Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PEYULUHAN (SAP)

MENU GIZI PADA BAYI DAN ANAK


Pokok Bahasan : Menu gizi pada bayi dan anak
Sasaran : Ibu-ibu
Tempat : Puskesmas Walantakan
Hari/ Tanggal : 1 Maret 2023
waktu : 20 menit
Metode : Ceramah,
Partisipan : 20 orang
Media : leaflet

1.Tujuan intruksional umum :


Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan ibu-ibu yang mempunyai bayi dan anak dapat
mengerti dan memahami tentang gizi pada bayii dan anak
2. Tujuan Instruksional Khusus :
 Menjelaskan apa yang dimaksud dengan gizi pada bayi dan anak
 Ibu dapat Menyusun menu yang sesuai dengan gizi seimbang pada bayi dan anak
 Agay gizi pada bayi dan anak dapat tercukupi

No Tahap Waktu Kegiatan penyuluh Kegiatan peserta Media Metode

1 Pembukaan 3 menit a. Salam Menjawab salam leaflet ceramah


b. Perkenalan
c. Menjelaskan
tujuan dari
pertemuan

2 Isi materi 15 a. Menjelaskan Memperhatikan leaflet ceramah


menit pengertian
gizi
Memperhatikan
b. Menjelaskan
pengaturan
makan untuk
Memperhatikan
bayi dan
anak Bertanya
c. Memberi
kesempatan
peserta

3 Penutup 2 menit a. leaflet ceramah

Menyimpulk
an materi
bahasan
yang telah
disampaikan.
b. Memberikan
motivasi
peserta
untuk
memberikan
gizi
seimbang
pada bayi
dan anak

II. Sub Pokok Bahasan :


 Pengertian gizi
 Gizi yang baik untuk bayi
 Gizi yang baik untuk anak

III Kegiatan Penyuluhan :

F. Kriteria Pemantauan:

 Peserta mengetahui pengertian gizi


 Peserta mengetahui pengaturan makan untuk balita
G.Referensi :

1. https://id.wikipedia.org/wiki/Gizi_seimbang
2. https://www.k24klik.com/blog/yuk-penuhi-gizi-anak-dengan-6-makanan-sehat/
MATERI TEORI

A. Gizi
1. Pengertian
Gizi yang baik adalah salah satu unsur penting untuk mewujudkan manusia yang
berkualitas. Pemenuhan gizi anak harus diperhatikan sedini mungkin yaitu sejak
mereka masih dalam kandungan melalui makanan ibu hamil. Kebiasaan makan
sudah dimulai sejak dari masa kanak-kanak. Gizi adalah suatu zat yang berguna
dan dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan dan perkembangan.
Gizi seimbang adalah komposisi zat yang cukup/ideal untuk menjalankan proses
dalam tubuh.
Makanan yang bergizi seimbang mengandung 3 fungsi utama yaitu
a. Zat tenaga
Zat gizi menghasilkan tenaga atau energi. Bagi balita, tenaga diperlukan
untuk melakukan aktivitasnya serta untuk pertumbuhan dan
perkembangannya. Oleh karena itu kebutuhan zat gizi sumber tenaga balita
relatif lebih besar daripada orang dewasa. Zat tenaga dapat diperoleh dari
karbohidrat, lemak dan protein.
b. Zat pembangun
Zat pembangun bukan hanya untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan
organ-organ tubuh balita, tetapi juga menggantikan jaringan yang rusak. Zat
pembangun dapat diperoleh dari protein.
c. Zat pengatur
Zat pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan tubuh termasuk
otak dapat berjalan seperti yang diharapkan. Zat pengatur dapat diperoleh dari
vitamin, mineral dan air

2. Masalah gizi balita


a. Kurang Energi Protein (KEP)
KEP (Kurang Energi Protein) adalah suatu keadaan dimana rendahnya
konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak
memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG). Anak disebut KEP apabila berat
badannya kurang dari 80% indeks berat badan menurut usia (BB/U) baku
WHO-NCHS. KEP atau Protein Energy Malnutrition dapat diartikan sebagai
salah satu penyakit gangguan gizi yang penting dimana pada penyakit KEP
ditemukan berbagai macam keadaan patologis yang disebabkan oleh
kekurangan energi maupun protein dalam proporsi yang bermacam-macam.
Kurangnya zat gizi makro (Energi dan Protein) pada balita bisa menyebabkan
KEP. Berikut ini sebab-sebab kurangnya asupan energi dan protein :
1) Makanan yang tersedia kurang mengandung energi
2) Nafsu makan anak terganggu sehingga tidak mau makan
3) Gangguan dalam saluran pencernaan sehingga penyerapan sari
makanan dalam usus terganggu
4) Kebutuhan yang meningkat, misalnya karena penyakit infeksi yang
tidak diimbangi dengan asupan yang memadai
b. Obesitas
Anak akan mengalami berat badan berlebih (overweight) dan kelebihan
lemak dalam tubuh (obesitas) apabila selalu makan dalam porsi besar dan
tidak diimbangi dengan aktivitas yang seimbang. Dampak obesitas pada anak
memiliki faktor risiko penyakit kardiovaskuler, seperti : hiperlipidemia
(tingginya kadar kolesterol dan lemak dalam darah), hipertensi,
hyperinsulinemia, gangguan pernafasan, dan komplikasi ortopedik (tulang).
Apalagi bila hal ini tidak teratasi, berat badan berlebih (obesitas) akan
berlanjut sampai anak beranjak remaja dan dewasa.
Menurut Aven-Hen (1992), obesitas sering ditemui pada anak-anak sebagai
berikut:
1) Anak yang setiap menangis sejak bayi diberi susu botol
2) Bayi yang terlalu dini diperkenalkan dengan makanan padat
3) Anak dari ibu yang terlalu takut anaknya kekurangan gizi
4) Anak yang selalu mendapat hadiah cookie atau gula-gula jika ia
berbuat sesuai dengan keinginan orang tua
5) Anak yang malas untuk beraktivitas fisik

Upaya agar anak terhindar dari obesitas yakni kuncinya ada pada keluarga.
Ada banyak cara untuk mengendalikan kegemukannya :
1) Orangtua perlu melakukan pencegahan seperti mengendalikan pola
makan anak agar tetap seimbang. Awasi kebiasaan makannya, jangan
berikan makanan yang kandungan lemaknya tinggi.
2) Perbanyak makan sayuran setiap makan. Jangan banyak diberikan
masakan yang mengandung banyak lemak seperti santan yang terlalu
kental.
3) Selain itu memberikan cemilan yang sehat seperti buah-buahan.
4) Jangan terlalu banyak memberikan makanan dan minuman manis,
karena itu adalah sumber kalori yang dapat meningkatkan berat
badan.
5) Upayakan melibatkan anak pada aktivitas yang bisa mengeluarkan
energinya, terutama di luar ruangan seperti lari, berenang, atau
bermain bola, dan lain-lain

B .Pengaturan Makan Balita

Periode usia 7—24 bulan terdiri dari beberapa kegiatan di antaranya adalah
pemberian ASI sampai usia dua tahun, Makanan Pendamping ASI (MP-ASI),
imunisasi, dan suplementasi vitamin A. Makanan pendamping ASI merupakan
makanan yang diberikan kepada bayi selain ASI. Makanan pendamping ASI
diberikan kepada bayi karena kebutuhan gizi bayi semakin meningkat dan ASI saja
sudah tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Pemberian makan pada anak
sebaiknya disesuaikan dengan tahap perkembangannya. Pada saat bayi berumur 6 atau
7 bulan bayi baru belajar mengunyah dan siap untuk mengonsumsi makanan padat.
Zat gizi yang harus terkandung dalam makanan pendamping ASI adalah karbohidrat,
lemak, protein, vitamin, dan mineral. Kebutuhan protein dan zat gizi mikro seperti
vitamin dan mineral diperlukan dalam jumlah tinggi karena pada masa ini sampai
anak usia dua tahun merupakan masa pertumbuhan dan dengan laju metabolisme
tinggi. Kandungan lemak pada makanan pendamping ASI anak diperlukan sebagai
sumber asam lemak esensial, memfasilitasi penyerapan vitamin larut lemak.
Kebutuhan lemak bagi anak dalam makanan pendamping ASI berkisar antara 30%-
45% kebutuhan energi.

Satu hal yang perlu diperhatikan untuk membuat makanan keluarga cocok untuk anak
yaitu gunakan sedikit gula, garam dan hindari bumbu-bumbu dengan rasa yang tajam.
Susu masih sangat berperan penting dalam pola makan anak Anda, meskipun mereka
perlu sedikit lebih berkurang sekarang, sekitar 200-600 ml susu atau 2-3 porsi susu
per hari. Berikan anak makanan yang sehat, bervariasi dan seimbang, Anak harus
makan berbagai macam makanan dari setiap kelompok makanan:

c. 4 porsi jenis karbohidrat perhari


d. 2-3 porsi susu perhari
e. 1-2 porsi jenis daging atau jenis daging lainnya perhari
f. 5 porsi jenis buah dan sayuran perhari

Pemberian MP-ASI kepada bayi diberikan setelah berusia 6 bulan sampai 12


bulan secara berangsur-angsur untuk mengembangkan kemampuan mengunyah dan
menelan serta menerima macam-macam makanan dengan berbagai tekstur dan rasa.
Pemberian MP-ASI harus bertahap dan bervariasi, mulai dari bentuk bubur cair ke
bentuk bubur kental, sari buah, buah segar, makanan lumat, makanan lembik dan
akhirnya makanan padat. MP-ASI sebaiknya diberikan secara bertahap, sedikit demi
sedikit dalam bentuk encer secara berangsur-angsur ke bentuk yang lebih kental
sampai padat. Anjuran pemberian makanan pada bayi dan anak dapat dilihat pada
Tabel 1
Tabel 1. Anjuran Pemberian Makanan Pada Bayi Dan Anak

MP-ASI
Usia
ASI Makanan Makanan Makanan
(Bulan)
Lumat Lembik Keluarga
0-6
6-8
9-12
12-24
Sumber : Depkes RI, Panduan Untuk Petugas Tentang ASI dan MP-ASI, 2009
Hal-hal yang harus diperhatikan mengenai pemberian MP-ASI yang
mencakup jenis, tekstur, frekuensi dan porsi pemberian untuk setiap kali makan
menurut kelompok usia dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Pemberian MP-ASI

Usia
Komponen
6-8 bulan 9-11 bulan 12-24 bulan
Jenis 1 Jenis bahan dasar 3-4 jenis bahan dasar Makanan
(6 bulan) (Sajikan secara keluarga
2 jenis bahan dasar terpisah atau
(7-8 bulan) dicampur)
Tekstur Semi cair Makanan yang Padat
(dihaluskan), secara dicincang halus atau
bertahap kurangi lunak (disaring
campuran air kasar). Ditingkatkan
sehingga menjadi sampai semakin
semi padat kasar sehingga dapat
digenggam
Frekuensi Makanan utama 2-3 Makanan utama 3-4 Makanan
kali sehari, camilan kali sehari, camilan utama 3-4 kali
1-2 kali sehari 1-2 kali sehari sehari, camilan
1-2 kali sehari
Porsi setiap Dimulai dengan 2-3 ½ mangkok kecil ¾ sampai 1
makan sendok makan dan atau setara dengan mangkok kecil
ditingkatkan secara 125 ml atau setara
bertahap sampai ½ dengan 175 –
mankok kecil atau 250 ml
setara dengan 125
ml
Sumber : Krisnatuti, 2008

Agar pemberian MP-ASI dapat terpenuhi dengan sempurna, maka perlu


diperhatikan sifat-sifat bahan makanan yang akan digunakan. Makanan tambahan
untuk bayi harus mempunyai sifat fisik yang baik, yaitu tampilan dan aroma yang
layak. Selain itu dilihat dari segi kepraktisannya, makanan tambahan bayi sebaiknya
sudah dipersiapkan dengan waktu pengolahan yang singkat.
Berikut ini bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan untuk bayi :
Bahan Makanan yang dianjurkan :
1. Bubur tepung beras atau beras merah yang dimasak dengan menggunakan cairan
atau kaldu daging dan sayuran, susu formula, (ASI) atau air
2. Buah-buahan yang dihaluskan atau menggunakan blender seperti pepaya, pisang,
apel, melon dan alpukat
3. Sayur-sayuran dan kacang-kacang yang direbus kemudian dihaluskan
menggunakan blender
4. Daging pilihan yang tidak berlemak kemudian diblender
5. Ikan yang diblender sebaiknya ikan yang tidak berduri
Bahan Makanan yang tidak dianjurkan :
1. Makanan yang tidak mengandung protein gluten yaitu tepung terigu barley, biji
gandum dan kue yang terbuat dari tepung terigu. Makanan tersebut dapat
membuat perut bayi kembung, mual dan diare pada bayi. Hal ini disebabkan
karena reaksi gluten intolerance
2. Hindari pemberian gula, garam, bumbu masak atau penyedap rasa.
3. Makanan terlalu berlemak.
4. Buah-buahan yang terlalu asam seperti jeruk dan sirsak
5. Makanan terlalu pedas atau bumbu terlalu tajam
6. Buah-buahan yang mengandung gas seperti durian, cempedak. Sayuran yang
mengandung gas seperti kol, kembang kol, lobak. Kedua makanan tersebut dapat
menyebabkan perut bayi kembung.
7. Kacang tanah dapat menyebabkan alergi atau pembengkakkan pada tenggorokan
sehingga bayi sulit bernapas
8. Kadang kala telur dapat memacu alergi pada bayi, sehingga pemberian telur
dilakukan secara bertahap dan dengan porsi kecil. Jika terjadi alergi terhadap
bayi, maka pemberian dihentikan

Anda mungkin juga menyukai