Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KEPERAWATAN DASAR PROFESI (KDP)

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN


PADA OASIEN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGENASI

Dosen Pembimbing
Lindawati, S.Kep. Ners. MKM

Disusun Oleh :
Florentina Luspitasari
NIM P2790611016

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PROGRAM STUDI NERS
2019
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN
OKSIGENASI

A. Pengertian
Oksigen adalah kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan
metabolisme sel tubuh, mempertahankan, dan aktivitas berbagai organ atau sel (Carpenito,
Lynda Juall 2012).
Oksigenasi merupakan proses penambahan O2 ke dalam system (kimia atau fisika).
Oksigen merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam
proses metabolisme sel. Pemberian O2 Binasal merupakan pemberian oksigen melalui
hidung dengan kanula ganda.

B. Manifestasi Klinis
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
a. Data Mayor
1) Batuk tak efektif atau tidak ada batuk
2) Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekresi jalan nafas
b. Data Minor
1) Bunyi nafas abnormal
2) Frekuensi, irama, kedalaman pernafasan abnormal
2. Ketidakefektifan Pola nafas
a. Data Mayor
1) Perubahan dalam frekuensi atau pola pernafasan (dari nilai dasar)
2) Perubahan pada nadi (frekuensi, irama, kualitas)
b. Data Minor
1) Ortopnea
2) Takipnea, hiperpnea, hiperventilasi
3) Pernafasan disritmik
4) Pernafasn sukar atau berhati-hati
3. Gangguan pertukaran gas
a. Data Mayor
1) Dispnea saat melakukan aktivitas
b. Data Minor
1) Konfusi/agitasi
2) Kecenderungan untuk mengambil posisi 3 titik (duduk, satu tangan pada setiap
lutut, tubuh condong ke depan)
3) Bernafas dengan bibir dimoyongkan dengan fase ekspirasi yang lama
4) Letargi dan keletihan
5) Peningkatan tahana vaskular pulmonal (peningkatan tahanan arteri ventrikel
kanan/kiri)
6) Penurunan motilitas lambung, pengosongan lambung lama
7) Penurunan isi oksigen,penurunan saturasi oksigen, peningkatan PCO2, yang
diperlihatkan oleh hasil analisis gas darah
8) Sianosis

C. Patofisiologi
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi, dan transportasi. Proses
ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar dari dan ke paru-
paru), apabila pada proses ini terdapat obstruksi, maka oksigen tidak dapat tersalur dengan
baik dan sumbatan tersebut akan direspon jalan nafas sebagai bend asing yang
menimbulkan pengeluaran mukus. Proses difusi (penyaluran oksigen dari alveoli ke
jaringan) yang terganggu akan menyebabkan ketidakefektifan pertukaran gas. Selain
kerusakan pada proses ventilasi, difusi, maka kerusakan pada transportasi seperti
perubahan volume sekuncup, afterload, preload dan kontraktilitas miokard dapat
mempengaruhi pertukaran gas.
Pathway

Udara di atmosfer

Udara masuk melalui


hidung terdapat infeksi
patogen

Sumbatan Bronkus

Terjebaknya udara di paru

Udara diserap oleh aliran darah

Susunan gas dalam darah Tidak ada saluran


udara terjebak untuk meloloskan
udara yang terjebak
Oksigen lebih cepat diserap
dari nitrogen dan helium
Ventilasi kolateral

Gangguan Terjadi dengan


pengeluaran mukus cepat dan luas Udara lolos melalui pori
alveoli / fistula bronkioli
alveolar
Akumulasi mucus dispnea
pada bronkus
Gangguan
Pola nafas cepat pengembangan
KETIDAKEFEKTIFAN dan dangkal paru/ kolaps alveoli
BERSIHAN JALAN NAFAS

KETIDAKEFEKTIFAN Ventilasi dan


POLA NAFAS perfusi tidak
seimbang

GANGGUAN
PERTUKARAN GAS
D. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan fungsi paru
Untuk mengetahui kemampuan paru dalam melakukan pertukaran gas secara efisien.
2. Pemeriksaan gas darah arteri
Untuk memberikan informasi tentang difusi gas melalui membrane kapiler alveolar dan
keadekuatan oksigenasi.
3. Oksimetri
Untuk mengukur saturasi oksigen kapiler
4. Pemeriksaan sinar x dada
Untuk pemeriksaan adanya cairan, massa, fraktur, dan proses-proses abnormal.
5. Bronkoskopi
Untuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau sampel sputum/benda asing yang
menghambat jalan nafas.
6. Endoskopi
Untuk melihat lokasi kerusakan dan adanya lesi.
7. Fluoroskopi
Untuk mengetahui mekanisme radiopulmonal, misal: kerja jantung dan kontraksi paru.
8. CT-Scan
Untuk mengintifikasi adanya massa abnormal

E. Penatalaksanaan
1. Pemantauan hemodinamika
2. Pengobatan bronkodilator
3. Melakukan tindakan nebulizer untuk membantu mengencerkan secret
4. Memberikan kanula nasal dan masker untuk membantu pemberian oksigen jika
diperlukan.
5. Penggunaan ventilator mekanik
6. Fisoterapi dada
F. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Biodata pasien (umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan)
Umur pasien bisa menunjukkan tahap perkembangan pasien baik secara fisik
maupun psikologis, jenis kelamin dan pekerjaan perlu dikaji untuk mengetahui
hubungan dan pengaruhnya terhadap terjadinya masalah/penyakit, dan tingkat
pendidikan dapat berpengaruh terhadap pengetahuan klien tentang
masalahnya/penyakitnya.
b. Keluhan utama dan riwayat keluhan utama (PQRST)
Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan mengganggu oleh klien pada
saat perawat mengkaji, dan pengkajian tentang riwayat keluhan utama seharusnya
mengandung unsur PQRST (Paliatif/Provokatif, Quality, Regio, Skala, dan Time)
c. Riwayat perkembangan
1) Neonatus : 30 - 60 x/mnt
2) Bayi : 44 x/mnt
3) Anak : 20 - 25 x/mnt
4) Dewasa : 15 - 20 x/mnt
5) Dewasa tua : volume residu meningkat, kapasitas vital menurun
d. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam hal ini perlu dikaji apakah ada anggota keluarga yang mengalami masalah /
penyakit yang sama.
e. Riwayat sosial
Perlu dikaji kebiasaan-kebiasaan klien dan keluarganya, misalnya : merokok,
pekerjaan, rekreasi, keadaan lingkungan, faktor-faktor alergen dll.
f. Riwayat Keperawatan
Pengkajain riwayat keperawatan pada masalh kebutuhan oksigen meliputi; ada atau
tidaknya riwayat gangguan pernapasan (gangguan hidung dan tenggorokan), seperti
epistaksis (kondisi akibat luka/kecelakaan, penyakit rematik akut, sinusitis akut,
hipertensi, gangguan pada sistem peredaran darah dan kanker), obstruksi nasal
( akibat polip, hipertropi tulang hidung, tumor, dan influenza), dan keadaan lain
yang menyebabkan gangguan pernapasan. Pada tahap pengkajian keluhan atau
gejala, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah keadaan infeksi kronis dari hidung,
sakit pada daerah sinus, otitis media, keluhan nyeri pada tenggorokan, kenaikan suhu
tubuh hingga sekitar 38,50 C, sakit kepala, lemas, sakit perut hingga muntah-muntah
(pada anak-anak), faring berwarna merah, dan adanya edema.
g. Pola batuk dan Produksi sputum
Tahap pengkajian pola batuk dilakukan dengan cara menilai apakah batuk termasuk
batuk kering, keras, dan kuat dengan suara mendesing, berat dan berubah-ubah
seperti kondisi pasien yang mengalami penyakit kanker. Juga dilakukan pengkajian
apakah pasien mengalami sakit pada bagian tenggorokan saat batuk kronis dan
produktif serta saat dimana pasien sedang makan, merokok, atau saat malam hari.
Pengkajian terhadap lingkungan tempat tinggal pasien ( apakah berdebu, penuh asap,
dan adanya kecenderungan mengakibatkan alergi) perlu dilakukan. Pengkajian
sputum dilakukan dengan cara memeriksa warna, kejernihan, dan apakah bercampur
darah terhadap sputum yang dikeluarkan oleh pasien.
h. Sakit Dada
Pengkajian terhadap sakit dada dilakukan untuk mengetahui bagian yang sakit, luas,
intensitas, faktor yang menyebabkan rasa sakit, perubahan nyeri dada apabila posisi
pasien berubah, serta ada atau tidaknya hubungan antara waktu inspirasi dan
ekspirasi dengan rasa sakit.
i. Pemeriksaan Fisik
1) Mata: konjungtiva pucat (karena anemis), konjungtiva sianosis (karena hipoksia)
2) Kulit: sianosis perifer, penurunan turgor
3) Mulut dan bibir: membrane mukosa sianosis, bernafas dengan mengerutkan mulut
4) Dada
a) Retraksi otot bantu pernafasan (karena peningkatan aktivitas pernafasan,
dispnea, atau obstruksi jalan pernafsan)
b) Pergerakan tidak simetris antara dada kiri dan dada kanan
c) Traktil fremitus, thrills (getaran pada dada karena udara/suara melewati
saluran/rongga pernafasan)
d) Suara nafas normal (vesikuler, bronchovesikuler, bronchial)
e) Suara nafas tidak normal
f) Bunyi perkusi (resonansi)
5) Pola pernafasan
a) pernafasan normal
b) pernafasan cepat
c) pernafasan lambat
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
b. Ketidakefektifan pola nafas
c. Gangguan pertukaran gas

3. Intervensi
Hari/Tgl Diagnosa
Tujuan Intervensi Rasional
Kep.
Ketidakefek Setelah diberikan 1. Pantau keadaan 1. Mengetahui
tifan asuhan keperawatan umum pasien dan kesadaran, dan
bersihan selama … x 24 jam TTV kondisi tubuh
jalan nafas diharapkan bersihan 2. Auskultasi bunyi dalam keadaan
jalan nafas efektif nafas normal atau
dengan kriteria : 3. Atur posisi yang tidak.
-Menunjukkan jalan nyaman seperti 2. Mengetahui
nafas bersih posisi semi fowler bunyi nafas,
-Suara nafas normal 4. Beri latihan seperti rochi,
tanpa suara pernafasan dalam wheezing yang
tambahan dan batuk efektif menunjukkan
-Tidak ada 5. Kolaborasi tertahannya
penggunaan otot humidikasi secret obstruksi
bantu nafas tambahan jalan nafas
-Mampu melakukan (nebulizer) dan 3. Meningkatkan
perbaikan bersihan terapi oksigen pengembangan
jalan nafas diafragma
4. Memudahkan
pernafasan dan
membantu
mengeluarkan
secret
5. Membantu
menghangatkan
dan
mengencerkan
secret
Ketidakefek Setelah diberikan 1. Pantau keadaan 1. Mengetahui
tifan pola asuhan keperawatan umum pasien dan kesadaran, dan
nafas selama … x 24 jam TTV kondisi tubuh
diharapkan pola 2. Atur posisi sesuai dalam keadaan
nafas efektif dengan kebutuhan, seperti normal atau
kriteria : semifowler tidak
 Menunjukkkan 3. Ajarkan teknik nafas 2. Memungkinkan
pola nafas efektif dalam ekpansi paru
dengan frekuensi 4. Kolaborasi dalam dan
nafas 16-24 pemberian memudahkan
kali/menit dan oksigenasi pernafasan
irama teratur 3. Memperbaiki
 Mampu pola nafas
menunjukkan 4. Memperbaiki
perilaku pola nafas dan
peningkatan fungsi irama nafas
paru menjadi teratur

Gangguan Setelah diberikan 1. Pantau keadan 1. Mengetahui


pertukaran asuhan keperawatan umum pasien dan kesadaran, dan
gas selama … x 24 jam TTV kondisi tubuh
diharapkan 2. Observasi warna dalam keadaan
mempertahankan kulit dan capillary normal atau
pertukaran gas yang refill tidak
normal dengan 3. Kurangi aktivitas 2. Menentukan
kriteria : pasien adekuatnya
-Menunjukkan 4. Beri posisi pasien sirkulasi yang
perbaikan ventilasi yang nyaman, penting untuk
dan oksigenasi seperti semifowler pertukaran gas
jaringan 5. Kolaborasi dalam ke jaringan
-Tidak ada gejala pemberian 3.Mengurangi
distres pernafasan oksigenasi kebutuhan akan
oksigen
4.Memudahkan
pernafasan
5.Memaksimalkan
sediaan oksigen
khususnya ventilasi
menurun
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2015. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Buku 2. Jakarta:
Salemba Medika.
Nanda NIC-NOC. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis Edisi
Revisi Jilid 1. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai