“Bencana Banjir”
PAPER
Ditujukan untuk memenuhi tugas UAS Mata Kuliah Formulasi dan Analisis
Kebijakan Publik yang diampu oleh Bpk. Drs. H. Isa Anshori, M. Si
Oleh :
Viqi Al Wahyuddin
B94217071
SURABAYA
2019
BAB I
PERUMUSAN MASALAH
A. Analisis Situasi
Bencana merupakan suatu kejadian yang tidak terduga dan tidak bisa
diprediksi pasti kapan akan terjadi. Bencana dibedakan menjadi dua, yakni bencana
alam yang disebabkan oleh kondisi alam dan bencana alam karena ulah manusia.
Bencana alam yang disebabkan oleh kondisi alam ini terjadi karena murni kondisi
alam misalnya, gempa bumi yang disebabkan pergeseran lempeng bumi, tsunami
yang disebabkan gelombang air laut, gunung meletus yang disebabkan aktivitas
magma didalam perut bumi, dan lain-lain. Sedangkan bencana alam yang disebabkan
oleh ulah manusia merupakan bencana alam yang dipicu oleh perbuatan manusia
misalnya, banjir yang disebabkan ulah manusia memuang sampah sembarangan,
kebakaran hutan yang disebabkan ulah manusia membuka lahan untuk usaha, dan
lain-lain.
Bencana banjir pada umumnya disebabkan oleh manusia baik itu secara
sengaja atau tidak. Penyebab banjir yang disebabkan oleh manusia dapat dirinci
sebagai berikut:
B. Konseptualisasi Masalah
C. Perumusan Masalah
1. Menegakkan sanksi terhadap pembuang sampah dan penebang pohon secara liar
Pemerintah perlu menindaklanjuti bagi pembuang sampah dan penebang
pohon secara liar dengan adil. Sebab, mereka seakan-akan acuh dengan apa yang
mereka lakukan dengan dampak yang diakibatkan. Hal ini karena kurangnya
pemerintah dalam memberikan kebijakan pada permasalahan ini. Di DKI Jakarta,
telah dibuat perda tentang pembuang sampah akan kena pasal dan di denda.
Akan tetapi, hal ini tidak membuat masyarakat menjadi sadar dan takut. Mereka
merasa biasa dengan peraturan tersebut dan terus melakukan kebodohan tersebut.
Oleh karena itu, pemerintah perlu lebih tegas dalam menindak pelaku
pembuang sampah dan penebang pohon secara liar agar bencana banjir ini bisa
terminimalisir terjadinya. Selain itu, warga masyarakat juga perlu andil untuk
menghakimi siapa saja yang melakukan hal tersebut. Karena lingkungan ini
adalah tanggung jawab warga masyarakat semua, bukan hanya satu elemen saja.
Dengan adanya pemberian sanksi yang tegas diharapkan para pelaku kapok dan
jerah, sehingga menimbulkan ligkungan yang bersih dan aman.
2. Sosialisasi pengolahan sampah yang baik dengan program 3R ( reduce, reuse,
recycle)
Sosialisasi ini tidak hanya dilakukan satu kali saja, karena butuh proses untuk
menanamkan betul kesadaran kepada masyarakat akan pentingnya pengolahan
sampah yang baik. Banyak sekali manfaat dari sosialisaso ini, salah satunya
meningkatkan kesadaran masayarakat akan kelestarian lingkungan. Selain itu,
sosialisasi dilakukan setidaknya tiga kali atau lebih untuk mendapatkan hasil
yang maksimal.
Selain itu, pebuatan TPA juga bisa memudahkan pemilahan antara sampah
organic dan anorganik yang nanti akan dipisahkan mana yang bisa didaur ulang
untuk dijadikan barang yang bermanfaat dan tepat guna. Oleh karena itu,
peraturan ini cukup efisien untuk menangani bencana banjir dalam mengurangi
sampah-sampah yang berserakan.
A. Kriteria Efektivitas
B. Kriteria Efisiensi
Kriteria Efisiensi merupakan kriteria yang menjadi tolak ukur sejauh mana
efisiensi suatu kebijakan yang telah diambil dalam mengatasi permasalahan yang
terjadi. Jadi, sebuah kebijakan yaag baik merupakan suatu kebijakan yang memiliki
efisiensi tinggi dalam penerapannya. Sehingga, kebijakan tersebut menjadi prioritas
dalam penggunaannya.
C. Kriteria Politik
Kriteria politik ini merupakan kriteria yang dapat melihat bagaimana efek atau
dampak politik yang muncul terhadap para pembuat kebijakan atau keputusan,
legislator, pejabat, kelompok politik, serta kelompok aliansi. Kriteria politik ini
mencakup tingkat penerimaan, kepantasan, daya tanggap dan aspek keadilan. Kriteria
ini harus dimiliki suatu kebijakan agar bisa diterima di semua kalangan dan memiliki
daya tanggap serta keadilan yang cukup pantas untuk dijalankan.
D. Kriteria Kelayakan Ekonomi / Anggaran
E. Kriteria Administrasi
NILAI
NO. KEBIJAKAN JUMLAH RANKING
1 2 3 4
1. Sanksi 4 3 2 3 12 III
2. Program 3R 4 4 3 4 15 I
4. Sumur buatan 3 2 3 3 11 IV
Dengan mengacu pada analisis penilaian dengan menggunakan kriteria yang
telah ditentukan, maka diperoleh alternatif kebijakan yang memenuhi kriteria paling
tinggi yaitu sosialisasi pengolahan sampah yang baik melalui program 3R (reduce,
reuse, recycle). Alternatif kebijakan ini memiliki potensi keberhasilan dan keefektifan
lebih besar daripada alternatif kebijakan yang lain. hal ini dikarenakan program 3R
ini sangat murah dan mudah dilakukan dan dipahami oleh masyarakat sekitar,
sehingga sangat efektif dalam menjalankannya.
Sosialisasi ini sebaiknya tidak hanya disampaikan melalui teori saja, akan
tetapi praltek lapangan juga mencotohkan langsung kepada warga masyarakat apa
dan bagaimana program 3R ini, kemudian memberikan penjelasan manfaat program
ini dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Jika antara pemberi sosialisasi dan
warga saling bekerja sama, maka kedepannya akan tercipta lingkungan yang bersih,
aman, dan tentunya bebas banjir.
BAB IV
PENUTUP
Kedua, Kebijakan yang harus diambil oleh pemerintah atau pihak yang
bersangkutan dalam menangani permasalahan yang terjadi adalah dengan mengajak
masyarakat ikut serta dalam menjaga kelestarian hutan. Hal ini dikarenakan
kelestraian alam bukan hanya tanggung jawab satu elemen saja. Akan tetapi, semua
elemen yang ada warga dan pemerintah harus ikut andil dalam pelestarian
lingkungan.