Anda di halaman 1dari 34

MANAJEMEN KEBIDANAN KOMUNITAS DI RSD A.

DADI TJOKRODIPO
KECAMATAN TLK BETUNG UTARA KOTA BANDAR LAMPUNG

Laporan Praktik Kerja Lapangan Kebidanan Komunitas

Disusun Oleh :
NAMA : SRI REZEKI
NIM : 210102368P

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA IBU MENYUSUI DI RSD DR.A DADI


TJOKRODIPO TELUK BETUNG UTARA KOTA BANDAR LAMPUNG
PROPINSI LAMPUNG

Laporan Individu Praktik Kerja Lapangan Kebidanan Komunitas


Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui Tanggal…………….

Menyetujui dan Mengesahkan


Ketua Pelaksana Pembimbing Praktik Akademik
PKL Kebidanan Komunitas

Septika Yani Veronica, SST.,M.Keb Hellen Febriyanti, SST.,M.Kes


NIDN.0214098902 NIDN.0216028902

Mengetahui,
Ketua Prodi Kebidanan Program Sarjana Terapan
Universitas Aisyah Pringsewu

Septika Yani Veronica, SST.,M.Keb


NIDN. 0214098902
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu kegiatan mahasiswa

yang harus dilaksanakan dimana suatu bentuk kerja nyata dalam memberikan

Pelayanan Asuhan Kebidanan Komunitas, dimana kebidanan komunitas ini

merupakan salah satu mata kuliah dalam kurikulum Profesi Kebidanan Komunitas

dengan tujuan melaksanankan praktik Kebidanan secara komperehensif dengan

memperhatikan budaya masyarakat dalam tatanan di Komunitas dengan pendekatan

manajement kebidanan dan didasari oleh konsep keterampilan dan sikap Profesional

(Runjati M, 2010).

Menyusui adalah proses pemberian air susu ibu (ASI) kepada bayi sejak lahir

sampai berusia 2 tahun. Jika bayi diberikan ASI saja sampai usia 6 bulan tanpa

menambahkan dan mengganti dengan makanan atau minuman lainnya merupakan

proses menyusui eksklusif. Asi eksklusif dapat melindungi bayi dan anak terhadap

penyakit berbahaya dan mempererat ikatan kasih sayang (bonding) antara ibu

dan anak. Proses menyusui secara alami akan membuat bayi mendapatkan asupan

gizi yang cukup dan limpahan kasih sayang yang berguna untuk perkembangannya

(Hidayati, 2012). Menurut Padilla (2014), masa nifas adalah masa sesudahnya

persalinan terhitung dari saat selesai persalinan sampai pulihnya kembali alat

kandungan ke keadaan sebelum hamil lamanya masa nifas kurang lebih 6 minggu.

Pada nifas ini terjadi perubahan – perubahan fisiologis maupun psikologis seperti

perubahan laktasi pengeluaran air susu ibu, perubahan system tubuh dan perubahan

psikis lainnya.
Cara menyusui yang baik dan benar itu terjadi bukan hanya karena ibu masih

mempunyai anak pertama atau lebih dikenal dengan ibu primipara. Tetapi

ternyata ibu multipara yang sudah mempunyai anak lebih dari satu dan sudah

mempunyai pengalaman juga masih banyak yang belum tahu tentang cara

menyusui yang baik dan benar bahkan mereka sering salah memposisikan bayi.

Teknik menyusui merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produksi

ASI, bila teknik menyusui tidak dengan baik dan benar dapat menyebabkan puting
1
lecet dan menjadikan ibu enggan menyusui dan bayi akan jarang menyusu. Bila

bayi jarang menyusu karena bayi enggan menyusu akan berakibat kurang baik,

karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya.

Namun seringkali ibu-ibu kurang mendapatkan informasi tentang manfaat ASI dan

tentang teknik menyusui yang baik dan benar (Maccari, 2011)

Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi

dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar. Untuk

mencapai keberhasilan menyusui diperlukan pengetahuan mengenai teknik-teknik

menyusui yang benar. Indikator dalam proses menyusui yang efektif meliputi

posisi ibu dan bayi yang benar (body position), perlekatan bayi yang tepat

(latch), keefektifan hisapan bayi pada payudara (effective sucking). Teknik

menyusui yang benar akan mendorong keluarnya ASI secara maksimal sehingga

keberhasilan menyusui bisa tercapai (Evi Rinata , Tutik Rusdyati, 2016).

Praktek cara menyusui yang benar perlu diajarkan pada setiap ibu yang baru

saja melahirkan karena menyusui itu sendiri bukan suatu hal yang relaktif atau

instingtif, tetapi merupakan suatu proses. Proses belajar menyusui yang baik bukan

hanya untuk ibu yang baru pertama kali melahirkan, tetapi juga untuk ibu yang

pernah menyusu bayinya. Ini disebabkan setiap bayi yang baru lahir merupakan
individu tersendiri yang mempunyai spesifikasi tertentu. Dengan demikian ibu perlu

belajar berinteraksi dengan manusia baru, ini agar dapat sukses dalam memberikan

yang terbaik baginya (Padilla, 2014).

Dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi, UNICEF dan

WHO merekomendasikan sebaiknya bayi hanya disusui air susu ibu (ASI) selama

paling sedikit 6 bulan, dan pemberian ASI dilanjutkan sampai bayi berumur

dua tahun(WHO, 2018). Agar ibu dapat mempertahankan ASI eksklusif selama 6

bulan, WHO merekomendasikan agar melakukan inisiasi menyusui dalam satu jam

pertama kehidupan, bayi hanya menerima ASI tanpa tambahan makanan atau

minuman, termasuk air, menyusui sesuai permintaan atau sesering yang diinginkan

bayi, dan tidak menggunakan botol atau dot (WHO, 2018).

Secara nasional, cakupan bayi mendapat ASI eksklusif di Indonesia

sebesar 61,33%. Angka tersebut sudah melampaui target Renstra tahun 2017

yaitu 44%. Persentase tertinggi cakupan pemberian ASI eksklusif terdapat pada

Nusa Tenggara Barat (87,35%), dan persentase terendah terdapat pada Papua yaitu

(15,32%). (Direktorat Jendral Kesehatan Masyarakat, 2017).

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal 14 Oktober 2020

ditemukan masalah pada Ny.S umur 30 tahun P2A0 post partum hari pertama dengan

keluhan nyeri punggung saat menyusui, puting sakit saat menyusui dan bayi

menangis. Rencana asuhan yang akan diberikan adalah memberikan pengetahuan

tentang menyusui kepada Ny.S dan mengajarkan teknik menyusui.

B. Tujuan Umum dan Khusus

1. Tujuan umum

Dengan adanya asuhan kebidanan ini diharapkan pada keluarga khususnya Ny.S

dapat mengerti dan memahami teknik menyusui yang baik dan benar.
2. Tujuan khusus

Setelah dilakukan penyuluhan, Ny. S dapat mengetahui tentang :

a) Pengertian teknik menyusui yang benar

b) Posisi dan perlekatan menyusui yang benar

c) Persiapan memperlancar pengeluaran ASI

d) Langkah-langkah menyusui yang benar

e) Cara pengamatan tekhnik menyusui yang benar.

f) Lama dan frekuensi menyusui

C. Manfaat

1. Bagi Penulis

Sebagai pengalaman langsung dan bahan evaluasi dalam pelaksanaan asuhan

kebidanan pada keluarga di dalam praktek kerja lapangan yang telah di dapat

diperkuliahan.

2. Bagi Institusi

Dapat digunakan sebagai bahan referensi yang dapat digunakan dalam

pembelajaran serta penambahan pengetahuan bagi mahasiswa.

3. Bagi Klien

Menambah pengetahuan tentang bagaimana teknik menyusui yang baik dan benar

4. Bagi Lahan Praktek/Masyarakat

Sebagai bahan masukan bagi masyarakat untuk mengetahui masalah kesehatan

yang ada pada masyarakat.


BAB II
TINJAUAN TEORI

A.      Pengertian Tekhnik Menyusui yang benar

Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan

perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Saminem,2009). Teknik menyusui

yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu

dan bayi dengan benar (Suradi dan Hesti, 2010). Tekhnik menyusui yang benar adalah

kegiatan yang menyenangkan bagi ibu sekaligus memberikan manfaat yang tidak

terhingga pada anak dengan cara yang benar (Yuliarti, 2010).

Tujuan menyusui yang benar adalah untuk merangsang produksi susu dan

memperkuat refleks menghisap bayi. Jadi, Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara

memberikan ASI kepada bayi dengan posisi ibu yang benar, sehingga memudahkan

bayi untuk menyusu.

B.       Posisi dan perlekatan menyusui

Terdapat berbagai macam posisi menyusui. Cara menyusui yang tergolong biasa

dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring.


Gambar 1. Posisi menyusui sambil berdiri yang benar

Gambar 2. Posisi menyusui sambil duduk yang benar


Gambar 3. Posisi menyusui sambil rebahan yang benar

Ada posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti ibu pasca operasi

sesar. Bayi diletakkan disamping kepala ibu dengan  posisi kaki diatas. Menyusui bayi

kembar dilakukan dengan cara seperti memegang bola bila disusui bersamaan,

dipayudara kiri dan kanan. Pada ASI yang memancar (penuh), bayi ditengkurapkan

diatas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi, dengan posisi ini bayi tidak

tersedak (Vivian Nanny Lia Dewi, Tri Sunarsih, 2011)

Gambar 4. Posisi menyusui balita pada kondisi normal


Gambar 5. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di ruang perawatan

Gambar 6. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di rumah

Gambar 7. Posisi menyusui bayi bila ASI penuh


Gambar 8. Posisi menyusui bayi kembar secara bersamaan

C.      Persiapan memperlancar pengeluaran ASI

Persiapan  mempelancar pengeluaran ASI dilaksanakan dengan jalan :

1.  Membersihkan putting susu dengan air atau minyak , sehingga epital yang lepas tidak

menumpuk.

2.      Putting susu di tarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan isapan

bayi.

3.      Bila putting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu.

D.      Langkah –langkah menyusui yang benar

1.      Cuci tangan  dengan air bersih  dan menggunakan sabun.

2.      Peras sedikit ASI dan oleskan disekitar puting .

3.      Duduk dan berbaring sesuai posisi yang nyaman untuk ibu.  jangan hanya leher dan

bahunya saja, kepala dan tubuh bayi harus lurus dan hadapkan bayi kedada ibu,

sehingga hidung bayi berhadapan dengan putting susu,  biarkan bibir bayi menyentuh

putting susu ibu dan tunggu sampai terbuka lebar .


4.      Segera dekatkan bayi kepayudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah bayi terletak

dibawah puting susu. Cara meletakan mulut bayi dengan benar yaitu dagu menempel

pada payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar dan bibir bayi  membuka lebar.

5.      Bayi disusui secara bergantian dari payudara sebelah kiri lalu kesebelah kanan sampai

bayi merasa kenyang.

6.      Setelah selesai menyusui, mulut bayi dan kedua pipi bayi dibersihkan dengan lap bersih

yang telah direndam dengan air hangat.

7.      Sebelum ditidurkan, bayi harus disendawakan dulu supaya udara yang terhisap bisa

keluar.

8.      Bila kedua payudara masih ada sisa ASI tahan puting susu dengan kain supaya ASI

berhenti keluar.

 Gambar 9. Cara meletakan bayi

 Gambar 10. Cara memegang payudara


Gambar 11. Cara merangsang mulut bayi
 Gambar 12. Perlekatan benar

 Gambar 13. Perlekatan salah

E.       Cara Pengamatan Tekhik Menyusui yang benar

Menyusui dengan tekhnik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu

menjadi lecet dan asi tidak keluar secara optimal sehingga mempengaruhi  produksi ASI

selanjut nya atau bayi enggan menyusu. Apabila bayi telah menyusui dengan benar,

maka akan memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut:

1.      Bayi tampak tenang.

2.      Badan bayi menempel pada perut ibu.

3.      Mulut bayi terbuka lebar.

4.      Dagu bayi menemel pada payudar ibu.

5.      Sebagian aerola masuk ke dalam mulut bayi, aerola bawah lebih banyak yang masuk.

6.      Hidung bayi mendekati dan kadang-kadang menyentuh payudara ibu.


7.      Mulut bayi mencakup sebanyak mungkin  aerola ( tidak hanya putting saja),lingkar

aerola atas terlihat lebih banyak bila dibandingkan dengan lingkar aerola bawah.

8.      Lidah bayi  menopang putting dan aerola bagian bawah .

9.      Bibir bawah bayi melengkung keluar.

10.  Bayi tampak menghisap kuat dengan irama perlahan.

11.  Puting susu tidak terasa nyeri.

12.  Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.

13.  Kepala bayi agak menengadah.

14.  Bayi menghisap kuat dan dalam secara perlahan dan kadang disertai dengan berhenti

sesaat.

F.     Lama dan Frekuensi Menyusui

     Sebaiknya tindakan menyusui bayi dilakukan disetiyap bayi membutuhkan karena

bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi

menangis bukan karena penyebab lain (BAK, kepanasan/kedinginan, atau sekedar ingin

didekap) atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat

mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan

kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya, bayi tidak memiliki pola yang teratur dalam

menyusui dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1-2 minggu kemudian.
Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik karena isapan bayi sangat

berpengaruh pada rangsangan  produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui tanpa

jadwal dan sesuai kebutuhan bayi, akan mencegah timbulnya masalah menyusui. Ibu

yang  bekerja dianjurkan agar lebih sering menyusui pada malam hari. Bila sering

disusukan pada malam hari akan memicu produksi ASI.

Untuk menjaga keseimbangan ukuran kedua payudara, maka sebaiknya setiap kali

menyusui harus dengan kedua payudara. Pesankan kepada ibu agar berusaha menyusui

sampai payudara terasa kosong, agar produksi ASI menjadi lebih baik. Setiap kali

menyusui, dimulai dengan payudara yang terakhir disusukan. Selama masa menyusui

sebaiknya ibu menggunakan kutang (bra) yang dapat menyangga payudara, tetapi tidak

terlalu ketat. (Vivian Nanny Lia Dewi, Tri Sunarsih, 2011).


BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Perumusan masalah

Uraian Jawaban
Posisi dan perlekatan menyusu Tidak tahu
Langkah-langkah menyusui Tidak tahu
Lama dan frekuensi menyusu Tidak tahu

Analisa data

Korelasi dengan Faktor yang


No. Data Fokus
masalah berhubungan
1. - Posisi dan perlekatan menyusu Kurang Kurang

- Langkah-langkah menyusui optimalnya pengetahuan

- Lama dan frekuensi menyusu pengetahuan tentang teknik

tentang teknik menyusui yang

menyusui baik dan benar


B. Perencanaan

Diagnosa Tujuan Indikator Rencana Tempat Waktu Metode Penanggungjawab


Kebidanan Pencapaian Hasil Tindakan
Kurang optimalnya Setelah Kognifif Menjelaskan dan Rumah nifas Rabu, 27 Ceramah dan Sri Rezeki
pengetahuan mengikuti (pengetahuan): Ny.S mengajarkan RSD A.Dadi Oktober Tanya Jawab
tentang teknik kegiatan dapat menjawab teknik menyusui Tjokrodipo 2021
menyusui pada penyuluhan pertanyaan tentang yang baik dan Bandar Pukul 09.00
Ny.S P2A0 Teknik cara menyusui yang benar Lampung WIB
postpartum hari menyusui baik dan benar
pertama dengan selama 20 Affektif (sikap): Ny.S
masalah menyusui menit,
dapat mengetahui
diharapkan
macam-macam teknik
Ny.S dapat
menyusui
mengetahui
tentang Psikomotor(tindakan)
Teknik : Ny.S dapat
Menyusui mempraktikkan
menyusui yang
nyaman
C. Langkah Kerja

No Tahapan Waktu Kegiatan Ket


1. Kegiatan 5 menit  Mempersiapkan materi, Curah
pra- media dan tempat pendapat
penyuluhan  Memberi salam
 Parkenalan
 Kontrak waktu
 Pre test

2. Membuka 5 Menit  Menjelaskan tujuan Ceramah


Penyuluhan  Apersepsi

2. Kegiatan 15 Menit  Menjelaskan tentang pengertian Ceramah


Inti Teknik menyusui yang benar
 Menjelaskan tentang Posisi dan
perlekatan menyusui yang benar
 Menjelaskan tentang Persiapan
memperlancar pengeluaran ASI
 Mengajarkan tentang Langkah-
langkah menyusui yang benar
 Menjelaskan tentang Cara
pengamatan tekhnik menyusui
yang benar.
 Menjelaskan tentang Lama dan
frekuensi menyusui

3. Penutup 5 Menit  Memberikan kesempatan Tanya Jawab


sasaran untuk bertanya tentang
hal yang belum dimengerti
 Melakukan evaluasi secara
lisan tentang teknik menyusui
yang baik dan benar
 Memberikan salam penutup
D. Pelaksanaan

Diagnosa Waktu Sasaran Tempat Jumlah Kegiatan Penanggung Metode


Peserta jawab
Kurang optimalnya Rabu, 27 Ny. S P2A0 30 Ruang Nifas 1 Orang Penyuluhan teknik Sri Rezeki Ceramah
pengetahuan Oktober 2021 Tahun Postpartum RSD A Dadi menyusui yang baik dan
tentang teknik Pukul 09.00 hari ketiga dengan Tjokrodipo dan benar Tanyajawab
menyusui pada WIB masalah menyusui
Ny.S P2A0
postpartum hari
pertama dengan
masalah menyusui
E. Evaluasi

Rabu, 27 Oktober 2021


S : Ibu mengatakan mengerti tentang teknik menyusui yang baik
dan benar
O : Ibu dapat mempraktekkan teknik menyusui yang baik dan benar
A : Masalah teratasi, ibu sudah mengerti tentang teknik menyusui
yang baik dan benar
P : Semua punyuluhan telah terlaksana
BAB IV
PEMBAHASAN

Sebelum dilakukan penyuluhan Ny.S belum mengerti tentang teknik menyusui yang

baik dan benar. Ibu sering mengalami pegal saat menyusui, puting sakit saat menyusui dan

bayi menangis. Setelah dilakukan penyuluhan dan edukasi tentang teknik menyusui yang baik

dan benar Ny.S sudah mengerti dan dapat mempraktikkan dengan baik.

Dari penyuluhan tersebut diharapkan Ny.S dapat mempraktikkan teknik menyusui

yang baik dan benar sehari-hari agar proses menyusui berjalan dengan baik, ibu nyaman,

puting susu ibu tidak lecet dan bayi mendapatkan nutrisi ASI secara maksimal.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari analisa diatas dapat menarik kesimpulan bahwa setelah dilakukan

penyuluhan ibu menyusui dapat mengerti tentang tentang teknik menyusui yang baik dan

benar. Penyuluhan ini untuk edukasi ibu menyusui agar proses menyusui berjalan

dengan baik, ibu nyaman, puting susu ibu tidak lecet dan bayi mendapatkan nutrisi ASI

secara maksimal.

B. Saran

Pentingnya penyuluhan teknik menyusui yang baik dan benar dapat diajarkan oleh

bidan sebelum ibu pulang setelah persalinan. Karena dengan mengajarkan teknik

menyusui yang baik dan benar secepat mungkin dapat mencegah proses menyusui yang

tidak nyaman, mengalami cedera karena proses menyusui dan mencegah bayi kurang

asupan ASI.
DAFTAR PUSTAKA

Maryunani, Anik. 2009. Asuhan Pada Ibu dalam Masa Nifas (Postpartum). Jakarta : TIM

Saminem. 2009. Kehamilan Normal. Jakarta : EGC

Suherni, dkk. 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta : Fitramaya

Suradi, R dan Hesti. 2004. Manajemen Laktasi. Jakarta : EGC

Vivian Nanny Lia Dewi, Tri Sunarsih, 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Salemba

Medika: Jakarta

Yuliarti. 2010. Keajaiban ASI : Makanan Terbaik untuk Kesehatan, Kecerdasan dan

Kelincahan Si Kecil. Yogyakarta : Nuha Medika


L
A
M
P
I
R
A
N
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA Tn. D
KHUSUSNYA PADA Ny. S 30 TAHUN P2A0 POST PARTUM 1 HARI
DENGAN MASALAH MENYUSUI
DI RSD A DADI TJOKRODIPO KECAMATAN TELUK BETUNG UTARA
KOTA BANDAR LAMPUNG

Pengkaji : Sri Rezeki

Tanggal/ Jam pengkajian : 25 Oktober 2021

Tempat : Ruang Nifas Dr.A Dadi Tjokrodipo

Alamat : Sumur Putri

Nama KK : Tn. D

I. Pengkajian

1. Kepala Keluarga : Tn. D

2. Alamat : Sumur Putri

3. Pekerjaan KK : Wiraswasta

4. Pendidikan : D3

5. Tipe Keluarga : Keluarga Inti (Nuclear Family)

No Nama JK Hubungan keluarga Umur Pendidikan Keterangan

dengan KK
1. Tn. D L Kepala Keluarga 35 th D3
2. Ny. S P Istri 30 th SMA
3. An. L Anak 2 th -

Y
4. By. P Anaka 1 hari -

6. Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

7. Agama : Islam
8. Status ekonomi keluarga : Penghasilan untuk keluarga didapatkan dari kepala

keluarga bekerja sebagai Guru di salah satu SMA swasta

9. Aktivitas rekreasi keluarga : Melakukan liburan atau rekreasi dalam 1 atau 2

bulan sekali

A. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini : pada saat ini keluarga Tn.D sedang

berada pada tahap perkembangan keluarga dengan bayi baru lahir

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : dalam wawancara pada

keluarga Tn. D terdapat bayi baru lahir dan perkembangan tahap keluarga

untuk saat ini sudah terpenuhi.

3. Riwayat Kesehatan saat inti : Tn. D dan Ny. S menikah ≥ 3 tahun menjalin

hubungan baik, dan dikaruniai 2 orang anak yaitu An.Y dan An. A.

4. Riwayat Kesehatan keluarga sebelumnya : Riwayat Kesehatan dalam keluarga

Tn. D tidak ada riwayat seperti penyakit menurun, menular, dan menahun

tepatnya pada Ny.S.

B. Data Lingkungan

1. Karakteristik rumah

Keluarga Tn. D memiliki rumah pribadi dengan jenis bangunan permanen,

luas bangunan 15x6 m2 dan memiliki pekarangan rumah, status rumah

keluarga Tn. D yaitu milik pribadi dengan atap rumah asbes, mempunyai

ventilasi yang cukup, pencahayaan yang bagus, dan untuk penerangan yang

digunakan keluarga Tn. D yaitu menggunakan listrik, lantai rumah keramik,

secara keseluruhan rumah bersih.


SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Post Natal Care (PNC)


Sub Pokok Bahasan : Teknik Menyusui yang baik dan benar
Sasaran : Ibu Menyusui
Tanggal : 27 Oktober 2021
Tempat : Ruang Kebidanan RSD A.Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung

I. Tujuan Instruksional Umum :


Setelah dilakukan penyuluhan, peserta mengerti tentang cara menyusui yang baik dan
benar

II. Tujuan Instruksional Khusus :


Setelah dilakukan penyuluhan, peserta dapat mengetahui tentang :
1.      Pengertian tekhnik menyusui yang benar
2.      Posisi dan perlekatan menyusui yang benar
3.      Persiapan memperlancar pengeluaran ASI
4.      Langkah-langkah menyusui yang benar
5.      Cara pengamatan tekhnik menyusui yang benar.
6.      Lama dan frekuensi menyusui

III. Pokok Materi :


1.      Pengertian tekhnik menyusui yang benar
2.      Posisi dan perlekatan menyusui yang benar
3.      Persiapan memperlancar pengeluaran ASI
4.      Langkah-langkah menyusui yang benar
5.      Cara pengamatan tekhnik menyusui yang benar.
6.      Lama dan frekuensi menyusui

IV. Kegiatan
 Metode : Ceramah dan Tanya Jawab
 Langkah – Langkah Kegiatan :
A. Kegiatan Pra Penyuluhan
1) Mempersiapkan materi, media dan tempat
2) Memberi salam
3) Parkenalan
4) Kontrak waktu
5) Pre test
B. Membuka Penyuluhan
1) Menjelaskan tujuan
2) Apersepsi
C. Kegiatan Inti
1) Sasaran menyimak materi
2) Sasaran mengajukan pertanyaan
3) Sasaran menyimpulkan
D. Penutup
1) Melakuakan post test
2) Menyimpulkan materi
3) Memberi salam
V. Media dan Sumber
 Media : Leaflet
 Sumber :
- Vivian Nanny Lia Dewi, Tri Sunarsih, 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas.
Salemba Medika: Jakarta

VI. Evaluasi
Peserta dapat menjawab pertanyaan yang diberikan penyaji :
1. Jelaskan cara menyusui yang baik dan benar?
2. Sebutkan langkah-langkah menyusui yang baik dan benar?
3. Praktikkan menyusui dengan posisi duduk!

VII. Lampiran Materi (terlampir)


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
TEKNIK MENYUSUI YANG BAIK DAN BENAR

Pengertian Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan air
susu ibu (ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan refleks menghisap untuk
mendapatkan dan menelan ASI.

Indikasi Semua pasien postpartum yang menyusui

Tujuan 1. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi


2. Memenuhi hak ibu dan bayi untuk selalu berada disamping ibu setiap saat
3. Menstimulasi supaya bayi memperoleh nutrisi ASI
4. Memperoleh stimulasi mental dini untuk tumbuh kembang anak

Petugas Bidan

Pengkajian Kaji kesiapan ibu dan bayi


Ibu siap menyusui
Bayi dalam kondisi hangat
Persiapan Klien Klien diminta untuk membuka baju bagian dada

Persiapan Alat 1. Kursi yang rendah agar kaki tidak menggantung dan punggung bersandar
pada kursi
2. Bahan
3. Lap bersih/tissue

Prosedur 1. Cuci tangan  dengan air bersih  dan menggunakan sabun.


2. Peras sedikit ASI dan oleskan disekitar puting.
3. Duduk dan berbaring sesuai posisi yang nyaman untuk ibu.  Jangan hanya
leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi harus lurus dan hadapkan bayi
kedada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan putting susu,  biarkan
bibir bayi menyentuh putting susu ibu dan tunggu sampai terbuka lebar.
4. Segera dekatkan bayi ke payudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah
bayi terletak dibawah puting susu. Cara meletakan mulut bayi dengan benar
yaitu dagu menempel pada payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar dan bibir
bayi  membuka lebar.
5. Bayi disusui secara bergantian dari payudara sebelah kiri lalu kesebelah
kanan sampai bayi merasa kenyang.
6. Setelah selesai menyusui, mulut bayi dan kedua pipi bayi dibersihkan
dengan lap bersih yang telah direndam dengan air hangat.
7. Sebelum ditidurkan, bayi harus disendawakan dulu supaya udara yang
terhisap bisa keluar.
8. Bila kedua payudara masih ada sisa ASI tahan puting susu dengan kain
supaya ASI berhenti keluar.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai