Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGENASI

DOSEN PEMBINGBING :

EGIDIUS UMBU NDETA,S.KEP,M.KES

DISUSUN OLEH :

YADI FAHRUL RAZI 21111025

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN SINGKAWANG

TAHUN AJARAN 2021/2022


A. Konsep Kebutuhan Dasar Terkait Gangguan Kebutuhan Oksigenasi
1. Pengetian
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen ke dalam sistem (Kimia atau
fisika). Oksigen merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat
dibutuhkan dalam peroses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon
dioksida, energi, dan air (Mubarak & Chayatin, 2007). Oksigen merupakan gas yang
sangat vital dalam kelangsungan hidup sel dan jaringan tubuh karena oksigen
diperlukan untuk proses metabolisme tubuh secara terus menerus. Oksigen diperoleh
dari atmosfer melalui proses bernapas (Tarwoto & Wartonah, 2010). Respirasi adalah
suaru proses pertukaran gas antara organisme dengan lingkungan, yaitu pengambilan
oksigen dan eliminasi karbondioksida (Darmanto Djojodibroto, 2009). Pernapasan
atau respirasi adalah masuknya oksigen kedalam aliran darah dan secara bersamaan
memungkinkan terbuangnya karbon dioksida. System respirasi harus mempunyai
kemampuan untuk merespon dengan cepat berbagai kebutuhan tubuh dan memainkan
peran penting dalam memperbaiki dan mempertahankan homeostatis di dalam
jaringan. Peran penting dan krusial ini termasuk membantu dan mempertahankan
keseimbangan asam basa tubuh, metabolisme senyawa senyawa tertentu, menyaring
bahan-bahan yang tidak di inginkan dari sirkulasi, mencegah dan menurunkan
infeksi, dan berperan sebagai reservoir darah (Caia Francis,2011).
2. Etiologi
Menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI, 2017) penyebab/etiologi
dari ganguan oksigenasi, yaitu:
a. Spasme jalan napas.
b. Hipersekresi jalan napas.
c. Disfungsi neuromuskuler.
d. Benda asing dalam jalan napas.
e. Adanya jalan napas buatan.
f. Sekresi yang tertahan.
g. Hiperplasia dinding jalan napas.
h. Proses infeksi.
i. Respon alergi.
j. Efek agen farmakologis (mis. anastesi).
k. Ketidakcukupan energi
l. Hambatan upaya napas (mis. Nyeri saat bernapas, kelemahan otot pernapasan,
efek sedasi)
m. Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
n. Perubahan membrane alveolus-kapiler
o. Gangguan metabolism
p. Kelelahan otot pernapasn
q. Depresi pusat pernapasan
r. Deformitas dinding dada
s. Deformitas tulang dada
t. Gangguan neurologis (mis. Elektroensefalogram [EEG] positif, cedera kepala,
gangguan kejang)
u. Obesitas
v. Posisi tubuh yang menghambat ekspensi paru
w. Sindrom hipoventilasi
x. Kerusakan inervasi diafragma (kerusakan saraf C5 ke atas)
y. Cedera pada medulla spinalis
z. Kecemasan
4. Patofisiologi
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan trasportasi. Proses
ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar dari dan ke
paru-paru), apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka oksigen tidak dapat
tersalur dengan baik dan sumbatan tersebut akan direspon jalan nafas sebagai benda
asing yang menimbulkan pengeluaran mukus. Proses difusi (penyaluran oksigen dari
alveoli ke jaringan) yang terganggu akan menyebabkan ketidakefektifan pertukaran
gas. Selain kerusakan pada proses ventilasi, difusi, maka kerusakan pada transportasi
seperti perubahan volume sekuncup, afterload, preload, dan kontraktilitas miokard
juga dapat mempengaruhi pertukaran gas. (Brunner & Sudddarth, 2002)
5. WOC (Web Of Causation)

Gangguan kebutuhan oksigenasi

Ketidakcukupan Ketidakseimbangan Gangguan Depresi pusat


Gangguan menelan
energi ventilasi perfusi metabolisme pernafasan

Kecemasan Kelelahan otot Terpasang selang


Perubahan Dispnea
pernafasan nasogastrik
membrane alveolus

Naoas mengap – Napas cuping Volume tidal Penggunaan otot


mengap (gasping) hidung menurun bantu pernafasan

M.k Gangguan MK. Gangguan MK. Gangguan Mk. Pola napas


MK.Resiko aspirasi
penyapihan pertukaran gas ventilasi tidak efektif
ventilator
6. Tanda dan Gejala
Menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI, 2017) tanda dan dari
gejala ganguan oksigenasi, yaitu:
a. Gejala dan tanda mayor
1) Subjektif
2) Objektif
a) Batuk tidak efektif
b) Tidak mampu batuk
c) Sputum berlebihan
d) Mengi, wheezing dan/atau ronkhi kering
e) Mekonium di jalan napas (pada neonates)
f) Frekuensi napas meningkat
g) Penggunaan otot bantu napas ventilator tidak sinkron
h) Napas dangkal
i) Agitasi
j) Nilai gas darah asteriabnormal
b. Gejala dan tanda minor
1) Subjektif
a) Dispnea
b) Sulit bicara
c) Ortopnea
d) Lelah Kuatir mesin rusak
e) Fokus meningkat pada pernapsan
2) Objektif
a) Gelisah
b) Sianosis
c) Bunyi napas menurun
d) Frekuensi napas berubah
e) Pola napas berubah
f) Auskultasi suara inspirasi menrun
g) Warna kulit abnormal (mis. Pucat, sianosis)
h) Napas paradoks abdominal diaforesis
7. Komplikasi
a. Hipoksemia
b. Hipoksia
c. Gagal Napas
d. Perubahan pola napas
e. Kejang
f. Kematian
8. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan fungsi paru
Untuk mengetahui kemampuan paru dalam melakukan pertukaran gas
Pemeriksaan gas darah arteri
b. Untuk memberikan informasi tentang difusi gas melalui membrane kapiler
alveolar
c. Oksimetri
Untuk mengukur saturasi oksigen kapiler
d. Pemeriksaan sinar x dada
Untuk pemeriksaan adanya cairan, massa, fraktur dan proses abnormal
e. 5. Endoskopi
Untuk melihat lokasi kemerahan dan adanya lesi
f. 6. CT – Scan
Untuk mengidentifikasi adanya masa abnormal
9. Penatalaksanaan Medik
a. Latihan nafas dalam
Untuk memperbaiki ventilasi alveoli/ memelihara pertukaran gas, mencegah
elektasis meningkatkan efisiensi batuk dan mengurasi stress
b. Latihan batuk efektif
Bertujuan membersihkan laring, trakea, dan bronkeolus dari secret/ benda asing di
jalan napas
c. Pemberian O2
Dengan memberikan O2 kedalaman paru untuk mencegah hipoksia menggunakan
alat bantu O2, kanul nasal, dan masker
d. Fisioterapi dada
Dengan cara postural drainase, dopping dan vibrating pada pasien dengan
gangguan system napas.
e. Penghisapan lender
Dilakukan pada pasien yang tidak mampu mengeluarkan secret/ lender sendiri.
f. Teknik pemberian nebulizer
Memberikan campuran zat aevoid dalam partikel udara dengan tekanan udara,
untuk memberikan obat melalui spontan.

B. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian keperawatan
a. Biodata
1) Nama, umur, jenis kelamin, agama, tgl MRS, No. Reg, Dx medis.
2) Penanggung jawab (nama, alamat, pekerjaan, umur, pendidikan, agama).
b. Riwayat Keperawatan
1) Tidak efektifnya bersihan jalan napas.
2) Gangguan penyapihan ventilator.
3) Gangguan pertukaran gas.
4) Gangguan ventilasi spontan.
5) Tidak efektifnya pola napas.
c. Pola Kesehatan Sehari – Hari Dirumah dan Dirumah Sakit
1) Nutrisi
2) Eliminasi
3) Istirahat/tidur
4) Personal Hygiene
5) Aktivitas
d. Pemeriksaan Fisik
1) Mata
a) Konjungtiva pucat (karena anemia)
b) Konjungtiva sianosis (karena hipoksemia)
c) Konjungtiva terdapat pethechia (karena emboli lemak/ endocarditis)
2) Kulit
a) Sianosis perifer (vasokontriksi & menurunnya aliran darah perifer)
b) Penurunan turgor (dehidrasi)
c) Edema
d) Edema periortital
3) Jari dan Kuku
a) Sianosis
b) Clubbing finger
4) Mulut dan Bibir
a) Membrane mukosa sianosis
b) Bernafas dengan mengerutkan mulut
5) Hidung
a) Pernapasan dengan cuping hidung
6) Vena Leher
a) Adanya distensi/ bendungan
7) Dada
a) Retraksi otot bantu pernapasan (karena peningkatan aktivitas
pernapasan, dispnea, distruksi jalan napas)
b) Pergerakan tidak simetris antara dada kiri dan dada kanan
c) Tactil fremitus, thrills (getaran pada dada karena udara/ suara melewati
saluran/ rongga pernapasa)
d) Suara napas normal (vesikuler, bronchovesikuler, bronchial)
e) Suara napas tidak normal (chekles/ rales, ronkhi,wheezing)
f) Bunyi perkusi (resonan, hiperesonan)
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul untuk klien dengan gangguan
kenutuhan oksigenasi adalah (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017)\
a. Bersih jalan napas tidak efektif (D.0001)
b. Gangguan penyapihan ventilator (D.0002)
c. Gangguan pertukaran gas (D.0003)
d. Gangguan ventilasi spontan (D.0004)
e. Pola napas tidak efektif (D.0005)
3. Intervensi dan evaluas keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Keperawatan Dan Intervensi


Kriteria Hasil
1 Bersih jalan napas tidak Bersihan jalan napas Latihan batuk efektif (I.01006)
efektif (D.0001) (L.01001) Observasi
Definisi:Ketidakmampua Setelah dilakukan intervensi 1. Identifikasi kemampuan bentuk
n membersihkan sekret keperawatan 3x24 jam maka 2. Monitor adanya retensi sputum
atau obstruksi jalan napas bersihan jalan napas 3. Monitor tanda dan gejala infeksi
untuk mempertahankan meningkat dengan kriteri saluran napas
jalan napas tetap paten. hasil: 4. Monitor input dan output cairan
Penyebab 1. Batuk efektif meningkat (misalnya: jumlah dan
Fisiologis 2. Produksi sputum karakteristiknya)
1. Spasme jalan napas menururn Terapeutik
2. Hipersekresi jalan 3. Mengi menurun 1. Atur posisi semi fowler atau
napas 4. Wheezing menurun fowler
3. Disfungsi 5. Mekonium (pada 2. Pasang perlak dan bengkok di
neuromuskuler neonatus) menurun pangkuan pasien
4. Benda asing dalam 6. DIspnea menurun 3. Buang sekret pada tempat
jalan napas 7. Ortopnea menurun sputum
5. Adanya jalan napas 8. Sulit bicara menurun Edukasi
buatan 9. Sianosis menurun 1. Jelaskan tujuan dan prosedur
6. Sekresi yang tertahan 10. Gelisah menurun batuk efektif
7. Hiperplasia dinding 11. Frekuensi napas 2. Anjurkan tarik napas dalam
jalan napas membaik melalui hidung selama 4 detik,
8. Proses infeksi 12. Pola napas membaik ditahan selama 2 detik,
9. Respon alergi kemudian keluarkan dari mulut
10. Efek agen dengan bibir mencucu
farmakologis (mis. (dibulatkan) selama 8 detik
anastesi) 3. Anjurkan mengulangi tarik
Situasional napas dalam hingga 3kali
1. Merokok aktif 4. Anjurkan batuk dengan kuat
2. Merokok pasif langsung setelah tarik napas
3. Terpajan polutan dalam yang ke 3
Gejala dan Tanda Mayor Kolabiorasi
Subjektif 1. Kolaborasi pemberian mukolitik
1. (tidak tersedia) atau ekspektoran, jika perlu
Objektif
1. Batuk tidak efektif Manajemen Jalan Napas
2. Tidak mampu batuk (I.01011)
3. Sputum berlebih\ Observasi
4. Mengi, wheezing 1. Monitor pola napas
dan/atau ronkhi kering (frekuensi,kedalaman,usaha
5. Mekonium di jalan napas)
napas (pada neonates) 2. Monitor bunyi napas tambahan
Gejala dan Tanda Minor (mis.
Subjektif Gurgling,mengi,wheezing,ronkhi
1. Dispena kering)
2. Sulit bicara 3. Monitor
3. Ortopnea sputum(jumlah,warna,aroma)
Objektif Terapeutik
1. Gelisah 1. Pertahankan kepatenan jalan
2. Sianosis napas dengan head-tilt dan chin-
3. Bunyi napas menurun lift (jaw-thrust jika curiga
4. Frekuensi napas trauma servikal)
berubah 2. Posisikan semi-fowler atau
5. Pola napas berubah fowler
3. Berikan minum hangat
4. Lakukan penghisapan lendir
kurang dari 15 detik
Edukasi
1. Anjurkan asupan cairan
2. Ajarkan teknik batuk efektif

Pemantauan respirasi (I.01014)


Observasi
1. Monitor frekuensi,irama,
kedalaman dan upaya napas
2. Monitor pola napas (seperti
bradipnea, takipnea,
hiperventilasi, kussmaul,
cheyne-stokes, biot, ataksik)
3. Monitor kemampuan batuk
efektif
Terapeutik
1. Atur interval pemantauan
respirasi sesuai kondisi pasien
2. Dokumentasi hasil pemantauan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
2. Informasikan hasil pemantauan
2 Gangguan penyapihan Penyampihan ventilator Latihan batuk efektif (I.01006)
ventilator (D.0002) (L.01002) Observasi
Definisi Ketidakmampuan Stelah ddilakukan intervensi 1. Identifikasi kemampuan bentuk
beradaptasi dengan keperawatan selama 3x24 2. Monitor adanya retensi sputum
pengurangan bantuan jam maka penyambihan 3. Monitor tanda dan gejala infeksi
ventilator mekanik yang ventilator meningkat dengan saluran napas
dapat menghambat dan kriteria hasil: 4. Monitor input dan output cairan
memperlama proses 1. Kesinkronan bantuan (misalnya: jumlah dan
penyapihan. ventilator meniurun karakteristiknya)
Penyebab 2. Penggunanaan otot bantu Terapeutik
Fisiologis napas menurun 1. Atur posisi semi fowler atau
1. Hipersekresi jalan 3. Napas megap-megap fowler
napas (gasping) 2. Pasang perlak dan bengkok di
2. Ketidakcukupan energi 4. Napas dangkal menurun pangkuan pasien
3. Hambatan upaya napas 5. Agitasi menurun 3. Buang sekret pada tempat
(mis. nyeri saat 6. Lelah menurun sputum
bernapas, kelemahan 7. Perasaan kuatir mesin Edukasi
otot pernapasan, efek rusak menurun 1. Jelaskan tujuan dan prosedur
sedasi) 8. Fokus pada pernapasan batuk efektif
Psikologis menurun 2. Anjurkan tarik napas dalam
1. Kecemasan 9. Napas paradoks melalui hidung selama 4 detik,
2. Perasaan tidak berdaya abdominal menurun ditahan selama 2 detik,
3. Kurang terpapar 10. Diaforesis kemudian keluarkan dari mulut
Informasi tentang 11. Frekuensi napas dengan bibir mencucu
proses penyapihan membaik (dibulatkan) selama 8 detik
4. Penurunan motivasi 12. Nilai gas darah arteri 3. Anjurkan mengulangi tarik
Situasional membail napas dalam hingga 3kali
1. Ketidakadekuatan 13. Upaya napas membaik 4. Anjurkan batuk dengan kuat
dukungan sosial 14. Auskultasi suara inspirasi langsung setelah tarik napas
2. Ketidaktepatan membaik dalam yang ke 3
kecepatan proses 15. Warna kulit membaik Kolabiorasi
penyapihan 1. Kolaborasi pemberian mukolitik
3. Riwayat kegagalan atau ekspektoran, jika perlu
berulang dalam upaya
penyapihan Manajemen Jalan Napas
4. Riwayat (I.01011)
ketergantungan Observasi
ventilator >4 hari 1. Monitor pola napas
Gejala dan Tanda (frekuensi,kedalaman,usaha
Mayor napas)
Subjektif 2. Monitor bunyi napas tambahan
1. (tidak tersedia) (mis.
Objektif Gurgling,mengi,wheezing,ronkhi
1. Frekuensi napas kering)
meningkat 3. Monitor
2. Penggunaan otot bantu sputum(jumlah,warna,aroma)
napas Terapeutik
3. Napas megap-megap 1. Pertahankan kepatenan jalan
(gasping) napas dengan head-tilt dan chin-
4. Upaya napas dan lift (jaw-thrust jika curiga
bantuan ventilator trauma servikal)
tidak sinkron 2. Posisikan semi-fowler atau
5. Napsa dangkal fowler
6. Agitasi 3. Berikan minum hangat
7. Niai gas darah arteri 4. Lakukan penghisapan lendir
abnormal kurang dari 15 detik
Gejala dan Tanda Minor Edukasi
Subjektif 1. Anjurkan asupan cairan
1. Lelah 2. Ajarkan teknik batuk efektif
2. Kuatir mesin rusak
3. Fokus meningkat pada Pemantauan respirasi (I.01014)

pernapasan Observasi
4. Gelisah 1. Monitor frekuensi,irama,
Objektif kedalaman dan upaya napas
1. Auskultasi suara 2. Monitor pola napas (seperti
inspirasi menurun bradipnea, takipnea,
2. Warna kulit hiperventilasi, kussmaul,
abnormal(mis. Pucat cheyne-stokes, biot, ataksik)
sianosis) 3. Monitor kemampuan batuk
3. Napas paradoks efektif
abdominal Terapeutik
4. Diaforesis 1. Atur interval pemantauan
5. Ekpresi wajah takut respirasi sesuai kondisi pasien
6. Tekanan darah 2. Dokumentasi hasil pemantauan
meningkat Edukasi
7. Frekuensi nadi 1. Jelaskan tujuan dan prosedur
meningkat pemantauan
8. Kesadaran menurun 2. Informasikan hasil pemantauan
3 Gangguan pertukaran Pertukaran gas (L.01003) Dukungan ventilasi (I.01002)
gas (D.0003) Stelah ddilakukan intervensi Observasi
Definisi: Kelebihan atau keperawatan selama 3x24 1. Identifikasi adanya kelelahan
kekurangan oksigenasi jam maka pertukaran gas otot bantu napas
dan/atau eleminasi meningkat dengan kriteria 2. Identifikasi efek perubahan
karbondioksida pada hasil: posisi terhadap status pernapasan
membrane alveolus- 1. Tingkat kesadaran 3. Monitor status respirasi dan
kapiler meningkat oksigenasi (mis. Frekuensidan
Penyebab 2. Dispnea menurun kedalaman napas, penggunaan
1. Ketidakseimbangan 3. Bunyi napas tambahan otot bantu napas,bunyi napas
ventilasi-perfusi menurun tambahan,saturasi oksigen)
2. Perubahan membrane 4. Pusing menurun Terapeutik
avlveolus-kapiler 5. Penglihatan kabur 1. Pertahankan kepatenan jalan
Gejala dan Tanda Mayor menurun napas
Subjektif 6. Diaforesis menurun 2. Berikan posisi semi fowler atau
1. Dsipnea 7. Napas cuping hidung fowler
Objektif menurun 3. Fasilitasi mengubah posisi
1. PCO2 8. PCO2 membaik senyaman mungkin
meningkat/menurun 9. PO2 membaik Edukasi
2. PO2 menurun 10. Takikardia membaik 1. Ajarkan melakukan teknik
3. Takikardia 11. Ph arteri membaik relaksasi napas dalam
4. pH arteri 12. Sianosis membaik 2. Ajarkan mengubah posisi secara
meningkat/menurun 13. Pola napas membaik mandiri
5. Bunyi napas tambahan 14. Warna kulit membaik 3. Ajarkan teknik batuk efektif
Gejala dan Tanda Minor Kolaborasi
Subjektif 1. Kolaborasi pemberian
1. Pusing bronkhodilator
2. Penglihatan kabur
Objektif Terapi oksigen (I.01026)
1. Sianosis Observasi
2. Diaforesis 1. Monitor kecepatan aliran
3. Gelisah oksigen
4. Napas cuping hiidung 2. Monitor posisi alat terapi
5. Pola napas abnormal oksigen
(cepat/lambat, regular, 3. Monitor aliran oksigen secara
dalam/dangkal periodik dan pastikan fraksi yang
6. Warna kulit abnormal diberikan cukup
(mis. Pucat, kebiruan) Terapeutik
7. Keadaran menurun 1. Bersihkan sekret pada
mulut,hidung,dan trakea
2. Pertahankan kepatenan jalan
napas
3. Siapkan dan atur peralatan
pemberian oksigen
Edukasi
1. Ajarkan pasien dan keluarga cara
menggunakan oksigen dirumah
Kolaborasi
1. Kolaborasi penentuan dosis
oksigen
2. Kolaborasi penggunaan oksigen
saat aktivitas dan/atau tidur

Pencegahan aspirasi (I.01018)


Observasi
1. tingkat kesadaran, batuk,
muntah dan kemampuan
menelan
2. Monitor status pernapasan
3. Monitor bunyi napas, terutama
setelah makan/minum
Terapeutik
1. Anjurkan makan secara perlahan
2. Ajarkan strategi mencegah
aspirasi
3. Ajarkan teknik mengunyah atau
menelan
4 Gangguan ventilasi Ventilasi spontan (D.01007) Dukungan ventilasi (I.01002)
spontan (D.0004) Stelah ddilakukan intervensi Observasi
Definisi: Penururnan keperawatan selama 3x24 1. Identifikasi adanya kelelahan
cadangan energi yang jam maka ventilasi spontan otot bantu napas
mengakibatkan individu meningkat dengan kriteria 2. Identifikasi efek perubahan
tidak mampu bernapas hasil: posisi terhadap status
secara adekuat 1. Volume tidal menurun pernapasan
Penyebab 2. Dispnea menurun 3. Monitor status respirasi dan
1. Gangguan metabolism 3. Penggunaan otot bantu oksigenasi (mis. Frekuensidan
2. Kelelahan otot napas menurun kedalaman napas, penggunaan
pernapasan 4. Gelisah menurun otot bantu napas,bunyi napas
Gejala dan Tanda Minor 5. PCO2 membaik tambahan,saturasi oksigen)
Subjektif 6. PO2 membaik Terapeutik
1. Dispnea 7. PO2 membaik 1. Pertahankan kepatenan jalan
Objektif 8. Takikardia membaik napas
1. Penggunaan otot bantu 2. Berikan posisi semi fowler atau
napas meningkat fowler
3. Fasilitasi mengubah posisi
2. Volume tidal menurun senyaman mungkin
3. PCO2 meningkat Edukasi
4. PO2 menurun 1. Ajarkan melakukan teknik
5. SaO2 menurun relaksasi napas dalam
Gejala dan Tada Minor 2. Ajarkan mengubah posisi secara
Subjektif mandiri
1. (tidak tersedia) 3. Ajarkan teknik batuk efektif
Objektif Kolaborasi
1. Gelisah 1. Kolaborasi pemberian
2. Takikardia bronkhodilator

Pemantauan respirasi (I.01014)


Observasi
1. Monitor frekuensi,irama,
kedalaman dan upaya napas
2. Monitor pola napas (seperti
bradipnea, takipnea,
hiperventilasi, kussmaul,
cheyne-stokes, biot, ataksik)
3. Monitor kemampuan batuk
efektif
Terapeutik
1. Atur interval pemantauan
respirasi sesuai kondisi pasien
2. Dokumentasi hasil pemantauan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
2. Informasikan hasil pemantauan
5 Pola napas tidak efektif Perfusi perifer (L.02011) Dukungan emosional (I.09256)
(D.0005) Stelah ddilakukan intervensi Observasi
Definisi: Inspirasi keperawatan selama 3x24 1. Identifikasi fungsi marah,
dan/atau eskprirasi yang jam maka perfusi perifer frustasi,dan amuk bagi pasien
tidak memberikan meningkat dengan kriteria 2. Identifikasi hal yang telah
ventilasi adekuat hasil: memicu emosi
Definisi: Inspirasi 1. Denyut nadi perifer Terapeutik
dan/atau ekspirasi yang meningkat 1. Fasilitasi mengungkapkan
tidak memberikan 2. Penyembuhan luka perasaan cemas, marah, atau
ventilasi adekuat meningkat sedih
Penyebab 3. Sensasi meningkat 2. Buat pernyataan suportif atau
1. Depresi pusat 4. Warna kulit pucat empati selama fase berduka
pernapasan menurun 3. Lakukan sentuhan untuk
2. Hambatan upaya 5. Edema perifer menurun memberikan dukungan
napas (misalnya: nyeri 6. Nyeri ekstermitas (mis.merangkul,menepuk-nepuk)
saat bernapas, menurun Edukasi
kelemahan otot 7. Parastesia menurun 1. Jelaskan konsekuensi tidak
pernapasan) 8. Kelemahan otot menurun menghadapi rasa bersalah dan
3. Deformitas dinding 9. Kram menurun malu
dada 10. Bruit fernoralis menurun 2. Anjurkan mengungkapkan
4. Deformitas tulang 11. Nekrosis menurun perasaan yang dialami (mis.
dada 12. Pengisian kapiler akral Ansietas, marah, sedih)
5. Gangguan membaik 3. Anjurkan mengungkapkan
neuromuskular 13. Turgor kulit membaik pengalaman emosional
6. Gangguan 14. Tekanan darah sistolik sebelumnya dan pola respons
neurologis(misalnya: membaik yang biasa digunakan
elektroensefalogram 15. Tekanan darah diastolic
[ EEG ] positif,cedera membaik Manajemen jalan napas buatan
kepala, gangguan 16. Tekanan arteri rata-rata (I.01012)
kejang ) membaik Observasi
7. Imaturitas neurologis 17. Indeks ankie-branchial 1. Monitor posisi selang
8. Penurunan energi membaik endotrakeal (ETT), terutama
9. Obesitas setelah mengubah posisi
10. Posisi tubuh yang 2. Monitor tekanan balon ETT
menghambat ekspansi setiap 4-8jam
paru 3. Monitor kulit area stoma
11. Sindrom hipoventilasi trakeostomi (mis. Kemerahan ,
12. Kerusakan inervasi drainase, perdarahan )
diafragma (kerusakan Terapeutik
saraf C5 ke atas) 1. Kurangi tekanan balon secara
13. Cedera pada medula periodik tiap shift
spinalis 2. Pasang oropharingeal airway
14. Efek agen (OPA) untuk mencegah ETT
farmakologis tergigit
15. Kecemasan 3. Cegah ETT terlipat (kinking)
Gejala dan tanda mayor Edukasi
Subjektif: 1. Jelaskan pasien dan/atau
1. Dispnea keluarga tujuan dan prosedur
Objektif: pemasangan jalan napas buatan
1. Penggunaan otot bantu Kolaborasi
pernapasan 1. Kolaborasi intubasi ulang jika
2. Fase ekspirasi terbentuk mucous plug yang
memanjang tidak dapat dilakukan
3. Pola napas abnormal penghisapan.
(misalnya: takipnea,
bradipnea, Pemberian obat inhalasi (I.01015)
hiperventilasi, Observasi
kussmaul, cheyne- 1. Identifikasi kemungkinan alergi,
stokes) interaksi, dan kontraindikasi obat
Gejala dan Tanda Minor 2. Verifikasi order obat sesuai
subjektif dengan indikasi
Subjektif: 3. Periksa tanggal kadaluarsa obat
1. Ortopnea 4. Monitor tanda vital dan nilai
Objektif: laboratorium sebelum pemberian
1. Pernapasan pursed-lip obat
2. Pernapasan cuping 5. Monitor efek terapeutik obat
hidung 6. Monitor efek samping,
3. Diameter thoraks toksisitas, dan interaksi obat
anterior – posterior Terapeutik
meningkat 1. Lakukan prinsip enam benar
4. Ventilasi semenit (pasien, obat, dosis, waktu, rute,
menurun dokumentasi)
5. Kapasitas vital 2. Kocok inhaler selama 2-3 detik
menurun sebelum digunakan
6. Tekanan ekspirasi 3. Lepaskan penutup inhaler dan
menurun pegang terbalik
7. Tekanan inspirasi 4. Posisikan inhaler di dalam mulut
menurun mengarah ke tenggorokan
8. Ekskursi dada berubah dengan bibir ditutup rapat
Edukasi
1. Anjurkan bernapas lambat dan
dalam selama penggunaan
nebulizer

DAFTAR PUSTAKA

Ariyani, O. 2019. Asuhan keperawatan gangguan kebutuhan oksigenasi pada klien asma
bronkhial di ruang melati rsud dr. Hi. Abdul moeloek provinsi lampung tahun
2019 (doctoral dissertation, poltekkes tanjungkarang).

Ulfa, F. (2019). Asuhan keperawatan pasien stroke hemoragik dalam pemenuhan kebutuhan
fisiologiS: OKSIGENASI (Doctoral Dissertation, Stikes Kusuma Husada
Surakarta).
Fitriani, Riska. 2019. Penerapan prosedur pemberian oksigen dengan nasal kanul pada
pasien pola napas tidak efekti.Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta III

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta:DPP
PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PNNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta:DPP
PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PNNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP
PPNI

Anda mungkin juga menyukai