Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bencana merupakan peristiwa yang mengancam kehidupan masyarakat
yang dapat terjadi kapan saja dan dimana saja dapat disebabkan oleh faktor
alam atau non faktor alam (faktor manusia) sehingga dapat mengakibatkan
timbulnya kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dampak psikologis
hinggah merenggut korban jiwa (Umeidini dkk, 2019).
Bencana terdiri dari beberapa jenis, salah satunya bencana banjir. Bencana
banjir saat ini masih menjadi masalah publik global. Banjir di sebabkkan oleh
curah hujan yang tinggi, pencairan salju yang cepat,gelombang badai dari siklon
tropis atau tsunami di daerah pesisir. Berdasarkan data World Health
Organization (WHO) angka kejadian banjir mencapai presentase 75% dengan
akumulasi berbagai tipe banjir, untuk 10 tahun terakhir WHO mengakumulasikan
presentase kejadian banjir yang terjadi sekitar 80 – 90%. Adapun total penduduk
yang terkena dampak banjir berjumlah 2 juta orang pada tahun 1998 hingga
2017 di seluruh dunia (WHO, 2017).
Negara asia tenggara memiliki resiko yang tinggi untuk terjadi bencana
banjir, berdasarkan laporan Economic And Social Comission For Asia And The
Facific, 2019 (ESCAP) menunjukan lebih dari 152 juta atau 24% dari populasi
yang tinggal di asia tenggara mengalami dampak dari peristiwa banjir. Indonesia
termasuk salah satu negara di asia tenggara dengan presentase kejadian
bencana yang tinggi, salah satunya bencana banjir. Berdasarkan data badan
nasional penanggulangan bencana (BNPB) pada tahun 2017, bencana terjadi
sebanyak 2.862 kali dan bencana banjir menempati urutan pertama sebagai
bencana yang paling sering terjadi dengan menyebabkan 180 jiwa meninggal
dan hilang,106 orang luka-luka, 2.518.578 mengungsi, 3.775 rumah yang rusak
berat, 3.371 rusak sedang, 9.182 rusak ringan, terendam 376.317, 1.049 fasilitas
pendidikan rusak, 461 fasilitas peribadatan, dan fasilitas kesehatan yang rusak
sebanyak 87 (BNPB, 2017). Sedangkan berdasarkan data BNPB 2020 tercatat
jumlah kejadian bencana adalah sebanyak 1.296, angka ini menurun jika
dibandingkan dengan data pada tahun 2017, namun dampak yang ditimbulkan
masih sangat besar dari kejadian ini menyebabkan 2.015.363 jiwa mengungsi,
186 meninggal, dan 249 jiwa menderita luka (BNPB, 2020).
Jumlah kejadian bencana di indonesia berdasarkan provinsi tertinggi adalah
di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa barat. Gorontalo termasuk salah satu
provinsi yang memiliki risiko terjadi bencana, seperti bencana banjir. Bencana
banjir di provinsi Gorontalo terdapat korban yang mengungsi 23,340 jiwa, rumah
yang terendam terdapat 17,360 serta korban yang meninggal 13 orang (BPBD “
badan penanggulangan bencana daerah” 2019-2020). Sedangkan, di Kabupaten
bone bolango sering terjadi bencana banjir setiap tahunnya. Di tahun 2020
terdapat 14 kecamatan yang dilanda banjir di antaranya yakni kecamatan
bulango utara, kabila, suwawa, suwawa selatan, suwawa tengah, suwawa utara,
suwawa timur, bone, bone raya, botupingge, tapa, bulawa, tilongkabila, dan
Bonepantai yang terdiri dari 63 desa dengan jumlah korban terdampak 24.503
jiwa. Jumlah yang mengungsi 8.732 jiwa, korban yang meninggal dunia 3 serta
rumah yang terendam 5009 (BPBD “badan penanggulangan bencana daerah”
2020).
Besarnya dampak yang ditimbulkan dari bencana banjir tidak lepas dari akibat
kurangnya pengetahuan masyarakat terkait dengan kesiapan dalam menghadapi
bencana khususnya bencana banjir, masyarakat yang memiliki pengetahuan
terkait dengan kesiapan menghadapai bencana akan lebih siap menghadapi
bencana sehingga akan menimimalkan risiko yang diakibatkan oleh bencana
banjir (Setyaningrum dkk, 2021). Berdasarkan penilitian yang dilakukan oleh
Yatnikasari dkk, (2020) Menunjukan terdapat pengaruh yang signifikan antara
pengetahuan terhadap tingkat kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi
bencana banjir. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
pengetahun masyarakat terkait kesiapan menghadapi bencana banjir adalah
dengan pemberian health education, dengan health education masyarakat akan
mengetahui apa saja yang harus dilakukan sebelum banjir,saat banjir dan
setelah banjir.
Health Education merupakan serangkaian mempengaruhi seseorang demi
terciptanya perilaku hidup sehat. Penyuluhan kesehatan masyarakat merupakan
suatu kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan,
kepada masyarakat sehinggah masyarakat sadar, tahu, mengerti, mau dan
dapat melakukan satu tindakan yang berhubungan dengan kesehatan (Sari dan
Ratnawati, 2020). Berdasarkan penilitian yang dilakukan oleh Tangka, Terok dan
Lumi., (2020) menunjukan bahwa terdapat pengaruh penyuluhan kesehatan
terhadap kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana banjir.
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu staf dari (BPBD) badan
penanggulangan bencana daerah, banjir terbesar di kecamatan bulango utara
adalah salah satu desa kopi terjadi di bulan juni tahun 2020 yang merendamkan
1 dusun selama 3 hari dengan ketinggian 3 meter. Penyebab banjir di desa
tersebut akibat dari sungai bindena sehigga menyebabkan tanggul yang ada di
desa tupa jebol sehinggah meluap di desa kopi kecamatan bulango utara.
Penanggulangan bencana merupakan upaya yang meliputi penetapan
kebijakan pembangunan yang beresiko timbulnya bencana, kegiatan
pencegahan bencan, tanggap darurat, rehabilitasi dan rekontruksi (UU RI No.
24/2017 Dalam Aiman, 2020).
Survey dan wawancara awal, yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 20
april 2021 kepada 6 orang masyarakat, didapatkan bahwa 2 dan 6 orang
masyarakat setempat mengatakan bahwa banjir terbesar terjadi pada tanggal 11
juni 2020 dengan ketinggian 3 meter mengakibatkan kerugian di antaranya,
rumah terendam, beberapa lahan sawa masyarakat terendam, dan beberapa
hewan peliharaan hilang di bwah arus banjir sedangkan 4 dari 6 orang
masyarakat setempat mengatakan banjir tersebut terjadi akibat luapan sungai
dari desa tupa karena adanya tanggul yang jebol sehinggah meluap ke desa
Kopi, dan mengatakan banyak masyarakat yang mengalami berbagai gangguan
kesehatan selama terjadi banjir seperti diare, gangguang kulit dan masalah
kesehatan lainnya, masyarakat banyak yang belum mengetahui apa yang di
lakukan untuk menghadapi dampak kesehatan akibat bencana banjir oleh
karena itu di perlukannya health education dalam penanggulangan dampak
kesehatan bencana banjir yang akan datang.

Majelis Tarjih Pimpinan Pusat Muhammadiyah 2015 telah diterbitkan fikih


kebencanaan sebagai upaya memahami, menjelaskan, mengantisipasi, dan
menyikapi peristiwa-peristiwa kebencanaan berdasarkan value, ethics, dan ethos
dalam Alquran dan Hadis. Dalam fikih kebencanaan, memandang terjadinya
bencana bisa kita bedakan dalam dua hal, yaitu bencana dari sisi teologis dan
sosiologis.
Dalam konteks teologis Al-quran mengajarkan bahwa Allah SWT bersifat
Rahman dan Rahim, Allah Maha Kasih dan Sayang (QS Al-An’aam 6:54). Maka
itu, konsekuensi dari keyakinan itu adalah apa pun yang diberikan Allah SWT
kepada manusia selalu dalam kerangka kebaikan dan penuh dengan kasih
sayang. Cara pandang ini pun harus kita pakai dalam memandang bencana
yang terjadi bahwa bencana sebagai kehendak Allah SWT merupakan sebuah
kebaikan (QS 16:30) yang menjadi sarana untuk meningkatkan kualitas
keimanan manusia.
Bencana yang terjadi bukan merupakan bentuk amarah dan ketidakadilan
Allah kepada manusia, melainkan merupakan bentuk kebaikan dan kasih sayang
(Rahman) Allah kepada manusia, yaitu sebagai media introspeksi bagi seluruh
perbuatan manusia yang mendatangkan peristiwa merugikan manusia itu
sendiri.
Kedua, secara sosiologis, kita dapat memahami bencana dari perspektif
peran manusia sebagai khalifah (pengelola) alam. Manusia sebagai khalifah di
muka bumi ini mempunyai tugas penting menjaga kelestarian alam, tidak
melakukan kerusakan, menjaga harmoni alam, dan menjadikan alam sebagai
sarana mendekatkan diri kepada Tuhan. Dalam konteks kebencanaan, manusia
sebagai khalifah ada tiga peran penting, pertama melakukan upaya preventif,
yaitu mitigasi dan kesiapsiagaan terhadap bencana (QS Yusuf : 47–49),
melakukan upaya-upaya jika terjadi bencana dapat meminimalkan kerugian dan
korban jiwa.
Kesadaran mitigasi dan kesiapsiagaan ini sangat penting, apalagi Indonesia
termasuk wilayah yang rawan bencana, baik gempa, gunung api, banjir, dan lain-
lain. Sayangnya, usaha mitigasi dan kesiapsiagaan bencana ini belum mendapat
porsi utama, baik oleh pemerintah maupun masyarakat.
Ketiga, jika terjadi bencana bagi masyarakat yang terdampak harus bersikap
sabar dan bersyukur, mengembangkan positive thinking and action akan
kebaikan dan hikmah di balik peristiwa kebencanaan. Di sisi lain, bagi
masyarakat yang tidak terdampak harus melakukan upaya tanggap darurat
dengan menyelamatkan kelangsungan kehidupan manusia, mengurangi
penderitaan korban, dan meminimalkan kerugian materi (QS Al-maidah: 32).
Berdasarkan latar belakang peneliti tertarik untuk meneliti “ Pengaruh Health
Education Terhadap Pengetahuan Masyarakat dalam Penanggulangan Dampak
Kesehatan Akibat Bencana Banjir di Desa Kopi Kecamatan Bulango Utara ”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan urutan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah
dalam penilitian ini adalah :
1. Kejadian bencana banjir terbesar di kecamatan bulango utara adalah salah
satunya desa kopi.
2. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang manajemen bencana banjir di
desa kopi kecamatan bulango utara
3. Kurangnya tindakan masyarakat dalam penanggulangan dampak kesehatan
akibat bencana banjir di desa Kopi Kecamatan bulango utara
4. Bencana banjir di akibatkan karena adanya tanggul yang jebol dari desa tupa
mengakibatkan luapan air ke desa Kopi
5. Tingginya angka pengungsian dan rumah terendam banjir dengan jumlah 72
KK dan 216
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah di atas maka rumusan masalah yang akan di teliti ini
adalah “Bagaimana pengaruh Health Education terhadap Pengetahuan
masyarakat dalam menghadapi penananggulangan dampak kesehatan akibat
bencana banjir di desa Kopi kecamatan Bulango Utara ?”
1.4. Tujuan penilitian

1.4.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penilitian ini untuk mengetahui pengaruh health education
terhadap pengetahuan masyarakat dalam penanggulangan dampak kesehatan
akibat bencana banjir di desa Kopi Kecamatan Bulango Utara

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Masyarakat bisa mendapat pengetahuan tentang manajemen penanggulangan


dampak kesehatan bencana banjir

2. Masyarakat bisa mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh dalam hal


penanggulangan dampak kesehatan akibat bencana banjir

3. Masyarakat dapat memininalisir dampak kesehatan yang akan terjadi bencana


banjir

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

Bertambahnya Ilmu Pengetahuan Mengenai Kebencanaan Terutama pada


bencana banjir dan pengetahuan masyarakat terhadap penanggulangan dampak
kesehatan akibat bencana banjir yang tempat dilaksanakan penilitian masyarakat.

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Instansi

Sebagai bahan masukan bagi instansi-instansi terkait BNPB, PMI ataupun


dinas-dinas lainnya untuk memberikan informasi yang bermanfaat ataupun program-
program yang dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
penanggulangan dampak bencan banjir.

2. Bagi Pendidikan keprawatan

Penilitian ini diharapkan memberikan pengetahuan mengenai manajemen


bencana dan penanggulangan dampak kesehatan dalam menghadapi bencana
banjir

3. Bagi Masyarakat

Meningkatkan pengetahuan,kesadaran dan kemampuan dalam


penanggulangan dampak kesehatan akibat bencana banjir di desa Kopi Kecamatan
bulango utara

4. Bagi Penilitian Selanjutnya

Sebagai bahan masukan dan rujukan bagi peniliti selanjutnya untuk


dijadikan dasar penilitian tentang manajemen bencana dan penanggulangan
dampak kesehatan akibat bencana banjir.

Anda mungkin juga menyukai