Anda di halaman 1dari 18

TUGAS KEPERAWATAN BENCANA

TENTANG
BENCANA BANJIR

Disusun oleh :
Kelompok III
Keperawatan 6A

1. Ira Rahmawati Darmawan (201702020)


2. Ita Rahmawati Darmawan (201702021)
3. Kartika Syahara (201702022)
4. Krismayudha Bagus (201702023)
5. Kristina Vera A. P (201702024)
6. Leni Yustika (201702025)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA MULIA
MADIUN
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Hirobbil Alamin, Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberi rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis mampu dan dapat
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas mata kuliah
keperawatan bencana tentang  BENCANA BANJIR.
Penulisan makalah ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak. Semoga budi baik mereka di terima Allah SWT sebagai
amal ibadah dan akan diberi balasan berupa pahala yang berlipat ganda. Dan penulis
menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca
guna penyempurnaan makalah ini.
Penulis mengharapkan semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang
memerlukan khususnya untuk teman-teman di kampus dan masyarakat pada umumnya.

Madiun, 20 April 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
 
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang luas dan memiliki sumber daya alam yang
melimpah. Penduduk Indonesia pun hidup nyaman selama bertahun-tahun. Hal ini
disebabkan iklim di Indonesia sangat bersahabat. Hampir tidak ada tanah di
Indonesia yang tanpa ditumbuhi pepohonan. Indonesia beriklim tropis
dengan     curah hujan yang tinggi. Sinar matahari pun sampai ke wilayah Indonesia
sepanjang tahun. Di Indonesia terjadi berbagai peristiwa alam. Peristiwa-peristiwa
alam terjadi akibat pengaruh alam.
Peristiwa alam adalah peristiwa yang terjadi karena pengaruh yang
ditimbulkan oleh alam itu sendiri. Peristiwa alam dapat bersifat merugikan dan
membahayakan. Akan tetapi, dapat pula tidak membahayakan. Contoh peristiwa
alam yang membahayakan adalah banjir, gunung meletus, gempa bumi, angin
topan,dan   tanah   longsor.
Peristiwa   alam   yang   tidak   membahayakan   misalnya pergantian musim,
terbentuknya embun, dan pelangi.
Salah satu peristiwa alam yang merugikan manusia dan sering terjadi di
Indonesia adalah banjir. Banjir adalah peristiwa alam yang bisa dikategorikan
sebagai sebuah bencana. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia
sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
            Banjir merupakan bencana yang sudah menjadi ”langganan” bagi beberapa
wilayah di Indonesia. Bahkan, di ibu kota Jakarta setiap
tahun  terjadi   bencana   ini. Selain   disebabkan   oleh   faktor   alam, banjir juga
disebabkan ulah manusia. Pembangunan gedung, penebangan pohon, dan
penyempitan sungai merupakan contoh ulah manusia yang menjadi penyebab
banjir.
B. Rumusan Masalah
Masalah – masalah dalam makalah ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan banjir?
2. Bagaimana karakteristik dari banjir?
3. Apa saja faktor penyebab banjir?
4. Bagaimana dampak atau akibat yang ditimbulkan dari kondisi banjir?
5. Bagaimana penanganan dalam kondisi banjir?
6. Bagaimana proses evakuasi saat kondisi banjir?
7. Apa saja prinsip penanggulangan banjir?
8. Bagaimana tekhnik evakuasi bencana banjir?

C.   Tujuan
1. Menjelaskan pengertian banjir.
2. Menjelaskan karakteristik dari banjir.
3. Menjelaskan faktor penyebab banjir.
4. Menjelaskan dampak atau akibat yang ditimbulkan dari kondisi banjir.
5. Menjelaskan penanganan dalam kondisi banjir.
6. Menjelaskan proses evakuasi saat kondisi banjir.
7. Menjelaskan prinsip penanggulangan banjir.
8. Menjelaskan tekhnik evakuasi bencana banjir.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Banjir
Banjir adalah suatu kondisi di mana tidak tertampungnya air dalam saluran
pembuang (palung sungai) atau terhambatnya aliran air di dalam saluran pembuang,
sehingga meluap menggenangi daerah (dataran banjir) sekitarnya. Menurut Suripin
(2003)
Banjir adalah aliran yang relatif tinggi dan tidak tertampung lagi oleh alur
sungai atau saluran. Menurut Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah
(2002)
Banjir didefinisikan sebagai suatu kondisi yang mana air dalam saluran
pembuang (kali) tidak dapat tertampung atau terjadinya hambatan pada aliran air di
dalam saluran pembuangan. Dalam hal ini, banjir adalah peristiwa alam yang dapat
menimbulkan baik kerugian harta benda penduduk maupun korban jiwa. Maka,
banjir dapat pula dikatakan sebagai kejadian luapan air yang diakibatkan bila
penampang saluran yang kurang kapasitasnya. (Suripin, 2004).

B. Klasifikasi Banjir
1. Datang dengan tiba-tiba
Banjir terjadi karena air yang berada di suatu wilayah sudah mengalami
kejenuhan, sehingga datangnya banjir ini dengan tiba- tiba, dan biasanya
datangnya air yang tiba- tiba ini langsung bersifat besar, dan tidak perlahan-
lahan seperti banjir yang terjadi karena luapan air sungai atau semacamnya.
2. Hujan Lebat
Ciri- ciri selanjutnya yang dimiliki oleh banjir adalah terjadi karena hujan lebat
yang bersifat terus- menerus atau tidak kunjung berhenti.
3. Durasi terjadinya banjir relatif singkat
Banjir terjadi dalam durasi yang cukup singkat. Namun genangan air yang
diakibatkan oleh banjir ini relatif tidak banyak. Hanya sedikit genangan yang
menempati daerah yang lebih rendah. Dan ini terjadi ketika banjir surut.
4. Viskositas aliran yang tinggi
Banjir bandang juga merupakan tipe banjir yang mempunyai viskositas tinggi.
5. Membawa beberapa material lainnya
Ciri khas yang menonjol dari banjir adalah memuat banyak sekali material-
material yang bisa dibawa oleh air banjir tersebut. Beberapa material yang
dapat dibawa oleh air dari banjir bandang antara lain lumpur, kerikil, batu,
hingga pepohonan.

C. Faktor Penyebab Banjir


Banjir terjadi karena dua faktor yaitu faktor alam dan faktor manusia.
1. Faktor alam
Faktor alam merupakan faktor yang bisa menyebabkan terjadinya banjir. Berikut
adalah penjelasan mengenai faktor alam yang dapat menyebabkan terjadinya
banjir :
a. Hujan deras dalam waktu yang sangat lama
Dalam waktu musim hujan, jika hujan yang datang terus berdatangan dan
tidak berhenti, maka volume air akan semakin besar dan menggenangi daerah
yang dikenai hujan deras tersebut. hal ini terjadi karena air sungai dan tidak
mampu lagi menampung banyaknya volume air. (baca : manfaat curah hujan
yang tinggi)
b. Gempa Bumi
Salah satu penyebab terjadinya tanah longsor adalah gempa bumi yang
terjadinya di lapisan atmosfer. Getaran yang begitu kuat akan membuat tanah
di daerah tinggi akan longsor dan menuju perumahan warga. Ini akan
mengakibatkan berjatuhannya korban jiwa.
c. Pendangkalan sungai
Hal ini termasuk penyebab adanya banjir karena terjadinya erosi di hulu
sungai. Banjir membawa material erosi dan mengendapkannya di dasar
sungai, sehingga sungai akan menjadi dangkal. Sungai yang dangkal tidak
akan mampu menampung air dalam volume yang besar, sehingga akan
meluap dan menggenangi daerah-daerah yang rendah. Oleh karena itu kita
harus memiliki cara menjaga kelestarian air.
d. Air laut pasang
Laut mengalami pasang dan surut, dimana saat pasang air laut akan naik dan
menggenangi daerah-daerah yang ada di sekitarnya. Permukaan air laut dari
tahun ke tahun mengalami kenaikan volume dan permukaan daratan semakin
berkurang yang mengakibatkan pada saat air pasang, daerah pantai dan
daerah-daerah yang rendah akan digenangi oleh air, namun air laut pasang
juga memiliki manfaat pasang surut air laut bagi kehidupan nelayan yang
hidup nya bergantung pada pantai.
e. Batuan yang kurang kuat
Salah satu akibat dari terjadinya longsor adalah batuan yang di daerah
tersebut kurang kuat. Akibatnya, keadaan di tanah tersebut semakin tidak
kokoh dan sangat mudah sekali untuk terjadinya longsor dan terjadinya erosi
tanah yang dapat merusak dan mengubah struktur bumi.
f. Lereng yang terjal
Selain dari batuan yang kurang kuat, ada faktor lagi yang menyebabkan
longsor terjadi, yakni lereng yang sangat terjal. Tanah akan sangat mudah
longsor jika lereng sangat terjal dan menurun.
2. Faktor Manusia
Faktor manusia juga merupakan salah satu faktor yang bisa menyebabkan
terjadinya banjir. Berikut adalah faktor ulah manusia yang bisa menyebabkan
banjir :
a. Penebangan hutan sembarangan
Istilah tersebut sering didengar dengan kata penggundulan hutan. Hutan dapat
berfungsi untuk menyerap dan menahan air hujan yang turun atau genangan
air yang terjadi dalam jumlah yang besar. Jika hutan tersebut ditebang atau
digunduli, maka akan memberikan dampak penebangan hutan secara liar
seperti tidak ada yang menyerap air hujan dan genangan air hujan, sehingga
air-air tersebut akan turun menuju sungai. Jika air dalam volume besar, maka
sungai tidak dapat menampung air yang sangat berlebih tersebut. sehingga air
tersebut akan meluap ke daerah daerah yang rendah yang akan
mengakibatkan banjir terjadi. Selain itu, akibat dari penebangan hutan akan
membuat tanah menjadi mudah longsor dan menjadi bencana bagi penduduk
terdekat.
b. Peningkatan jumlah penduduk 
Hal ini dapat menyebabkan ukuruan sungai menjadi sempit dan tidak cukup
banyak untuk menampung air hujan yang deras. Akibatnya, air-air yang
meluap akan mengakibatkan banjir datang ke tempat penduduk. Selain itu,
tanah yang berada di tempat penduduk akan tidak mudah untuk menyerap air,
sehingga air pun mudah untuk membanjiri daerah penduduk.
c. Saluran air mampet
Jika got, selokan, dan parit-parit mampet, maka akan sangat mudah
meluapnya air ke daerah penduduk atau di jalanan. Sebab, volume air yang
berlebih tidak dapat disalurkan melalui saluran atau selokan yang mampet
yang akan lebih mudah menyebabkan terjadinya banjir.
d. Buang sampah sembarangan
Inilah salah satu faktor penyebab dimanan sungai-sungai maupun selokan
tidak mampu menampung jumlah volume air yang banyak. Sungai-sungai dan
selokan menjadi sempit dan terhenti arusnya karena sampah-sampah yang
banyak dan menyumbat arus air di sungai maupun di selokan dan bisa juga
menjadi penyebab pemanasan global.
e. Perubahan sistem drainase pembuangan air
Suatu daerah yang biasanya tidak banjir akan menjadi langganan banjir jika
disekitar daerah itu melakukan sesuatu yang mengubah sistem drainase yang
sudah ada tanpa AMDAL. Seperti peninggian masal suatu wilayah rendah
untuk pembangunan komplek perumahan baru menyempitkan saluran air
yang ada untuk suatu pembangunan.
f. Tanah yang tertutup semen, paving dan aspal
Hal ini akan mengakibatkan terjadinya banjir dalam volume yang besar,
sebab tanah tanah yang ada di sekitar daerah itu telah tertutup dengan aspal-
aspal yang dibangun, paving, dan semen sehingga tanah tersebut susah dan
tidak lagi menyerap air yang datang.
D. Dampak atau Akibat Bencana Banjir
1. Banjir dapat mengakibatkan kesulitan air bersih
2. Banjir dapat mengakibatkan menimbulkan kerugian ekonomi
3. Banjir dapat mengakibatkan menimbulkan masalah kesehatan
4. Banjir dapat mengakibatkan melumpuhkan aktifitas masyaraka
5. Banjir dapat mengakibatkan menimbulkan korban jiwa
6. Banjir dapat mengakibatkan hanyutnya rumah-rumah, tanaman, hewan, dan
manusia.
7. Banjir mengikis permukaan tanah sehingga terjadi endapan tanah di tempat-
tempat yang rendah.
8. Banjir dapat mendangkalkan sungai, kolam, atau danau.
9. Sesudah banjir, lingkungan menjadi kotor oleh endapan tanah dan sampah.

E. Penanganan Banjir
1. Pra Bencana
a. Melatih diri dan anggota keluarga hal-hal yang harus dilakukan apabila
terjadi bencana banjir.
b. Mendiskusikan dengan semua anggota keluarga tempat di mana anggota
keluarga akan berkumpul usai bencana terjadi.
c. Mempersiapkan tas siaga bencana yang berisi keperluan yang dibutuhkan
seperti: Makanan kering seperti biskuit, air minum, kotak kecil berisi obat-
obatan penting, lampu senter dan baterai cadangan, Lilin dan korek api, kain
sarung, satu pasang pakaian dan jas hujan, surat berharga, fotokopi tanda
pengenal yang dimasukkan kantong plastik, serta nomor-nomor telepon
penting.
d. Kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko banjir:
e. Buat sumur resapan bila memungkinkan.
f. Tanam lebih banyak pohon besar.
g. Membentuk kelompok masyarakat pengendali banjir.
h. Membangun atau menetapkan lokasi dan jalur evakuasi bila terjadi banjir.
i. Membangun sistem peringatan dini banjir.
j. Menjaga kebersihan saluran air dan limbah.
k. Memindahkan tempat hunian ke daerah bebas banjir atau tinggikan
bangunan rumah hingga batas ketinggian banjir jika memungkinkan.
l. Mendukung upaya pembuatan kanal atau saluran dan bangunan.
m. Pengendali banjir dan lokasi evakuasi.
n. Bekerjasama dengan masyarakat di luar daerah banjir untuk menjaga daerah
resapan air.
2. Saat bencana
a. Pindahkan barang-barang atau perabotan rumah ke tempat yang lebih
tinggi dan tidak terjangkau oleh genangan air.
b. Segera padamkan listrik dan gas di rumah.
c. Pantaulah informasi penting yang disampaikan melalui radio, televisi, atau
apapun yang ada di sekitar Anda.
d. Bersiaplah untuk kemungkinan mengungsi.
e. Perhatikan kondisi air, apakah terus meningkat atau tidak.
f. Jika hujan tidak berhenti dan air kelihatan tidak surut atau bahkan
meningkat, segeralah mengungsi ke tempat yang aman atau ke tempat
yang telah ditentukan oleh pemerintah setempat.
g. Jika ada imbauan mengungsi, segera lakukan dengan tetap tenang dan
tertib.
h. Jika terjebak dalam rumah, cobalah untuk tenang. Berusahalah untuk
mencari pertolongan dengan menghubungi kerabat, PMI, kantor
pemerintah, atau polisi.
i. Tetaplah menjaga perilaku hidup bersih dan sehat.
j. Usahakan untuk tidak tidur di tempat terbuka.
3. Setelah bencana
a. Jika mengungsi, kembalilah ke rumah jika keadaan sudah benar-benar
aman.
b. Jangan langsung masuk ke dalam rumah, lihatlah situasi dengan saksama.
c. Periksalah lingkungan sekitar rumah kalau-kalau ada bahaya yang
tersembunyi, seperti bagian rumah yang roboh, kabel beraliran listrik,
bocoran gas, atau binatang berbahaya.
d. Gunakan selalu alas kaki.
e. Mulailah membersihkan rumah dan lingkungan sekitar Anda.
f. Cucilah perlengkapan makan dan barang lainnya dengan sabun anti
kuman.
g. Perhatikan kebersihan dan kesehatan diri serta lingkungan agar terhindar
dari berbagai penyakit.

F. Saat Bencana Evakuasi Korban Banjir


1. Tim evakuasi menjalankan tugas dan tanggungjawabnya masing-masing sesuai
dengan struktur tim yang telah dibuat sebelumnya.
Tim SAR atau seing disebut BNPP (Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan)
adalah kegiatan dan usaha mencari, menolong, dan menyelamatkan jiwa
manusia yang hilang atau dikhawatirkan hilang atau menghadapi bahaya dalam
musibah-musibah seperti pelayaran, penerbangan, dan bencana.
Dalam bencana banjir Tim SAR bertugas untuk melakukan pertolongan atau
evakuasi korban.
Tim Medis :
a. Sebagai penanggung jawab dalam penangan kesehatan saat terjadi bencana
banjir.
b. Memberikan pertolongan pertama dalam pelayanan kesehatan pada korban.
Pertolongan pertama yang diberikan pada korban dapat berupa kontrol jalan
napas, fungsi pernapasan dan jantung, pengawasan posisi korban, kontrol
perdarahan, imobilisasi fraktur, pembalutan dan usaha-usaha untuk membuat
korban merasa lebih nyaman. Harus selalu diingat bahwa, bila korban masih
berada di lokasi yang paling penting adalah memindahkan korban sesegera
mungkin, membawa korban gawat darurat ke pos medis lanjutan sambil
melakukan usaha pertolongan pertama utama, seperti mempertahankan jalan
napas, dan kontrol perdarahan. Resusitasi Kardiopulmoner tidak boleh
dilakukan di lokasi bencana karena membutuhkan waktu dan tenaga.
Pos medis lanjutan didirikan sebagai upaya untuk menurunkan jumlah
kematian dengan memberikan perawatan efektif (stabilisasi) terhadap korban
secepat mungkin.
c. Membantu/mendukung pelaksaan pelayanan darurat medic dilapangan dan
pelayanan medic rujukan dirumah sakit.
2. Menjelang evakuasi masyarakat harap mempersiapkan barang-barang bawaan
yang tidak terlalu berat atau besar, agar tidak mengganggu proses evakuasi.
3. Pada saat evakuasi diharapkan untuk selalu bertindak dengan tenang dan tidak
panik.
4. Kunci pintu dan jendela rumah.
5. Matikan sumber api dan sumber listrik untuk mencegah kebakaran.
6. Bawa barang atau surat berharga. Pada saat banjir kerugian secara materi dan
finansial pasti dialami oleh semua yang terendam genangan yang deras.
7. Kenakan pakaian yang mudah dipakai.
8. Prioritaskan masyarakat yang rentan bencana seperti orang cacat, manula, anak-
anak, serta ibu hamil atau ibu menyusui. Kondisi “horor” pada saat bencana
banjir dan ketiadaan sistem evakuasi, secara khusus pada kelompok rentan,
sangatlah memperihatinkan dan traumatik.
9. Ikuti instruksi dari petugas dan jangan bertindak di luar instruksi.

G. Prinsip penanggulangan banjir


1. Cepat dan tepat
Di Indonesia banyak sekali bencana, macam-macam bencana alam di
Indonesia antara lain banjir, tanah longsor, gunung meletus. Sudah sewajarnya
kalau penanggulangan bencana harus dilakukan secara tepat dan tepat, sebab
bila tidak akan mengakibatkan lebih banyak korban dan lebih banyak kerugian.
2. Prioritan
Harus mengetahui mana yang diprioritaskan dalam prosesnya, sudah tentu jika
penyelamatan nyawa harus selalu didahulukan dibandikan penyelamatan harta
benda dan seterusnya berdasarkan skala prioritas.
3. Koordinasi
Merupakan bentuk koordinasi antara Pemerintah dan Masyarakat harus mampu
melakukan hubungan yang baik dan saling mendukung. Penanggulangan
bencana pun harus mengusung ketepaduan dalam berbagai sektor sebab tidak
mungkin dilakukan oleh satu sektor saja.
4. Berdaya guna
Jangan sampai penangangan bencana hanya merupakan upaya sia-sia yang
membuang waktu, tenaga, dan biaya yang tentunya sangat besar. Penanganan
bencana harus berdaya guna bagi kesejahteraan masyarakat pasca bencana dan
rasa trauma atas bencana yang terjadi.
5. Transparansi 
Transparansi bahwa segala bentuk penangulangan bencana harus terbuka dan
dapat dipertanggung jawabkan. Akuntabilitas maksudnya adalah pertanggung
jawaban secara terbuka dan sesuai dengan etika dan hukum.
6. Kemitraan
Tidak hanya tanggung jawab pemerintah saja yang dalam menanggulangi
bencana, akan tetapi semua lapisan masyarakat juga harus ikut serta. Oleh
karena itu, pemerintah dan masyarakat harus mampu menjalin kemitraan yang
baik. Kemitraan tersebut bisa dengan cara pemerintah bekerjasama dengan
masyarakat membentuk Posdaya penanggulangan bencana di Daerah sekitar.
7. Pemberdayaan
Pemberdayaan merupakan bentuk peningkatan dan pemahaman kepada
masyarakat dalam bentuk sosialisasi dan pembelajaran praktis terkait dengan
langkah antisipasi, penyelamatan dan pemulihan bencana. Umumnya langkah
pemberdayaan dilakukan dengan cara mengadakan pelatihan-pelatihan dan
seminar mengenai bencana di kawasan rawan bencana.
8. Non diskriminatif
Adapun bentuk prinsip ini jelas bahwa tidak ada pembedaan suku, ras, agama
dan budaya yang menjadikan proses penangangan bencana tidak seimbang
antara satu dengan lainya. Proses penanganan bencana kepada siapa pun harus
dilakukan secara adil dan seimbang.
9. Non proletisi
Maksudnya adalah larangan pemanfaat penanggulangan bencana sebagai upaya
untuk meraih suatu bentuk kepentingan tertentu, seperti cara pemberian
bantuan dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi dan lain sebagainya.
10. Keterpaduan
Dalam penanggulangan bencana tentunya tidak bisa dilakukan hanya oleh satu
pihak saja, misalnya penanggulangan bencana adalah tanggungjawab
Pemerintah saja. Anggapan semacam ini merupakan anggapan yang salah.
Penanggulangan bencana merupakan tanggungjawab berbagai pihak dari
pemerintah, masyarakat dan lembaga swadaya lainya. Oleh karena itu,
penanggulangan bencana harus pula ada keterpaduan dari berbagai lini
tersebut.
11. Berhasil Guna
Setiap penanggulangan bencana pasti membutuhkan yang namanya biaya,
waktu dan tenaga. Penanggulangan bencana tidaklah mudah, biaya yang
dikeluarkan untuk rehabilitasi dan rekontroksi sangatlah besar. Demikian
halnya dengan waktu dan tenaga, penanggulangan bencana mesti
menghabiskan waktu berbulan-bulan dan jumlah tenaga yang dikeluarkan juga
tidak terbatas. Oleh karena itu, dalam penanggulangan bencana agar seluruh
biaya, waktu dan tenaga yang dikeluarkan tidak sia-sia haruslah mampu
berhasil guna yang sifatnya berkepanjangan.
12. Akuntabilitas
Dalam penanganan bencana seringkali menggunakan anggaran negara yang
tidak sedikit jumlahnya. Selain anggaran negara umumnya pihak yang terkena
bencana akan mendapat berbagai bantuan dari lembaga-lembaga sosial lainnya.
Oleh karena itu, khususnya bagi pihak yang terlibat langsung dalam proses
penanggulangan bencana setiap kegiatan yang dilakukan haruslah jelas, terarah
dan dapat dipertanggungjawabkan.
Penanggulangan Saat Terjadi Bencana
a. Tanggap darurat
Cara ini berkaitan dengan respon cepat dan tepat jika sewaktu-waktu terjadi
bencana. Misalnya, seseorang harus tau kemana ia harus berlari saat terjadi
bencana. Bagi pemerintah dan masyarakat ia harus memperhatikan hal-hal
antara lain; kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda. Prosedur
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi,
penyelamatan dan pemulihan sarana dan prasarana.
b. Penanggulangan bencana
Cara ini hanya bisa dilakukan oleh para pihak yang memang memiliki
pengetahuan dasar dan berfokus pada bidang penanggulangan bencana. Ia harus
mengerti sifat dan skala kejadian yang sebenarnya, faktor-faktor pemicu bencana
harus mampu dianalisis secara tepat. Hal-hal yang umumnya dilakukan adalah:
 Penyelamatan korban bencana ke daerah yang lebih aman;
 Penyelamatan harta benda yang mungkin masih bisa diselamatkan;
 Menyiapkan tempat penampungan sementara bagian para pengungsi seperti
tenda-tenda darurat;
 Menyediakan dapur umum;
 Menyediakan air bersih dan sarana kesehatan.
Penanggulangan Pasca Bencana
a. Rehabilitasi
Merupakan aspek perbaikan dan pemulihan layanan publik pada wilayah pasca
bencana, tujuan utamanya adalah untuk normalisasi wilayah agar dapat berjalan
secara wajar seperti sediakala mulai dari sisi pemerintahan sampai kegiatan
masyarakat terkecil sekalipun.
b. Rekontruksi
Merupakan bentuk pembangunan kembali pada wilayah-wilayah pasca bencana
seperti kelembagaan-kelembagaan penting, kegiatan perekonomian, sosial dan
budaya, serta menyentuh aspek penegakan hukum dan ketertiban. Tujuan
akhirnya bangkitnya mental masyarakat pasca bencana dari trauma akan
terjadinya bencana.

H. Teknik evakuasi
Banyak cara untuk mencegah banjir datang kembali. Walaupun pemerintah
sudah menyiapkan rencana-rencana untuk menanggulangi banjir, tapi nggak ada
salahnya kalau pencegahan banjir dimulai dari diri kita masing-masing.
1. Buang sampah pada tempatnya.
Istilah ini memang benar adanya, buang sampah harus pada tempatnya. Sampah
yang berserakan bisa membuat selokan atau saluran air tersumbat. Akibatnya, air
sungai tidak bisa mengalir dengan lancar ke laut, sehingga meluap menjadi
banjir.
2. Tanam pohon dan rumput di halaman rumah.
Cobalah untuk menanam pohon dan rumput di halaman rumah. Ini berfungsi
sebagai daerah resapan air. Selain baik untuk musim hujan, hal ini juga baik
untuk musim kemarau untuk menyimpan cadangan air.
3. Rajin membersihkan selokan depan rumah.
Bersihkanlah selokan rumah secara berkala agar kotoran tidak ikut mengalir.
Karena kotoran yang ada di selokan bisa memperbesar peluang terjadinya banjir.
4. Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai fungsi lahan.
Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan dini pada bagian sungai yang
sering menimbulkan banjir.
5. Tidak membangun rumah dan pemukiman di bantaran sungai serta daerah banjir.
6. Tidak membuang sampah ke dalam sungai. Mengadakan Program Pengerukan
sungai.
7. Pemasangan pompa untuk daerah yang lebih rendah dari permukaan laut.
8. Program penghijauan daerah hulu sungai harus selalu dilaksanakan serta
mengurangi aktifitas di bagian sungai rawan banjir.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Banjir hanyalah salah satu dari sekian banyak bencana alam yang sering
terjadi. Banjir sering terjadi terutama pada musim
hujan   dengan  intensitas   yang   sering   dan lebat. Daerah yang menjadi
langganan banjir terutama pada daerah sekitar arus sungai.
Namun   daerah   yang   jauh   dari   sungai   pun kadang terkena musibah banjir
juga jika curah banjir   terjadi hujan yang datang terus menerus dan sungai tidak
lagi sanggup menampung banyaknya air hujan.
Bencana banjir yang terjadi di Indonesia selama ini  tidak semata-mata
disebabkan oleh alam, namun juga disebabkan oleh perilaku manusia itu sendiri.
Dengan demikian, maka seluruh lapisan masyarakat yang ada di Indonesia serta
pemerintah harus bersama-sama mencegah agar bencana banjir tidak semakin
parah, dan pada akhirnya Indonesia bebas dari banjir.

B. Saran
Bencana banjir yang selama ini terjadi di Indonesia telah membawa
kerugian yang sangat besar. Melihat kondisi ini, maka pencegahan banjir adalah
hala yang mutlak yang harus dilakukan oleh seluruh warga negara Indonesia guna
mencegah dan meminimalkan dampak yang akan terjadi akibat bencana banjir.
 Adapun hal-hal yang harus kita lakukan untuk mencegah bencana banjir
adalah sebagai berikut:
 Menghentikan penebangan hutan secara liar tanpa disertai reboisasi.
 Mencegah terjadinya pendangkalan sungai.
 Tidak membuang sampah sembarangan termasuk di aliran sungai.
 Membuat saluran air yang memadai.
 Membuat tanggul yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

2015. Banjir Jakarta. id.wikipedia.org. 9 Februari 2015.


http://id.wikipedia.org/wiki/banjirKompas.com

2014. Makalah Tentang Bencana Banjir. blogspot.com. Januari 2014.


http://makalahlaporanterbaru1.blogspot.com/2014/01/makalah-tentang-bencana-
banjir.html

2017. Makalah Tentang Banjir. blogspot.com. 12 Maret 2017. http://cari-


carimakalah.blogspot.com/2017/03/makalah-tentang-banjir.html

Maryono A. 2005. Menangani Banjir, Kekeringan, dan Lingkungan. Gadjah Mada


University Press. Yogyakarta.

Rukmana R. 1995. Teknik Pengelolaan Lahan Berbukit dan Kritis. Penerbit Kanisius.
Yogyakarta.

Antares P. 2020. Tips Mencegah Dan Mengatasi Penyakit Saat Banjir. www.tagar.id. 2
Januari 2020. https://www.tagar.id/tips-mencegah-dan-mengatasi-penyakit-
saat-banjir

https://www.stc.or.id/publikasi/berita/suara-komunitas-5-0-dalam-tanggap-darurat-
banjir

https://www.persi.or.id/images/regulasi/kepmenkes/kmk1452007.pdf

Anda mungkin juga menyukai