Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN (KONSEP KDM)

KEBUTUHAN OKSIGENASI

Di RS. Baladhika Husada Jember

Oleh: Ingka Fristi Ayu


NIM: 22101026

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS dr. SOEBANDI
2023
LEMBAR PENGESAHAN

Nama mahasiswa : Ingka Fristi Ayu


Kasus laporan pendahuluan : Kebutuhan Oksigenasi
Ruang praktik : Ruang Melati
Rumah sakit/lahan praktik : RS. Tk. III Baladhika Husada Jember

Pembimbing Akademik, Pembimbing Ruangan,

(Akhmad Efrizal Amrullah, S.Kep., Ns., M.Kep) (Ns. Mifta Mirtha N.A., S.Kep)
NIDN. 0719128102 NIS. 05 16 02 91 15 208
LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN NUTRISI

1.1 Pengertian
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam
prosesmetabolisme untuk mempertahankan tidak hidup seluruh sel-sel
tubuh (Tarwoto dan Wartonah, 2006). Oksigen adalah kebutuhan dasar
manusia yangdigunakan untuk tidak metabolisme sel tubuh,
mempertahankan, danaktivitas berbagai organ atau sel (Carpenito,
Lynda Juall 2012). Kebutuhanoksigenasi merupakan kebutuhan
dasar Manusia yang digunakan untuktidak metabolisme sel tubuh
mempertahankan hidup dan aktivitsebagaiberbagai organ atau sel.
1.2 Etiologi
Faktor-faktor yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan
oksigenasi menurut SDKI (2016), yaitu penyakit paru obstruktif krnis
(PPOK), gagal jantung kongestif, asma, pneumonia, tuberculosis paru,
penyakit membrane hialin, asfiksia, prematuritas dan infeksi saluran napas.
1.3 Klasifikasi
Proses penemuhan oksigen di dalam tubuh terdiri atas tiga tahapan, yaitu
ventiasi, disfusi dan transportasi.
a. Ventilasi
Ventilasi merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke
dalam alveoli atau alveoli ke atmosfer. Proses ini dipengaruhi oelh
beberapa faktor:
a) Adanya konsentrasi oksigen di atmosfer, semakin tinggi suatu
tempat maka tekanan udaranya semakin rendah.
b) Adanya kondisi jalan nafas yang baik
c) Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru untuk
mengembang disebut dengan compliance, sedangkan recoil adalah
kemampuan untuk mengeluarkan CO2 atau kontraksinya prau-paru
b. Difusi
Difusi gas merupakan pertukaran antar O2 dari alveoli ke kapiler paru-
paru dan CO2 dari kapiler ke alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor, diantaranya:
a) Luasnya permukaan paru
b) Tebal membran respirasi/permeabilitas yang terdiri atas epitel
alveoli dan interstisial. Keduanya dapat mempengaruhi proses difusi
apabila terjadi proses penebalan.
c) Perbedaan tekanan dan konsentrasi O2, hal ini dalam rongga alveoli
lebih tinggi daripada tekanan O2 dalam darah vena vulmonalis.
d) Afinitas gas yaitu kemampuan untuk menebus dan mengikat HB
c. Transportasi
Transportasi gas merupakan proses pendistribusian O2 kapiler ke
jaringan tubuh dan CO2 jaringan tubuh ke kapiler. Transportasi gas
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:
a) Curah jantung (ardiak output) dan frekuensi nadi
b) Kondisi pembuluh darah, latihan perbandingan sel darah dengan
darah secara keseluruhan(hematocrit), serta elitrosit dan kadar HB
1.4 Patofisiologi
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan
trasportasi. Proses ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang
masuk dan keluar dari dan ke paru-paru), apabila pada proses ini terdapat
obstruksi maka oksigen tidak dapat tersalur dengan baik dan sumbatan
tersebut akan direspon jalan nafas sebagai benda asing yang menimbulkan
pengeluaran mukus. Proses difusi (penyaluran oksigen dari alveoli ke
jaringan) yang terganggu akan menyebabkan ketidakefektifan pertukaran
gas. Selain kerusakan pada proses ventilasi, difusi, maka kerusakan pada
transportasi seperti perubahan volume sekuncup, afterload, preload, dan
kontraktilitas miokard juga dapat mempengaruhi pertukaran gas (Brunner &
Suddarth, 2002).
1.5 Pathway
1.6 Manifestasi Klinis
a. Suara napas tidak normal
b. Perubahan jumla pernapasan
c. Batuk disertai berdahak
d. Penggunaan obat tambahan pernapasan
e. Dyspnea
f. Penurunan pengeluaran urine
g. Penurunan ekspansi paru
h. takhipnea
1.7 Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan fungsi paru, untuk mengetahui kemampuan paru dalam
melakukan tukar gas secaraefisien.
b. Pemeriksaan gas darah arteri, untuk memberikan informasi tentang
difusi gas melalui selaput kapileralveolar dan keadekuatan
oksigenasi.
c. Oksimetri, untuk mengukur saturasi oksigen kapiler
d. Pemeriksaan sinar x dada, untuk pemeriksaan adanya cairan, massa,
fraktur, dan proses-proses abnormal.
e. Bronkoskopi, untuk memperolehsampel biopsi dan cairan atau
sampeldahak/benda asingyang menghambat jalan nafas.
f. Endoskopi, untuk melihat lokasi kerusakan dan adanya lesi.
g. Fluoroskopi, untuk mengetahui mekanisme radiopulmonal, misal:
kerja jantung dankontraksi paru.
h. CT-Pindai, untuk mengintifikasi adanya massa abnorma
1.8 Diagnosa Banding
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif
Pengertian : ketidakmampuan membersihkan secret atau obstruksi dalan
nafas untuk mempertahankan jalan napas tetap paten.
Gejala dan tanda mayor
Subjektif
- Tidak tersedia
Objektif
- Batuk tidak efektif
- Tidak mampu batu
- Sputum berlebih
- Mengi, weexhing, atau ronki kering
- Meconium di jalan napas
Gejala dan tanda minor
Subjektif
- Dyspnea
- Sulit bicara
- Ortopnea
Objektif
- Gelisah
- Sianosis
- Bunyi napas menurun
- Frekuensi napas berubah
- Pola napas berubah
b. Gangguan pertukaran gas
Pengertian : kelebihan atau kekurangan oksigenasi atau eliminasi
karbondioksida pada membrane alveolus-kapiler.
Gejala dan tanda mayor
Subjektif
- Dyspnea
Objektif
- PCO2 meningkat/menurun
- PO2 menurun
- Takikardia
- Ph arteri meningkat/menurun
- Bunyi napas tambahan
Gejala dan tanda minor
Subjektif
- Pusing
- Penglihatan kabur
Objektif
- Sianosis
- Diaphoresis
- Gelisah
- Napas cubing hidung
- Ola napas abnormal
- Warna kuliat abnormal
- Kesadaran menurun
c. Pola nafas tidak efektif
Pengertian : inspirasi atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi
adekuat
Gejala dan tanda mayor
Subjektif
- Dyspnea
Objektif
- Penggunaan obat bantu napas
- Fase ekspirasi memanjang
- Pola napas abnormal
Gejala dan tanda minor
Subjektif
- Ortopnea
Objektif
- Penurunan pursed-lip
- Pernapasan cuping hidung
- Diameter thoraks anterior-posterior meningkat
- Ventilasi semenit menurun
- Kapasitas vital menurun
- Tekanan ekspirasi menurun
- Takanan inspirasi menurun
- Ekskursi dada berubah
1.9 Penatalaksanaan
a. Pemantauan hemodinamika
b. Pengobatan bronkodilator
c. Melakukan tindakan nebulizer untuk membantku mengencerkan dahak
d. Memberikan nasal kanul dant untuk membantu pemenuhan oksigen jika
diperlukan.
e. Penggunaan ventilator mekanik
f. Fisoterapi dada
1.10 Komplikasi
a. Depresi dan gangguan mood
b. Kelelahan
c. Sakit kepala
d. Kebingungan
e. Tekanan darah tinggi
f. Hipertensi paru
g. Peningkatan denyut jantung
h. Gagal jantung
i. Gagal pernapasan akut
j. Polisitemia sekunder
1.11 Proses Keperawatan
1.11.1 Pengkajian
a. Mata
a) Konjungtiva pucat (akibat anemia)
b) Konjungtiva sianosis (karena hipoksia)
c) Konjungtiva terdapat pethechia (karena embli lemak atau
endocarditis)
b. Kulit
a) Sianosisperifer (vasokontriksi dan penurunan aliran darah)
b) Penurunan turgor (dihidrasi)
c) Edema
d) Edema periorbital
c. Jari dan kuku
a) Sianosis
b) Clubbing finger
d. Mulut dan bibir
a) Membrane mukosa sianosis
b) Bernapas dengan mengerutkan mulut
e. Hidung
a) Pernapasan dengan cuping hidung
f. Vena leher
a) Adanya distensi/bendungan
g. Dada
a) Retraksi otot bantu pernapasan (karena peningkatan aktivitas
pernapasan, dyspnea, obstruksi jalan pernapasan)
b) Pergerakan tidak simetris antara dada kiri dan kanan
c) Tactil fremitus, thrills (getaran pada dada karena udara/suara
melewati saluran pernapasan)
d) Suara napas normal (vesikuler, bronchovesikuler, bronchial)
e) Suara napas tidak normal (creklerl/rales, ronki, wheezing,
fiction rub/pleural friction)
f) Bunyi perkusi (resonan, hiperspesonan, dullnes)
h. Pola pernapasan
a) Pernapasan normal (eupnea)
b) Pernapasan cepat (tachypnea)
c) Pernapasan lambat (bradypnea)
1.11.2 Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan
ventilasi-pefusi ditandai dengan PO2 menurun (D. 0003)
1.11.3 Perencanaan

SDKI SLKI SIKI


Gangguan pertukaran Setelah dilakukan tindakan keperawatan Terapi oksigen (I. 01026)
selama 1x24 jam diharapkan nyeri pasien O:
gas berhubungan dengan
menurun dengan kriteria: - Monitor kecepatan aliran oksigen
ketidakseimbangan Pertukaran gas (L.01003) - Monitor efektifitas terapi oksegen dengsn oksimetri
ventilasi-pefusi ditandai T:
Kriteria SA ST
- Pertahankan kepatenan jalan napas
dengan PO2 menurun Bunyi napas tambahan 2 4
- Siapkan dana tur peralatan pemberian oksigen
Pusing 2 4
(D. 0003) - Berikan oksigen tambahan
Gelisah 2 4
E:
PO2 2 4
- Ajarkan pasien dan keluarga cara menggunakan
Keterangan: oksigen
1: meningkat
2 : cukup meningkat
3 : sedang
4 : cukup menurun
5 : menurun
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2012. Tekni kProsedural Keperawatan:Konsep dan Aplikasi Kebutuhan


Dasar Klien . Jakarta: Salemba Medika

Carpenito-Moyet, Lynda Juall. 2012. Buku Saku Diagnosa Keperawatan ,


Edisi13. Jakarta: EGC.Hidayat, A. Aziz Alimul. 2015. Pengantar
Kebutuhan Dasar Manusia Buku 2.Jakarta: Salemba Medika.Tembikar,

Patricia A., Perry, Anne Grifon. 2005. Buku Terbuka sedikit Mendasar
Keperawatan: Konsep, Proses Dan Praktik. Edisi 4. Jakarta: EGC.Tarwonto
dan Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Asuhan
Keperawatan. Jakarta:Salamba Medika

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia


(Edisi ke-1). Jakarta: Dewan Pengurusu Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(Edisi ke-1). Jakarta: Dewan Pengurusu Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(Edisi ke-1). Jakarta: Dewan Pengurusu Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai