GIZI BALITA
A. IDENTITAS SAP
Materi Pembelajaran : Gizi Balita
Pokok Bahasan :
1. Pengertian gizi seimbang
2. Pengaturan makan untuk balita (MPASI)
Sasaran : Ibu balita
Waktu :
Tempat : PMB Ririn Restati, Bululawang
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Meningkatkan pengetahuan ibu balita tentang pemenuhan gizi seimbang untuk
balita
2. Tujuan Instruksional Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan tentang gizi seimbang pada balita
b. Meningkatkan pengetahuan tentang MPASI untuk balita
c. Meningkatkan kesadaran ibu untuk memperhatikan kebutuhan gizi balita
d. Meningkatkan status gizi balita
C. KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Materi : Terlampir
2. Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab
3. Langkah dan Estimasi :
E. REFERENSI
Almatsier, S.2008. Penuntun Diet. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Kardjati, Sri. 2009. Aspek Kesehatan dan Gizi Anak Balita. Yayasan Obor Indonesia,
Jakarta.
MATERI
Sejak usia 2 tahun anak anak sudah bisa makan makanan orang dewasa berupa
nasi, sayur, lauk, serta buah dan sebaiknya diberikan minimal sebanyak 3 kali
sehari
Bila sudah tidak minum ASI, susu perlu ditambahkan kedalam menu sehari-
hari anak.
Kardjati (2009) mengatakan bahwa syarat-syarat menyusun menu makanan
untuk anak balita adalah sebagai berikut :
a. Sesuai dengan pola makan sehat seimbang
b. Sesuai dengan kebutuhan gizi anak
c. Sesuai dengan kesukaan anak yaitu bervariasi
d. Sesuai dengan bahan yang tersedia dirumah
e. Sesuai dengan kemampuan belanja
Usia
Komponen
6-8 bulan 9-11 bulan 12-24 bulan
Jenis 1 Jenis bahan dasar (6 3-4 jenis bahan dasar (Sajikan Makanan
bulan) secara terpisah atau dicampur) keluarga
2 jenis bahan dasar (7-8
bulan)
Tekstur Semi cair (dihaluskan), Makanan yang dicincang Padat
secara bertahap kurangi halus atau lunak (disaring
campuran air sehingga kasar). Ditingkatkan sampai
menjadi semi padat semakin kasar sehingga dapat
digenggam
Frekuensi Makanan utama 2-3 kali Makanan utama 3-4 kali Makanan utama
sehari, camilan 1-2 kali sehari, camilan 1-2 kali sehari 3-4 kali sehari,
sehari camilan 1-2 kali
sehari
b. Pengolahan makanan dengan cara dikukus, yaitu cara memasak makanan dengan
alat yang disebut dandang, risopan atau sublukan. Makanan dimasak dengan uap
air yang mendidih yang ada dibawah alat memasak. Langkah yang perlu
diperhatikan:
1. Bahan makanan dibungkus dengan daun yang bersih
2. Mengukus nasi tidak terlalu lama 20-30 menit agar zat gizi yang
terkandung tidak hilang
3. Air di dalam dandang sebaiknya dibiarkan mendidih terlebih dahulu
4. Mengukus sayuran sebaiknya setengah matang, tetapi untuk protein
hewani sebaiknya dikukus hingga matang
c. Pengolahan bahan makanan dengan cara merebus, yaitu dengan cara memasak
makanan dengan mengunakan air panas secara langgsung. Makanan dimasukan
kedalam air yang mendidih dan ditunggu sampai masak. Langkah yang perlu
diperhatikan :
1. Merebus bahan yang bertekstur keras sebaiknya dilakukan dengan waktu yang
lebih lama dari 20 menit diatas api sedang dengan panci tertutup.
2. Untuk merebus sayuran diperlukan waktu yang singkat dan air perbusan yang
tidak terlalu banyak. Waktu yang diperlukan untuk merebus sayuran daun ± 5
menit, sayuran buah ± 10 menit, dengan keadaan air yang sudah mendidih
3. Biarkan panci tertutup selama merebus, agar zat gizi yang terkandung didalam
sayuran tidak menghilang
d. Pengolahan bahan makanan dengan cara menumis, yaitu cara memasak makanan
dengan menggunakan sedikit minyak atau margarine sampai makanan cukup layu
dan yang biasanya ditumis adalah sayuran dan bumbu-bumbu. Langkah yang
perlu diperhatikan :
1. Tidak menumis sayuran dengan suhu tinggi dalam waktu yang lama, karena
akan merusak gizi dalam sayuran
2. Bahan makanan yang ditumis warnanya harus masih segar dan tidak terlalu
layu
3. Untuk menumis daging dengan suhu tinggi dalam waktu lama dapat ditutup,
supaya matang sempurna.
Cara pengolahan makanan untuk anak balita, pilih proses yang menghasilkan
tekstur makanan yang lunak dengan kandungan air tinggi, yaitu direbus, diungkep, atau
dikukus. Pengolahan secara kombinasi atau dipanggang dan digoreng boleh dilakukan,
asalkan tidak menghasilkan tekstur yang keras. Beberapa pilihan kombinasi seperti
direbus dahulu, kemudian dipanggang, dan kemudian di goreng.
Beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam pembuatan makanan untuk anak
balita yang mengalami status gizi kurang agar terlihat lebih menarik menurut Moehyi
(dalam Cahya : 2009) yaitu :
a. Aroma Makanan. Aroma yang disebarkan oleh makanan merupakan daya tarik yang
sangat kuat dan mampu merangsang anak balita sehingga membangkitkan selera.
Tetapi untuk anak balita sebaiknya tidak berbau tajam sehingga tidak menyengat
penciuman anak balita.
b. Bumbu masakan dan bahan penyedap. Berbagai macam rempah-rempah digunakan
sebagai bumbu masak untuk memberikan rasa pada makanan. Selain rempah-rempah
rasa makanan dapat diperbaiki atau dipertinggi dengan bahan penyedap. Tetapi
untuk makanan anak balita gizi kurang, bumbu yang digunakan sebaiknya tidak
tajam, tidak pedas, tidak asam dan sebisa mungkin menggunakan bahan penyedap
yang alami, seperti menambahkan gula putih ke dalam masakan
c. Keempukan makanan. Anak balita masih mempunyai pencernaan yang belum
sempurna dan kemampuan mengunyah yang masih sangat kurang sehingga makanan
yang diberikan untuk anak balita harus empuk dan tidak alot.
d. Kerenyahan makanan. Makanan yang dimasak menjadi kering tetapi tidak keras
sehingga enak dimakan. Misalnya menggoreng kerupuk yang salah akan
menghasilkan kerupuk yang keras dan tidak renyah.
lampiran 2
LEAFLET
lampiran 4
DOKUMENTASI
lampiran 4
DOKUMENTASI