Anda di halaman 1dari 15

DISASTER IN NURSING

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) TANGGAP


BENCANA TSUNAMI

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK I
ALBERT FERNANDO PUTRA JEFRY ( 113063C116001 )
DAVID ABRAHAM NATHANAEL E (113063C116003 )
DESIANA BORU SIHOMBING (113063C116004 )
FITRIA ELVIANI ( 113063C116008 )
KIRANA MARIA SELLA ( 113063C116020 )
SUSI SUSANTI ( 113063C116031 )
WARNI ( 113063C116037 )

DOSEN PENGAMPU:
DYAH TRIFIANINGSIH, S.Kep,.Ners, M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN
BANJARMASIN
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
MENGENAI BENCANA TSUNAMI

Pokok Bahasan : Bencana Trusnami


Sasaran : Warga Pesisir Pantai Kenjeran Surabaya
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Media : Leaflet dan Poster
Waktu : 30 menit
Tempat : Ruang N Stikes Hang Tuah Surabaya
Hari dan tanggal : Rabu, 2 Mei 2018
Pukul : 08.00-08.30

1. Pendahuluan
Bencana adalah suatu peristiwa atau serangkaian peristiwa yang dapat
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat,
disebabkan oleh faktor alam dan non-alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis (UU RI No.24 Tahun 2007).
Bencana Trusnami adalah gelombang air laut yang membawa material baik
berupa sisa-sisa bangunan, tumbuhan dan material lainnya menghempas segala
sesuatu yang berdiri di dataran pantai dengan kekuatan yang dasyat. Bangunan-
bangunan yang memiliki dimensi lebar dinding sejajar dengan garis pantai atau
tegak lurus dengan arah datangnya gelombang akan mendapat tekanan yang
paling kuat sehingga akan mengalami kerusakan yang paling parah.Gelombang
air ini juga akan menggerus fondasi danmenyeret apapun yang berdiri lepas
dipermukaan dataran pantai dan dibawa ke laut.
Berdasarkan cacatan BAKORNAS (Badan Koordinasi Nasional),
bencana yang melanda Indonesia dari tahun ketahun menunjukkan peningkatan
yang cukup signifikan. Selama periode 2003-2005 telah terjadi 1.429 bencana,
baik yang disebabkan oleh bencana geologi maupun bencana hidrometeorologi
(Noor.D, 2014).
2. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan tentang Bencana trusnami, diharapkan
masyarakat dapat memahami penyebab dan cara penanggulangan bencana serta
mengaplikasikannnya.

3. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah diberikan penyuluhan masyarakat/seseorang dapat:
1. Menjelaskan pengertian Tsunami.
2. Menjelaskan proses terjadinya Tsunami.
3. Menjelaskan ciri-ciri gempa berpotensi Tsunami.
4. Menjelaskan 3 langkah tanggap Tsunami.
5. Menjelaskan hal yang harus dihindari saat berpotensi terjdinya Tsunami.

4. Sasaran
Para Warga Pesisir Pantai.

5. Materi
1. Pengertian Tsunami.
2. Proses terjadinya Tsunami.
3. Ciri-ciri gempa berpotensi Tsunami.
4. 3 langkah tanggap Tsunami.
5. Hal yang harus dihindari saat berpotensi terjdinya Tsunami.

6. Metode
Metode yang digunakan dalam pemberian penyuluhan ini adalah ceramah dan
tanya jawab.

6. Media
Leaflet dan ppt

7. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria Struktur :
1) Peserta hadir minimal 10 orang.
2) Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di tempat yang sudah di sediakan
3) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan
saat penyuluhan.
b. Kriteria Proses :
1) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
2) Peserta konsentrasi mendengarkan penyuluhan
3) Paserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan benar
c. Kriteria Hasil :
1) Menyebutkan pengertian Bencana Tsunami.
2) Menyebutkan penyebab terjadinya Bencana Tsunami.
3) Menyebutkan dampak Bencana Tsunami.
4) Menyebutkan siklus penanggulangan Bencana Tsunami.

8. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan Audience
Pembukaan
1. Penyuluh memulai penyuluhan 1. Menjawab salam.
dengan mengucapkan salam.

1 5 Menit 2. Memperkenalkan diri. 2. Memperhatikan.


3. Menjelaskan tujuan materi. 3. Memperhatikan.
4. Menyebutkan materi yang akan 4. Memperhatikan.
diberikan.

Pelaksanaan
1. Menjelaskan pengertian 1. Memperhatikan.
Tsunami.
2. Menjelaskan proses terjadinya 2. Memperhatikan.
2 10 Menit
Tsunami.
3. Menjelaskan ciri-ciri gempa 3. Memperhatikan.
berpotensi Tsunami.
4. Menjelaskan 3 langkah tanggap 4. Memperhatikan
Tsunami.
5. Menjelaskan hal yang harus 5. Memperhatikan
dihindari saat berpotensi
terjdinya Tsunami.

Evaluasi :
1. Memberikan kesempatan 1. Merespon dan
kepada peserta untuk bertanya. bertanya.
3. 10 Menit
2. Memberikan kesempatan 2. Merespon dan
kepada peserta untuk menjawab menjawab
pertanyaan yang diberikan. pertanyaan.
Terminasi
1. Menyimpulkan materi yang 1. Mendengarkan.
telah disampaikan
4. 5 Menit
2. Mengucapkan terima kasih atas 2. Mendengarkan
perhatian yang diberikan dan dan membalas
Mengucapkan salam penutup. salam.

10. Setting Tempat

Keterangan :
: Moderator : Fasilitator

: Notulen : Audience

: Penyaji : Observer

11. Pengorganisasian
a. Moderator : Kirana Maria Sella
b. Penyaji : Desiana Boru Sihombing
c. Fasilitator : Fitria Elviani
d. Observer : David Abraham Nathanael Esra
e. Notulen : Warni
f. Penjawab : Alber Fernando Putra Jefry
: Susi Susanti
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian Tsunami
Becana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam
dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis
(Republik Indonesia, 2007).
Tsunami adalah salah satu jenis bencana yang bisa terjadi di
Indonesia mengingat letak Indonesia berada diantara 2 lempeng pasifik.
Tsunami adalah perpindahan badan air yang disebakan oleh perubahan
permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan
laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah
laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau hantaman
meteor di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah.
Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap
fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami
dapat merambat dengan kecepatan 500–1000 km per jam. Setara dengan
kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya
sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal
yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan
gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun
ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter.
Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari
bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa
diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh
aliran gelombang tsunami.
Tsunami adalah serangkaian peristiwa bersamaan antara
gelombang dan ombak laut sehingga menimbulkan pergeseran lempeng di
dasar laut sebagai bentuk akibat dari gempa bumi yang sebelumnya terjadi.
Definsi ini sesuai dengan dasar teori pembentukan bumi menurut para ahli
(BNPB, 2013).
Definisi tsunami adalah gelombang lautan dengan periode yang
panjang, biasanya hal tersebut ditimbulkan dari gangguan impulsif dari
dasar laut. Kondisi ini melihat zona laut yang memiliki perbedaan antara
satu dengan yang lainnya. Selengkapnya, baca; 7 Zona Laut: Jenis dan
Bentuknya (Bakornas PB, 2007).
Tsunami adalah gelombang laut yang disebabkan karena gempa
dasar laut sehingga mencapai ketinggian satu meter bahkan hingga
puluhan meter di garis dari pantai. Hal inilah seringkali mengakibatnya
bahwa bencana ini lebih banyak mendaatkan dampak kematian lebih besar
di bandingkan dengan bencana lainnya (Puspito, 2010)

B. Proses Terjadinya Tsunami


Tsunami adalah gelombang laut berskala besar yang disebabkan
oleh pergerakan tiba-tiba dari lantai samudera. Pergerakan tiba-tiba ini
dapat berupa gempabumi, letusan gunngapi yang sangat besar, atau adanya
longsoran bawahlaut. Benturan meteorit juga dapat menyebabkan tsunami.
Gelombang tsunami merambat di laut terbuka dengan sangat cepat dan
membentuk gelombang besar ketika memdekati pantai/laut dangkal.
Zona penunjaman dan area gesekan antara dua lempeng. Zona
penunjaman merupakan area yang potensial bagi bencana tsunami. Karena
di zona ini akan banyak sekali dijumpai titik-titik pusat gempa dan
rangkaian jalur gunungapi. Sebagian besar tsunami disebabkan oleh
gempa bumi pada zona penunjaman, area dimana lempeng samudera
berbenturan dan menunjam di bawah lempeng benua. Gesekan antara dua
lempeng ini mengakumulasikan energi yang sangat besar yang sewaktu-
waktu dapat dilepaskan secara tiba-tiba sebagai gempa bumi.
Akumulasi energi yang menyebabkan penekukan perlahan pada
lempeng benua. Energi yang terakumulasi ini secara perlahan
menyebabkan penekukan perlahan pada kerak benua. Meskipun kita yang
tinggal di atasnya tidak akan merasakan penekukan tersebut. Akumulasi
energi ini serupa dengan energi yang tersimpan kalau kita menekan sebuah
pegas atau membengkokan batang rotan. Saat tekanan kita lepaskan,
energi pada pegas atau rotan akan dilepaskan untuk mengembalikannya ke
bentuk semula. Akumulasi energi pada lempeng benua ini dapat
berlangsung dalam jangka waktu yang sangat lama, puluhan tahun atau
bahkan abad.
Akumulasi energi mencapai titik jenuh dan menyebabkan gempa
bumi serta memulai tsunami, kalau energi ini sudah mencapai titik
jenuhnya, yaitu saat akumulasinya telah melampaui tekanan akibat
gesekan lempeng samudera, akumulasi energi ini akan terlepaskan sebagai
gempa bumi. Pergerakan tiba-tiba ini mengharuskan sejumlah besar massa
air di atasnya harus segera berpindah tempat, kena gusur dan terpaksa
mencari tempat menjauh dari titik pusat gempa.
Dengan tenaga yang besar yang ada pada gelombang air tersebut,
wajar saja jika bangunan di daratan bisa tersapu dengan mudahnya.
Gelombang tsunami ini merambat dengan kecepatan yang tak
terbayangkan. Ia bisa mencapai 500 sampai 1000 kilometer per jam di
lautan. Dan saat mencapai bibir pantai, kecepatannya berkurang menjadi
50 sampai 30 kilometer per jam. Meski berkurang pesat, namun kecepatan
tersebut sudah bisa menyebabkan kerusakan yang parah bagi manusia.
Dapat disimpulkan proses terjadinya tsunami adalah sebagai
berikut:
1. Kedua lempeng saling menekan atau salah satu lempeng menekan
lempeng yang lain
2. Karena lempeng yang tertekan tidak dapat lagi menahan, maka
lempeng tersebut akan melenting dan menyebabkan air laut naik
3. Serangkaian gelombang dengan kecepatan tinggi membentuk
gelombang tsunami dan bergerak ke seluruh penjuru hingga
melanda daerah pesisir pantai
C. Ciri-Ciri Gempa Berpotensi Tsunami

1. Kekuatan gempa yang tinggi – Bencana tsunami tidak bisa terjadi


begitu saja. Maka sebelumnya harus di dasari gempa terlebih dahulu.
Biasanya gempa yang memiliki potensi terjadinya tsunami adalah
gempa yang berkekuatan di atas 6,3 skala richter. Maka perlu di
tingkatkan kewaspadaan jika gempa yang ada di sekitar anda sudah
menunjukkan angka sedemikian itu.
2. Berada di dasar – Selain itu, yang perlu di waspadai adalah dimana
pusat gempa itu berada. Tsunami memiliki potensi kekuatan paling
tinggi jika pusat gempa berada di dasar laut. Sebab dari dalam dasar
laut memiliki kekuatan yang tiada terhingga besarnya. Apalagi jika
gempa tersebut membuat gelombang besar yang menggerakan lautan.
Maka gempa akan sampai pada puluhan kilo meter jauhnya.
3. Ada patahan dasar lempengan bumi – Resiko paling tinggi adanya
patahan lempengan berada pada dasar laut. Maka yang paling tinggi
memicu resikonya adalah terjadi sesuatu pada bagian lempengan dasar
kerak bumi yang ada di dasar laut. Efek yang di timbulkan sangat
besar dan kerusakan yang di hasilkan juga parah seperi abrasi dan
erosi. Salah satu buktinya adalah terjadinya gempa tsunami di Aceh
lalu.

Berikut adalah ciri ciri akan terjadi tsunami di daerah sekitar anda
agar diperlukan upaya untuk mengantisipasi terjadinya tsunami
(Subandono, 2008) :

1. Kondisi air
Biasanya orang yeng letak daerahnya berada di sekitar pantai, memang
di lebih di waspadai dari pada yang ada di daratan. Pasalnya tsunami
lebih mungkin bisa terjadi di daerah yang sekitarnya lautan. sebelum
terjadi tsunami, keadaan air akan berbeda. Biasanya lebih surut secara
tiba tiba.
2. Terdengar suara gemuruh
Bukan hanya soal keadaan air dan luat, ada pula di tandai dengan
bentuk lain. Salah satunya adalah terdengar suara gemuruh yang besar
dari kejauhan. Suara ini terdengar besar dan keras.
3. Keberadaan hewan hewan lain
Selain itu juga bisa di deteksi dengan hewan lain. Salah satunya adalah
keberadaan burung burung. Sebelum terjadi gejala tsunami, ada
beberapa hal yang aneh. Misalnya keberadaan burung yang tiba tiba
berpindah pindah dari keadaan pulau kecil. Biasanya mereka akan
pergi menuju ke tengah lautan.
4. Terdapat gempa pengiring
Tsunami tidak bisa tiba tiba datang begitu saja. Pasti sudah ada gempa
yang mengawali terlebih dahulu. Salah satunya adalah gempa tektonik
dan gempa vulkanik. Maka jika di daerah anda tiba tiba ada gempa,
anda perlu sedikit waspada. Gempa yang baru saja terjadi adalah
gempa yang memiliki kekuatan tinggi atau tidak. Jika masih memasuki
kekuatan rendah, maka anda bisa tersenyum lega. Tapi jika sudah
masuk dalam kategori tinggi, maka ada resiko adanya gempa susulan
bahkan sampai mencapai tsunami.
5. Adanya gelombang yang tidak biasanya
Gelombang yang ada merupakan salah satu tanda tanda adanya
tsunami akan datang. Apalagi gelombang yang muncul merupakan
gelombang yang di nilai aneh dan tidak biasanya. Bisa saja gelombang
yang memicu terjadinya tsunami merupakan bagian dari renteten
gelombang yang ada. Atau bisa juga gelombang yang muncul di mulai
dari gelombang yang kecil, kemudian gelombang yang besar. Baru
setelah itu muncul tsunami yang sisanya akan mengakibatkan erosi
tanah.
6. Ada suara gemuruh yang menggelegar
Bukan hanya itu, terjadinya tsunami juga bisa timbul karena adanya
suara gemuruh yang menggelegar. Hal ini di sebabkan karena air yang
ada menghantam lautan. Jika anda mendengar ini maka ada baiknya
anda khawatir akan timbul tsunami. Kemungkinan suara ini muncul
karena lempengan yang patah tadi menabrak air lautan. Sehingga
menghasilkan suara yang keras.
7. Keadaan awan langit
Tanda tanda alam lainnya sebelum terjadi tsunami akan berubah. Salah
satunya adalah keadaan awan yang berbentuk lebih gelap dan
mendung. Bahkan tak jarang di jumpai tornado atau angin serupa yang
lainnya. Hal ini semua bisa terjadi karena adanya gelombang
elektromagnetis dari dasar lapisan atmosfer bumi. Ini menyebabkan
daya listrik di awan tertelan oleh gelombang gelombang lainnya.
8. Lampu tetap bisa menyala, meskipun tidak ada aliran listrik
Apakah ini menguntungkan? Anda tidak perlu membayar listrik,
namun lampu rumah tetap menyala? Iya secara ekonomi. Tapi tidak
secara fisika. Hal ini menjadi tanda bahwa di lingkungan anda ada
gelombang elektromagnetis yang bergerak bebas di udara. ini menjadi
tanda akan ada bencana yang hebat segera terjadi. Salah satunya adalah
gempa dan tsunami.
Ciri utama terjadinya gempa bumi yang berpotensi tsunami adalah:
1. Terjadi gempa di dasar laut dengan kekuatan diatas 6 SR
2. Permukaan air laut sudut
3. Terdengar suara gemuruh hebat dari arah laut
4. Muncul aroma bau garam dan angin dingin

D. 3 Langkah Tanggap Tsunami


Sebagian besar pantai Indonesia rawan tsunami. Untuk
mengantisipasi tsunami, Indonesia telah membangun Sistem Peringatan
Dini Tsunami Indonesia. Peringatan dini tsunami dikeluarkan oleh Badan
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam waktu 5 menit
setelah gempa bumi terjadi di manapun di wilayah Indonesia.
Masyarakat dan pemerintah daerah harus tahu apa yang harus
dilakukan ketika menerima peringatan dari BMKG. Pemerintah daerah
bertugas memberikan arahan resmi tepat pada waktunya untuk evakuasi.
Masyarakat harus bisa mengambil tindakan yang tepat ketika merasakan
gempa bumi, mendapatkan peringatan tsunami, dan menerima arahan
evakuasi. Tanggap bencana menurut BMKG dapat dilakukan dengan 3 hal
yang dikenal sebagai 3 langkah tanggap tsunami:
1. Tanggap Gempa
1) gempa bumi yang kuat dan berlangsung lama dapat menjadi
pemicu terjadinya tsunami
2) jauhi pantai saat terjadi gempa
2. Tanggap Peringatan
1) dapatkan peringatan melalui BMKG yang disiarkan melalui TV
nasional atau pengumuman didaerah anda
2) jika terdengar sirine, kentongan, atau bunyi yang sudah disepekati
segera untuk melakukan evakuasi
peringatan BMKG memberikan status ancaman tsunami untuk setiap
daerah :

AWAS Ancaman tertinggi harus segera


evakuasi
SIAGA Status ancaman sedang, namun masih
berbahaya. Harus melakukan evakuasi
WASPADA Status ancaman rendah. Harus
menjauhi tepi pantai

3. Tanggap Evakuasi
1) setelah gempa bumi atau mendapat informasi mengenai tsunami
segera melakukan evakuasi
2) ikuti jalur evakuasi jika ada (terutama di gedung)
jika tidak mengetahui lokasi yang aman maka diharapkan untuk berlari
sejauh mungkin ke dataran yang lebih tinggi guna menjauh dari tepi
pantai
E. Hal yang Harus Dihindari Saat Berpotensi Terjadinya Tsunami
1. Kepanikan
2. Sibuk menelpon dengan ponsel
3. Mendekati pantai untuk melihat permukaan air laut
4. Berada di aliran sungai dan jembatan
5. Mengumpulkan ikan di pinggiran pantai atau sungai yang surut airnya
6. Membawa harta benda berlebihan kembali kerumah sebelum keadaan
dinyatakan aman oleh yang berwenang
DAFTAR PUSTAKA

BNPB. (2013). Indeks Risiko Bencana Indonesia. Journal of Chemical


Information and Modeling (Vol. 53).
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Puspito, N. (2010). Gempa, Tsunami dan Upaya Mitigasi. Kelompok Keahlian


Ilmu dan Teknik Geofisika Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan
ITB. Bandung.

Republik Indonesia. (2007). UU No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan


Bencana. Pemerintah Republik Indonesia, (Lembaran Negara Republik
Indonesia tahun 2007 nomor 66), 1–50. Retrieved from
http://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/regulasi/uu/UU_No._24_Th
_2007_ttg_Penanggulangan_Bencana.pdf

Subandono, D. (2008). Hidup Akrab dengan Gempa dan Tsunami. Bogor: PT


Sarana Komunikasi Utama.

https://ilmugeografi.com/fenomena-alam/ciri-ciri-akan-terjadi-tsunami diakses
pada tanggal 28 April 2018 pukul 11.00 WIB

http://iotic.ioc-unesco.org/resources/publications-and-reports/69/publications
diakes pada tanggal 28 April 2018 pukul 09.50 WIB

Anda mungkin juga menyukai