Hubungan Kualitas Tidur dan Aktivitas Fisik dengan Tekanan Darah pada Lansia
di Posyandu Lansia Desa Setrorejo
Desty Prastika Sari1*, Dewi Pertiwi Dyah Kusudaryati2, Retno Dewi Noviyanti3
Prodi S1 Gizi STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta
*Email: destyp.23@gmail.com
The Correlation of Sleep Quality and Physical Activities with Blood Pessure in Elderly
at Elderly Posyandu Setrorejo Village
Keywords Abstract
Sleep Quality, The increasing of life expectancy and the decreasing of fertility rate resulted
Physical Activity, the increase of elderly population. In elderly the blood pressure will tend to be
Blood Pressure, high so that elderly are at the risk of having hypertension. According to
Elderly Riskesdas as much as 25.8% of Indonesia's population suffer from
hypertension.The aim of this research is to know correlation between sleep
quality and physical activity with blood pressure in elderly at posyandu elderly
Setrorejo Village. This study used analytic observational with cross sectional
approach with data analysis using rank spearman method. Sleep quality was
taken by using a questionnaire that contained sleep habits during the last
month and physical activity was taken by using the daily activity question
questionnaire for the last seven days and blood pressure was examined
immediately at the time of sleep quality measurement and physical activity.This
study was conducted on 63 samples, based on sex characteristics of the most
frequent samples were female 56 people (88.9%). The sample of 32 people
(50,8 %) had good sleep quality and 34 people (54%) had heavy physical
86
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2018; Volume 15; No 2.
Website: ejournal.stikespku.ac.id
87
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2018; Volume 15; No 2.
Website: ejournal.stikespku.ac.id
88
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2018; Volume 15; No 2.
Website: ejournal.stikespku.ac.id
Berdasarkan tabel 4 diketahui tekanan darah disfungsi tidur pada siang hari, efisiensi tidur,
sistolik paling banyak berada pada angka 120- kualitas tidur dan penggunaan obat tidur. Jadi
139 mmHg sebanyak 36 orang (57,1%).Tinggi apabila salah satu dari 7 domain tersebut
rendahnya tekanan darah dapat ditentukan oleh terganggu maka akan mengakibatkan terjadinya
tekanan darah sistolik yaitu tekanan darah paling penurunan kualitas tidur (Indarwati, 2012).
tinggi ketika jantung berkerut memompa darah
3.5 Aktivitas Fisik
kedalam arteri (Muhammadun, 2010).
Distribusi frekuensi sampel berdasarkan
Untuk mengetahui distribusi frekuensi
aktivitas fisik dapat dilihat berdasarkan tabel
tekanan darah diastolik dapat dilihat pada tabel 5
7berikut :
berikut.
Tabel 7. Distribusi Frekuensi berdasarkan
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Tekanan
Aktivitas Fisik
Darah Diastolik
Aktivitas Fisik Frekuensi Persentase
Tekanan Darah Frekuensi Persentase
Berat 34 53,96
(mmHg) (%)
Sedang 29 46,04
<60 0 0
Total 63 100
61-90 48 76,2
>91 15 23,8 Sumber : Data Primer Diolah 2017
Total 63 100 Berdasarkan tabel 7, diketahui lansia paling
Sumber : Data Primer Diolah 2017 banyak melakukan aktivitas fisik beratsebanyak
Tekanan darah diastolik yaitu tekanan darah 34 orang (53,96%). Aktivitas fisik juga dapat
saat jantung istirahat diantara dua denyutan menurunkan risiko penyakit diabetes, hipertensi
(Muhammadun, 2010).Berdasarkan tabel 5 dan penyakit jantung koroner. Selain itu, aktivitas
diketahui tekanan darah diastolik paling banyak fisik juga bermanfaat fisiologis, psikologi mau-
pada angka 61-90 mmHg sebanyak 48 orang pun sosial, aktivitas fisik dapat meningkatkan
(76,2%). kapasitas kekuatan, flexibilitas dan keseimbangan
(Kowalski, 2010).
3.4 Kualitas Tidur Seseorang dengan aktivitas fisik yang
Distribusi frekuensi sampel berdasarkan kurang, memiliki kecenderungan 30-50% terkena
kualitas tidur dapat dilihat berdasarkan tabel 6 hipertensi daripada mereka yang aktif melakukan
berikut : kegiatan. Peningkatan intensitas akitivitas fisik,
30-45 menit per hari, penting dilakukan sebagai
strategi untuk pencegahan dan pengelolaan hiper-
Tabel 6. Distribusi Frekuensi berdasarkan tensi. Aktivitas fisik yang mampu membakar
Kualitas Tidur 800-1000 kalori akan meningkatkan High
Kualitas Tidur Frekuensi Persentase % Density Lipoprotein (HDL) sebesar 4,4 mmHg
(Santoso, 2013)
Baik 32 50,8
Buruk 31 49,2
3.6 Hubungan Kualitas Tidur dengan
Total 63 100
Tekanan Darah Sisitolik
Sumber : Data Primer Diolah 2017
Kualitas tidur yang buruk atau kebiasaan
durasi tidur yang pendek dapat dihubungkan
Penelitian ini diperoleh hasil yaitu kualitas dengan peningkatan tekanan darah. Ketidak
tidur sampel hampir sama antara kualitas baik cukupan kuantitas dan kualitas tidur dapat
dan buruk yaitu memiliki selisih yang sangat merusak memori dan kemampuan kongnitif. Bila
kecil, dimana kualitas tidur baik sebanyak 32 hal ini berlanjut selama bertahun-tahun, akan
orang (50,8%) dan kualitas tidur buruk sebanyak berdampak pada tekanan darah tinggi, serangan
31 orang (49,2%). Kualitas tidur merupakan jantung, stroke hingga masalah psikologi
fenomena yang sangat kompleks yang melibatkan (Havisa, 2014)
berbagai domain antara lain, penilaian terhadap
lama tidur, gangguan tidur, masa latensi tidur,
89
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2018; Volume 15; No 2.
Website: ejournal.stikespku.ac.id
Tabel 8. Hasil Uji Hubungan Kualitas Tidur Coefficient 0,308. Rata-rata kualitas tidur
dengan Tekanan Darah Sistolik 5,8 85,87 dan rata-rata tekanan darah diastolik
Rata- 85,87 10,416 mmHg.
Variabel rs p* Pada penelitian ini terdapat hubungan
rata
Kualitas 5,81 2,735 0,292 0,020 kualitas tidur dengan tekanan darah sistolik
Tidur maupun diastolik. Hasil tersebut sesuai dengan
Tekanan 125,06 17,117 penelitian yang dilakukan Asmarita (2013)
Darah dengan sampel pasien hipertensi, menyatakan
sistolik bahwa ada hubungan antara kualitas tidur dengan
*Rank Spearman tekanan darah pasien hipertensi dengan nilai p=
0,009. Menurut Gangwisch (2006), saat sese-
Pada penelitian ini terdapat hubungan antara orang mengalami gangguan tidur, maka hipo-
kualitas tidur dengan tekanan darah sistolik talamus akan mengaktifkan 2 sumbu yaitu
dengan nilai p= 0,020 dan nilai Correlation medulla adrenal sympatic dan hipotalamic
Coefficient 0,292. Rata-rata kualitas tidur pituitary adrenal-axis.
5,81 2,735 dan rata-rata tekanan darah sistolik Pada saat stressor datang disebabkan oleh
gangguan tidur, maka hormon norepinfrin dan
125,06 17,117 mmHg.
epinefrin disekresikan oleh kelenjar medulla
adrenal dan efek dari perangsangannya yaitu
3.7 Hubungan Kualitas Tidur dengan langsung pada organ-organ spesifik seperti
Tekanan Darah Sisitolik pembuluh darah dan jantung. Kedua hormon
Pada kondisi gangguan tidur, tubuh
tersebut langsung membuat pembuluh darah
cenderung memiliki laju metabolisme yang tinggi
setiap jaringan akan mengalami vasokontriksi
oleh karena itu dibutuhkan banyak glukosa
sehingga membuat tahanan perifer meningkat
sebagai bahan bakar pembentuk energi. Hormon yang akhirnya dapat meningkatkan tekanan
lain yang dikeluarkan oleh hipotalamus yaitu
darah.
vasopressin, hormon ini memiliki fungsi utama
meningkatkan reabsorbsi air di tubulus distal dan
3.8 Hubungan Aktivitas Fisik dengan
tubulus kolektivus renal untuk kembali ke dalam
Tekanan Darah Sistolik
darah yang akan membantu mengatur volume
Aktivitas fisik sangat penting peranannya
cairan tubuh. Jika vasopressin meningkat karena
terutama bagi lansia. Dengan melakukan aktivitas
rangsangan oleh hipotalamus maka terjadi fisik, maka lansia dapat mempertahankan bahkan
peningkatan reabsorbsi H2O yang akan menye- meningkatkan derajat kesehatannya. Namun,
babkan peningkatan volume plasma yang akan karena keterbatasan fisik yang dimiliki lansia
meningkatkan curah jantung sehingga tekanan
akibat pertambahan usia serta perubahan dan
darah meningkat (Astuti, 2016).
penurunan fungsi fisiologis, maka lansia memer-
lukan beberapa penyesuaian dalam melakukan
Tabel 9 Hasil Uji Hubungan Kualitas Tidur
aktivitas fisik sehari-hari (Fatimah, 2010).
dengan Tekanan Darah diastolik
Rata- Tabel 10. Hasil Uji Korelasi Aktivitas Fisik
Variabel rs p*
rata dengan Tekanan Darah Sistolik
Kualitas 5,81 2,735 0,308 0,014
Rata-
tidur Variabel rs P*
rata
Tekanan 85,87 10,416
Aktivitas 2957,16 768,24 - 0,007
Darah
Fisik 0,335
diastolic
Tekanan 125,06 17,117
*Rank Spearman
Darah
sistolik
Pada penelitian ini terdapat hubungan antara
*Rank Spearman
kualitas tidur dengan tekanan darah diastolik
dengan nilai p= 0,014 dan nilai Correlation
90
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2018; Volume 15; No 2.
Website: ejournal.stikespku.ac.id
Berdasarkan hasil uji korelasi diketahui derajat kesehatan dan kebugaran jasmani
bahwa nilai p= 0,007, menyatakan bahwa ada (Wardani &Roosita, 2008). Menurut Kushartanti
hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik (2006), aktivitas fisik dapat menyebabkan
dengan tekanan darah sistolik lansia dengan nilai seseorang menjadi lebih tenang, lebih kuat
Correlation Coefficient -0,335 yang artinya menghadapi stress dan memiliki indeks masa
semakin tinggi aktivitas fisik maka semakin tubuh yang cenderung normal.
rendah tekanan darah. Rata-rata skor aktivitas Aktivitas fisik juga melambatkan arteros-
fisik 2957,16 768,24 dan rata-rata tekanan klerosis dan menurunkan risiko serangan jantung
darah sistolik 125,06 17,117 mmHg. dan stroke dimana aktivitas fisik dapat mening-
katkan aliran darah ke jantung, menjaga
Tabel 11. Hasil Uji Korelasi Aktivitas Fisik elastisitas arteri dan fungsi arterial (Kowalski,
dengan Tekanan Darah Diastolik 2010). Menurut Indarwati (2012) aktivitas fisik
sedang hingga tinggi dapat mencegah kenaikan
Variabel Rata- rs P* tekanan darah yang sangat tinggi dimana dampak
rata lebih parahnya terkena stroke. Selain itu analisa
menyebutkan bahwa berjalan kaki menurunkan
Aktivitas 2957,16 768,24 - 0,025
tekanan darah pada orang dewasa sekitar 2%
Fisik 0,282
(Fitriana, 2007).
Tekanan 85,87 10,416
Darah
diastolic 4. SIMPULAN
1. Kualitas tidur lansia cenderung hampir sama
*Rank Spearman
yaitu kualitas tidur baik (50,8%) dan
kualitas tidur buruk (49,2%)
Berdasarkan hasil uji korelasi diketahui
2. Sebagian besar lansia di posyandu lansia
bahwa nilai p= 0,025, menyatakan bahwa ada
Desa Setrorejo Baturetno Wonogiri
hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik
melakukan aktivitas fisik berat (53,96%).
dengan tekanan darah diastolik lansia dengan
3. Sebagian besar lansia di posyandu lansia
nilai Correlation Coefficient -0,282 yang artinya
Desa Setrorejo Baturetno Wonogiri memiliki
semakin tinggi aktivitas fisik maka semakin
kategori tekanan darah normal (38,1%).
rendah tekanan darah. Rata-rata skor aktivitas
4. Ada hubungan yang signifikan antara
fisik 2957,16 768,24 dan rata-rata tekanan kualitas tidur dengan tekanan darah sistolik
darah diastolik 85,87 10,416 mmHg. (p= 0,020) dan diastolik (p= 0,014) pada
Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa lansia di Posyandu Lansia Desa Setrorejo.
terdapat hubungan aktivitas fisik dengan tekanan 5. Ada hubungan yang signifikan antara
darah sistolik maupun diastolik dengan nilai aktivitas fisik dengan tekanan darah sistolik
correlation coefficient negatif. Pada uji korelasi (p= 0,007) dan diastolik (p= 0,025) pada
tersebut terdapat hubungan yang berbanding lansia di Posyandu Lansia Desa Setrorejo.
terbalik yaitu apabila semakin meningkat
aktivitas fisik maka tekanan darah akan menurun. 5. REFERENSI
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang Anggraini, Ade Dian. Waren, Annes.
dilakukan Paruntu dan Rumagit (2015) yaitu ada Situmorang, Eduward. Asputra, Hen-
hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik
dra. Siahaan, Sylvia Sagita. 2009.
dengan tekanan darah pada lansia. Hasil pene-
litian tersebut sesuai dengan penelitian Budiono Faktor-Faktor Yang Berhubungan
(2015) pada lanjut usia di Desa Ngabean, dengan Kejadian Hipertensi Pada
Kebumen dengan hasil penelitian ada hubungan Pasien Yang Berobat di Poliklinik
antara aktivitas fisik dengan status kesehatan Dewasa Puskesmas Bangkinang
hipertensi pada lanjut usia. Periode Januari Sampai Juni 2008.
Aktivitas fisik yang terukur, benar dan tera- Pekan baru Riau: Faculty of
tur dapat mengurangi risiko terjadinya penyakit Medicine, Universitas Riau. Jurnal
tidak menular (PTM) dan dapat meningkatkan Kesehatan Masyarakat.
91
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2018; Volume 15; No 2.
Website: ejournal.stikespku.ac.id
Asmarita, I. 2013. Hubungan antara Kualitas Mengikuti UKM dan Tidak Mengi-
Tidur dengan Tekanan Darah Pada kuti UKM pada Mahasiswa Reguler
Pasien Hipertensi di Rumah Sakit Fakultas Ilmu Keperawatan.Skripsi.
Umum Daerah Karanganyar. Skripsi. Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan,
Surakarta : UMS Universitas Indonesia.
Astuti, WK. 2016. Hubungan Aktivitas Fisik Kowalski, R. 2010. Terapi Hipertensi. Ban-
dengan Tekanan Darah pada Lansia di dung: Mizan Pustaka
Posyandu Padukuhan Medari Gede
Caturharjo Seleman Yogyakarta. Krishnan, A, Garg, R, Kahadaliyanage, A.
Skripsi. Yogyakarta: STIKES Jendral 2013.Hypertension in the sount–east
Achmad Yani. asian region : an overview’.Journal
Regional Health Forumvol. 17, no.1,
Budiono. 2015. Hubungan Antara Aktifitas hlm.7-14.
Fisik dengan Status Kesehatan
Hipertensi di Desa Ngabean, Kushartanti. 2006. Pengaruh latihan range of
Kecamatan, Mirit, Kabupaten motion (ROM) terhadap fleksibilitas
Kebumen. Skripsi. Kebumen : sendi pada lansia di Panti Wreda
STIKES Muhammadiyah Gombong Wening Wardoyo Ungaran.Jurnal
Media Ners. 1׃5-7.
Depkes. 2013. Riset Kesehatan Dasar.
Jakarta: Badan Penelitian dan Martuti. 2009. Merawat dan Menyembuhkan
Pengembangan Kesehatan Kemen- Hipertensi. Bantul: Kreasi Wacana
trian Kesehatan RI. Muhammadun. 2010. Hidup Bersama
Dinkes Provinsi Jawa Tengah. 2014. Buku Hipertensi. Yogyakarta: In Books
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Novitaningtyas, T. 2014. Hubungan
Tengah Tahun 2013. Semarang: Din- Karakteristik (Umur, Jenis Kelamin,
kes Provinsi Jawa Tengah. Tingkat Pendidikan) dan Aktivitas
Fatimah. 2010. Gizi Usia Lanjut. Jakarta : Fisik dengan Tekanan Darah pada
Erlangga Lansia di Kelurahan Makam Haji
Kecamatan Kartasura Kabupaten
Fitriana, N. 2007. Hipetensi pada Lansia. Sukoharjo. Skripsi. Surakarta: UMS.
Jakarta : Erlangga
Noviyanti. 2015. Hipertensi Kenali, Cegah &
Gangwich, J. 2006. Short Sleep Duration as a Obati. Yogyakarta: Notebook
Risk Factor for Hypertension.
Analyses of The First National Health Nurrahmani, U. 2012. Stop Hipertensi.
and Nutrition Examination Survey. Yogyakarta: Familia.
American : Heart Association. Paruntu, OL & Rumangit, FA. 2015.
Havisa, Riska. 2014. Hubungan Kualitas Hubungan Aktivitas Fisik, Status
Tidur dengan Tekanan Darah pada Gizi, dan Hipertensi pada Pegawai di
Usia Lanjut di Posyandu Lansia Wilayah Kecamata Tomoton Utara.
Dusun Jelapan Sindumartani Jurnal Gizi DO. Vol. 7 No. 1
Ngemplak Sleman Yogyakarta. Jurnal Pinson, R. 2009. Awas Stroke. Yogyakarta :
Keperawatan Komunitas. CV. Adi Offset
Indarwati, Nova. 2012. Hubungan antara
Kualitas Tidur Mahasiswa yang
92
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2018; Volume 15; No 2.
Website: ejournal.stikespku.ac.id
Riskesdas. 2013. Badan Penelitian dan Wardani, NEJ. & K. Roosita. 2008. Aktivitas
Pengembangan Kesehatan Kemen- Fisik, Asupan Energi dan Produk-
trian Kesehatan RI. Jakarta tivitas Kerja Pria Dewasa: Studi Ka-
sus di Perkebunan Teh Malabar PTPN
Santoso, AP. 2013. Hubungan Antara Akti- VIII Bandung, Jawa Barat. Jurnal
vitas Fisik dan Asupan Magnesium Gizi dan Pangan, 3 (2), hal. 71-78.
dengan Tekanan Darah pada Penderita
Hipertensi Rawat Jalan RSUD Dr. World Health Organization. 2011. Global
Moewardi di Surakarta. Skripsi. Status Report on Noncommunicable
Surakarta: UMS. Diseases 2010. Geneva.
93