“GIZI BALITA”
OLEH :
NPM : 020021125
2020/2021
SATUAN ACARA PEYULUHAN (SAP)
GIZI BALITA
Waktu :
Tempat :
A. Latar Belakang
Memenuhi kebutuhan gizi anak tidak hanya ketika ia mulai MPASI, tetapi
juga ketika sudah masuk usia balita. Semakin besar, balita sudah mulai mengerti
makanan yang ia sukai dan tidak. Di masa ini, ibu perlu mencari cara agar anak tetap
mau makan dengan gizi dan nutrisi yang baik untuk balita. Berikut panduan
kebutuhan gizi seimbang pada balita agar perkembangan anak berjalan dengan
optimal.
Berdasakan pengkajian yang dilakukan di dusun gertpk dan lingkuk waru
masih adanya kekurangan gizi pada anak dilihat dari data yang di dapatkan dari
puskesmas adanya masalah stunting pada anak yang masih tinggi yang di akibatkan
kurangnya pengetahuan ibu tentang gizi yang di dapatkan pada anak.
B. Tujuan Pembelajaran :
Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan ibu balita tentang pemenuhan gizi seimbang untuk
balita
Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan tentang gizi seimbang pada balita
b. Meningkatkan pengetahuan tentang MPASI untuk balita
c. Meningkatkan kesadaran ibu untuk memperhatikan kebutuhan gizi balita
d. Meningkatkan status gizi balita
C. Kegiatan Pembelajaran :
Materi : Terlampir
Metode : Ceramah
Media : Vidio
Langkah dan Estimasi :
D. Evaluasi akhir
a. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah di tentukan
b. Adanya kesepakatan masyarakat dengan mahasiswa untuk melakukan
implementasi keperawatan selanjutnya guna memenuhi kebutuhan gizi pada anak
dan balita
c. Adanya tambahan pengetahuan tentang gizi pada balita yang diterima oleh
audience dengan melakukan evaluasi akhir dengan cara melakukan tes secara lisan
di akhir penyuluhan
E. Referensi :
1. Almatsier, S.2008.Penuntun Diet. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
2. https://id.wikipedia.org/wiki/Gizi_seimbang
3. http://balitapedia.com/kenali-5-masalah-gizi-yang-umum-terjadi-pada-balita-
berikut-ini/667
4. http://lagizi.com/1000-hari-pertama-kehidupan-untuk-generasi-yang-lebih-baik/
MATERI TEORI
A. Gizi
1. Pengertian
Gizi yang baik adalah salah satu unsur penting untuk mewujudkan manusia yang
berkualitas. Pemenuhan gizi anak harus diperhatikan sedini mungkin yaitu sejak mereka
masih dalam kandungan melalui makanan ibu hamil. Kebiasaan makan sudah dimulai
sejak dari masa kanak-kanak. Gizi adalah suatu zat yang berguna dan dibutuhkan oleh
tubuh untuk pertumbuhan dan perkembangan.
Gizi seimbang adalah komposisi zat yang cukup/ideal untuk menjalankan proses
dalam tubuh.
a. Zat tenaga
Zat gizi menghasilkan tenaga atau energi. Bagi balita, tenaga diperlukan untuk
melakukan aktivitasnya serta untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Oleh karena itu
kebutuhan zat gizi sumber tenaga balita relatif lebih besar daripada orang dewasa. Zat
tenaga dapat diperoleh dari karbohidrat, lemak dan protein.
b. Zat pembangun
Zat pembangun bukan hanya untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan organ-
organ tubuh balita, tetapi juga menggantikan jaringan yang rusak. Zat pembangun dapat
diperoleh dari protein.
c. Zat pengatur
Zat pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan tubuh termasuk otak dapat
berjalan seperti yang diharapkan. Zat pengatur dapat diperoleh dari vitamin, mineral dan
air
KEP (Kurang Energi Protein) adalah suatu keadaan dimana rendahnya konsumsi
energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi Angka
Kecukupan Gizi (AKG). Anak disebut KEP apabila berat badannya kurang dari 80%
indeks berat badan menurut usia (BB/U) baku WHO-NCHS. KEP atau Protein Energy
Malnutrition dapat diartikan sebagai salah satu penyakit gangguan gizi yang penting
dimana pada penyakit KEP ditemukan berbagai macam keadaan patologis yang
disebabkan oleh kekurangan energi maupun protein dalam proporsi yang bermacam-
macam. Kurangnya zat gizi makro (Energi dan Protein) pada balita bisa menyebabkan
KEP. Berikut ini sebab-sebab kurangnya asupan energi dan protein :
Anak akan mengalami berat badan berlebih (overweight) dan kelebihan lemak
dalam tubuh (obesitas) apabila selalu makan dalam porsi besar dan tidak diimbangi
dengan aktivitas yang seimbang. Dampak obesitas pada anak memiliki faktor risiko
penyakit kardiovaskuler, seperti : hiperlipidemia (tingginya kadar kolesterol dan lemak
dalam darah), hipertensi, hyperinsulinemia, gangguan pernafasan, dan komplikasi
ortopedik (tulang). Apalagi bila hal ini tidak teratasi, berat badan berlebih (obesitas) akan
berlanjut sampai anak beranjak remaja dan dewasa.
Menurut Aven-Hen (1992), obesitas sering ditemui pada anak-anak sebagai berikut:
Upaya agar anak terhindar dari obesitas yakni kuncinya ada pada keluarga.
Ada banyak cara untuk mengendalikan kegemukannya :
1) Orangtua perlu melakukan pencegahan seperti mengendalikan pola
makan anak agar tetap seimbang. Awasi kebiasaan makannya, jangan
berikan makanan yang kandungan lemaknya tinggi.
2) Perbanyak makan sayuran setiap makan. Jangan banyak diberikan
masakan yang mengandung banyak lemak seperti santan yang terlalu
kental.
3) Selain itu memberikan cemilan yang sehat seperti buah-buahan.
4) Jangan terlalu banyak memberikan makanan dan minuman manis,
karena itu adalah sumber kalori yang dapat meningkatkan berat
badan.
5) Upayakan melibatkan anak pada aktivitas yang bisa mengeluarkan
energinya, terutama di luar ruangan seperti lari, berenang, atau
bermain bola, dan lain-lain
B. 1000 HPK
Trimester 2 (minggu 13-27), Berat janin mulai bertambah, organ mulai berfungsi
Trimester 3 (minggu 28-40), Berat janin mulai bertambah dengan pesat, organ
mulai matang
Setelah lahir juga tetap harus diperhatikan kebutuhan gizinya karena sebagian
organ masih terus berkembang hingga usia 2 tahun, misalnya otak. Perkembangan
fungsi melihat, mendengar, berbahasa, dan fungsi kognitif juga mencapai puncaknya
pada usia 0-2 tahun
a. Pengertian
1000 Hari Pertama Kehidupan adalah periode percepatan tumbuh kembang yang
dimulai sejak terbentuknya janin dalam kandungan hingga anak berusia 2 tahun. 1000
HPK juga disebut periode emas, karena pada periode ini terjadi pertumbuhan otak
yang sangat pesat, yang mendukung seluruh proses pertumbuhan anak dengan
sempurna. Kurang gizi pada 1000 HPK tidak dapat diperbaiki dimasa kehidupan
selanjutnya.
Pemenuhan gizi yang optimal selama periode 1000 HPK, selain memberi kesempatan
bagi anak untuk hidup lebih lama, lebih sehat, dan lebih produktif, juga berisiko lebih
rendah dari menderita penyakit degeneratif. Analisis dari penelitian kohor di 5 negara
memberikan bukti kuat bahwa gizi yang cukup di dalam kandungan dan di usia 2
tahun pertama kehidupan sangat kritis untuk pembangunan sumber daya manusia.
Satu hal yang perlu diperhatikan untuk membuat makanan keluarga cocok untuk anak
yaitu gunakan sedikit gula, garam dan hindari bumbu-bumbu dengan rasa yang tajam.
Susu masih sangat berperan penting dalam pola makan anak Anda, meskipun mereka
perlu sedikit lebih berkurang sekarang, sekitar 200-600 ml susu atau 2-3 porsi susu
per hari. Berikan anak makanan yang sehat, bervariasi dan seimbang, Anak harus
makan berbagai macam makanan dari setiap kelompok makanan:
Usia
Komponen
6-8 bulan 9-11 bulan 12-24 bulan
Jenis 1 Jenis bahan dasar 3-4 jenis bahan dasar Makanan
(6 bulan) (Sajikan secara keluarga
2 jenis bahan dasar terpisah atau
(7-8 bulan) dicampur)
Tekstur Semi cair Makanan yang Padat
(dihaluskan), secara dicincang halus atau
bertahap kurangi lunak (disaring
campuran air kasar). Ditingkatkan
sehingga menjadi sampai semakin
semi padat kasar sehingga dapat
digenggam
Frekuensi Makanan utama 2-3 Makanan utama 3-4 Makanan
kali sehari, camilan kali sehari, camilan utama 3-4 kali
1-2 kali sehari 1-2 kali sehari sehari, camilan
1-2 kali sehari
Porsi setiap Dimulai dengan 2-3 ½ mangkok kecil ¾ sampai 1
makan sendok makan dan atau setara dengan mangkok kecil
ditingkatkan secara 125 ml atau setara
bertahap sampai ½ dengan 175 –
mankok kecil atau 250 ml
setara dengan 125 ml
Sumber : Krisnatuti, 2008