Anda di halaman 1dari 16

UPAYA PENGURANGAN RESIKO

BENCANA ALAM BANJIR DI LOMBOK TIMUR


(Dosen pengampu : Hasrul Hadi, M.Pd)

Oleh :
SITI MALIKAH
(NPM 200402017)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS HAMZANWADI
TAHUN 2023
PRAKATA
Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat yang
telah diberikan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Dan juga saya
ucapkan solawat serta salam kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW karena berkat
beliaulah kita semua bisa merasakan bagaimana indahnya hidup dalam agama islam.
Dalam makalah yang berjudul “Pengurangan Resiko Bencana Alam Banjir” ini
membahas tentang apa saja faktor-faktor yangh menyebabkan terjadinya banjir dan
bagaimana cara mengatasi atau mengurangi resiko terjadinya banjir tersebut.
Terakhir saya ucapkan terimakasih kepada dosen serta kedua orang tua saya karena
sudah membimbing dan memberikan dukungannya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Semoga makalah yang saya buat ini bisa
menambah wawasan pembaca, dan apabila ada keselahan dalam makalah yang saya buat
ini, mohon dimaafkan dan diperbaiki karena saya hanyalah manusia biasa yang tidak luput
dari salah dan dosa.

Selong, 11 Juni 2023


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
PRAKATA ii

DAFTAR ISI iii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 7

C. Tujuan Kajian 7

BAB II PEMBAHASAN
A. Mekanisme Terjadinya Banjir 9

B. Dampak Banjir 9

C. Upaya Mengurangi Resiko Terjadinya Banjir Di Lombok Timur 10

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan 21

B. Saran 21

DAFTAR PUSTAKA 26

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan
merendam daratan. Logikanya ketika air berlebih maka ada penyebab mengapa air
tersebut berlebih, penyebab ada banyak sekali kemungkinan mengapa aliran air bisa
jadi berlebih daripada kadar maksimumnya, namun ada hal yang lebih penting lagi
dimana jika tempat mengalirnya air bermasalah, dan volume air semakin bertambah
maka kemungkinan banjir akan semakin besar terjadi. Banjir sering terjadi di dataran
rendah, dimana air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah,
Banjir juga dapat terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas saluran air,
terutama di kelokan sungai.
Banjir juga merupakan sebuah permasalah penting dalam proses
pembangunan Indonesia saat ini. Fenomena banjir merupakan fenomena saling
terkait antara variabel sosial, alam dan lingkungan. Beberapa literatur menyebutkan
banjir disebabkan oleh curah hujan, tanah longsor, kualitas saluran air, topografi, dan
kualitas daerah aliran sungai (DAS). Faktor lain yang tidak kalah pentingnya dalam
menyumbang tragedi banjir di tanah air adalah perilaku atau budaya masyarakat
yang kurang kondusif yang tercermin dari aktivitas ekonomi, sosial, politik dan seni
serta aktivitas berlalulintas, baik di jalan raya maupun di air, yang semuanya itu
terkait dengan masalah pentingnya pendidikan lingkungan hidup.
Dari berbagai kajian yang telah dilakukan, banjir pada dasarnya disebabkan
oleh tiga hal. pertama kegiatan manusia yang menyebabkan terjadinya perubahan
tata ruang dan berdampak pada perubahan alam. Kedua peristiwa alam seperti curah
hujan sangat tinggi, kenaikan permukaan air laut, badai, dan sebagainya. Ketiga
degradasi lingkungan seperti hilangnya tumbuhan penutup tanah pada catchment
area, pendangkalan sungai akibat sedimentasi, penyempitan alur sungai dan
sebagainya.
Banjir bukan hanya menyebabkan sawah tergenang sehingga tidak dapat
dipanen dan meluluhlantakkan perumahan dan permukiman, tetapi juga merusak
fasilitas pelayanan sosial ekonomi masyarakat dan prasarana publik, bahkan menelan
korban jiwa. Banjir akan mengakibatkan kerugian yang semakin besar seperti
terganggunyan kegiatan ekonomi dan pemerintahan. Meskipun partisipasi
masyarakat dalam rangka penanggulangan banjir sangat nyata. terutama pada
aktivitas tanggap darurat, namun banjir menyebabkan tambahan beban keuangan
negara, terutama untuk merehabilitasi dan memulihkan fungsi sarana dan prasarana
publik yang rusak.
Dalam kurun waktu 4 tahun terakhir ini, bencana alam dan non alam melanda
Indonesia khususnya pulau Lombok. Belum pulih 100% dari gempa 2018 dan 2019
lalu, virus Covid-19 menambah daftar bencana yang menelan korban jiwa. Teranyar,
banjir bandang melanda dan menyebabkan korban jiwa dan kerugian materiil pada
setidaknya 5.402 keluarga di 4 kecamatan di Lombok Barat (Gunung Sari, Batu Layar,
Lingsar dan Sekotong). Kerugian materiil diperkirakan sekitar Rp. 100 milyar dan
dianggap lebih parah dibandingkan gempa 2 tahun lalu dengan jenis kerugian berupa
bangunan rumah, surat-surat berharga, peralatan rumah tangga (kulkas, TV, mesin
cuci), kendaraan serta barang berharga lainnya yang ikut hanyut dan rusak.
Wilayah Lombok Timur ikut merasakan banjir di 2 kecamatan yaitu
Pringgabaya dan Jerowaru dengan puluhan rumah terendam air. Sementara itu,
ancaman juga mengintai di beberapa wilayah lain di Lombok Timur termasuk desa
Pringgasela Timur yang rawan longsor akibat adanya galian C. Pemerintah sendiri
khususnya pemerintah Lombok Timur tentu tidak berdiam diri melihat ancaman dan
bencana yang selalu mengintai tiap tahunnya. Beberapa lembaga yang memang
kompeten dalam bidang kebencanaan telah terbentuk di Lombok Timur seperti
BASARNAS, TAGANA, Forum PRB Kabupaten Lombok Timur, pembentukan Destana
(Desa Tangguh Bencana) hingga TSBD (Tim Siaga Bencana Desa) telah dicanangkan
jauh hari oleh pemerintah Kabupaten Lombok Timur.
Meski demikian, program pencegahan dan penanggulangan bencana di
wilayah Lombok Timur masih bisa dikatakan belum memadai. Banjir, tanah longsor
dan kekeringan di beberapa titik selalu terjadi secara berulang tiap tahunnya. Hal ini
terjadi karena banyak faktor, salah satunya keterbatasan sumber daya dan sumber
dana yang dimiliki Lombok Timur. Untuk menggali apa saja keterbatasan yang harus
dihadapi pemerintah kabupaten Lombok Timur dan bagaimana strategi atau solusi
untuk meminimalisir ancaman-ancaman tersebut. Dari fenomena tersebut, penulis
tertarik untuk menulis sebuah makalah dengan judul “Upaya Pengurangan resiko
bencana alam banjir di Lombok Timur”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan fenomena diatas, penulis merumuskan rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya banjir?
2. Apa saja dampak terjadinya banjir?
3. Bagaimana upaya mengurasi resiko terjadinya banjir di Lombok timur?
C. Tujuan Kajian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tdapat ditentukan tujuan penelitian ini
diantaranya sebagai berikut :
1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya banjir?
2. Apa saja dampak terjadinya banjir?
3. Bagaimana upaya mengurasi resiko terjadinya banjir di Lombok Timur?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Mekanisme Terjadinya Banjir
Secara alamiah banjir disebabkan oleh terjadinya hujan lokal dan
propagasi limpasan dari daerah hulu pada satu daerah tangkapan. Secara non
ilmiah banjir dapat terjadi karena ulah manusia. Manusia dapat mengalami
kerugian karena banjir itu karena mereka mendiami tempa tinggal yang
secara alamiah merupakan dataran banjir. Jadi bila manusia bertampat tinggal
di dataran yg sering terkena banjir, maka dapat dikatakan bahwa bukan
banjirlah yang mendatangi manusia tapi manusialah yang mendatangi banjir.
Terjadinya banjir tentunya disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya
seperti :
1. Faktor penyebab banjir secara alami
a. Curah hujan
Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis, oleh karena itu
Indonesia mempunyai dua musim sepanjangtahun, yakni musim
penghujan umumnya terjadi antara bulan Oktober- Maret dan musim
kemarau terjadi antara bulan April- September. Pada musim hujan,
curah hujan yang tinggi berakibat banjir di sungai dan bila
melebihitebing sungai maka akan timbul banjir atau genangan. 
b. Pengaruh Fisiografi
Fisiografi atau geografi fisik sungai seperti bentuk, fungsi dan
kemiringandaerah aliran sungai (DAS), kemiringan sungai, geometrik
hidrolik (bentuk  penampang seperti lebar, kedalaman, potongan
memanjang, material dasar sungai), lokasi sungai dan lain-lain
merupakan hal-hal yang mempengaruhiterjadinya banjir.
c. Erosi dan Sedimentasi
Erosi di DAS berpengaruh terhadap pengurangan kapasitas
penampang sungai.Erosi menjadi problem klasik sungai-sungai di
Indonesia. Besarnyasedimentasi akan mengurangi kapasitas saluran
sehingga timbul genangan dan banjir di sungai. Sedimentasi juga
merupakan masalah besar pada sungai-sungai di Indonesia. Erosi
tanah longsor (land- slide) dan erosi pinggir sungai(stream bank
erosion) memberikan sumbangan sangat besar terhadap sedimentasi
di sungai-sungai, bendungan dan akhirnya ke laut.
d. Kapasitas Sungai
Pengurangan kapasitas aliran banjir pada sungai dapat
disebabkan oleh pengendapan berasal dari erosi DAS dan erosi tanggul
sungai yang berlebihan. Sedimentasi sungai terjadi karena tidak
adanya vegetasi penutupdan adanya penggunaan lahan yang tidak
tepat, sedimentasi ini menyebabkanterjadinya agradasi dan
pendangkalan pada sungai, hal ini dapat menyebabkan berkurangnya
kapasitas tampungan sungai. Efek langsung dari fenomena
inimenyebabkan meluapnya air dari alur sungai keluar dan
menyebabkan banjir.
e. Kapasitas Drainasi yang tidak memadai
Sebagian besar kota-kota di Indonesia mempunyai drainasi
daerah genangayang tidak memadai, sehingga kota-kota tersebut
sering menjadi langganan banjir di musim hujan.
2. Penyebab Banjir Akibat Aktifitas Manusia.
a. Perubahan kondisi DAS
Perubahan kondisi DAS seperti penggundulan hutan, usaha
pertanian yangkurang tepat, perluasan kota, dan perubahan tataguna
lainnya dapatmemperburuk masalah banjir karena meningkatnya
aliran banjir. Dari persamaan-persa maan yang ada, perubahan tata
guna lahan berkontribusi besar terhadap naiknya kuantitas dan
kualitas banjir. 
b. Kawasan kumuh dan Sampah
Perumahan kumuh (slum) di sepanjang bantaran sungai dapat
menjadi penghambat aliran. Masalah kawasan kumuh ini menjadi
faktor pentingterjadinya banjir di daerah perkotaan. Disiplin
masyarakat untuk membuangsampah pada tempat yang ditentukan
masih kurang baik dan banyak melanggar dengan membuang sampah
langsung ke alur sungai, hal ini biasadijumpai di kota-kota besar.
Sehingga dapat meninggikan muka air banjir disebabkan karena aliran
air terhalang.

c. Drainasi lahan
Drainasi perkotaan dan pengembangan pertanian pada daerah
bantaran banjir akan mengurangi kemampuan bantaran dalam
menampung debit air yangtinggi.
d. Kerusakan bangunan pengendali air 
Pemeliharaan yang kurang memadai dari bangunan pengendali
banjir sehinggamenimbulkan kerusakan dan akhirnya tidak berfungsi
dapat meningkatkankuantitas banjir.
e. Perencanaan sistim pengendalian banjir tidak tepat
Beberapa sistim pengendalian banjir memang dapat
mengurangi kerusakanakibat banjir kecil sampai sedang, tetapi
mungkin dapat menambah kerusakanselama banjir- banjir yang besar.
Semisal, bangunan tanggul sungai yangtinggi. Limpasan pada tanggul
ketika terjadi banjir yang melebihi banjir rencana dapat menyebabkan
keruntuhan tanggul. Hal ini mengakibatkankecepatan aliran yang
sangat besar melalui tanggul yang bobol sehingga menibulkan banjir
yang besar
f. Rusaknya hutan (hilangnya vegetasi alami)
Penebangan pohon dan tanaman oleh masyarakat secara liar
(Illegal logging),tani berpindah-pindah dan permainan rebiosasi hutan
untuk bisnis dansebagainya menjadi salah satu sumber penyebab
terganggunya siklus hidrologidan terjadinya banjir.
B. Dampak Banjir
Bencana alam khususnya banjir kadang dapat diprediksi, dan kadang tidak
dapat diprediksi. Banjir dapat diprediksi ketika datang pada saat musim hujan
di daerah yang sering banjir, sedangkan banjir yang tidak dapat diprediksi
biasanya terjadi pada daerah yang jarang terjadi banjir, biasanya ebrupa air
bah atau tanggul jebol. Bencana banjir dapat merugikan banyak orang karena
banjir berdampak negatif baik kesehatan ataupun terhadap lingkungan. Selain
itu bencana banjir juga mengakibatkan kerusakan dan tidak sedikit masalah
lingkungan yang timbul akibat terjadinya banjir.Untuk lebih mengetahui
secara detail tentang akibat yang ditimbulkan oleh banjir, berikut ini ada 10
akibat dari banjir di berbagai bidang, diantaranya sebagai berikut :
1. Banjir dapat melumpuhkan sarana transportasi.
Jika bencana banjir datang, maka akan ada banyak jalanan yang
lumpuh dan tidak bisa dilewati oleh semua jenis kendaraan, baik itu
motor, mobil, dan kendaraan besar. Hal ini tidak lain karena adanya
genangan air yang cukup tinggi sehingga membuat kendaraan tidak dapat
melewati daerah tersebut dan mengakibatkan jalanan tersebut lumpuh.
2. Banjir dapat merusak sarana dan prasarana
Banjir dapat merusak atau mungkin menghancurkan rumah, gedung,
tempat ibadah, sekolah, kantor pemerintahan, mobil, dan angkutan
umum.
3. Banjir menghentikan aktivitas sehari-hari
Kegiatan bekerja, sekolah dan aktivitas sehari-hari yang lain akan
terhenti karena musibah banjir. Bencana banjir megakibatkan semua
orang tidak dapat melakukan kegiatan sehari- hari karena jalur
transportasi lumpuh.
4. Banjir dapat menghilangkan atau merusak peralatan, harta benda, dan
jiwa manusia.
Bila bencana banjir datang, maka banyak yang kehilangan harta
benda, dan berbagai macam peralatan rumah karena banjir masuk ke
dalam rumah. Yang paling berbahaya yaitu jika bencana banjir sampai
merenggut korban jiwa.
5. Banjir dapat mencemari lingkungan sekitar.
Luapan air banjir yang masuk ke rumah-rumah, sekolah, dan tempat
umum lainnya akan membuat lingkungan menjadi kotor karena sampah
yang menumpuk dan tergenang akibat banjir tersebut.
6. Banjir dapat menyebabkan pemadaman listrik.
Apabila bencana banjir melanda suatu daerah, maka daerah tersebut
akan mengalami pemadaman listrik untuk mencegah terjadinya musibah
lain, misalnya listrik kornsleting listrik. Listrik yang padam akan membuat
aktifitas terhenti.
7. Banjir dapat mengganggu atau merusak perekonomian.
Perekonomian suatu daerah akan terganggu karena banjir merendam
sektor penting perekonomian, baik itu pertanian, industri, bahkan
transportasi. Dengan terputusnya akses transportasi, maka bahan
makanan yang diangkut oleh truk dapat membusuk atau mungkin
membutuhkan biaya tambahan. Selain itu, produksi pabrik akan
dihentikan sementara waktu karena listrik dipadamkan atau mesin
produksi terendam air sehingga proses produksi tidak dapat dijalankan
seperti biasanya.
8. Banjir dapat mengganggu, atau menghilangkan masa depan.
Jika banjir melanda cukup besar atau berlangsung dalam waktu yang
lama, maka roda kehidupan juga bisa dapat berubah dengan drastis,
antara lain : kehilangan pekerjaan, hutang yang semakin menumpuk,
serta kesehatan yang terganggu. Semua itu dapat mempengaruhi masa
depan seseorang, keluarga atau mungkin masyarakat, baik secara
langsung dan tidak langsung
9. Banjir dapat menyebabkan erosi dan tanah longsor.
Apabila semakin hujan yang turun semakin deras, maka semakin tinggi
air banjir dan dapat mengakibatkan tanah dan jalan terkikis serta bencana
longsor.
10. Banjir dapat mendatangkan masalah / gangguan kesehatan (penyakit).
Banjir mengakibatkan lingkungan menjadi tidak bersih, sehingga bibit
kuman penyakit berkembang biak dengan mudah. Selain itu makanan dan
minuman yang sehat lebih sulit untuk ditemukan dan jika makanan atau
minuman terlalu sering kena air maka akan mengakibatkan kondisi tubuh
menurun.
C. Upaya Mengurangi Resiko Terjadinya Banjir Di Lombok Timur
Pada umumnya ada beberapa upaya yang bisa dilakukan dalam
mengurangi dampak/ resiko terjadinya banjir, diantaranya :
1. Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai fungsi lahan.
2. Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan dini pada bagian sungai
yang sering menimbulkan banjir.
3. Tidak membangun rumah dan pemukiman di bantaran sungai serta
daerah banjir.
4. Tidak membuang sampah ke dalam sungai. Mengadakan Program
Pengerukan sungai.
5. Pemasangan pompa untuk daerah yang lebih rendah dari permukaan laut.
6. Program penghijauan daerah hulu sungai wajib selalu dilaksanakan serta
mengurangi aktifitas di bagian sungai rawan banjir.
Di Nusa Tenggara Barat khususnya di Lombok Timur sendiri, pemerintah
baik daerah maupun kabupaten hingga desa terus berupaya utuk mengurangi
resiko terjadinya bencana alam banjir ini. Salah satunya, pemerintah Lombok
Timur membentuk beberapa lembaga seperti BASARNAS, TAGANA, Forum
PRB Kabupaten Lombok Timur, pembentukan Destana (Desa Tangguh
Bencana) hingga TSBD (Tim Siaga Bencana Desa) telah dicanangkan jauh hari
oleh pemerintah Kabupaten Lombok Timur. Selain perangkat kelembagaan,
paket kebijakan untuk mendukung tugas dan fungsi institusi pemerintah yang
berkaitan dengan kebencanaan juga sudah dimiliki oleh Lombok Timur antara
lain :
1. Peraturan Daerah no. 2 tahun 2012 tentang RTRW.
2. Peraturan Bupati Lombok Timur no. 46 tahun 2018 tentang Pengurangan,
Penanganan dan Sistem Tanggap Darurat Sampah.
3. Peraturan Daerah no. 8 tahun 2013 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
4. Peraturan Daerah no. 3 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana Daerah.
Selain perangkat kelembagaan, paket kebijakan untuk mendukung tugas
dan fungsi institusi pemerintah yang berkaitan dengan kebencanaan juga
sudah dimiliki oleh Lombok Timur antara lain :
1. Peraturan Daerah no. 2 tahun 2012 tentang RTRW.
2. Peraturan Bupati Lombok Timur no. 46 tahun 2018 tentang Pengurangan,
Penanganan dan Sistem Tanggap Darurat Sampah.
3. Peraturan Daerah no. 8 tahun 2013 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
4. Peraturan Daerah no. 3 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana Daerah.
Selain itu upaya pemerintah dalam rangka mengurangi resiko
terjadinya banjir ini, diantaranya :
1. Himbauan untuk tidak membuang sampah sembarangan terlebih lagi di
sekitar selokan ataupun sungai.
2. Dengan melakukan zero waste diberbagai daerah sungai maupun pantai
3. Melakukan penanaman pohon
4. Membersihkan saluran air secara teratur biasanya dilakukan oleh pekasih-
pekasih yang ada didesa
5. Membuat lubang semut
membuat "lubang semut" di setiap ruang terbuka di jalanan dan
halaman rumah/gedung. Teknisnya sederhana, cukup dengan membuat
lubang berdiameter 2-5 cm sedalam 2-3 meter ke tanah. Fungsinya ialah
sebagai resapan air , jika setiap 1 meter persegi diberi lubang dengan
diameter 5cm dan panjang 3 meter, dengan jarak 30cm antara lubang
satu dengan lubang lainnya maka diperkirakan bisa menampung 27 liter
air.
6. Membuat lubang Biopori
Pembuatan lubang biopori menjadi salah satu solusi untuk mencegah
banjir dan mengurangi debit air saat musim hujan tiba. Selain dapat
mengurangi debit air, lubang biopori juga memiliki keunggulan lainnya
seperti mengolah sampah organik menjadi kompos dan mengurangi emisi
gas rumah kaca. Lubang biopori dibuat secara vertikal ke dalam tanah
dengan diameter 10-30 cm dan kedalaman tanah sekitar 100cm. Lokasi
pembuatan biopori juga tidak bisa sembaranan agar lebih efektif. Tempat
pembuatan lubang biopori yaitu di dasar saluran pembuangan air hujan
atau di sekeliling batang pohon/batas tanaman.
7. Membuat sumur resapan
Sumur resapan adalah konstruksi yang menyerupai sumur gali dengan
kedalaman tertentu untuk menampung air pada daerah tergenang yang
diakibatkan oleh kurangnya daya resapan tanah atau diakibatkan oleh
permukaan tanah yang ditutupi oleh bahan kedap air (beton, aspal,
bebatuan, sampah, dan lain-lain) untuk diresapkan ke dalam tanah. 
Membuat sumur resapan hampir sama dengan membuat lubang biopori,
perbedaannya terletak pada diameter sumur resapan yang lebih besar
daripada lubang biopori. Diameter lubang sumur resapan dapat mencapai
1 meter agar menampung lebih banyak debit air.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari paparan dan pengamatan diatas dapat disimpulkan bahwa bencana
banjir tidak semata – mata hanya terjadi karena faktor alam saja, harus diakui
bahwa kearifan manusia berperan penting dalam menjaga kelestarian alam agar
alam tidak membalasnya dengan hal yang buruk seperti bencana banjir.
Terdapat dua faktor penyebab banjir yaitu faktor alam dan manusia ini
harus ditangani serius oleh pemerintah agar bencana banjir dapat terselesaikan
segera mungkin, karena hal ini sangat mengganggu pada aktifitas masyarakat
yang terkena dampak dari bencana banjir. Disisi lain kita sebagai masyarakat
juga harus sadar bahwa pemerintah tidak bisa bergerak sendiri untuk
menangani bencana ini, masyarakat perlu sadar akan pelestarian alam itu
sangat penting untuk menjaga keharmonisan kehidupan manusia dengan alam.
Pemerintah baik kabupaten maupun kota telah melakukan berbagai upaya
untuk mengurangi resiko atau menanggulangi dampak yang terjadi akibat
bencana alam termasuk banjir ini, namun semua itu tidak akan berhasil jika
kita sebagai masyarakat tidak mendukung upaya tersebut. ada banyak cara
yang bisa kita lakukan seperti tidak menjaga kebersihan lingkungan dengan
tidak membuang sampah sembarangan, menjaga kelancaran dan kebersihan
saluran air, melakukan zerowaste, tidak menebang pohon sembarangan dan
masih banyak lagi.
B. Saran
Sebaiknya pemerintah harus meningkatkan kewaspadaan pada
kemungkinan terjadinya banjir dengan peningkatan sistem peringatan dini agar
masyarakat bisa terlebih dahulu mengungsi sebelum terjadinya banjir dan
meminimalisir kerugian ataupun korban jiwa yang bisa disebabkan oleh
bencana banjir. Dan sebagai masyarakat yang baik, seharusnya menaati
praturan dan ikut menjaga lingkungan agar meminimalisir terjadinya banjir.
Daftar Pustaka
https://www.banjarsari-labuhanhaji.desa.id/artikel/2019/11/24/antisipasi-
banjir-di-musim-penghujan
https://kumparan.com/kabar-harian/usaha-untuk-mengurangi-risiko-terjadinya-
banjir-1x7c2Wqu7HR/full
https://www.adbmi.org/review-kebijakan-daerah-kabupaten-lombok-timur-
yang-berkaitan-dengan-pengurangan-risiko-bencana/info/2021/12/3528/

Anda mungkin juga menyukai