini kami
menguraiakan pembahasan “Ukuran-Ukuran Epidemiologi”.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna.
Maka dari itu, kritik dan saran anda sangat kami harapkan. Terima kasih atas segala
partisipasi semua pihak yang mendukung tersusunnya makalah ini. Atas segala
kekurangan dan kesalahannya kami mohon maaf.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini, yaitu:
1. Apa yang dimaksud ukuran-ukuran epidemiologi?
2. Apa yang dimaksud ukuran frekuensi penyakit?
3. Apa yang dimaksud dengan insidens dan prevalens penyakit?
4. Apa yang dimaksud dengan statistik?
5. Apa saja bagian-bagian statisik kematian?
6. Apa saja bagian-bagian statistik kesakitan?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan ukuran-ukuran epidemiologi
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan ukuran frekuensi penyakit
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan insidens dan prevalens penyakit
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan statistik
5. Untuk mengetahui bagian- bagian statistik kematian
6. Untuk mengetahui bagian-bagian statistik kesakitan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Ukuran-Ukuran Epidemiologi
Menurut Zulkifli (2012), epidemiolog adalah ilmu kuantitatif.
Epidemiologi mengukur kuantitas dan menggunakan istilah deslriptif untuk
menggambarkan kelompok-kelompok orang. Ada tiga jenis rumus
matematika umum yang selalu digunakan untuk menjelaskan hasil temuan
empiris dalam kesehatn masyarakat. Ketiga perhtungan tersebut adalah:
1. Proporsi
Proporsi adalah bilangan pecahan yang pembilangnya merupakan
bagian dari penyebut. Proporsi sering dinyatakan dalam persen (%), yaitu
desimal yang menyatakan perkalian seratus dari suatu proporsi dan
rentangnya terletak antara 0-1.
Contoh:
Proporsi mahasiswa wanita adalah jumlah mahasiswa wanita dibagi
jumlah mahasiswa pria dan wanita.
Proporsi ibu hamil anemia adalah jumah ibu hamil anemia dibagi
jumlah seluruh ibu hamil.
2. Rate
Rate merupakan proporsi dalam bentuk khusus yaitu perbandingan
antara pembilang dan penyebut dinyatakan dalam batas waktu tertentu.
Dalam epidemiologi rate sering digunakan untuk menyatakan
perbandingan suatu peristiwa terhadap jumlah penduduk yang mungkin
terkena peristiwa yang dimaksud (population at risk) dalam kurun waktu
tertentu. Rate digunakan untuk membandingkan kejadian berdasarkan
perbedaan waktu, lokasi, ataupun kelompok. Angka tersebut menunjukkan
seberapa cepat kejadian tertentu berlangsung/terjadi.
Catatan: Pemahaman rinci terhadap konsep rate yang berbah-rubah
membtuhkan pemahaman tentang konsep kalkulus yang rumit.
Pembahasan rate dalam epidemiologi akan dibatasi pada angka rata-rata
(average rate) yang lebih sederhana.
3. Rasio
Rasio adalah suatu pecahan yang pembilangnya tidak termasuk
dalam penyebut. Dikenal dua jenis rasio, yaitu yang mempunyai ukuran
dan yang tidak mempunyai ukuran. Rentangnya antara 1 sampai tak
terhingga perhitungan rasio ini dapat dilakukan didalam suatu populasi atau
dua populasi.
Contoh:
Rasio yang mempunyai ukuran:
Rasio jumlah tempat tidur rumah sakit per 100.000 orang
didalam populasi
Rasio yang tidak mempunyai ukuran:
Perbandingan antara dua proporsi atau rate.
Menurut Rajab (2009) ada tiga macam ukuran yang digunakan dalam
epidemiologi, yaitu:
1. Ukuran Frekuensi Penyakit
Mengukur kejadian penyakit, cacat atau kematian atau populasi.
Ukuran ini merupakan dasar dari epidemiologi deskriptif. Frekuensi
kejadian yang diamati diukur menggunakan prevalens dan insidens.
2. Ukuran dari akibat peaparan
Mengukur keeratan hubungan statistik antara faktor tertentu dan
kejadian penyakit yang diduga merupakan akibat pemaparan penyakit
tersebut.
3. Ukuran dari potensi dampak
Menggambarkan kontribusi dari faktor yang diteliti terjadi terhadap
kejadian suatu penyakit tertentu. Ukuran yang digunakan adalah
attributable risk percent dan population attributable risk. Ukuran ini
berguna untuk meramalkan efficacy atau effectiveness suatu pengobatan
dan strategi intervensi pada populasi tertentu.
Rajab (2009) mengemukakan bahwa ada 2 komponen ukuran dasar
sebelum menghitung ukuran frekuensi, yaitu:
1. Pembilang (nominator) X: Frekuensi atau jumlah kasus yang diamati
(subjek pengamatan yang mengalami kejadian atau akibat yang tidak
diinginkan).
2. Penyebut (denominator) Y: Jumlah populasi yang beresiko, yaitu
sekelompok individu yang mempunyai peluang untuk mengalami kasus
yang diamati.
B. Ukuran Frekuensi Penyakit
Dalam eidemiologi, ada dua ukuran penyakit yang harus dibedakan
yaitu insidens yang menggambarrkan jumlah kasus baru yang terjadi dalam
satu periode tertentu, dan prevalens yang menggambarkan jumlah kasus yang
ada pada satu saat tertentu. Untuk memudahkan pemahaman, setiap individu
dalam populasi dianggap masuk dalam salah satu dari dua kategori “sakit”
atau “tidak sakit”. Prevalens menggambarkan proprsi populasi yang sakit pada
satu saat tertentu sedangkan insiden menggambarkan perpindahan dari
kategori tidak sakit ke kategori sakit. Oleh karena itu, prevalens adalah
sinonim dengan status suatu penyakit, sedangkan insiden adalah kejadian
(event) penyakit atau perubahan dari status sehat ke status sakit (Rajab, 2009).
F. Statistik Kesakitan
Angka kesakitan penduduk didapat dari hasil pengumpulan data dari sarana
pelayanan kesehatan (Facility Based Data) yang diperoleh melalui sistem
pencatatan dan pelaporan.
Menurut Efendi (2009), pengukuran angka kesakitan relatif lebih sulit
dibandingkan dengan angka kematian. Pengukuran angka kesakitan terbagi atas
tiga, yaitu:
1. Incidence Rate
Incidence rate dari suatu penyakit merupakan jumlah kasus baru yang
terjadi dikalangan penduduk selama periode waktu tertentu. Rumus yang
digunakan:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑎𝑘𝑖𝑡
𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑒𝑛𝑡𝑖
𝐼𝑛𝑐𝑖𝑑𝑒𝑛𝑐𝑒 𝑟𝑎𝑡𝑒 = 𝑋 1.000
𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑚𝑝𝑢𝑛𝑦𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑖𝑘𝑜
𝑡𝑒𝑟𝑡𝑢𝑙𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑎𝑘𝑖𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑎
2. Attack Rate
Bila penyakit terjadi secara mendadak dan orang yang menderita dalam
jumlah besar seperti keracunan makanan, maka formula yang digunakan untuk
menghitung adalah attack rate. Rumus yang digunakan:
3. Prevalence Rate
Prevalence rate merupakan frekuensi penyakit lama dan baru yang
terjadi pada suatu masyarakat pada periode tertentu. Bila prevalence rate
ditentukan pada suatu periode, misalnya pada bulan Juli 2006, maka disebut
sebagai point prevalence rate. Tetapi jika ditentukan dalam periode tertentu
misalnya satu tahun maka disebut sebagai prevalence rate. Rumus yang
digunakan:
Efendi, ferri, 2009, Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam
Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta.
Zulkifli, Andi, 2012, Epidemiologi Teori Dan Aplikasi, Masagena Press, Makassar.