Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENDIDIKAN KESEHATAN PADA IBU NIFAS TENTANG TEKNIK


MENYUSUI YANG BENAR

Disusun Guna Memenuhi Tugas Praktik Klinik Kebidanan Fisiologis

Dosen Pembimbing :
Nur Eva Aristina, SST.,M.Keb

Disusun oleh :
Amalia Indah Lestari
P17311204051

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN MALANG


JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES MALANG
TAHUN 2023
HALAMAN PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENDIDIKAN KESEHATAN PADA IBU NIFAS TENTANG TEKNIK
MENYUSUI YANG BENAR

Disusun Guna Memenuhi Tugas Praktek Klinik Kebidanan Fisiologis

Mahasiswa

Amalia Indah Lestari


P17311204051

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Nur Eva Aristina, SST.,M.Keb Sri Wahyuningsih, S.Tr.,Keb


SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
A. Identitas SAP
Topik : Pendidikan Kesehatan pada ibu nifas
Sub Topik : Teknik menyusui yang benar
Sasaran : Ibu Nifas
Penyuluh : Amalia Indah Lestari
Hari/Tanggal : Sabtu, 23 September 2023
Pukul : 09.10 – 09.35
Waktu : 25 menit
Tempat : TPMB Sri Wahyuningsih - Pakisaji

B. Identifikasi Masalah
Menyusui adalah proses pemberian air susu ibu (ASI) kepada bayi sejak lahir
sampai berusia 2 tahun. Jika bayi diberikan ASI saja sampai usia 6 bulan
tanpa menambahkan dan mengganti dengan makanan atau minuman lainnya
merupakan proses menyusui eksklusif. Asi eksklusif dapat melindungi bayi
dan anak terhadap penyakit berbahaya dan mempererat ikatan kasih sayang
(bonding) antara ibu dan anak. Proses menyusui secara alami akan membuat
bayi mendapatkan asupan gizi yang cukup dan limpahan kasih sayang yang
berguna untuk perkembangannya (Hidayati, 2012). Menurut Padilla (2014),
masa nifas adalah masa sesudahnya persalinan terhitung dari saat selesai
persalinan sampai pulihnya kembali alat kandungan ke keadaan sebelum
hamil lamanya masa nifas kurang lebih 6 minggu. Pada nifas ini terjadi
perubahan – perubahan fisiologis maupun psikologis seperti perubahan
laktasi pengeluaran air susu ibu, perubahan system tubuh dan perubahan
psikis lainnya.
Cara menyusui yang baik dan benar itu terjadi bukan hanya karena ibu masih
mempunyai anak pertama atau lebih dikenal dengan ibu primipara. Tetapi
ternyata ibu multipara yang sudah mempunyai anak lebih dari satu dan sudah
mempunyai pengalaman juga masih banyak yang belum tahu tentang cara
menyusui yang baik dan benar dan mereka sering salah memposisikan bayi.
Teknik menyusui merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produksi
ASI, bila teknik menyusui tidak dengan baik dan benar dapat menyebabkan
puting lecet dan menjadikan ibu enggan menyusui dan bayi akan jarang
menyusu. Bila bayi jarang menyusu karena bayi enggan menyusu akan
berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada
rangsangan produksi ASI selanjutnya. Namun seringkali ibu-ibu kurang
mendapatkan informasi tentang manfaat ASI dan tentang teknik menyusui
yang baik dan benar (Maccari, 2011).
Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi
dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar. Untuk mencapai
keberhasilan menyusui diperlukan pengetahuan mengenai teknik-teknik
menyusui yang benar. Indikator dalam proses menyusui yang efektif meliputi
posisi ibu dan bayi yang benar (body position), perlekatan bayi yang tepat
(latch), keefektifan hisapan bayi pada payudara (effective sucking). Teknik
menyusui yang benar akan mendorong keluarnya ASI secara maksimal
sehingga keberhasilan menyusui bisa tercapai (Evi Rinata , Tutik Rusdyati,
2016).
Praktek cara menyusui yang benar perlu diajarkan pada setiap ibu yang baru
saja melahirkan karena menyusui itu sendiri bukan suatu hal yang relaktif
atau instingtif, tetapi merupakan suatu proses. Proses belajar menyusui yang
baik bukan hanya untuk ibu yang baru pertama kali melahirkan, tetapi juga
untuk ibu yang pernah menyusu bayinya. Ini disebabkan setiap bayi yang
baru lahir merupakan individu tersendiri yang mempunyai spesifikasi
tertentu. Dengan demikian ibu perlu belajar berinteraksi dengan manusia
baru, ini agar dapat sukses dalam memberikan yang terbaik baginya (Padilla,
2014).
Dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi, UNICEF dan
WHO merekomendasikan sebaiknya bayi hanya disusui air susu ibu (ASI)
selama paling sedikit 6 bulan, dan pemberian ASI dilanjutkan sampai bayi
berumur dua tahun(WHO, 2018). Agar ibu dapat mempertahankan ASI
eksklusif selama 6 bulan, WHO merekomendasikan agar melakukan inisiasi
menyusui dalam satu jam pertama kehidupan, bayi hanya menerima ASI
tanpa tambahan makanan atau minuman, termasuk air, menyusui sesuai
permintaan atau sesering yang diinginkan bayi, dan tidak menggunakan botol
atau dot (WHO, 2018).
Secara nasional, cakupan bayi mendapat ASI eksklusif di Indonesia sebesar
61,33%. Angka tersebut sudah melampaui target Renstra tahun 2017 yaitu
44%. Persentase tertinggi cakupan pemberian ASI eksklusif terdapat pada
Nusa Tenggara Barat (87,35%), dan persentase terendah terdapat pada Papua
yaitu (15,32%). (Direktorat Jendral Kesehatan Masyarakat, 2017).

C. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti Pendidikan Kesehatan (penyuluhan) diharapkan ibu
dapat menggerti tentang cara menyusui yang baik dan benar.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, ibu dapat mengetahui tentang :
1. Pengertian menyusui yang benar
2. Posisi dan perletakan menyusui
3. Langkah-langkah menyusui yang benar
4. Waktu dan frekuensi menyusui
5. Dampak menyusui dengan teknik yang tidak benar

D. Metode
Ceramah dan tanya jawab

E. Media
Poster berisikan teknik menyusui yang benar

F. Proses Pelaksanaan
Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
Pembukaan 1. Mengucapkan salam dan 1. Ibu merespon salam
(5 menit) perkenalan dan memperhatikan
09.10 – 09.15 2. Menjelaskan maksud dan 2. Ibu memperhatikan
WIB tujuan penyuluhan dan mendengarkan
Inti (15 Menit) 1. Menjelaskan materi dengan - Ibu memperhatikan
09.15 – 09.30 leaflet dan mendengar
WIB - Pengertian menyusui penjelasan
yang benar - Ibu bertanya kepada
- Posisi dan perletakan pemateri
menyusui
- Langkah-langkah
menyusui yang benar
- Cara pengamatan
teknik menyusui yang
benar
- Waktu dan frekuensi
menyusui
- Dapat menyusui
dengan teknik yang
tidak benar
Penutup 1. Menyimpulkan hasil 1. Ibu mendengarkan
(5 Menit) pertemuan 2. Ibu menjawab
09.30 – 09.35 2. Mengkaji sejauh mana pertanyaan yang
WIB pengetahuan ibu dirujukan pemateri
3. Mengucapkan salam dan 3. Ibu membalas ucapan
terima kasih melakukan salam
dokumentasi 4. Ibu bersedia bersedia
melakukan
dokumentasi bersama

G. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
tempat dan peralatan penyuluhan telah sesuai dengan Satuan Acara
Penyuluhan (SAP), Yaitu sasaran Pendidikan Kesehatan, brosur dan
ruangan di TPMB Sri Wahyuningsih
2. Evaluasi proses
- Penyuluhan dimulai pukul 09.10
- Alat dan tempat dapat digunakan sesuai rencana
- Peserta mengisi daftar hadir
- Awal kegiatan pemateri memperkenalkan diri dan menyampaikan
tujuan
3. Evaluasi hasil
Diharapkan peserta memahami materi, serta adanya peningkatan
pengetahuan ibu tentang teknik menyusui yang benar.

H. Pengorganisaian
Pemateri : Amalia Indah Lestari
Sasaran : Ibu nifas
I. Sumber / Referensi
Bahagia, D & Alasiry. 2023. Buku Panduan Teknik Menyusui 2.
Retno, diki. Dkk. 2021. Modul Kelas Persiapan Menyusui. Semarang :
Polteknik Keseahatan Kemenkes Semarang
J. Lampiran

1. Lampiran 1 : Materi

2. Lampiran 2 : Media

3. Lampiran 3 : Daftar Hadir

4. Lampiran 4 : Dokumentasi Kegiatan


Lampiran 1 : Materi

Materi Teknik Menyusui yang Benar


A. Pengertian Menyusui yang Benar
Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan
air susu ibu dari payudara ibu.
Teknik menyusui yang benar adalah suatu cara pemberian ASI yang
dilakukan oleh seorang ibu kepada bayinya, demi mencukupi kebutuhan
nutrisi bayi tersebut (Perinasia, 1994).
B. Posisi dan Perletakan Menyusui
Terdapat berbagai macam posisi menyusui. Cara menyusui yang tergolong
biasa dilakukan agar dengan duduk, berdiri atau berbaring. Jika menyusui
dengan duduk, posisi yang tepat adalah :
1. Duduklah dengan posisi yang enak atau santai, pakailah kursi yang ada
sandaran punggung dan lengan.
2. Gunakan bantal untuk mengganjal bayi agar bayi tidak terlalu jauh dari
payudara ibu.
Ada posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti ibu pasca
operasi caesar, yaitu bayi diletakkan di samping kepala ibu dengan posisi kaki
di atas. Menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara seperti memegang bola
bila disusui bersamaan, di payudara kiri dan kanan. Pada ASI yang memencar
penuh, bayi ditengkurapkan di atas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan
kepala bayi dengan posisi ibu bayi tidak tersedak.
C. Langkah-Langkah Menyusui yang Benar
1. Cuci tangan yang bersih dengan sabun, pernah sedikit ASI dan oleskan di
sekitar puting, duduk/berbaring dengan santai.
2. Bila dimulai dengan payudara kiri, letakkan kepala bayi pada siku bagian
dalam lengan kiri, badan bayi menghadap kebadan ibu.
3. Lengan kiri bayi diletakkan di seputar pinggang ibu, tangan kiri ibu
memegang pantat/paha kanan bayi.
4. Sangga payudara kiri ibu dengan empat jari tangan kanan, ibu jari di
atasnya tetapi tidak menutupi bagian aerola mamae.
5. Sentuhlah mulut bayi dengan puting payudara ibu.
6. Tunggu sampai bayi membuka mulutnya lebar.
7. Masukan puting payudara secepatnya ke dalam mulut bayi sampai bagian
aerola mamae.
D. Waktu dan Frekuensi Menyusui
Sebaiknya dalam menyusui bayi tidak di jadwal, sehingga tindakan menyusui
bayi dilakukan di setiap saat bayi membutuhkan, karena bayi akan
menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi
menangis bukan karena sebab lain (kencing, kepanasan/keinginan atau
sekedar ingin didekap) atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi
yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI
dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya, bayi
tidak memiliki pola yang teratur dalam menyusui dan akan mempunyai pola
tertentu setelah 1-2 minggu kemudian.
Menyusui yang dijadwalkan akan berakibat kurang baik, karena Isapan bayi
sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan
menyusui tanpa jadwal, sesuai kebutuhan bayi akan mencegah timbulnya
masalah menyusui. Ibu yang bekerja dianjurkan lebih sering menyusui pada
malam hari. Bila sering disusukan pada malam hari akan memicu produksi
ASI.
Untuk menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara maka sebaiknya
setiap kali menyusui harus dengan kedua payudara. Ibu akan berusaha
menyusui sampai payudara terasa kosong, agar produksi ASI menjadi lebih
baik. Setiap kali menyusui,
E. Dampak Menyusui Dengan yang Tidak Benar
Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu
menjadi lecet, nyeri, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi
produksi ASI dan selanjutnya bayi enggan menyusu.
Lampiran 2 : Media
Lampiran 3 : daftar hadir

DAFTAR HADIR

Tema Kegiatan :

Hari/Tgl :

Waktu :

Tempat :

Nama Alamat No.HP/WA Paraf

Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik

(…………………………………..) (…………………………………..)

Anda mungkin juga menyukai