Anda di halaman 1dari 29

KEPERAWATAN BENCANA

Dosen Pengampu : Ns. Arief Wahyudi Jadmiko S.Kep,M.Kep

Bencana Banjir

Disusun oleh :

Mega Ayu 1610711093

Arina Amini 1610711096

Bunga Salsabila 1610711101

Lisa Septiani 1610711103

Fajri Eka Tyassari 1610711110

Siti Anisatur R 1610711113

Naziah Prihandini 1610711122

Siti Juharotul f 1610711123

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga akhirnya kami
dapat membuat makalah Keperawatan Bencana.

Makalah yang berjudul “Bencana Banjir” ditulis untuk memenuhi tugas


pada mata kuliah Keperawatan Bencana.

Pada kesempatan yang baik ini, kami menyampaikan rasa hormat dan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang dengan tulus ikhlas telah
memberikan bantuan dan dorongan kepada kami dalam pembuatan makalah ini
terutama kepada :

1. Ns. Arief Wahyudi Jadmiko S.Kep,M.Kep selaku dosen pada mata kuliah
Keperawatan Bencana.
2. Orang tua kami yang telah memberikan semangat, dukungan serta doa untuk
menyelesaikan makalah ini
3. Semua aspek yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini

Jakarta, 11 September 2019

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iii

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................ 1


B. Tujuan Penulisan ......................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3

A. Pengertian Banjir .........................................................................


B. Faktor-Faktor Penyebab Banjir ...................................................
C. Jenis-Jenis Banjir.........................................................................
D. Dampak Banjir ............................................................................
E. Hal-Hal yang diperlukan sebelum banjir ....................................
F. Hal-hal yang perlu dilakukan ketika terjadi banjir ......................
G. Hal-hal yang perlu dilakukan setelah terjadi banjir ……….
H. Fase-fase banjir…………………………………………………
I. Kegiatan Perawat Dalam Management Bencana Banjir……….
J. Jenis Kegiatan Siaga Bencana .....................................................
K. Skill perawat yang potensi untuk dilakukan pada tiap fase…….
L. Hal-Hal yang diperlukan sebelum banjir ....................................
M. Hal-hal yang perlu dilakukan ketika terjadi banjir ......................

BAB III PENUTUP ......................................................................................

A. Kesimpulan .................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kota Jakarta dan sekitarnya banjir besar pada tanggal 2 februari.
Banjir berawal dari hujan lebat yang berlangsung sejak sore hari tanggal 1
februari hingga keesokan harinnya tanggal 2 februari. Hujan mencapai rata-
rata 235 mm . selain system drainase yang buruk,ditambah banyaknya
volume air 13 sungai yang melintasi Jakarta yang berasal dari bogor-
puncak-cianjur dan air laut yang sedang pasang. Mengakibatkan Hampir
60% wilayah DKI Jakarta terendam banjir dengan kedalaman mencapai
hingga 5 meter dibeberapa titik lokasi banjir.banjir 2007 ini lebih luas dan
lebih banyak memaskan korban manusia disbanding bencana serupa yang
melanda pada tahun 2002 dan 1996. Sedikitnya dinyatakan 80 orang
dinyatakan tewas selama 10 hari karena terseret arus, tersengat listrik atau
sakit. Kerugian material akibat matiny perputaran bisnis mencapai triliunan
rupiah, diperkirakan 4,3 triliun rupiah, warga yang mengungsi mencapai
320.000 orang hingga 7 februari 2007.
Hujan lebat yang mengguyur wilayah jawa tengah dan jawa timur
pada 25 hingga 27 desember 2007 membuat waduk gajah mungkure (waduk
terbesar diasia tenggara) tidak dapat lagi menampung luapan air. Akibat
sungai bengawan solo yang melewati dua provinsi tersebut meluap dan
membanjiri daerah sekitarnya, kota solo yang selama ini masuk daerah
aman banjir, terendam banjir paling besar. Di ngawi bencana banjir melanda
wilah kecamatan karang jati, kwangdungan, sine, geneng, padas, keseman
dam mantingan dan kabupaten ngawi di genangi air sehingga 1 meter, arus
lalu lintas ngawi-solo lumpuh total. Dibojonegoro bengawan solo, pertama
kali dalam sejarah, dengan ketinggian papan duga mencapai 16.15 peilschal
dan menggenangi hampir seluruh wilayah kota dengan rata-rata 1 meter.
Kota bojonegoro lumpuh dan terisolasi dari kabupaten lain selama 2 minggu

1
lebih. Di lamongan luapan bengawan solo mengenangi glagah, laren dan
kecamatan babat, dengan ketinggian rata-rata 1 meter. Sementara itu,
digresik bengawan solo menenggelamkan ratusan hektar tambak dan sawah
dan ratusan rumah disekitar daerah aliran sungai (DAS) Bengawan solo.
Banjir diindonesia kerap memakan banyak korban jiwa dan
kerusakan material yang besar. Upaya upaya mencerdasi banjir perlu
dilakukan sehinngga dapatr meminimalisir terjadinya banjir dan kerugian.

B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tindakan untuk mengurangi banjir, dampak serta
cara penanggulangan banjir bandang
2. Untuk mengetahui hal-hal yang harus dilakukan dalam
penatalaksanaan setiap tahap siklus bencana banjir bandang
3. Untuk mengetahui sejauh mana peran perawat dalam penatalaksanaan
tahapan bencana banjir bandang

C. Rumusan Masalah
1. Apa tindakan yang harus dilakukan dalam mengurangi banjir bandang,
dampak serta cara penanggulangan banjir bandang ?
2. Apa saja hal-hal yang harus dilakukan dalam penatalaksanaan setiap
tahap siklus bencana banjir ?
3. Apa saja peran perawat dalam penatalaksanaan tahapan bencana banjir
bandang ?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Banjir
Banjir adalah peristiwa terjadinya genangan (limpahan) air di areal
tertentu sebagai akibat meluapnya air sungai/danau/laut yang menimbulkan
kerugian baik materi maupun non-materi terhadap manusia dan lingkungan.
Banjir bisa terjadi perlahan-lahan dalam waktu lama atau terjadi mendadak
dalam waktu yang singkat yang disebut banjir bandang.
Indonesia memiliki lebih dari 5.000 sungai besar dan kecil, 30% dian-
taranya melewati kawasan padat penduduk, yang tentunya mempunyai
potensi terhadap terjadinya banjir pada wilayah permukiman yang dilalui oleh
aliran sungai tersebut.
B. Faktor-faktor penyebab banjir
Penyebab timbunya banjir pada dasarnya dapat dibedakan menjadi 3 (tiga)
faktor, yaitu :
1. Pengaruh aktifitas manusia, seperti :
a. pemanfaatan dataran banjir yang digunakan untuk pemukiman dan
industri.
b. Penggundulan hutan dan yang kemudian mengurangi resapan pada
tanah dan meningkatkan larian tanah permukaan. Erosi yang terjadi
kemudian bisa menyebabkan sedimentasi di terusan-terusan sungai
kemudian menggangu jalannya air.
c. Pemukiman didataran banjir dan pembangunan didaerah dataran
banjir dengan mengubah saluran-saluran yang tidak direncanakan
dengan baik. bahkan tidak jarang alur sungai diurung untuk
dijadikan pemukiman. Kondisi demikian banyak terjadi
diperkotaan di indonesia. Akibatnya adalah aliran sungai pada saat
musim hujan menjadi tidak lancar dan menimbulkan banjir

3
d. membuang sampah sembarangan dapat menyumbat saluran-saluran
air, terutama di perumah-perumahan.
2. Kondisi alam yang bersifat tetap (statis) seperi :
a. kondisi geografi yang berada pada daerah yang sering terkena
badai atau siklon, misalnya beberapa kawasan di bangladesh
b. Kondisi topografi yang cekung, yang merupakan daratan banjir,
seperti kota bandung yang berkembang pada cekungan bandung.
c. Kondisi alur sungai, seperti kemiringan dasar sungai yang datar,
berbelok-belok, timbulnya sumbatan atau berbentuk seperti botol,
dan adanya sedimentasi sungai membentuk sebuah pulau (ambal
sungai).
3. Peristiwa alam yang bersifat dinamis, seperti :
a. Curah hujan yang tinggi
b. terjadinya pembendungan atau arus balik yang sering terjadi
dimuara sungai atau pertemuan sungai besar
c. Penurunan muka tanah atau amblesan, misalnya disekitar pantai
utara jakarta yang mengalami amblesan seriap tahun akibat
pengambilan air tanah yang berlebihan sehinga menimbulkan muka
tanah menjadi lebih rendah
d. Pendangkalan dasar sugai karna sedimentasi yang cukup tinggi
C. Jenis-jenis Banjir
Ada 3 jenis banjir yang umum nya terjadi, ketoga jenis tersebut adalah :
1. Banjir bandang
Banjir bandang adalah banjir besar yang terjadi secara tiba-tiba dan
berlangsung hanya sesaat. banjir bandang umum nya terjadi hasil dari
curah hujan berintensitas tinggi denga durasi (jangka waktu) pendek yang
menyebabkan debit sungai naik secara cepat. Dari sekia banyak kejadian,
sebaian besar diawali oleh adanya longsorang dibagian hulu sungai,
kemudian material lonsoran dan pohon-pohon menyumbat sungai dan
menimbulkan bendungan-bendungan alami. Selanjutnya bendungan alami

4
tersebut ambrol dan mendatangkan iar bah dalam volume yang besar dan
waktu yang sangat singkat. penyebab timbulnya banjir bandang adalah
kondisi geologi, morfologi, dan tutupan lahan.
2. Banjir Sungai
Banjir sungai biasanya disebabkan oleh curah hujan yang terjadi di
daerah aliran sungai (DAS) secara luas dan berlangsung lama. Selanjurnya
air sungai yang ada meluap dan menimbulkan banjirdan menggenangi
daerah disekitarnya. Tidak seperti banjir bandang, banjir sungan biasanya
akan menjadi besar secara perlahan-lahan, dan sering kali merupakan
banjir musiman dan bisa berlanjut sampai berhari-hari atau berminggu-
minggu.
3. Banjir Pantai
Banjir ini berkaitan dengan adanya badai siklon tropis dan pasang
surut air laut. Bnajir besar yang terjadi dari hujan sering diperburuh oleh
gelombang badai yang diakibatkan oleh angin yang terjadi disepanjang
pantai. Pada banjir ini air laut membanjiri daratan karena satu atau
kombinasi pengaru-pengaruh dari air pasanga yang tinggi atau gelombang
badai. Seperti halnya banjir sungai, hujang yang turun dengan lebat di atas
daerah yang luas akan mengakibatkan banjir yang hebat pada muara
sungai.
D. Dampak Banjir
Banjir akan terjadi gangguan-gangguan pada beberapa aspek berikut :
1. Aspek penduduk, antara lain berupa korban jiwa/meninggal, hanyut,
tenggelam, luka-luka, korban hilang, pengungsian, berjangkitnya penyakit
seperti penyakit kulit, demam berdarah, malaria, influenza, gangguan
pencernaan dan penduduk terisolasi.
2. Aspek pemerintahan, antara lain berupa kerusakan atau hilangnya
dokumen, arsip, peralatan, perlengkapan kantor dan terganggunya jalannya
pemerintahan.

5
3. Aspek ekonomi, antara lain berupa hilangnya mata pencaharian, tidak
berfungsinya pasar tradisional, kerusakan atau hilangnya harta benda,
ternak dan terganggunya perekonomian masyarakat.
4. Aspek sarana/prasarana, antara lain berupa kerusakan rumah penduduk,
jembatan, jalan, bangunan gedung perkantoran, fasilitas sosial dan fasilitas
umum, instalasi listrik, air minum dan jaringan komunikasi.
5. Aspek lingkungan, antara lain berupa kerusakan ekosistem, objek wisata,
persawahan/lahan pertanian, sumber air bersih dan kerusakan
tanggul/jaringan irigasi (Mistra, 2007; Rahayu dkk, 2009).

E. Hal-hal yang di perlukan sebelum terjadi banjir


1. Kerja bakti membersihkan saluran air
2. Melaksanakan kegiatan 3M (Menguras, menutup dan menimbun) benda-
benda yang dapat menjadi sarang nyamuk
3. Membuang sampah pada tempatnya
4. Menyediakan bak penyimpanan air yang kemungkinan aman dari banjir
5. Segera amankan barang-barang berharga ke tempat yang lebih tinggi
6. Menyiapkan obat-obatan dan logistik di dalam rumah masing-masing dan
disimpan di tempat yang aman dan tidak terjangkau banjir.
7. Pastikan memiliki persediaan pelampung yang cukup untuk anggota
keluarga
8. Memiliki nomor konteks ketua Rt/Rw dan instansi penting lainnya
9. Simpanlan dokumen-dokumen dan surat penting dalam plastik atau kotak
tahan air
10. Titipkan photocopy dokumen-dokumen dan surat-surat tersebut di tempat
kerabat Atau orang yang terpercaya yang tinggal di daerah yang tidak
terkena banjir
11. Selalu mendengar informasi tentang perkembangan cuaca
12. Ikut perintah evakuasi yang di keluarkan oleh pemerintah atau petugas
bencana yang lain

6
F. Hal-hal yang perlu dilakukan ketika terjadi banjir
1. Hindari berjalan dideket saluran air untuk menghindari terseret arus banjir
2. Matikan aliran listrik didalam rumah atau hubungi PLN untuk mematikan
aliran listrik diwilayah yang terkena bencana. Jangan sampai menyentuh
kabel-kabel yang jatuh atau tiang listrik
3. Jangan berjalan-jalan atau melihat-lihat atau berenang-renang di kawasan
banjir. Baik dengan rakit maupun berjalan kaki.
4. mengungsi ke daerah aman atau daerah yang lebih tinggi atau posko banjir
sedini mungkin saat genangan air masih memungkinkan untuk di lewati.
5. Jangan meminum ataumemasak dengan air banjir
6. Jika air terus meninggi hubungi instansi yang terkait dengan
penanggulangan bencana.
7. Periksa apakah diri anda atau orang sekitar anda terluka, beri pertolongan
pertama jika perlu
8. Ingat untuk menolong orang yang memerlukan pertolongan khusus seperti
bayi, lansia, ibu hamil dan orang cacat
9. Dengarkan informasi darurat
10. Menurunkan regu penyelamatan dan peralatannya
11. Memberikan bantuan pangan untuk para korban
12. Mengevaluasi para korban
G. Hal-hal yang perlu dilakukan setelah terjadi banjir
1. Secepat nya membersihkan rumah, gunakan antiseptik untuk membunuh
kuman penyakit
2. Gunakan air bersih untuk menghindari terjangkitnya penyakit diare
3. Setelah banjir surut dan keadaan aman, Keringkan dengan sempurna
peralatan listrik (misalnya saklar, stop kontak, dan kabel-kabel) yang
sempet terendam banjir sebelum digunakan kembali
4. Bersihkan tempat penyimpanan air atau kolam dengan mengunakan tawas
atau klorin
5. Rebus air sebelum dikonsumsi

7
6. Bersihkan dapur dan peralatannya dengan baik dan hati-hati, gunakan
antiseptik untuk membersihkannya
7. bersihkan kompor gas, tabung gas, dan selangnya dengan sempurna.
yakinkan tidak ada kebocoran
8. Hati-hati disaat membersihkan puing-puing atau benda-benda yang
terbawa arus banjir
9. Gunakan sepatu boots dan sarung tangan di saat membersihkannya,
bersihkanlah tubuh dengan sabun antiseptik setelah membersihkan rumah
dan sekitarnya. Hindari anak-anak bermain di area yang sedang
dibersihkan.
10. Bersama warga yang lainnya membersih kan lingkungan
11. Memberikan bantuan makanan dan penanganan medis untuk para korba
12. Melakukan Pengawasan Terhadap bahaya penyakit menular
13. Melakukan perbaikan dan konstruksi wilayah yang Terkena banjir
14. Melakukan Penghijauan Kembali lahan-lahan yang telah gundul
H. Fase Bencana Banjir
 Pra bencana
1. Mengetahui istilah-istilah peringatan yang berhubungan dengan
bahaya banjir, seperti siaga I sampai dengan siaga IV dan langkah-
langkah apa yang harus dilakukan
2. Mengetahui tingkat kerentangan tempat tinggal kita,apakah berada di
zona rawan banjir
3. Mengetahui saluran dan jalur yang sering dilalui air banjir dan apa
dampaknya untuk rumah kita
4. Melakukan persiapan untuk evakuasi,termasuk memahami rute
evakuasi dan daerah yang lebih tinggi
5. Membicarakan dengan anggota keluarga mengenai ancaman banjir dan
merencanakan tempat pertemuan apabila ada anggota keluarga
terpencar-pencar

8
6. Mengetahui bantuan apa yang bisa diberikan apabila ada anggota
keluarga yang terkena banjir
7. Mengetahui kebutuhan-kebutuhan khusus anggota keluarga dan
tetangga apabila banjir terjadi
8. Membuat persiapan untuk hidup mandiri selama sekurangnya tiga hari
misalnya persiapan tes siaga bencana, penyediaan makanan dan air
minum
9. Mengetahui bagaimana mematikan air, listrik, dan gas
10. Mempertimbangkan asuransi banjir
11. Berkaitan dengan harta dan kepemilikan,maka anda bisa membuat
catatan harta kita, mendokumentasikannya dalam foto, dan simpan
dokumen tersebut di tempat yang aman
12. Menyimpan berbagai dokumen penting di tempat yang aman
13. Hindari membangun di tempat rawan banjir kecuali ada upaya
penguatan dan peninggian bangunan rumah
14. Perhatikan berbagai instrument listrik yang dapat memicu bahaya saat
bersentuhan dengan air banjir
15. Turut serta mendirikan tenda pengungsian dan pembuatan dapur umum
16. Melibatkan diri dalam pendistribusian bantuan
17. Menggunakan air bersih dengan efesien
 Saat bencana
1. Apabila banjir akan terjadi di wilayah anda,maka simaklah informasi
dari berbagai media mengenai infornasi banjir untuk meningkatkan
kesiapsiagaan
2. Apabila terjadi banjir segeralah evakuasi ke tempat yang lebih tinggi
3. Waspada terhadap arus bawah saluran air, kubangan dan tempat-
tempat lain yang tergenang air
4. Ketahui risiko banjir dan banjir bandang di tempat anda dengan atau
tanpa peringatan pada saat hujan biasa atau deras

9
5. Apabila anda harus bersiap untuk evakuasi : amankan rumah anda.
Apabila masih tersedia waktu , tempatkan perabot di luar rumah atau
di tempat yang aman dari banjir. Barang yang lebih berharga diletakan
pada bagian yang lebih tinggi di dalam rumah
6. Matikan semua jaringan listrik apabila ada instruksi dari pihak
berwenang. Cabut alat-alat yang masih tersambung dengan listrik.
Jangan menyentuh peralatan yang bermuatan listrik apabila anda
berdiri diatas/didalam air
7. Jika ada perintah evakuasi dan anda harus meninggalkan rumah.
Jangan berjalan di arus alir. Beberapa langkah berjalan di arus air
dapat mengakibatkan anda jatuh
8. Apabila anda harus berjalan di air, berjalanlah pada pijakan yang tidak
bergerak. Gunakan tongkat atau sejenisnya untuk mengecek kepadatan
tempat anda berpijak
9. Jangan meengemudikan mobil di wilayah banjir. Apabila air mulai
naik,abaikan mobil keluarlah ke tempat yang lebih tinggi. Apabila hal
ini tidak dilakukan, anda dan mobil dapat tersapu arus banjir dengan
cepat
10. Bersihkan dan siapkan penampunga air untuk berjaga-jaga seandainya
kehabisan air bersih
11. Waspada saluran air atau tempat melintasnya air yang kemungkinan
akan dilalui oleh arus yang deras karena kerap kali banjir bandang tiba
tanpa peringatan
 Pasca bencana
1. Hindari air banjir karena kemungkinan kontaminasi zat-zat berhaya
dan ancaman kesetrum
2. Waspada dengan instalasi listrik
3. Hindari air yang bergerak
4. Hindari air yang airnya baru saja surut karena jika jalan bisa saja
keropos dan ambles

10
5. Hindari lokasi yang masih terkena bencana , kecuali jika pihak yang
membutuhkan suka relawan
6. Kembali ke rumah sesuai dengan perintah dari pihak yang berwenang
7. Tetap di luar gedung/rumah yang masih dikelilingi air
8. Hati-hati saat memasuki gedung karena ancaman keruskan yang tidak
terlihat seperti seperti pada fondasi
9. Perhatikan kesehatan dan keselamatan keluarga dengan mencuci
tangan menggunakan sabun dan air bersih jika anda terkena air banjir
10. Buang makanan yang terkontaminasi di air
11. Dengarkan berita atau informasi mengenai kondisi air serta dimana
mendapatkan bantuan perumahan/shelter pakaian dan makanan
12. Dapatkan perawatan kesehatan di fasilitas kesehatan anda terdekat
13. Bersihkan tinggal dan lingkungan rumah dan sisa-sisa kotoran setelah
banjir
14. Lakukan pemberantasan sarang nyamuk
15. Terlibat dalam kaporitisasi sumur gali
16. Terlibat dalam perbaikan jembatan dan saluran pembungan air limbah
(SPAL)
I. Kegiatan Perawat Dalam Management Bencana Banjir
Seorang perawat, khususnya perawat komunitas memiliki tanggung
jawab dalam membantu mengatasi ancaman bencana baik selama tahap
preimpact, impact/emergency, dan postimpact. Dalam melakukan tugasnya
tentu perawat tidak bisa berjalan sendiri. Koordinasi dan persiapan yang baik
mulai dari pemerintah atas hingga ke cabang-cabang di bawahnya mutlak
diperlukan. Dimulai dari pusat studi bencana, badan meteorologi, pemerintah
pusat dan daerah, para teknisi, departemen kesehatan, palang merah nasional,
tenaga-tenaga kesehatan, departemen penerangan, dinas transportasi hingga
dinas kebakaran dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat, semua ikut
terlibat dalam perencanaan persiapan penanggulangan bencana. kegiatan
perawat disini bisa dikatakan multiple, ialah sebagai bagian dari penyusun

11
rencana, pendidik, pemberi asuhan keperawatan, dan bagian dari tim
pengkajian kejadian bencana. Tujuan utama dari tindakan keperawatan
bencana ini adalah untuk mencapai kemungkinan tingkat kesehatan terbaik
masyarakat yang terkena bencana tersebut. jika seorang perawat berada di
pusat area bencana, ia akan dibutuhkan untuk ikut mengevakuasi dan
memberi pertolongan pertama pada korban.
Sedangkan di lokasi-lokasi penampungan seorang perawat bertanggung
jawab pada evaluasi kondisi korban, melakukan tindakan keperawatan
berkelanjutan, dan mengkondisikan lingkungan terhadap perawatan korban-
korban dengan penyakit menular.
Ada 2 hal yang dapat dilakukan perawat dalam masa pra bencana ini,
antara lain:

1. Perawat mengikuti pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan


dalam penganggulangan ancaman bencana untuk tiap fasenya
(preimpact, impact, postimpact).

2. Para perawat ini, khususnya perawat komunitas mendapat pelatihan


tentang berbagai tindakan dalam penanggulangan ancaman dan
dampak bencana. Misalnya mengenali instruksi ancaman bahaya;
mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan saat fase emergency (makanan,
air,obat-obatan, pakaian dan selimut, serta tenda) dan mengikuti
pelatihan penanganan pertama korban bencana.

a. Kegiatan perawat dalam masa pre-impact

1) Perawat mengikuti pendidikan dan pelatihan bagi tenaga


kesehatan dalam penanggulangan ancaman bencana

2) Perawat ikut terlibat dalam berbagai dinas pemerintahan,


organisasi lingkungan, palang merah nasioanal, maupun
lembaga-lembaga pemasyarakatan dalam memberikan
penyuluhan dan simulasi persiapan menghadapi bencana

12
3) Perawat terlibat dalam program promosi kesehatan untuk
meningkatkan kesiapan masyarakat dalam mengahadapi
bencana

b. Kegiatan perawat dalam masa impact

1) Bertindak cepat

2) Don't promise, perawat seharusnya tidak menjanjikan apapun


dengan pasti dengan maksud memberikan harapan yang
besar pada korban yang selamat

3) berkonsentrasi lebih pada apa yang dikerjakan

4) Koordinasi dan menciptakan kepemimpinan

5) Untuk jangka panjang, bersama-sama pihak terkait dapat


mendiskusikan dan merancang master plan of revitalizing,
biasanya untuk jangka waktu 30 bulan pertama

c. Peran perawat dalam fase post impact

Tim kesehatan bersama masyarakat dan profesi lain yang


terkait bekerja sama menangani masalah kesehatan masyarakat
pasca gawat darurat serta mempercepat fase pemulihan (recovery)
menuju keadaan sehat dan aman.

J. Jenis kegiatan siaga bencana

Kegiatan penanganan siaga bencana memang berbeda dibanding


pertolongan medis dalam keadaan normal lainnya. Ada beberapa hal yang
menjadi perhatian penting. Berikut beberapa tindakan yang bisa dilakukan
oleh perawat dalam situasi tanggap bencana:

13
1. Pengobatan dan pemulihan kesehatan fisik
Bencana alam yang menimpa suatu daerah, selalu akan
memakan korban dan kerusakan, baaik itu korban meninggal,
korban luka-luka, kerusakan fasilitas pribadi dan umum, yang
mungkin akan menyebabkan isolasi tempat, sehingga sulit
dijangkau oleh para relawan. Hal yang paling urgent dibutuhkan
oleh korban saat itu adalah pengobatan dari tenaga kesehatan.
Perawat bida turut adil dalam aksi ini, baik berkolaborsi dengan
tenaga perawat atau pun tenaga kesehatan profesional, ataupun
juga melakukan pengobatan bersama perawat lainnya secara cepat,
menyeluruh dan merata ditempat bencana. Pengobatan yang
dilakukanpun bisa beragam, mulai dari pemeriksaan fisik,
pengobatan luka, dan lainnya sesuai profesi keperawatan.
2. Pemberian bantuan
Perawatan dapat melakukan aksi galang dana bagi korban
bencana, dengan menghimpun dana dari berbagai bentuk,seperti
makanan, obat-obatan, keperluan sandang dan lain sebagainya.
Pemberian bantuan tersebut bisa dilakukan langsung oleh perawat
secara langsung dilokasi bencana dengan mendirikan posko
bantuan. Selain itu, hal yang harus difokuskan dalam kegiatan ini
adalah pemerataan bantuan di tempat bencana sesuai kebutuhan
yang dibutuhkan oleh korban pada saat itu, sehingga tidak ada lagi
para korban yang tidak mendapatkan bantuan tersebut dikarenakan
bantuan yang menumpuk ataupun tidak tepat sasaran.
3. Pemulihan kesehatan mental
Para korban suatu bencana biasanya akan mengalami trauma
psikologis akibat kejadian yang menimpanya. Trauma tersebut bisa
berupa kesedihan yang mendalam, ketakutan dan kehilangan berat.
Tidak sedikit trauma ini menimpa wanita, ibu-ibu, dan anak-anak
yang sedang dalam masa pertumbuhan. Sehingga apabila hal ini

14
terus berkelanjutan maka akan mengakibatkan stress berat dan
gangguan mental bagi para korban bencana. Hal yang dibutuhkan
dalam penanganan situasi seperti ini adalah pemulihan kesehatan
mental yang dapat dilakukan oleh perawat. Pada orang dewasa
pemulihannya dapat dilakukan dengan cara sharing dan
mendengarkan segala keluhan-keluhan yang dihadapinya,
selanjutnya diberikan sebuah solusi dan diberi penyemangat agar
tetap bangkit. Sedangkan pada anak-anak, cara yang efektif adalah
dengan mengembalikan keceriaan mereka, hal ini mengingat sifat
lahiriah anak-anak yang berada pada masa bermain. Perawat dapat
mendirikan sebuah taman bermain, dimana anak-anak tersebut
akan mendapatkan permainan, cerita lucu, dan lain sebagainya.
Sehingga kepercayaan diri mereka akan kembali seperti sedia kala.
4. Pemberdayaan masyarakat
Kondisi masyarakat disekitar daerah yang terkena musibah
pasca bencana biasanya akan menjadi terkatung-katung tidak jelas
akibat memburuknya keadaan pasca bencana, akibat kehilangan
harta benda yang mereka miliki. Sehingga banyak diantara mereka
patah arah dalam menentukan hidup selanjutnya. Hal yang bisa
menolong membanhkitkan keadaan tersebut adalah melakukan
pemberdayaan masyarakat. Masyarakat perlu mendapatkan fasilitas
dan skill yang dapat menjadi bekal bagi mereka kelak. Perawat
dapat melalukan pelatihan-pelatihan keterampilan yang difasilitasi
dan berkolaborasi dengan instansi ataupun LSM yang bergerak
dalam bidang itu. Sehingga diharapkan masyarakat sekitar daerah
bencana akan mampu membangun kehidupannya kedepan lewat
kemampuan yang ia miliki.

15
K. Skill perawat yang potensi untuk dilakukan pada tiap fase
Berbagai upaya penanggulangan bencana yang dapat dilakukan pada
setiap tahap dalam siklus bencana antara lain:
1. Pencegahan dan mitigasi; upaya ini bertujuan menghindari terjadinya
bencana dan mengurangi risiko dampak bencana. Upaya--‐upaya yang
dilakukan antara lain:
a) Penyusunan kebijakan, peraturan perundangan, pedoman dan
standar;
b) Pembuatan peta rawan bencana dan pemetaan masalah kesehatan;
c) Pembuatan brosur/leaflet/poster;
d) Analisis risiko bencana pembentukan tim penanggulangan bencana;
e) Pelatihan dasar kebencanaan; dan
f) Membangun sistem penanggulangan krisis kesehatan berbasis
masyarakat.
2. Kesiapsiagaan; upaya kesiapsiagaan dilaksanakan untuk
mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana. Upaya
kesiapsiagaan dilakukan pada saat bencana mulai teridentifikasi akan
terjadi. Upaya--‐upaya yang dapat dilakukan antara lain:
a) Penyusunan rencana kontinjensi;
b) Simulasi/gladi/pelatihan siaga;
c) Penyiapan dukungan sumber daya;
d) Penyiapan system informasi dan komunikasi.
3. Tanggap darurat; upaya tanggap darurat bidang kesehatan dilakukan
untuk menyelamatkan nyawa dan mencegah kecacatan. Upaya yang
dilakukan antara lain:
a) Penilaian cepat kesehatan (rapid health assessment);
b) Pertolongan pertama korban bencana dan evakuasi ke sarana
kesehatan;
c) Pemenuhan kebutuhan dasar kesehatan;
d) Perlindungan terhadap kelompok risiko tinggi kesehatan.

16
4. Secara umum Tahapan Tanggap Bencana adalah:
a) Tahap pengaktifan:
b) Mengumumkan terjadinya bencana dan melaksanakan tanggap
awal
c) Mengorganisasi komando dan pengendalian.
d) Tahap penerapan:
e) SAR;
f) Triase, stabilisasi awal dan transport;
g) Pengelolaan definitif atas pasien / sumber bahaya.
h) Tahap pemulihan:
i) Menghentikan kegiatan;
j) Kembali ke operasi normal;
k) Debriefing.
l) Pemulihan: upaya pemulihan meliputi rehabilitasi dan
rekonstruksi.

5) Upaya rehabilitasi bertujuan mengembalikan kondisi daerah yang


terkena bencana yang serba tidak menentu ke kondisi normal yang
lebih baik. Upaya rekonstruksi bertujuan membangun kembali sarana
dan prasarana yang rusak akibat bencana secara lebih baik dan
sempurna. Upaya--‐upaya yang dilakukan antara lain:

a) Perbaikan lingkungan dan sanitasi;

b) Perbaikan fasilitas pelayanan kesehatan;

c) Pemulihan psiko--‐sosial;

d) Peningkatan fungsi pelayanan kesehatan.

17
18
Skill yang bisa perawat lakukukan ketika terjadi bencana banjir
yang bertujuan untuk mencegah terjadinya suatu penyakit,mengobati dan
mengurangi resiko yang lebih parah adalah

1. Sebagai perawat harus megetahui resiko penyakit yang mungkin


terjadi ketika bencana banjir
2. Memberikan edukasi kepada masyarakat terkait penyakit yang sering
muncul ketika banjir supaya masyarakat bisa lebih waspada

19
3. Sebagai perawat mengerti tindakan atau penatalaksanaan megenai
penyakit tersebut
4. Membantu mempromosikan hidup bersih dan sehat

Penyakit yang sering muncul ketika terjadi bencana banjir adalah

1. Diare
2. Demam berdarah
3. Penyakit kulit
4. Perburukan penyakit kronik yang sudah diderita
5. Infeksi saluran pernapasan akut
6. Penyakit saluran cerna lainnya misal tifoid
7. Kedinginan atau Hypothermia
8. Hingga saat ini belum ditemukan obat spesifik untuk penyakit DBD,
pengobatan medis yang dilakukan umumnya hanya menanggulangi
geala yang dimunculkan penyakit ini seperti memberikan obat penurun
demam dan pemasukan cairan tubuh infus. Pertolongan dini adalah
mengatasi presyok/syok yang teradi dengan memberikan minum
sebanyaknya, bila perlu beri cairan melalui infus, kompres, berikan
obat penurun panas segera ruuk ke rumah sakit terdekat.

 Hingga saat ini belum ditemukan obat spesifik untuk penyakit DBD,
pengobatan medis yang dilakukan umumnya hanya menanggulangi geala
yang dimunculkan penyakit ini seperti memberikan obat penurun demam
dan pemasukan cairan tubuh infus. Pertolongan dini adalah mengatasi
presyok/syok yang teradi dengan memberikan minum sebanyaknya, bila
perlu beri cairan melalui infus, kompres, berikan obat penurun panas
segera ruuk ke rumah sakit terdekat.

20
 Pencegahan DBD dapat dilakukan dengan:
a. Melakukan gerakan 3M, yaitu mengubur sampah, dan menguras serta
selalu menutup tempat penampungan air

b. Penyemprotan (fogging) dan uga menaga kebersihan lingkungan

c. Penyediaan kelambu dan Penyediaan obat pencegah yang aman untuk


anak kecil, ibu hamil dan lansia.
 Bagi penderita diare sebaiknya makan makanan rendah serat dan istirahat
yang cukup. Penanganan dan Pencegahannya:

a. Pendidikan mengenai kesehatan

b. Untuk sementara, menghindari penggunaan air keran dan air sumur

c. Identifikasi daerah bersih dan daerah terkontaminasi sekitar

d. Membersihkan perabotan yang masih ingin digunakan dengan


disinfektan/ dengan menyuci menggunakan air bersih.

e.Membagikan sabun pembersih

f. Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan.

g. Pertolongan Pertama Pada Diare, Memberikan cairan gula dan garam


agar dapat mengatasi dehidrasih.

h. Memberikan suplemen makanan yang dapat membantu stamina dan


mengembalikan fungsi organ-organ tubuh secara maksimali.

i. Penyediaan air bersih dan makanan yang cukup

j. Memberikan obat anti diare yang dapat membantuk.

k. obat yang biasa digunakan, misalnya immudium, dan antibiotik.

21
Psikosomatik kondisi lingkungan yang berubah tiba-tiba dan merasakan
kecemasan orang tua. Demikian pula trauma karena kehilangan orang yang
dicintai atau harta benda yang diperjuangkan dengan susa payah, meyebabkan
perasaan pilu yang luar biasa.

Pencegahan dan pengobatan gangguan ini dapat diatasi dengan pemberian


makanan dan minuman sehat yang cukup serta istrihat yang cukup. Demikian
pula dapat diberikan obat anti cemas, misalnya, valium, Diazepam, dan
berbagai suplemen lainnya.

 ISPA : Infeksi saluran nafas atas adalah penyakit infeksi akut yang
melibatkan organ saluran
- pernafasan, hidung, sinus, faring atau laring. yang termasuk geala dari
ISPA adalah badan
- pegal pegal (myalgia), beringus (rhinorrhea) Batuk, sakit kepala, Sakit
pada tengorokan.
Penanganan dan Pencegahan:
a. Makan-makanan yang banyak mengandung energy
b. kolaborasi pemberian obat: Parasetamol, Antihistamin, dan
antibiotik ika terasdi infeksi bakter.
c. Menyediakan area yang cukup
d. Perlindungan yang cukup seperti pakaian yang layak dan selimut
yang memadaie.
e. Memberantas tempat berkembangbiaknya nyamuk
 salah satu penyakit yang mengintai arga di sekitar lokasi banir adalah
Leptospirosis Ini adalah salah satu penyakit menular yang berasal dari
hean dan menangkiti manusiad an termasuk penyakit zoonosis paling
sering di dunia. Leptospirosis disebabkan bakteri patogen berbentuk spiral
genus Leptospira family leptospiraceae dan ordo Spirochaetales
Pengobatan penyakit Leptospirosis dengan pemberian antibiotic, misalya:
doksisiklin, Cephalosporin, dan obat-obat antibiotik turunan Fuinolon.

22
Demikian puladapat diberikan penisilin, ampisilin atau antibiotik lainnya
yang serupa. Pemberian antibiotik sebaiknya secara intrevena (infus)
Penyakit kulit yang dapat berupa infeksi, alergi atau bentuk lain.
kalau musim banir maka masalah utamanya adalah kebersihan yang tidak
teraga baik. Tempat berkumpulnya banyak orang, misalnya di tempat
pengungsian korban banir, uga berperan dalam penularan infeksi kulit.
Pencegahannya dapat dilakukandengan, meminimal mungkin menghindari
kontak langsung dengan air dengan menggunakan sepatu boot. agalah
kebersihan dan selalu gunakan pakaian yang kering.

23
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
. Bencana (disaster) menurut WHO adalah setiap kejadian yang
menyebabkan kerusakan, gangguan ekologis, hilangnya nyawa manusia
atau memburuknya derajat kesehatan atau pelayanan kesehatan pada skala
tertentu yang memerlukan respon dari luar masyarakat atau wilayah yang
terkena. Bencana terbagi menjadi dua jenis yaitu bencana alam seperti
banjir, genangan, gempa bumi, gunung meletus, badai, kekeringan, wabah,
serangga dan lainnya dan bencana ulah manusia (man made disaster)
seperti tabrakan pesawat udara atau kendaraan, kebakaran, huru-hara,
sabotase, ledakan, gangguan listrik, ganguan komunikasi, gangguan
transportasi dan lainnya.
Banjir bandang adalah banjir besar yang terjadi secara tiba-tiba dan
berlangsung hanya sesaat yang yang umumnya dihasilkan dari curah hujan
berintensitas tinggi dengan durasi (jangka waktu) pendek yang
menyebabkan debit sungai naik secara cepat. Peran perawat dalam
menghadapi banjir bandang meliputi pra bencana, saat bencana dan pasca
bencana.
B. Saran
Ada beberapa tindakan yang bisa mengurangi dampak resiko
penanggulangan banjir, diantaranya yaitu :
 Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai fungsi lahan.
 Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan dini pada bagian
sungai yang sering menimbulkan banjir.
 Tidak membangun rumah dan pemukiman di bantaran sungai serta
daerah banjir.
 Tidak membuang sampah ke dalam sungai.

24
DAFTAR PUSTAKA

Gultom, AB. 2012. Penananganan Bencana Banjir. Universitas Sumatra Utara.

Sebastian, L. 2008. Pendekatan Pencegahan Dan Penanggulangan Banjir.


Dinamika TENIK SIPIL, volume 8, Nomor 2

25
Kholid,Ahmad S.Kep, Ns.2015. prosedur tetap pelayanan medik penanggulangan
bencana.Jakarta.Salemba Medika.

Mursalin.2011.peran perawat dalam kaitannnya mengatasi bencana.

Mepsa,Putra,2012.peran mahasiswa keperawatan dalam tanggap bencana.

26

Anda mungkin juga menyukai