Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : KEK (Kurang Energi Kronis)


Sub Pokok Bahasan : LILA kurang dari 23,5 cm
Tempat : Rumah Ketua RW
Sasaran : Ibu Hamil
Waktu : 40 Menit
Tanggal : 7 Maret 2016
Pembicara : Dewi Gusza Gushianti

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mengikuti penyuluhan, sasaran dapat memahami tentang Pentingnya pemenuhan
nutrisi ibu hamil

B. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti penyuluhan sasaran diharapkan mampu :
1. Menjelaskan pengertian LILA dan gizi seimbang
2. Menjelaskan kebutuhan zat gizi selama kehamilan
3. Menyebutkan tujuan pengukuran LILA
4. Menjelaskan cara pengukuran LILA
5. Menjelaskan hubungan LILA ibu hamil dengan berat bayi lahir

C. Materi
1. Pengertian LILA dan gizi seimbang
2. Kebutuhan Zat Gizi Selama Kehamilan
3. Tujuan pengukuran LILA
4. Cara pengukuran LILA
5. Hubungan LILA ibu hamil dengan berat bayi lahir

D. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab.
E. Media
1. Leaflet
2. Filpchart

F. Kegiatan
No Tahap Waktu Kegiatan
(menit)
Penyuluh Peserta
1. Perkenalan dan 5 menit 1.Mengucapkan salam. 1. Menjawab salam
Pembukaan 2. Perkenalan 2. Mendengarkan
3. Menyebutkan materi 3. Mendengarkan
yang diberikan.
2. Inti 25 menit Menjelaskan materi Menyimak dan
penyuluhan: memperhatikan.
1. Pengertian LILA dan
gizi seimbang
2. Kebutuhan Zat Gizi
Selama Kehamilan
3. Tujuan pengukuran
LILA
4. Cara pengukuran
LILA
5. Hubungan LILA ibu
hamil dengan berat
bayi lahir

3. Penutup 10 menit 1. Tanya Jawab 1. Bertanya dan


2. Menyimpulkan menjawab
3. Mengucapkan salam 2. Menyimpulkan
penutup 3. Menjawab salam

G. Sumber Bacaan
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31040/4/Chapter%20II.pdf
H. Evaluasi
Cara : Lisan
Jenis : Pertanyaan Terbuka
Waktu : Setelah dilakukan Penyuluhan
Soal :
1. Jelaskan pengertian LILA dan gizi seimbang ?
2. Jelaskan kebutuhan zat gizi selama kehamilan ?
3. Sebutkan tujuan pengukuran LILA ?
4. Jelaskan cara pengukuran LILA ?
5. Jelaskan hubungan LILA ibu hamil dengan berat bayi lahir ?
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian LILA dan Gizi Seimbang


Menurut I Dewa Nyoman S (2002) pengukuran LILA adalah salah satu deteksi dini
yang mudah dan dapat dilaksanakan oleh masyarakat awam untuk mengetahui kelompok
beresiko KEK. Depkes RI (2000) menetapkan nilai ambang batas LILA Wanita Usia
Subur (WUS) dan ibu hamil dengan resiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm.

Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi
dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan
prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan
(BB) ideal.

B. Kebutuhan Zat Gizi Selama Kehamilan


1. Karbohidrat
a. Sebagai sumber tenaga
b. Dapat diperoleh dari jenis padi – padian, umbi – umbian seperti kentang.
2. Protein
a. Sebagai zat utama untuk membangun jaringan – jaringan bagian tubuh.
b. Sumber protein hewan, daging, ikan, unggas, telur.
c. Sumber protein nabati : kacang kedelai, kacang tanah, kacang merah, kacang-
kacangan dan lain-lain
3. Vitamin C
a. Dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi.
b. Dapat diperoleh dari :Buah – buahan yang berwarna kuning seperti : jeruk, wortel,
sayur -sayuran
4. Vitamin A
a. Untuk perkembangan psikomotor dan penglihatan anak.
b. Sumber vitamin A
c. Bahan hewani : - Minyak ikan, kuning telur
d. Bahan nabati : - Wortel dan sayuran daun seperti bayam, kangkung.
e. Buah – buahan yang berwarna merah seperti tomat dan pepaya
5. Zat Besi
a. Untuk pembentukan darah.
b. Dapat diperoleh dari :
1) Bahan makanan hewan seperi telur, hati, daging
2) Bahan makanan nabati kacang – kacangan seperti : kacang tanah, kacang
kedelai,sayuran hijau seperti bayam, daun singkong, kangkung.
6. Cairan
Air merupakan bagian tubuh yang terbesar. Hampir ¾ dari berat tubuh adalah
air. Tubuh menggunakan air untuk beberapa fungsi. Air adalah pelarut semua
hasil pencernaan, pembawa zat – zat kotoran dari sel – sel ke ginjal. Air juga
menolong mengatur suhu tubuh. Seseorang memerlukan sekitar 6 – 8 gelas air
dalam sehari.
a. Ibu hamil dianjurkan minum 2 liter per hari.
b. Prinsip makana ibu hamil  Makan 1 – 2 piring lebih banyak dari biasanya
selama hamil.
1) Makan aneka ragam makanan 4 – 5 kali sehari untuk memenuhi gizi ibu
selama hamil;
2) Menghindari makanan yang berbumbu pedas dan berlemak.
3) Menghindari alcohol, karena dapat mengganggu pencernaan dan janin.
7. Mineral
Mineral dibutuhkan untuk pembentukkan darah dan tulang, keseimbangan
cairan tubuh, fungsi syaraf yang sehat, fungsi system pembuluh darah jantung dan
lain-lain. mineral berfungsi sebagai ko-enzim, memungkinkan tubuh melakukan
fungsinya seperti memproduksi tenaga, pertumbuhan dan penyembuhan. Ada 15
macam mineral yang diperlukan tubuh seperti kalsium, ferrum, yodium, mangan,
chlorine, fosfor, belerang, seng, kalium, sodium, dsb.
Makan yang mengandung mineral diantaranya adalah susu, hati, kuning telur,
sayur-sayuran yang berwarna hijau, daging, dan ikan.

C. Tujuan Pengukuran LILA


1. Mengetahui risiko KEK WUS, baik ibu hamil maupun calon ibu, dan untuk menapis
wanita yang mempunyai risiko melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR.)
2. Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperan dalam
pencegahan dan penanggulangan KEK.
3. Mengembangkan gagasan-gagasan baru di kalangan masyarakat dengan tujuan
meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak.
4. Meningkatkan peran petugas lintas sektor dalam upaya perbaikan gizi WUS yang
menderita KEK.
5. Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS yang menderita
KEK

D. Cara Pengukuran LILA


1. Pengukuran dilakukan pada lengan kiri dengan pita LILA dan ditandai dengan
sentimeter, dengan batas 23,5 cm (batas antara merah dan putih)
2. Tetapkan posisi bahu dan siku. Lengan harus dalam posisi bebas lengan baju dan otot
lengan dalam keadaan tidak tegang atau kencang.
3. Letakkan pita antara bahu dan siku. Alat pengukur harus dalam keadaan baik dalam
arti tidak kusut atau berlipat-lipat sehingga permukaan tidak rata.
4. Tentukan titik tengah lengan.
5. Lingkarkan pita LILA.Jangan terlalu ketat atau longgar.
6. Baca skala pengukuran.

E. Hubungan LILA Ibu hamil dengan Berat Bayi Lahir


Salah satu cara untuk mengetahui apakah ibu hamil menderita atau tidak menderita
KEK adalah dari ukuran LILA, jika ukuran LILA kurang dari 23,5 cm maka ibu hamil
tersebut dikatakan KEK atau gizi kurang dan beresiko melahirkan bayi dengan BBLR.
Dari hasil penelitian Ngare dan Neuman pada 148 wanita hamil di Kenya tahun 1998
menyimpulkan bahwa faktor-faktor prediktor BBLR antara lain, ukuran BMI, LILA,
kadar Hb dan masukan gizi. Bila masukan zat gizi kurang memadai maka akan
meningkatkan risiko terjadinya BBLR. Sebagai respon terhadap pertumbuhan janin dan
plasenta yang cepat serta kebutuhan – kebutuhan yang semakin meningkat, ibu hamil
mengalami perubahan metabolik. Sebagian besar pertambahan berat badan selama hamil
dihubungkan dengan uterus dan isinya, payudara, berubahnya volume darah serta cairan
ekstrasel dan ekstravaskuler.
Penambahan berat badan adalah akibat perubahan metabolik yang menyebabkan
bertambahnya air dalam sel dan penumpukan lemak dan protein. Adanya asumsi bahwa
pada trimester I dan II terjadi penimbunan cadangan lemak antara lain lemak bawah kulit
sedang pada trimester III terjadi pemakaian cadangan lemak yang maksimal maka dengan
demikian ada perubahan ukuran lingkar lengan atas sesuai dengan perubahan lemak
bawah kulit dan ada hubungannya dengan berat badan lahir. 7,8,10 Bhargava dkk
(2000)11 dalam penelitiannya di Kenya menyimpulkan bahwa status gizi ibu mempunyai
hubungan yang positif dengan berat bayi lahir. Temuan tersebut didukung oleh hasil
penelitian Humphrey dan Holzheimer (2000)12 yang menyatakan bahwa status gizi yang
rendah mempunyai korelasi dengan BBLR. Demikian pula hasil penelitian yang
dilakukan oleh Rodrigues dan Barros (1998)13 menemukan bahwa aktifitas ibu hamil dan
status gizinya sangat penting terhadap risiko bayi prematur atau BBLR. Penelitian serupa
juga diungkapkan oleh Ogunyemi dkk (1998)14 menemukan bahwa ada hubungan antara
status gizi dan kenaikan berat badan ibu hamil dengan keadaan bayi perinatal dan berat
lahirnya.
Jadi status gizi normal dan kenaikan berat badan yang ideal pada ibu hamil
berhubungan dengan penurunan komplikasi bayi perinatal dan optimalisasi berat badan
lahir. Demikian juga menurut Merchant dkk (1999)25 dalam penelitiannya menemukan
bahwa status gizi ibu adalah salah satu faktor yang menjadi pertimbangan penting sebagai
indikator terhadap hasil kelahiran (birth outcome). Hasil penelitian di Indonesia seperti
dilakukan Budijanto dkk (2000)15 di Madiun, Jawa Timur menemukan bahwa risiko
terhadap kejadian berat bayi lahir rendah ada kaitan ukuran lingkar lengan atas dan
pekerjaan berat. Temuan ini mendukung penelitian sebelumnya oleh Purdyastuti di RS
Fatmawati Jakarta (1994)dikutip dari 16 yang menyimpulkan adanya hubungan antara
status gizi ibu yang dinilai dari LILA dengan berat bayi lahir.

Anda mungkin juga menyukai