Fetri Elfada
Dalam lima tahun belakangan, Selama kurun waktu 2016-2020, lebih dari empat ribu jumlah
kejadian banjir di Indonesia. Bencana ini menyebabkan meningkatnya kerugian masyarakat
baik dari segi ekonomi, maupun perubahan penggunaan lahan baik di perkotaan maupun di
perdesaan. Berikut pada Gambar 1 menunjukkan jumlah kejadian bencana banjir dari tahun
ke tahun yang terjadi di Indonesia.
Kabupaten Lima Puluh Kota merupakan salah satu daerah yang menjadi langganan bencana
saat terjadi hujan deras dan cuaca ekstrim saat melanda sumbar. Beberapa waktu lalu, 13
kecamatan yang ada di limapuluh Kota tidak luput dari banjir dan longsor yang terjadi.
Bencana ini dikarenakan topografi wilayah Limapuluh Kota adalah Perbukitan. Untuk banjir,
daerah yang sering dilanda bencana tersebut adalah Kecamatan pangkalan, Kecamatan Kapur
IX, Kecamatan Harau, Kecamatan Lareh Sago Halaban, Kecamatan Mungka, Kecamatan
Payakumbuh, dan Kecamatan Suliki.(Kalaksa BPBD Limapuluh Kota, klikpositif.com)
Kabupaten Lima Puluh Kota menurut (Data Dinas Pekerjaan Umum tahun 2015), terdapat
sungai Batang Sinamar. Batang Sinamar ini merupakan salah satu diantara sungai-sungai
yang terdapat di kabupaten Limapuluh Kota. Sungai ini memiliki panjang lebih dari 75 Km
dan Lebar 30 M, lebar muara 50 M. Sungai Batang Sinamar ini memiliki hulu yang terletak
di Koto Tinggi Kecamatan Gunuang Omeh Kabupaten Limapuluh Kota, Bagian tengah
sungai terletak di jorong Koto Tuo Nagari Koto Tuo kecamatan Harau dan bagian hilir
terletak di kecamatan Lareh Sago Halaban. Sungai Batang Sinamar ini di gunakan
masyarakat untuk menambang pasir dan juga digunakan untuk irigasi persawahan.
Kerusakan yang terjadi pada sungai Batang Sinamar adalah air sungai menjadi keruh hal ini
terjadi pada musim hujan, mungkin disebabkan oleh penggunaan lahan yang tidak baik atau
alih fungsi lahan dan penggundulan hutan di sekitar daerah hulu sungai, atau disebabkan
oleh aktifitas manusia, serta pada musim kemarau debit air sungai tidak normal. Hal ini di
sebabkan oleh Peningkatan muatan sedimen di permukaan sungai yang mempengaruhi debit
sungai dan berpotensi mengurangi kapasitas tampung sungai terhadap air hujan sehingga
dapat menyebabkan banjir pada musim hujan. Jadi pada tulisan ini penulis berfokus pada
bagaimana kesiapsiagaan masyarakat yang terkena dampak banjir dari batang sinamar di
kecamatan lareh Sago halaban yang terletak di bahian hilir sungai Batang Sinamar.
Metode
Penelitian ini mengamati jenis banjir di Kecamatan Lareh Sago Halaban, Kabuoaten
Limapuluh Kota, kesiapsiagaan dan tanggapan terhadap banjir masyarakat. Ada beberapa
Nagari yang terkena banjir bila terjadinya intensitas hujan yng cukup tinggi karena
meluapnya sungai Batang Sinamar. Banjir ini terjadi akibat adanya penambangan pasir liar di
daerah Hulu sungai kemudian pembuangan sampah msyarakat yang juga di buang kesungai.
Padahal pemerintah telah membuat larangan untuk membuang sampah kesungai namun
kejadian ini tetap saja dilakukan. Bagi masyarakat tempat yang langsung untuk membuang
sampah di sungai. Mereka beranggapan sampah yang dibuang tersebut akan hanyut dan tidak
akan membuat banjir. Seperti terlihat pada foto berikut
Pada gambar diatas terlihat pada sungai ada tumpukan sampah yang menyebabkan
meluapnya air sungai bila intensitas hujan yang tinggi dan aliran sungai yang deras dari
daerah hulu sungai sehingga meluap ke pemukiman masyarakat. Gambar yang selanjutya
merupakan tumpukan sampah ssetelah dikeruk pada saat setelah terjadinya banjir. Sampah
tersebut menurut orang sekitar merupakan kiriman dari daerah hulu sungai.
Kesimpulan
Referensi