Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGAN KEBUTUHAN RESPIRASI (OKSIGENASI)


DI RUANGAN INTERNA RSUD DR. HASRI AINUN HABIBIE

DISUSUN OLEH:
NAMA: VIDYA SALSABILLA TAIB
NIM: C03122034

MENGETAHUI:

PRESEPTOR KLINIK Ns. Wulandari, S.Kep TTD :

PRESEPTOR AKADEMIK Ns. Arifandi Pelealu, M.kep TTD :

1. TGL :........................................
TANGGAL PENGUMPULAN 2. TEPAT WAKTU
3. TERLAMBAT

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
TAHUN 2022

LAPORAN PENDAHULUAN
DENGAN KEBUTUHAN OKSIGENASI (RESPIRASI)

A. KONSEP DASAR
1. Definisi
Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhanoksigen (02). Kebutuhan
fisiologis oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk
kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan hidupnya, dan
untuk aktifitas berbagai atau sel. Apabila lelah dari 4 menit orang tidak
mendapatkan oksigen maka akan berakibat pada kerusakan otak yang tidak dapat
diperbaiki dan biasanya pasien akan meninggal. Kebutuhan oksigenasi merupakan
kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme dan.
Sehingga diperlukan fungsi respirasi yang adekuat. Respirasi juga berarti
gabungan aktifitas mekanisme yang berperan dalam proses suplai o2 keseluruh
tubuh dan
2. Etiologi
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan klien mengalami gangguan
oksigenasi yaitu hiperventilisasi, hipoventilasi, deformitas tulang dan dinding
dada, nyeri, cemas, penurunan energi, keletihan, kerusakan neuromuskular,
kerusakan muskuloskeletal, obesitas tubuh, kelelahan otot pernapasan dan adanya
perubahan membrane kapiler aiveoli.
a. Faktor presdiposisi
1. Faktor fisiologis
a) Menurunnya kapasitas peningkatan o2 seperti pada anemia
b) Menurunya konsertrasi o2 yang diinspirasi seperti pada obstruksi
saluran napas bagian atas
c) Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan
transpor o2 terganggu
d) mekanisme seperti adanya infeksi, dalam ibu hamil, luka dan lain-lain
e) Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada
kehamilan, obesitas, muskuloskeletal yang abnormal, penyakit kronik
seperti tbc paru.
2. Faktor perkembangan
a) Bayi prematur yang disebabkan kurangnya pembentukan surfatiten
b) Bayi dan toddler adanya resiko infeksi saluran pernafasan akut
c) Anak usia sekolah dan remaja, resiko infeksi saluran pernafasan dan
merokok
d) Dewasa mudah dan pertengahan: diet yang tidak sehat kurang
aktivitas, stres yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru.
e) Dewasa tua, adanya proses penuaan yang mengakibatkan
kemungkinan arteriostierosis, elastisitas menurun, ekspansi paru
menurun
3. Faktor perilaku
a) Nutrisi
b) Merokok
c) Subtansi abose ( alkohol dan obat-obatan )
d) Kecemasan
4. Faktor lingkungan
a) Tempat kerja
b) Suhu lingkungan
c) Ketinggian tempat dan permukaan laut

3. Manifestasi klinik
1. Suara nafas tidak normal
2. Perubahan jumlah perbatasan
3. Batuk disertai dahak
4. Penggunaan otot tambahan pernafasan
5. Dispnea
6. Penurunan keluaran urine
7. Penurunan ekspansi paru
8. Takiphnea

4. Patofisiologi
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan transportasi.
Proses ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar dari
dan ke paru-paru) apabila pada proses ini terdapat obstuksi maka oksigen tidak
dapat tersalur dengan baik dan sambutan tersebut akan direspon jalan nafas
sebagai benda asing yang menimbulkan pengeluaran mukos. Proses difusi
(penyaluran oksigen dari alveoli ke jaringan) yang terganggu akan menyebabkan
ketidakefektifan pertukaran gas selain kerusakan pada proses ventilasi,difusi maka
kerusakan pada transfortasi seperti perubahan volume sekuncup, aferiood,
preloud , dan kontruktilitas miokard juga dapar mempengaruhi perukaran gas

5. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan fungsi paru : untuk mengetahui kemampuan paru dalam
melakukan pertukaran gas secara efisien
b. Pemeriksaan gas darah arteri : untuk memberikan informasi tentang difusi
gas melalui membran kapeler alveoli dan ke adekuatan osigenasi
c. Oksimetri : untuk mengukur saturasi oksigen kapiler
d. Pemeriksaan sina x dada : untuk pemeriksaan adanya cairan massal fraktur,
dan proses-proses abnormal
e. Brocoscopy : untuk memperoleh sampai biopsy dan cairan atau sampel
sputum/benda asing yang menghambat jalan napas.
f. Endoscopy : untuk melihat lokasi kerusakan dan adanya lesi
g. Fluroscopy : untuk mengetahui mekanisme radial pilmonal misal : kerja
jantung dan kontraksi paru.
h. Ct scan : untuk mengidentifikasi adanya massa abnormal

6. Komplikasi
Obstruksi/sumbatan jalan napas atau gangguan pernapasan dapat mempengaruhi
sistem organ lain terutama sistem kardiovaskuler misalnya aritmea dan takikardi.
Selain itu seperti penurunan kesadaran, hipoksia, lemas dan gelisah.

7. Penatalaksaan
a. Penatalaksaan medis
1. Penatalaksaan hemodialisa
2. Pengobatan brokodikitor
3. Melakukan tindakan devegatif dalam pemberian medikasi oleh dokter
misalnya : nebulizer, nasal kanul, masker untuk membantu pemberian
oksigen jika di perlukan
4. Pengunaan ventilator mekanik
5. Fisioterapi dada
b. Penatalaksaan keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
a) Pembersihan jalan napas
b) Latihan batuk efektiff
c) Penguapan lendir
d) Jalan napas buatan
2. Pola napas tidak efektif
a) Atur posisi pasien (semi fowler)
b) Pemberian oksigen
c) Pengisapan lender

B. Konsep Dasar keperawatan


1. Pengkajian
a. Identitas klien (nama, umur, tempat tanggal lahir, jenis kelamin,
agama, suku, pendidikan, alamat, golongan darah)
b. Riwayat kesehatan saat ini (diagnosa medis, keluhan utama, keluhan
saat ini, riwayat keluhan saat ini, riwayat penyakit sekarang, penyakit
atau tindakan operasi sebelumnya, riwayat obat-obatan)
c. Riwayat kesehatan masa lalu
d. Riwayat psiko sosioal spiritual
1) Riwayat psiko (tempat tinggal, lingkungan, rumah, hubungan
antara keluarga)
2) Riwayat spiritual (support system, kegiatan keamanan )
3) Riwayat hopitalisasi
e. Kebutuhan dasar atau pola kebiasaan sehari hari
1) Nutrisi
2) Istirahat atau tidur
3) Eliminasi vekal/bab
4) Eliminasi urin/bak
5) Aktivitas dan latihan
6) Personal hygine
7) Aktivitas sehari hari
f. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
2) Head to toe
2. Penyimpangan KDM

Parenkin Pard

Radang Airway/Infeksi

Reaksi Imunisasi

Infeksi Pada Bronkus Infeksi Saluran Napas Masuknya Seresi Gastroitestinal ProduksiMukosaMeningkat

Reaksi Kuman Tidak Mampu Bernapas Secara Adekuat Penurunan Tingkat Kesadaran Sputum Kental

Pembuluh Darah Pecah Dispnea Upaya Batuk Buruk


Resiko Aspirasi
Hemaptoe
Gangguan Ventilasi Bersihan Jalan
Napas Tidak
Resiko Penurunan Hb
Efektif

Gannguan
Pertukaran Gas

Penumpukan Cairan Pada Pleura

Penurunan Ekspansi Paru

Pola Napas Tidak


Efektif
3. Diagnosa Keperawatan
a. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan
meningkatnya sputum ditandai dengan batuk produktif
b. Pola napas tidak efektif berhungan dengan rambutan upaya napas
di tandai dengan dyspnea
c. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan
membrane alveolus-kapiler
d. Gagguan ventilasi spontan berhubangan dengan kelelahan otot
pernapasan di tandai dengan infeksi saluran napas
e. Resiko aspirasi berhubngan dengan penurunan tingkat kesadaran di
tandai dengan cedera kepala
4. Intervensi Keperawatan
Intervensi
No Diagnosa keperawatan Luaran keperawatan
keperawatan
Bersihan jalan napas tidak Setelah di lakukan Latihan batuk efektif
efektif berhubungan tindakan keperawatan Definisi :
dengan meningkatnya 3x24 jam maka bersihan Melatih pasien yang
sputum ditandai dengan jalan napas meningkat tidak memiliki
batuk produktif dengan kriteria hasil : kemampuan batuk
Kategori : Psiologis 1. Batuk efektif secara efektif untuk
Subkategori : Respirasi meningkat membersihkan laring
Definisi : Produksi sputum trakea dan broncuolis
Ketidak mampuan menurun dan secret atau benda
membersihkan secret atau 2. Mengi menurun asing di jalan napas
obstruksi jalan napas 3. Wheezing menurun Observasi
untuk mempertahankan 4. Mekonium menurun 1. Identifikasi
jalan napas tetap paten kemamouan batuk
Gejala dan tanda mayor : 2. Monitor adanya
Data subjektif: retensi sputum
Tidak tersedia 3. Monitor tanda dan
Data objektif gejala infeksi
1. Batuk tidak efektif saluran napas
2. Tidak mampu batuk 4. Monitor input dan
3. Sputum berlebihan uotput cairan
4. Mengi, wheezing, Terapeutik
ronkhi kering 5. Atur posisi semi
5. Mekanium di jalan fowler
napas ( pada 6. Pasang perlak dan
neunatus) bengkok di
Gejala dan tanda minor : pangkuan pasien
Data subjktif : 7. Buang secret pada
1. Dispnea tempat sputum
2. Sulit bicara Edukasi
3. Otopnu 8. Jelaskan tujuan
Data objektif : dan prosedur batuk
1. Gelisah efektif
2. Sianosis 9. Anjurkan tarik
3. Bunyi napas menurun napas dalam
4. Frekuensi napas melalui hidung
berubah 10. Anjurkan
5. Pola napas berubah mengulangi tarik
Kondisi klinis : napas dalam
1. Guliran barre hingga 3 kali
syndrom 11. Anjurkan batuk
2. Sklerosis mutipel dengan kelat
3. Myasthenre granis langsung setelah
4. Prosedur diagnostik tarik napas dalam
5. Depresi sistem saraf yang ketiga
pst Kolaborsi
6. Cedera kepala 12. Kolaborasi
7. Stroke pemberian
8. Kuadripleara mukolitik atau
akspektoran jika
perlu
2 Pola napas tidak efektif Setelah di lakukan Manajemen jalan nafas
berhungan dengan tindakan keperawatan Observasi
rambutan upaya napas di selama 3x24 jam maka 1. Monitor pola napas
tandai dengan dispnea : pola nafas membaik 2. Monitor sputum
Definisi degan kriteria hasil : Terapeutik
Inspirasi dan atau ekspirasi 1. Dispnea menurun 3. Pertahankan
yang tidak memberikan 2. Penggunaan otot kepatenan jalan
ventilasi adekuat bantu nafas menurun napas dengan hent
Gejal dan tanda mayor 3. Pemanjagan fase till dan chin liff
Subjektif : ekspirasi menurun 4. Posisikan semi
1. Dispnea 4. Frekuensi nafas fowler/fowler
objektif : membaik 5. Berikan air minum
1. Pengunaan otokt 5. Kedalaman nafas hangat
bantu pernapasan membaik 6. Lakukan fisioterapi
2. Fase ekspirasi dada
memanjang 7. Lakukan
3. Pola napas abnormal penghisapan lendir
Tanda minor : kurang dari 15
Subjektif detik
1. Ortophea 8. Lakukan
Objektif hiperoksigenasi
1. Pernapasan pursedeup sebelum
2. Pernapasan cuping pengisapan
hidung endotrakeal
3. Diameter thoraks 9. Keluarkan
interior, posterior sumbatan benda
meningkat padat dengan
4. Ventilasi semenit konsep megill
menurun 10. Berikan oksigen,
5. kapasitas vital jika perlu
menurun Edukasi
6. tekanan ekspirasu 11. Anjurkan tehnik
menurun batuk efektif
7. tekanan inspirasi Kolaborasi
menurun 12. Kolaborasi
8. ekskursi dada berubah pemberian
Kondisi klinis bronkodilator
1. Depresi sistem saraf ekspektoran
pusat mokolitig, jika
2. Kepala perlu
3. Trauma thoraks
4. Gullian barre
syndrom
5. Sklorosis multiple
6. Stroke
7. Kuadi piengla
8. Intoksikasi alkohol
3 Gangguan pertukaran gas Setelah dilakukan Pemantauan respirasi
berhubungan dengan tindakan keperawatan Observasi
perubahan membrane selama 3x24 jam maka 1. Monitor frekuensi,
alveolus-kapiler ditandai pertukaran gas meningkat irama, kedalaman
dengan bunyi napas dengan kriteria hasil : dan upaya napas
tambahan. 1. Dispnea menurun 2. Monitor pola napas
Definisi : 2. Bunyi napas 3. Monitor
Kelebihan atau tambahan menurun kemampuan batuk
kekurangan oksigenasi 3. Pco2 membaik efektif
karboondioksida pada 4. Po2 membaik 4. Monitor adanya
membran alveolus kapiler. 5. Takikardi membaik produksi sputum
Gejala dan tanda mayor 6. Ph arteri membaik 5. Monitor adanya
Subjektif : sumbatan jalan
1. Dipsnue napas
Objektif : 6. Palpasi
1. PcO2 meningkat kesimetrisan
2. PO2 menurun ekspensi paru
3. Takikardi 7. Auskultasi bunyi
4. Ph arteri napas
meningkat/menurun 8. Monitor saturasi
5. Bunyi napas oksigen
tambahan 9. Monitor NNAr agd
Gejala dan tanda minor 10. Monitor hasil X-
Subjektif : ray thoraks
1. Sianosis Terapeutik
2. Diaforesis 11. Atur interval
3. Gelisah pemantauan
4. Napas cuping hidung respirasi sesuai
5. Pola napas abnormal kondisi pasien
6. Warna kulit abnormal 12. Dokumentasi hasil
7. Kesadaran menurun pemantauan
Kondisi klinis : Edukasi
1. ppok 13. Jelaskan tujuan
2. Gagal jantung dan prosedur
kongestik pemantauan
3. Asma 14. Informasikan hasil
4. Pneumonia pemantauan
5. Tb
6. Penyakit membran
hialic
7. Aspiksia
8. Ppin
9. Infeksi saluran napas
10. Pneumotorax
4 Gagguan ventilasi spontan Setelah dialkukan Dukungan ventilasi
berhubangan dengan tindakan keperawatn Observasi
kelelahan otot pernapasan 3x24 jam maka ventilasi 1. Identifikasi adanya
di tandai dengan infeksi spontan meningkat kelelahan otot
saluran napas dengan kriteria hasil : bantu napas
Definisi : 1. Dispnea menurun 2. Identifikasi efek
Penurunan cadangan 2. Pengunaan otot perubahan posisi
energi yang bantu menurun terhadap status
mengakibatkan idividu 3. Pco2 membaik pernapasan
tidak mampu bernapas 4. Po2 membaik 3. Monitot status
secara adekuat 5. Sao2 membaik respirasi dan
Gejala dan tanda mayor oksigenasi
Subjektif : Terapeutik
1. Dipsnea 4. Pertahankan
Objektif : kepatenan jalan
1. Pengunaan alat bantu napas
napas meningkat 5. Berikan posisi
2. Volume tidak semi fowler
menurun 6. Fasilitasi
Gejala dan tanda minor mengubah posisi
Subjektik : (Tidak seyaman mungkin
tersedia ) 7. Berikan oksigenasi
Objektif : Sesuai kebutuhan
1. Gelisah 8. Gunakan bag-value
2. Takikardi mask
Kondisi klinis : Edukasi
1. Ppok 9. Ajarkan
2. Ashma melakukan tekhnik
3. Cedera kepala relaksasi napas
4. Gagal napas dalam
5. Bedah jantung 10. Anjurkan
mengubah posisi
secara mandiri
11. Ajarkan tekhnik
batuk efektif
Kolaborasi
12. Kolaborasi
pemberian
broncihodilator,
jika perlu
5 Resiko aspirasi Setelah dilakukan Pencegahan aspirasi
berhubngan dengan tindakan keperawatan Observasi
penurunan tingkat selam 3x24 jam maka 1. Moitor tingkat
kesadaran di tandai dengan tingkat aspirasi menurun kesadaran batuk,
cedera kepala. dengan kriteri hasil : muntah dan
Faktor resiko : 1. Tingkat kesadaran kemampuan
1. Penurunan tingkat meningkat menelan
kesadaran 2. Kemampuan 2. Monitor status
2. Penurunan refleks menelan meningkat pernapasan
munta dan batuk 3. Dispnea menurun 3. Monitor bunyi
3. Gangguan menelan 4. Kelemahan otot napas terutama
4. Disfagia menurun setelah makan dan
5. Kerusakan mobilitas 5. Akumulasi secret minum
fisik menurun 4. Periksa residu
6. Peningkatan residu gaster sebelum
lambung meberi asupan oral
7. Peningkatan tekanan 5. Periksa kepatenan
intragastrik selang nasogestik
8. Penurunan mobilitasi 6. Posisikan semi
gastrotestinal fowler
9. Sfingter esofaagus 7. Pertahanka
buah inkompoten perrkembangan
10. Kelambatan balon Ett
pengosingan lambung 8. Lakukan
11. Terpasang selang pengisapan jalan
nasogastrik napas
12. Terpasang 9. Hindari memberi
trakeostomi makanan lewat
13. Trauma pembedahan nasogastri
14. Efek agen kimia 10. Berikan makanan
15. Ketidak matangan dan uk-klen
koordinasi menelan 11. Obat oral dalam
dan bernapas batuk
Kondisi klinis Terapeutik
1. Cedera kepala 12. Anjurkan makan
2. Stroke secara perlahan
3. Cedera medula lahan
sginalis 13. Anjurkan strategis
4. Penyakit perlamban mencegah aspirasi
5. Keracunan obat dan 14. Anjurkan teknik
alkohol mengunyah/
6. Pembesaran uterus menelan.
7. Misfemi genis
8. Fletula trakogespasus
9. Striera geoguris
10. Labsopetosbius
11. Soiderius mutipa
12. Afesia esipoguru
13. Lengometeria
14. Promatrilo
15. Guller barre syndrom

Anda mungkin juga menyukai