Anda di halaman 1dari 21

TUGAS KEPERAWATAN BENCANA

MAKALAH STUNAMI

Kelompok 1 :

1. Ainun jariyah C1017053


2. Devi ratna mutiarini C1017058
3. Entika nurachmawati C1017063
4. Firyal hasnah afikah C1017068
5. Inggrit rachmawati C1017073
6. Laela ayu safitri C1017078
7. Niken setyowati C1017083
8. Puji atikah juniasih C1017088
9. Sinta dwianita ramadani C1017093
10. Ulfi yuliani C1017098

Kelas 3B

SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya
penulis bisa menyelesaikan makalah,. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas
mata kuliah keprawatan bencana . Kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat
untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita
semua.

2
Daftar Isi

Kata Pengantar .......................................................................................................

Daftar Isi ................................................................................................................

BAB I Pendahuluan

1.1      Latar Belakang .......................................................................................           

1.2      Rumusan Masalah ................................................................................           

1.3 Tujuan .............................................................................................

BAB II

2.1 Pengertian Tsunami................................................................................


2.2 Penyebab Terjadinya Tsunami..................................................
2.3 Proses Terjadinya Tsunami............................................................
2.4 Dampak Tsunami..........................................................
2.5 Jenis-jenis Tsunami........................................................
2.6 Penanggulangan Tsunami.....................................................
2.7 Peran Perawat Dalam Tanggap Bencana..........................................
2.8 Jenis Kegiatan Siaga Bencana..........................................................
2.9 Managemen Bencana.................................................................
2.10 Peran perawat dalam managemen bencana................................

BAB III Penutup

3. 1    Kesimpulan ...........................................................................................           21

3
3. 2    Saran .................................................................................................... 21

3. 3    Penutup .................................................................................................           21

Daftar Pustaka ....................................................................................................... 22

BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Profesi keperawatan bersifat luwes dan mencakup segala kondisi, dimana
perawat tidak hanya terbatas pada pemberian asuhan dirumah sakit saja melainkan
juga dituntut mampu bekerja dalam kondisi siaga tanggap bencana. Situasi
penanganan antara keadaan siaga dan keadaan normal memang sangat berbeda,
sehingga perawat harus mampu secara skill dan teknik dalam  menghadapi
kondisi seperti ini.
Kegiatan pertolongan medis dan perawatan dalam keadaan siaga bencana
dapat dilakukan oleh proesi  keperawatan. Berbekal pengetahuan dan kemampuan
yang dimiliki seorang perawat bisa melakukan pertolongan siaga bencana dalam
berbagai bentuk.
Dalam penulisan makalah ini akan dijelaskan pentingnya peran perawat
dalam situasi tanggap bencana, bentuk dan peran yang bisa dilakukan perawat
dalam keadaan tanggap bencana.
1.2    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan beberapa
masalah, yaitu:
1. Pengertian Tsunami?
2. Penyebab Terjadinya Tsunami?
3. Proses Terjadinya Tsunami?
4. Dampak Tsunami?

4
5. Jenis-jenis Tsunami?
6. Penanggulangan Tsunami?
7. Peran Perawat Dalam Tanggap Bencana?
8. Jenis Kegiatan Siaga Bencana?
9. Managemen Bencana?
10. Peran perawat dalam managemen bencana?
1.3    Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:dapat mengetahui
peran perawat dalam managemen Bencana.
1. Dapat mengetahui Pengertian Tsunami
2. Dapat mengetahui Penyebab Terjadinya Tsunami
3. Dapat mengetahui Proses Terjadinya Tsunami
4. Dapat mengetahui Dampak Tsunami
5. Dapat mengetahui Jenis-jenis Tsunami
6. Dapat mengetahui Penanggulangan Tsunami
7. Dapat mengetahui Peran Perawat Dalam Tanggap Bencana
8. Dapat mengetahui Jenis Kegiatan Siaga Bencana
9. Dapat mengetahui Managemen Bencana
10. Dapat mengetahui Peran perawat dalam managemen bencana

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Tsunami

Tsunami merupakan gerakan badan air yang disebabkan perubahan permukaan


laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut dapat disebabkan
oleh gempa yang berasal dari bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut,
longsor bawah laut, atau di laut atau meteor. Gelombang tsunami mampu
merambat ke segala arah. Energi yang terdapat dalam gelombang tsunami
sangatlah besar.

Tsunami terkadang dianggap sebagai gelombang air pasang. Hal tersebut karena
saat mencapai daratan, gelombang ini memang lebih mirip air pasang yang tinggi
daripada menyerupai ombak biasa yang mencapai pantai. Akan tetapi, sebenarnya
gelombang tsunami sama sekali tidak berkaitan dengan peristiwa pasang surut air
laut.

Gelombang tsunami mampu merambat ke segala arah. Di laut yang dalam,


gelombang tsunami merambat dengan kecepatan mencapai 1000 km per jam,
menyamakan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut
yangdalam hanya berkisar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak
terlalu terasa oleh kapal yang sedang berada di laut.Akan tetapi, ketika mendekati
pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun. Namun, ketinggiannya sudah
meningkat sampai puluhan meter.

6
Ciri-Ciri Tsunami

1. Kondisi air di sekitar pantai tiba-tiba surut


2. Adanya suara gemuruh dari kejauhan yang cukup keras
3. Perilaku hewan yang aneh seperti burung yang menuju tengah lautan,
hewan ternak yang terlihat stress
4. Adanya gempabumi sebelum tsunami dengan sumber dasar laut
5. Terdapat gelombang yang tidak biasa
6. Keadaan awan yang lebih mendung daripada biasanya
7. Listrik yang menyala meskipun tidak ada aliran listrik karena adanya
gelombang elektromagnetik

2.2. Penyebab Terjadinya Tsunami

Ternyata dibalik kedatangan gelombang tsunami terdapat beberapa faktor yang


menyebabkan terjadinya bencana alam ini, diantaranya

7
1. Gempa dibawah laut

Gempa bumi yang terjadi di bawah laut merupakan penyebab paling sering
terjadinya tsunami. Gerakan vertikal pada kerak bumi (gempa) dapat
menyebabkan dasar laut naik atau turun secara mendadak, yang menyebabkan
gangguan keseimbangan air yang ada di atasnya. Kondisi ini mengakibatkan
terjadinya aliran energi laut, yang ketika tiba di pantai menjadi tsunami.

Walaupun demikian, tidak semua gempa yang terjadi di bawah laut mampu
menyebabkan tsunami. Gempa bumi bawah laut yang menyebabkan terjadinya
tsunami adalah gempa bumi yang memenuhi kriteria seperti berikut :

• Pusat gempa kurang dari 30 kilometer dibawah permukaan laut

• Gempa bumi yang berkekuatan minimal 6,5 SR

• Gempa bumi yang diakibatkan pola sesar naik atau turun

2. Meletusnya Gunung Berapi

Gunung berapi banyak terdapat di seluruh penjuru dunia. Letusan dari gunung
berapi mampu menyebabkan terjadinya gempa vulkanik (gempa yang terjadi
karena letusan gunung berapi). Meskipun sangat jarang terjadi, tsunami yang
disebabkan letusan gunung berapi berdampak sangat dahsyat. Ditambah lagi jika
posisi gunung berapinya ada di bawah laut.

3. Longsor Bawah Laut

Longsor bawah laut umumnya terjadi akibat hantaman antara lempeng benua dan
lempeng samudera yang disebabkan gempa dan perubahan air laut. Keadaan ini
membentuk paling laut secara tiba-tiba mempengaruhi pergerakan volume air
yang mendadak. Pada skala tertentu bisa menyebabkan tsunami. Ciriciri tsunami
yang disebabkan oleh longsor bawah laut adalah gempa yang berskala kecil tapi
mampu mengakibatkan tsunami yang dahsyat.

4. Hantaman Meteor

8
Tsunami juga bisa terjadi akibat jatuhnya meteor ke lautan. Selain itu, meteor
yang jatuh ke permukaan laut juga bisa menyebabkan ketidakseimbangan
lempeng di bawah laut yang menimbulkan terjadinya gempa. Hal ini jarang
terjadi, akan tapi berakibat tejadinya tsunami yang sangat besar.

5. Ulah Manusia

Beberapa ulah manusia juga memungkinkan untuk merusak bumi. Misalnya,


untuk menguji senjata untuk perang seperti bom nuklir. Jika pengujian tersebut
dilakukan di lautan, hal ini berpotensi menimbulkan gempa di bawah laut yang
berpotensi menimbulkan tsunami.

2.3. Proses Terjadinya Tsunami

Tsunami bisa terjadi disebabkan gangguan yang dapat menyebabkan perpindahan


air dalam jumlah yang besar, seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, tanah
longsor atau meteorit yang jatuh menimpa permukaan bumi. Namun, 90 %
tsunami disebabkan oleh gempa yang berpusat di bawah laut. Gerakan vertikal di
kerak bumi bisa menyebabkan kenaikan dasar laut atau

menjatuhkan secara mendadak, yang mampu mengakibatkan gangguan


keseimbangan air di dalamnya. Kondisi ini mengakibatkan aliran energi air laut,
yang ketika tiba di pantai menjadi gelombang tsunami yang dihasilkan besar.
Kecepatan gelombang tsunami bergantung pada kedalaman laut tempat gempa
terjadi, dimana kecepatannya mampu mencapai ratusan kilometer per jam. Ketika
tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi berkurang. Di tengah, tinggi
gelombang tsunami laut hanya mencapai beberapa sentimeter sampai beberapa
meter. Akan tetapi, saat mencapai pantai, tinggi gelombang mampu mencapai
puluhan meter karena ditambah jumlah air di sebelumnya. Ketika tsunami
mencapai pantai, gelombang akan menjalar menjauhi dari garis pantai dengan
jangkauan beberapa ratus meter bahkan dapat mencapai beberapa kilometer.

9
2.4. Dampak Tsunami

A. Dampak Positif

• Tumbuhnya kerjasama untuk menolong korban bencana

• Timbulnya rasa kemanusiaan

• Mengetahui sampai kekuatan konstruksi bangunan yang telah ada serta


kelemahannya sehingga bisa dilakukan inovasi baru untuk kekuatan konstruksi
yang lebih baik

B. Dampak Negatif

• Banyak terdapat kerusakan rumah dan fasilitas umum

• Banyak menimbulkan korban jiwa

• Muncul kekacauan ekonomi dan politik

• Timbul penyakit

2.5 Jenis-jenis Tsunami

Setidaknya terdapat tiga jenis tsunami yang harus anda ketahui, yaitu

1. Tsunami Lokal

Tsunami jenis pertama ini dapat menyebabkan kerusakan dengan jarang yang
cukup dekat. Penyebab dari tsunami lokal ini adalah adanya gempa yang terjadi
pada kedalaman 100 km. Kedatangan tsunami lokal ini kurang lebih 1 jam dari
datangnya gempa, bahkan bisa kurang dari 10 menit.

2. Tsunami Regional

Berbeda dengan tsunami lokal, tsunami regional ini memberikan dampak


kerusakan dengan lingkup regional atau lebih luas bisa mencapai 100 – 1000 km.

10
Gelombang tsunami akan datang ke darat dalam waktu 1 – 3 jam sehingga bisa
dibayangkan dampak akan cukup parah.

3. Tsunami Jarak Jauh

Tsunami jarak jauh ini merupakan jenis tsunami Aceh 2004, biasa juga disebut
dengan tele-tsunami. Bencana alam yang dahsyat ini ternyata dapat mencapai
jaraK lebih dari 1000 km dari daratan. Kedatangan gelombang tsunami pada jenis
ini mempunyai durasi yang cukup lama namun dampaknya juga sangat besar.

2.6 Menghadapi Tsunami

2.6.1  Persiapan Menghadapi Tsunami

 Mengetahui pusat informasi bencana, seperti Posko Bencana, Palang Merah


Indonesia, Tim SAR. Kenali areal rumah, sekolah, tempat kerja, atau tempat
lain yang beresiko. Mengetahui wilayah dataran tinggi dan dataran rendah
yang beresiko terkena Tsunami.
 Jika melakukan perjalanan ke wilayah rawan Tsunami, kenali hotel, motel,
dan carilah pusat pengungsian. Adalah penting mengetahui rute jalan keluar
yang ditunjuk setelah peringatan dikeluarkan.
 Siapkan kotak Persediaan Pengungsian dalam suatu tempat yang mudah
dibawa (ransel punggung), di dekat pintu.
 Siapkan peersediaan makanan dan air minum untuk pengungsian.
 Siapkan selalu peralatan P3K lengkap.
 Membawa barang secukupnya saja untuk keperluan pengungsian.
 Segera mengungsi setelah ada pemberitahuan dari pihak yang berwenang atas
penyebaran informasi tentang tsunami.
 Jika hanya ada sedikit waktu sebelum datang tsunami,segera mencari pintu
dan mencari jalan keluar dari rumah atau gedung dengan segera.

11
 Carilah tempat yang tinggi dan aman dari gelombang tsunami,atau mengikuti
rute dan tempat yang suah ditetapkan oleh pihak yang berwenang.
 Utamakan keselamatan terlebih dahulu, jika terjadi kerusakan pada tempat
Anda berada,bila ingin menyelamatkan harta benda carilah yang mudah dan
ringan dibawa.
 Pastikan tidak ada anggota keluarga yang tertinggal pada saat pergi ke tempat
evakuasi. Jika bisa ajaklah tetangga dekat Anda untuk pergi bersama-sama
 Jika tsunami terjadi pada saat Anda sedang menyetir kendaraan, cepat keluar
dan cari tempat yang tinggi dan aman.
 Setelah Terjadi Tsunami, Periksa kesediaan makanan. Makanan apapun yang
terkena air mungkin sudah tercemar dan harus dibuang.
 Memberikan bantuan kepada korban luka-luka. Berikan bantuan P3K dan
panggil bantuan. Jangan pindahkan orang yang terluka, kecuali yang luka
serius.
 Segera membangun tenda pengungsian apabila keadaan untuk kembali ke
rumah tidak memungkinkan.
 Pastikan keadaan sudah aman dan tidak terjadi tsunami susulan sebelum
kembali ke rumah.Bila keadaan rumah tidak memungkinkan untuk ditempati
carilah tempat tinggal yang bisa ditempati atau kembali ke tempat
pengungsian.

2.6.2 Cara penanggulangan Tsunami

Adapun cara yang dilakukan untuk penanggulangan bencana tsunami adalah :


 Melaksanakan evakuasi secara intensif.
 Melaksanakan pengelolaan pengungsi.
 Melakukan terus pencarian orang hilang, dan pengumpulan jenazah.
 Membuka dan hidupkan jalur logistik dan lakukan resuplay serta
pendistribusian logistik yang diperlukan.
 Membuka dan memulihkan jaringan komunikasi antar daerah atau kota.

12
 Melakukan pembersihan kota yang hancur dan penuh puing dan lumpur.
 Menggunakan dana pemerintah untuk penanggulangan bencana dan gunakan
pula dengan tepat sumbangan dana baik dari dalam maupun luar negeri.
 Menyambut dengan baik dan libatkan unsur civil society.

  2.6.3 Upaya Penyelamatan diri saat terjadi Tsunami

 Sebesar apapun bahaya tsunami, gelombang ini tidak datang setiap saat.
Janganlah ancaman bencana alam ini mengurangi kenyamanan menikmati
pantai dan lautan.
 Jika berada di sekitar pantai, terasa ada guncangan gempabumi, air laut
dekat pantaisurut secara tiba-tiba sehingga dasar laut terlihat, segeralah lari
menuju ke tempat yangtinggi (perbukitan atau bangunan tinggi) sambil
memberitahukan teman-teman yang lain.
 Jika sedang berada di dalam perahu atau kapal di tengah laut serta
mendengar berita daripantai telah terjadi tsunami, jangan mendekat ke
pantai. Arahkan perahu ke laut.
 Jika gelombang pertama telah datang dan surut kembali, jangan segera turun
ke daerahyang rendah. Biasanya gelombang berikutnya akan menerjang.
 Jika gelombang telah benar-benar mereda, lakukan pertolongan pertama
pada korban. Jika berada di sekitar pantai, terasa ada guncangan
gempabumi, air laut dekat pantaisurut secara tiba-tiba sehingga dasar laut
terlihat, segeralah lari menuju ke tempat yangtinggi (perbukitan atau
bangunan tinggi) sambil memberitahukan teman-teman yang lain.
 Jika sedang berada di dalam perahu atau kapal di tengah laut serta
mendengar berita daripantai telah terjadi tsunami, jangan mendekat ke
pantai. Arahkan perahu ke laut.
 Jika gelombang pertama telah datang dan surut kembali, jangan segera turun
ke daerahyang rendah. Biasanya gelombang berikutnya akan menerjang.

13
 Jika gelombang telah benar-benar mereda, lakukan pertolongan pertama
pada korban.

2.7    Peran Perawat Dalam Tanggap Bencana

Pelayanan keperawatan tidak hanya terbatas diberikan pada instansi pelayanan


kesehatan seperti rumah sakit saja. Tetapi, pelayanan keperawatan tersebut juga
sangat dibutuhkan dalam situasi tanggap bencana.

Perawat tidak hanya dituntut memiliki pengetahuan dan kemampuan dasar praktek
keperawatan saja,  Lebih dari itu, kemampuan tanggap bencana juga sangat di
butuhkan saaat keadaan darurat. Hal ini diharapkan menjadi bekal bagi perawat
untuk bisa terjun memberikan pertolongan dalam situasi bencana.

Namun, kenyataan yang terjadi di lapangan sangat berbeda, kita lebih banyak
melihat tenaga relawan yang memberikan pertolongan lebih dahulu dibandingkan
dengan perawat, walaupun ada itu sudah terkesan lambat.

2.8    Jenis Kegiatan Siaga Bencana

Kegiatan penanganan siaga bencana memang berbeda dibandingkan pertolongan


medis dalam keadaan normal lainnya. Ada beberapa hal yang menjadi perhatian
penting. Berikut beberapa tnidakan yang bisa dilakukan oleh perawat dalam
situasi tanggap bencana:

1.        Pengobatan dan pemulihan kesehatan fisik

Bencana alam yang menimpa suatu daerah, selalu akan memakan korban dan
kerusakan, baik itu korban meninggal, korban luka luka, kerusakan fasilitas
pribadi dan umum,  yang mungkin akan menyebabkan isolasi tempat, sehingga
sulit dijangkau oleh para relawan. Hal yang paling urgen dibutuhkan oleh korban
saat itu  adalah pengobatan dari tenaga kesehatan. Perawat bisa turut andil dalam
aksi ini, baik berkolaborasi dengan tenaga perawat atau pun tenaga kesehatan
profesional, ataupun juga melakukan pengobatan bersama perawat lainnya secara
cepat, menyeluruh dan merata di tempat bencana. Pengobatan yang dilakukan pun

14
bisa beragam, mulai dari pemeriksaan fisik, pengobatan luka, dan lainnya sesuai
dengan profesi keperawatan.

2.      Pemberian bantuan

Perawatan dapat melakukan aksi galang dana bagi korban bencana, dengan
menghimpun dana dari berbagai kalangan dalam berbagai bentuk, seperti
makanan, obat obatan, keperluan sandang dan lain sebagainya. Pemberian bantuan
tersebut bisa dilakukan langsung oleh perawat secara langsung di lokasi bencana
dengan memdirikan posko bantuan. Selain itu,  Hal yang harus difokuskan dalam
kegiatan ini adalah pemerataan bantuan di tempat bencana sesuai kebutuhan yang
di butuhkan oleh para korban saat itu, sehinnga tidak akan ada lagi para korban
yang tidak mendapatkan bantuan tersebut dikarenakan bantuan yang menumpuk
ataupun tidak tepat sasaran.

3.    Pemulihan kesehatan mental

Para korban suatu bencana biasanya akan mengalami trauma psikologis akibat
kejadian yang menimpanya. Trauma tersebut bisa berupa kesedihan yang
mendalam, ketakutan dan kehilangan berat. Tidak sedikit trauma ini menimpa
wanita, ibu ibu, dan anak anak yang sedang dalam massa pertumbuhan. Sehingga
apabila hal ini terus berkelanjutan maka akan mengakibatkan stress berat dan
gangguan mental bagi para korban bencana. Hal yang dibutukan dalam
penanganan situasi seperti ini adalah pemulihan kesehatan mental yang dapat
dilakukan oleh perawat. Pada orang dewasa, pemulihannya bisa dilakukan dengan
sharing dan mendengarkan segala keluhan keluhan yang dihadapinya, selanjutnya
diberikan sebuah solusi dan diberi penyemangat untuk tetap bangkit. Sedangkan
pada anak anak, cara yang efektif adalah dengan mengembalikan keceriaan
mereka kembali, hal ini mengingat sifat lahiriah anak anak yang berada pada masa
bermain. Perawat dapat mendirikan sebuah taman bermain, dimana anak anak
tersebut akan mendapatkan permainan, cerita lucu, dan lain sebagainnya.
Sehinnga kepercayaan diri mereka akan kembali seperti sedia kala.

4.    Pemberdayaan masyarakat

15
Kondisi masyarakat di sekitar daerah yang terkena musibah pasca bencana
biasanya akan menjadi terkatung katung tidak jelas akibat memburuknya
keaadaan pasca bencana., akibat kehilangan harta benda yang mereka miliki.
sehinnga banyak diantara mereka  yang patah arah dalam menentukan hidup
selanjutnya. Hal yang bisa menolong membangkitkan keadaan tersebut adalah
melakukan pemberdayaan masyarakat. Masyarakat perlu mendapatkan fasilitas
dan skill yang dapat menjadi bekal bagi mereka kelak. Perawat dapat melakukan
pelatihan pelatihan keterampilan yang difasilitasi dan berkolaborasi dengan
instansi ataupun LSM yang bergerak dalam bidang itu. Sehinnga diharapkan
masyarakat di sekitar daerah bencana akan mampu membangun kehidupannya
kedepan lewat kemampuan yang ia miliki.

Untuk mewujudkan tindakan di atas perlu adanya beberapa hal yang harus
dimiliki oleh seorang perawat, diantaranya:

1.      Perawatan harus memilki skill keperawatan yang baik.

Sebagai perawat yang akan memberikan pertolongan dalam penanaganan


bencana, haruslah mumpunyai skill keperawatan, dengan bekal tersebut perawat
akan mampu memberikan pertolongan medis yang baik dan maksimal.

2.      Perawat harus memiliki jiwa dan sikap kepedulian.

Pemulihan daerah bencana membutuhkan kepedulian dari setiap elemen


masyarakat termasuk perawat, kepedulian tersebut tercemin dari rasa empati dan
mau berkontribusi secara maksimal dalam segala situasi bencana. Sehingga
dengan jiwa dan semangat kepedulian tersebut akan mampu meringankan beban
penderitaan korban bencana.

3.      Perawatan harus memahami managemen siaga bencana

Kondisi siaga bencana membutuhkan penanganan yang berbeda, segal hal yang
terkait harus didasarkan pada managemen yang baik, mengingat bencana datang
secara tak terduga banyak hal yang harus dipersiapkan dengan matang, jangan
sampai tindakan yang dilakukan salah dan sia sia. Dalam melakukan tindakan di

16
daerah bencana, perawat dituntut untuk mampu memilki kesiapan dalam situasi
apapun jika terjadi bencana alam. Segala hal yang berhubungan dengan peralatan
bantuan dan pertolongan medis harus bisa dikoordinir dengan baik dalam waktu
yang mendesak. Oleh karena itu, perawat harus mengerti konsep siaga bencana.

2.9    Managemen Bencana

Ada 3 aspek mendasar dalam management bencana, yaitu:

1.        Respons terhadap bencana

2.        Kesiapsiagaan menghadapi bencana

3.        Mitigasi efek bencana

Managemen siaga bencana membutuhkan kajian yang matang dalam setiap


tindakan yang akan dilakukan sebelum dan setelah terjun kelapangan. Ada
beberapa hal yang bisa dijadikan pedoman, yaitu:

1.      Mempersiapkan bentuk kegiatan yang akan dilakukan

Setelah mengetahui sebuah kejadian bencana alam beserta situasi di tempat


kejadian, hal yang terlebih dahulu dilakukan adalah memilih bentuk kegiatan yang
akan diangkatkan, seperti melakukan pertolongan medis, pemberian bantuan
kebutuhan korban, atau menjadi tenaga relawan. Setelah ditentukan, kemudian
baru dilakukan persiapan mengenai alat alat, tenaga, dan juga keperluan yang
akan dibawa disesuaikan dengan alur dan kondisi masyarakat serta medan yang
akan ditempuh.

2.      Melakukan tindakan yang telah direncanakan sebelumnya.

Hal ini merupakan pokok kegiatan siaga bencana yang dilakukan, segala hal yang
dipersiapkan sebelumnya, dilakukan dalam tahap ini, sampai jangka waktu yang
disepakati.

17
3.      Evaluasi kegiatan

Setiap selesai melakukan kegiatan, perlu adanya suatu evaluasi kegiatan yang
dilakukan, evaluasi bisa dijadikan acuan, introspeksi, dan pedoman melakukan
kegiatan selanjutnya. Alhasil setiap kegiatan yang dilakukan akan berjalan lebih
baik lagi dari sebelumnya.

2.10 Peran perawat dalam managemen bencana

1.      Peran perawat dalam fase pre-impect

a.       Perawat mengikuti pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan dalam


penanggulangan ancaman bencana.

b.      Perawat ikut terlibat dalam berbagai dinas pemerintahan, organisasi


lingkungan, palang merah nasional, maupun lembaga-lembaga
pemasyarakatan dalam memberikan penyuluhan dan simulasi persiapan
menghadapi ancaman bencana.

c.       Perawat terlibat dalam program promosi kesehatan untuk meningkatkan


kesiapan masyarakat dalam mengahdapi bencana.

2.      Peran perawat dalam fase impact

a.       Bertindak cepat

b.      Don’t promise. Perawat seharusnya tidak menjanjikan apapun dengan pasti


dengan maksud memberikan harapan yang besar pada korban yang selamat.

c.       Berkonsentrasi penuh pada apa yang dilakukan

d.       Kordinasi dan menciptakan kepemimpinan

e.        Untuk jangka panjang, bersama-sama pihak yang tarkait dapat


mendiskusikan dan merancang master plan of revitalizing, biasanya untuk
jangka waktu 30 bulan pertama.

3.      Peran perawat dalam fase post impact

18
a.       Bencana tentu memberikan bekas khusus bagi keadaan fisik, fisikologi
korban

b.      Stress fisikologi yang terjadi dapat terus berkembang hingga terjadi post
traumatic stress disorder (PTSD) yang merupakan sindrom dengan 3 kriteria
utama. Pertama, gejala trauma pasti dapat dikenali. Kedua, individu tersebut
mengalami gejala ulang traumanya melalui flashback, mimpi, ataupun
peristiwa-peristiwa yang memacuhnya. Ketiga, individu akan menunjukan
gangguan fisik. Selain itu, individu dengan PTSD dapat mengalami
penurunan konsentrasi, perasaan bersalah dan gangguan memori.

c.       Tim kesehatan bersama masyarakat dan profesi lain yang terkait bekerja
sama dengan unsure lintas sektor menangani maslah keehatan masyarakat
paska gawat darurat serta mempercepat fase pemulihan (recovery) menuju
keadaan sehat dan aman

19
BAB III

PENUTUP

3.1  Simpulan

Bencana alam  merupakan sebuah musibah  yang tidak dapat diprediksi


kapan datangnya.  Apabila bencana tersebut telah datang maka akan menimbulkan
kerugian dan kerusakan yang membutuhkan upaya pertolongan melalui tindakan
tanggap bencana yang dapat dilakukan oleh perawat.

3.2  Saran
Sebagai seorang calon perawat diharapkan bisa turut andil dalam
melakukan kegiatan tanggap bencana. Sekarang tidak hanya dituntut mampu
memiliki kemampuan intelektual namun harus memilki jiwa kemanusiaan melalui
aksi siaga bencana.

20
DAFTAR PUSTAKA

Efendi,Ferry.Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan praktik dalam

keperawatan.Jakarta.Penerbit Salemba Medika,2009.


Mepsa,Putra.2012.Peran Mahasiswa Keperawatan Dalam Tanggap
Bencana.20http://fkep.unand.ac.id/images/peran_mahasiswa_keperaw
atan_dalam_tanggap_bencana.docx. Diakses tanggal 15 November
2012
   Kholid, Ahmad S.Kep, Ns. Prosedur Tetap Pelayanan Medik
Penanggulangan
Bencana.http://dc126.4shared.com/doc/ZPBNsmp_/preview.html.
Diakses tanggal 15 November 2012
Mursalin.2011.Peran Perawat Dalam Kaitannya Mengatasi Bencana. Diakses

tanggal 15 November 2012

21

Anda mungkin juga menyukai