Anda di halaman 1dari 54

MAKALAH

“USIA DEWASA DAN MASALAH KESEHATAN”

Disusun Oleh

 Nurmiyanti Do Siddik
 Renny Saklil
 Elisabeth Leasa
 Obeth Noriwari

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur atas segala nikmat Tuhan Yang Maha Esa.
Karena atas limpahkan rahmat kesehatan yang diberikan kepada kita terutama kepada kami
anggota kelompok 6, sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih sangat jauh dari kesempurnaan
karena kami mengerjakannya dalam waktu empat hari, oleh karena itu, saran dari dosen dan
pembaca makalah ini sangat kami perlukan untuk kesempurnaan makalah kedepannya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat, bagi para pembaca umumnya dan bagi kami anggota
kelompok lima pada khususnya.

Sekian dan Terimakasih.


DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Berlakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep Komunitas & Perawat Komunitas

2.2 Konsep Agregat Dewasa

2.3 Konsep Asuhan Keperawatan

BAB III PENGEMBANGAN KISI-KISI BERDASARKAN TEORI COMMUNITY AS


PARTNER
BAB IV
4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia adalah yang makhluk istimewa yang diciptakan Tuhan karena memiliki akal budi.
Melalui akal budi manusia dapat hidup sesuai dengan apa yang ada lingkungan  di mana dia
hidup. Lingkungan dapat didefinisikan sebagai tempat pemukiman dengan segala sesuatunya
dimana organisme hidup beserta segala keadaan dan kondisi yang secara langsung maupun
tidak langsung disuga ikut mempengaruhi tingkat kehidupan maupun kesehatan dari
organisme tersebut. Di Indonesia masalah kesehatan masyarakat sampai saat ini masih
menjadi perhatian bagi pemerintah. Kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan masih
rendah. Banyak masalah kesehatan masyarakat yang mungkin akan timbul akibat perilaku
masyarakat dan kondisi lingkungan yang tidak memperhatikan kesehatan, kemudian menurut
laporan WHO, dalam sebuah penelitian baru , lebih dari 1,4 miliar orang dewasa di seluruh
dunia beresiko lebih mudah terkena penyakit karena tidak cukup berolahraga. Stroke sebagai
contohnya penyakit ini cukup sering menimpa orang dewasa, bahkan penyakit tersebut bisa
menyerang seseorang di usia muda. Sejalan dengan hal ini para pakar mengatakan penyakit
kronis tersebut dapat disebabkan oleh banyak faktor penyebab diantara adalah Kurang
berolahraga . Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi stroke
di Indonesia sebesar 12,1 persen per 1.000 penduduk. Angka tersebut meningkat dari
Riskesdas 2007 sebesar 8,3 persen per 1.000 penduduk. Usia paling rentan menderita stroke
adalah di usia 65 tahun namun dengan gaya hidup saat ini stroke bisa menyerang sejak usia 20
hingga 30 tahunan. Ini didukung dengan gaya hidup anak muda yang kurang memperhatikan
kesehatan mulai dari kurang gerak, tingkat stres yang tinggi, makanan yang tinggi lemak
jenuh maupun makanan yang mengandung kadar garam yang tinggi, ditambah dengan
kebiasaan minum minuman beralkohol dan merokok. Untuk itu sebagai perawat komunitas
perlu dilakukan pengkajian yang mendalam terkait asalah kesehatan yang banyak terjadi di
masyarakat khususnya pada kelompok dewasa

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang diangkat dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yand dimaksud dengan Komunitas?
2. Bagaimana peran perawat komunitas?
3. Apa yang dimaksud dengan Agregat Dewasa?
4. Bagaimana Asuhan keperawatan Agregat Dewasa?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk memahami yang dimaksud dengan Komunitas
2. Untuk mengetahui apa saja peran perawat komunitas
3. Untuk mengetahui tentang Agregat Dewasa
4. Untuk memahami tentang Asuhan keperawatan komunitas Agregat Dewasa
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Komunitas & Perawat Komuitas


Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling berinteraksi
satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang sama. Komunitas
adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah
pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok
sosial yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007).

Perawatan kesehatan adalah bidang khusus dari keperawatan yang merupakan gabungan
dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat baik yang sehat atau yang sakit secara komprehensif melalui upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif serta resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif dari
masyarakat. Peran serta aktif masyarakat bersama tim kesahatan diharapkan dapat mengenal
masalah kesehatan yang dihadapi serta memecahkan masalah tersebut (Elisabeth, 2007).

Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga/ kelompok dan


masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder dan tersier. Oleh karenanya
pendidikan masyarakat tentang kesehatan dan perkembangan sosial akan membantu
masyarakat dalam mendorong semangat untuk merawat diri sendiri, hidup mandiri dan
menentukan nasibnya sendiri dalam menciptakan derajat kesehatan yang optimal (Elisabeth,
2007).

Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa prinsip, yaitu:

1. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang besar
bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus memberikan manfaat
sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian
(Mubarak, 2005).
2. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta
melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektoral (Riyadi, 2007).

3. Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien dan
lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama
peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007).

4. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari
komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan
kemampuan atau kapasitas komunitas (Mubarak, 2005).

5. Otonomi
Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan beberapa
alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada (Mubarak, 2005).

2.1.1 Strategi Keperawatan Komunitas

Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan dalam perawatan


kesehatan masyarakat adalah :

1) Pendidikan kesehatan (Health Promotion)


Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara
menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan
mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan
kesehatan (Elisabeth, 2007).

2) Proses kelompok (Group Process)


Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok masyarakat
sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di dalamnya, yaitu: individu, keluarga,
dan kelompok khusus, perawat spesialis komunitas dalam melakukan upaya peningkatan,
perlindungan dan pemulihan status kesehatan masyarakat dapat menggunakan alternatif
model pengorganisasian masyarakat, yaitu: perencanaan sosial, aksi sosial atau
pengembangan masyarakat. Berkaitan dengan pengembangan kesehatan masyarakat yang
relevan, maka penulis mencoba menggunakan pendekatan pengorganisasian masyarakat
dengan model pengembangan masyarakat (community development) (Elisabeth, 2007).

3) Kerjasama atau kemitraan (Partnership)


Kemitraan adalah hubungan atau kerja sama antara dua pihak atau lebih, berdasarkan
kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan atau memberikan manfaat. Partisipasi
klien/masyarakat dikonseptualisasikan sebagai peningkatan inisiatif diri terhadap segala
kegiatan yang memiliki kontribusi pada peningkatan kesehatan dan kesejahteraan (Elisabeth,
2007).

Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait dengan masyarakat


digambarkan dalam bentuk garis hubung antara komponen-komponen yang ada. Hal ini
memberikan pengertian perlunya upaya kolaborasi dalam mengkombinasikan keahlian
masing-masing yang dibutuhkan untuk mengembangkan strategi peningkatan kesehatan
masyarakat (Elisabeth, 2007).

4) Pemberdayaan (Empowerment)
Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses pemberian
kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi transformatif kepada masyarakat,
antara lain: adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri untuk
membentuk pengetahuan baru (Elisabeth, 2007).

2.1.2 Sasaran Perawat Komunitas

Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok


khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan atau
perawatan (Effendy, 1998), sasaran ini terdiri dari :

a) Individu
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi,
psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya
memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, social, psikologi dan spiritual
karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan
menuju kemandirian pasien/klien.

b) Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus
menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-
sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam
fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada Hirarki
Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan
mencintai, harga diri dan aktualisasi diri.

c) Kelompok khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis
kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap
masalah kesehatan.

d) Tingkat Komunitas
Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga dilihat sebagai
satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan untuk kelompok beresiko atau
masyarakat wilayah binaan. Pada tingkat komunitas, asuhan keperawatan komunitas
diberikan dengan mamandang komunitas sebagai klien.

Menurut Riyadi, 2007.Manusia sebagai sasaran pelayanan atau asuhan keperawatan


dalam praktek keperawatan. Sebagai sasaran praktek keperawatan klien dapat dibedakan
menjadi individu, keluarga dan masyarakat

a. Individu sebagai klien


Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi,
psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya
memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual
karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan
menuju kemandirian pasien/ klien (Riyadi, 2007).

b. Keluarga sebagai klien


Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus
menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-
sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam
fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada Hirarki
Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan
mencintai, harga diri dan aktualisasi diri (Riyadi, 2007).

c. Masyarakat sebagai klien


Kesatuan hidup manusia yang brinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tetentu
yang bersifat terus menerus dan terikat oleh suatu indentitas bersama (Riyadi, 2007).

2.1.3 Peran Perawat Komunitas (Provider Of Nursing Care)


Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat diantaranya
adalah :

1. Sebagai penyedia pelayanan (Care provider )


Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah skeperawatan yang ada,
merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan dan mengevaluasi
pelayanan yang telah diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

2. Sebagai Pendidik dan konsultan (Nurse Educator and Counselor )


Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat secara terorganisir dalam rangka
menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan
dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.

Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tatanan
psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik dan
untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Di dalamnya diberikan dukungan emosional
dan intelektual.

3. Sebagai Panutan (Role Model)


Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik dalam
bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang bagaimana
tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat.

4. Sebagai pembela (Client Advocate)


Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat komunitas. Pada
tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya melalui pelayanan sosial yang ada
dalam masyarakat. Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan
termasuk di dalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan
klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Mubarak, 2005).

Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab membantu klien dan
keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam
memberikan informasi hal lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (Informed
Concent ) atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya. Tugas yang lain adalah
mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan
dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2005).

5. Sebagai Manajer kasus (Case Manager)


Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan
pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan tanggung
jawab yang dibebankan kepadanya.

6. Sebagai kolaborator
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara bekerjasama
dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli radiologi, dan lain-lain dalam
kaitanya membantu mempercepat proses penyembuhan klien Tindakan kolaborasi atau
kerjasama merupakan proses pengambilan keputusan dengan orang lain pada tahap proses
keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting untuk merencanakan tindakan yang akan
dilaksanakan (Mubarak, 2005).
7. Sebagai perencana tindakan lanjut (Discharge Planner)
Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani perawatan di
suatu instansi kesehatan atau rumah sakit. Perencanaan ini dapat diberikan kepada klien yang
sudah mengalami perbaikan kondisi kesehatan.

8. Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder)


Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah-masalah kesehatan dan
keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap status kesehatan melalui kunjungan
rumah, pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data.

9. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)


Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan, merencanakan dan
mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien. Pelayanan dari semua
anggota tim kesehatan, karena klien menerima pelayanan dari banyak profesional (Mubarak,
2005).

10. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and Leader )
Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif merubah atau
yang membantu orang lain membuat perubahan pada dirinya atau pada sistem. Marriner
torney mendeskripsikan pembawa peubahan adalah yang mengidentifikasikan masalah,
mengkaji motivasi dan kemampuan klien untuk berubah, menunjukkan alternative, menggali
kemungkinan hasil dari alternatif, mengkaji sumber daya, menunjukkan peran membantu,
membina dan mempertahankan hubungan membantu, membantu selama fase dari proses
perubahan dan membimibing klien melalui fase-fase ini (Mubarak, 2005).

11. Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (Community Care Provider And
Researcher)
Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan kepada masyarakat
yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi masalah kesehatan dan
pemecahan masalah yang diberikan. Tindakan pencarian atau pengidentifikasian masalah
kesehatan yang lain juga merupakan bagian dari peran perawat komunitas.
2.2 Konsep Agregat Dewasa
Istilah dewasa  mempunyai pengertian yang banyak. Menurut Knowles (1979), orang
dewasa tidak hanya dilihat dari segi biologis semata, tetapi juga dari segi sosial, dan psikologis.
Dari segibiologis, seseorang dikatakan telah dewasa apabila ia telah mampu melakukan
reproduksi. Secara sosial seseorang disebut dewasa apabila ia mampu melakukan peran-peran
sosial yang biasanya diperankan kepada orang dewasa. Secara psikologis, seseorang dikatakan
dewasa apabila ia telah memiliki tanggung jawab terhadap kehidupan dan keputusan yang
diambil. Dengan demikian orang dewasa diartikan orang yang telah
memiliki kematangan  fungsi-fungsi biologis, sosial, dan psikologis dalam segi-segi
pertimbangan, tanggung jawab, dan peran dalam kehidupan (Sungkono, 2012).
Pada usia dewasa terjadi perubahan fisik yang berlangsung dimana proses tersebut adalah
proses penuaan (aging ). Perubahan perubahan fisik yang terjadi ditandai dengan kulit yang
mulaikeriput, kelenjar keringat berkurang sehingga kulit terasa kering,bruban, penglihatan dan
pendengaran menurun, penurunankekuatan otot, dan penurunan fungsi organ seperti
kardiovaskular,gastrointestinal, reproduksi, endokrin, dan lainnya (Stalsbroten danTorrence,
2010).
Ditinjau dari segi umur, bahwa yang disebut dewasa itu dimulai sejak menginjak usia 20
tahun (meskipun belum menikah) atau sejak seseorang menikah (meskipun belum berusia 20
tahun). Lebih lanjut Havighust membagi masa dewasa menjadi tiga fase, yaitu masa dewasa
awal 18 – 30 tahun, masa dewasa pertengahan 30 – 55 tahun, dan masa dewasa akhir 55 tahun
lebih (Armin, 2002).

2.2.1 Batasan Dewasa

Menurut Hurlock (1968) masa dewasa dibagi menjadi 3 periode, yaitu:

a. Masa Dewasa Awal (Dewasa Muda)

Masa dewasa awal atau Early Adulthood adalah seseorang yang berusia antara 18 atau
20 tahun sampai 40 tahun. Secara biologis merupakan masa puncak perumbuhan fisik yang
prima dan usia tersehat dari populasi manusia secara keseluruhan (healthiest people in
population)  karena didukung oleh kebiasaan-kebiasaan positif (pola hidup sehat). Secara
psikologis, cukup banyak yang kurang mampu mencapai kematangan akibat banyaknya
masalah dihadapi dan tidak mampu diatasi baik sebelum maupun setelah menikah, misalnya:
mencari pekerjaan, jodoh, belum siap menikah, masalah anak, keharmonisan keluarga, dll.

Tugas-tugas perkembangan (development  task) pada usia ini meliputi: pengamalan


ajaran agama, memasuki dunia kerja, memilih pasangan hidup, memasuki pernikahan, belajar
hidup berkeluarga, merawat dan mendidik anak, mengelola rumah tanggga, memperoleh
karier yang baik, berperan dalam masyarakat, mencari kelompok sosial yang menyenangkan.

b. Masa Dewasa Madya/Setengah Baya/Paruh Baya

Masa Dewasa Madya/Setengah Baya atau Midle Age adalah seseorang yang berusia
antara 40 - 60 tahun. Aspek fisik sudah mulai agak melemah, termasuk fungsi-fungsi alat indra,
dan mengalami sakit dengan penyakit tertentu yang belum pernah dialami (rematik, asam urat,
dll). Tugas-tugas perkembangan meliputi: memantapkan pengamalan ajaran agama, mencapai
tanggung jawab sosial sebagai warga negara, membantu anak remaja belajar dewasa, menerima
dan menyesuaikan diri dengan perubahan pada aspek fisik, mencapai dan mempertahankan
prestasi karier, memantapkan peran-perannya sebagai orang dewasa.
c. Masa Dewasa Lanjut/Masa Tua
Masa Dewasa Lanjut/Masa Tua atau Old Age adalah seseorang yang berusia 60 tahun hingga
akhir kehidupannya atau sampai mati. Ditandai dengan semakin melemahnya kemampuan fisik
dan psikis (pendengaran, penglihatan, daya ingat, cara berpikir dan interaksi sosial). Tugas-tugas
perkembangan meliputi : Lebih memantapkan diri dalam pengamalan ajaran-ajaran agama.
Mampu menyesuaikan diri dengan: menurunnya kemampuan fisik dan kesehatan, masa pensiun,
berkurangnya penghasilan dan kematian pasangan hidup. Membentuk hubungan dengan orang
seusia dan memantapkan hubungan dengan anggota keluarga.

2.2.2 Dewasa Muda (20-40 tahun)

 Tahap Perkembangan
Dewasa muda disebut sebagai individu yang matur. Mereka sudah dapat memikul tanggung
jawab terhadap diri mereka sendiri dan mengharapkan hal uang sama dari orang lain. Mereka
menghadapi berbagai tugas dalam hidup dengan sikap realistis dan dewasa, membuat keputusan
dan bertanggung jawab atas keputusan tersebut.

1) Perkembangan Fisik

Individu berada pada kondisi fisik yang prima diawal usia 20a-an. Semua sistem pada
tubuh(seperi kardio vaskuler, pengelihatan, pendengaran dan reproduktif) juga berfungsi pada
efesiensi puncak. Perubahan fisik pada tahap ini minimal, berat badan dan massa otot dapat
berubah akikab diet dan olah raga.

2) Perkembangan Psikososial

Individu dewasa muda, menghadapi sejumlah pengalaman serta perubahan gaya hidup
yang baru saat beranjak dewasa, mereka harus membuat pilihan mengenai pendidikan, pekerjaan,
perkawinan, memulai rumah tangga, dan untuk membesarkan anak. Tanggungjawab sosial
meliputi membentuk hubungan pertemanan yang baru dan menjelani beberapa kegiatan di
masyarakat.

Beberapa perkembangan psikososial pada dewasa muda, yaitu:

a. Berada pada tahap genital, yaitu ketika energi diarahkan unutk mencapai hubungan
seksual yang matur (mengacu pada teori Freud)
b. Memiliki tugas perkembangan berikut, mengacu pada pemikiran Havighurst:
 Memilih pasangan;
 Belajar untuk hidup bersama pasangan;
 Membentuk sebuah keluarga;
 Membesarkan anak;
 Mengatur rumah tangga;
 Memulai suatu pekerjaan;
 Memikul tanggung jawab sebagai warga negara;
 Menemukan kelompok sosial yang cocok.
3) Perkembangan Kognitif
Piaget meyakini bahwa struktur kognitif sempurna terjadi kurang lebih sejak usia 11-15
tahun. Sejak periode tersebut, operasi formal(contoh: membuat hipotesis) menandakan pemikiran
selama massa dewasa, egosentrismenya terus berkurang. Mereka mampu memahami dan
menyeimbangkan argumen yang diciptakan oleh logika dan emosi.

4) Perkembangan Moral

Pada periode ini, individu mampu memisahkan diri dari pengharapan dan aturan-aturan
orang lain, dan mendefinisikan moralitas terkait prinsip moral. Saat mempersepsikan konflik
dengan norma dan hukum masyarakat, mereka membuat penilaian berdasarkan prinsip pribadi
mereka.

5) Perkembangan Spiritual

Pada periode ini, individu berfokus pada realitas. Individu dewasa yang berusia 27 tahun dapat
mengemukakan pertanyaan yang bersifat filosofi mengenai spiritualitas dan menyadari akan hal
spiritual tersebut. Ajaran-ajaran agama yang diperoleh semasa kecil, sekarang dapat
diterima/didefenisikan kembali.

 Masalah Kesehatan

Masalah kesehatan yang muncul dan seringkali ditemui pada kelompuk usia ini meliputi
kecelakaan, bunuh diri, penyalahgunaan zat, hipertensi, penyakit menular seksual (PMS),
penganiayaan terhadap wanita dan keganasan tertentu.

1. Kecelakaan

Cedera tak-disengaja(terutama tabrakan kendaraan bermotor) merupakan penyebab


kematian utama pada kelompok usia 1-44 tahun. Oleh sebab itu pendidikan mengenai tindakan
kewaspadaan keselamatan dan pencegahan kecelakaan merupakan peran utama perawat dalam
meningkatkan kesehatan orang dewasa muda.

2. Bunuh Diri

Bunuh diri merupakan penyebab kelima kematian pada individu dewasa muda di
AS(Murray & Zentner, 2001 dalam Kozier dkk, 2011).Secara umum, tindakan bunuh diri
disebabkan oleh ketidakmampuan individu dewasa muda untuk menghadapi berbagai tekanan,
tanggung jawab, dan tuntutan di masa dewasa.

Peran perawat dalam mencegah upaya bunuh diri meliputi mengidentifikasi perilaku yang
mengindikasikan masalah potensial: depresi; berbagai keluhan fisik seperti penurunan berat
badan, gangguan tidur, dan gangguan pencernaan; penurunan minat dalam peran sosial dan
pekerjaan, serta seringnya individu mengurung diri; menyediakan informasi mengenai tanda
awal bunuh diri dalam program pendidikan. Apabila terindentifikasi berisiko melkukan bunuh
diri maka harus dirujuk ke profesional kesehatan jiwa atau pusat penenangan kritis.

3. Hipertensi

Masalah ini dipengaruhi oleh faktor keturunan, merokok, obesitas, diet tinggi-natrium,
dan tingkat stres yang tinggi.

4. Penyalahgunaan Zat

Penyalahgunan zat merupakan ancaman utama terhadap kesehatan individu dewasa


muda. Alkohol, mariyuana, amfetamin, dan kokain misalnya, dapat menimbulkan perasaan
bahagia pada individu yang memiliki masalah penyesuaian dan akan berakibat buruk pada
masalah kesehatan di kemudian hari. Sebagai contoh, penyalahgunaan obat selama kehamilan
dapat menyebabkan gangguan pada janin, penggunaan alkohol dalam waktu yang lama dapat
menimbulkan penyakit berbahaya.

Strategi perawat berkaitan penyalahgunaan obat meliputi penyuluhan tentang komplikasi


penggunaan obat itu, upaya pengubahan sikap individu terhadap penyalahgunaan obat, dan
konseling tentang berbagai masalah yang menyebabkan penyalahgunaan obat.

5. Penyakit Menular Seksual (PMS)

PMS, seperti AIDS, sifilis, gonore merupakan jenis infeksi yang umum terjadi pada
individu dewasa muda. Fungsi perawat disini terutama sebagai pendidik.

6. Penganiayaan terhadap Wanita


Masalah ini terjadi pada keluarga di seluruh tingkat sosioekonomi. Kondisi stres yang
memicu keluarga untuk melakukan penganiayaan meliputi masalah keuangan, perpisahan
keluarga dan dukungan masyarakat, serta isolasi fisik dan sosial.

Perawat yang menangani wanita tersebut harus (a) memiliki komunikasi terbuka yang
mendorong mereka mengemukakan masalahnya; (b) membantu mereka meningkatkna harga
dirinya; (c) terus mendikung dan mendidik wanita agar memahamo sebab dan akibat perilaku
kekerasann dan penganiayaan.

7. Keganasan

Masalah keganansan yang sering muncul pada pria usia 20-34 tahun adalah kanker testis.
Pemeriksaan testis harus diadakan sebulan sekali sebagai identifikasi dini terjadinya kanker
skrotum(Barkauskas dkk, 2002 dalam Kozier, 2011).Sedangkan pada wanita adalah kanker
payudara yang meningkat setelah usia 30 tahun. Kanker payudara merupakan penyebab kematian
utama yang terjadi pada wanita.

 Pengkajian Perkembangan Dewasa Muda/Dewasa Awal

Beberapa pedoman pengkajian perkembangan dewasa muda antara lain:

1. Perkembangan Fisik
 Menunjukkan berat badan dalam rentang normal sesuai usia dan jenis kelamin
 Memperlihatkan tanda-tanda vital dalam rentang normal sesuai usia dan jenis kelamin
 Mendemonstrasikan kemampuan penglihatan dan pendengaran dalam rentang normal
 Mengemukakan pengetahuan dan sikap yang sesuai mengenai seksualitas
2. Perkembangan Psikososial
 Merasa bebas dari orang tua
 Memiliki konsep diri yang realistisMenyukai diri sendiri dan arah kehidupan yang
berjalan
 Berinteraksi baik dengan keluarga
 Mampu menghadapi stress akibat perubahan dan pertumbuhan
 Memiliki ikatan yang terbina dengan baik bersama orang-orang yang berarti
 Memiliki kehidupan sosial yang berarti
 Menunjukkan tanggung jawab emosi, sosial, dan ekonomi dalam kehidupan pribadi
 Memiliki serangkaian nilai-nilai yang membimbing perilaku
3. Perkembangan Aktivitas Kehidupan Sehari-Hari
 Memiliki gaya hidup yang sehat

 Promosi Kesehatan Pada Dewasa Awal/Dewasa Muda (20-40 Tahun)

Promosi Kesehatan untuk Dewasa Muda


Tes dan Skrining Kesehatan Keamanan
 Pemeriksaan rutin (setiap 1- 3 tahun  Tindakan perlindungan terhadap
untuk wanita; setiap 5 tahun untuk sinar matahari
pria)  Tindakan keselamatan di tempat
 Imunisasi seusai rekomendasi, kerja
seperti booster tetanus-difteria  Dukungan keselamatan di air (mis.,
 Pemeriksaan gigi secara teratur tidak boleh menyelam di air yang
(mis., setiap tahun) dangkal)
 Penyaringan penglihatan dan Nutrisi dan Olahraga
pendengaran secara berkala  Pentingnya asupan zat besi yang
 Pemeriksaan payudara profesional kuat dalam diet
setiap 1-3 tahun  Faktor nutrisi dan olahraga yang
 Pemeriksaan Papanicolaou smear dapat menyebabkam penyakit
setiap tahun atau saat mulai aktivitas kardiovaskular (mis., obesitas,
seksual asupan kolesterol dan lemak, kurang
olahraga)

 Pemeriksaan testikular sendiri setiap Interaksi Sosial


bulan  Mendukung hubungan personal yang
 Skrining, untuk penyakit mendorong diskusi mengenai
kardiovaskular (mis., tes kolesterol perasaan, kekhawatiran dan rasa
setiap 5 tahun apabila hasilnya takut
normal; rekanan darah untuk  Menyusun tujuan jangka panjang
mendeteksi hipertensi; nilai dasar dan pendek mengenai pilihan
EKG pada usia 35 tahun untuk pria pekerjaan dan karier
 Uji kulit untuk tuberkulosis setiap 2
bulan

2.2.3 Dewasa Menengah/Paruh Baya (40-65 tahun)

 Tahap Perkembangan
1) Perkembangan Fisik
Pada perkambangan ini, banyak berubahan fisik yang terjadi, antara lain sebagai berikut:
a. Penampilan
Rambut mulai tipis dan beruban, kelembapan kulit berkurang, muncul kerutan pada kulit,
jaringan lemak diretribusikan kembali sehingga menyebabkan deposit lemak di area abdomen.
b. Sistem Muskuloskeletal

Massa otot skeletal berkurang sekitar usia 60-an. Penipisan diskus interverbal
menyebabkan penurunan tinggi badan sekitar 1 inci. Kehilangan kalsium dari jaringan tulang
lebih sering terjadi pada wanita pasca menstruasi. Otot tetap tetap bertumbuh sesuai penggunaan.

c. Sistem kardiovaskular

Pembuluh darah kehilangan elastisitasnya dan menjadi lebi tebal

d. Presepsi sensori

Ketajaman visual menurun, seringkali terjadi diakhir usia 40-an, khususnya untuk
pengelihatan dekat(presbiopia). Ketajaman pendengaran untuk suara frekuansi tinggijuga
menurun(presbikusis), khususnya pada pria. Sensasi perasa juga berkurang.

e. Metabolisme

Metabolisme lambat, menyebabkan kenaikan berat badan

f. Sistem pencernaan

Penurunan tonus usus besar secara bertahap dapat menyebabkan kecendrungan terjadinya
konstipasi pada individu.

g. Sistem perkemihan

Unit nefron berkurang selama periode ini, dan laju filtrasi glomelurus menurun.

h. Seksualitas

Perubahan hormonal terjadi pada pria maupun wanita.


2) Perkembangan Psikososial

Menurut havighurst, individu paruh baya memiliki tugas perkembangan psikososial


sebagai berikut:

1. Memenuhi tanggung jawab sebagai warga negara dewasa dan tanggung jawab sosial;
2. Membangun dan mempertahankan standar ekonomi hidup;
3. Membantu anak yang beranjakremaja untuk menjadi individu dewasa yang bahagia dan
bertanggung jawab;
4. Mengembangkan berbagai aktivitas untuk mengisi waktu luang;
5. Berinteraksi dengan pasangan sebagai seorang individu;
6. Menerima dan menyesuaikan perubahan fisk di masa paruh baya;
7. Menyesuaikan diri dengan orang tua yang mulai lansia.
3) Perkembangan Kognitif

Kemampuan kognitif dan intelektual di masa paruh baya tidak banyak mengalami
perubahan. Proses kognitif meliputi waktu rekreasi, memori, persepsi, pembelajaran, pemecahan
masalah, dan kreativitas.

4) Perkembangan Moral

Pada tahap ini, individu perlu memiliki pengalaman yang luas tentang pilihan moral
personal serta tanggung jawab.

5) Perkembangan Spiritual

Pada tahap ini, individu dapat memandang “kebenaran” dari sejumlah sudut pandang.
Mereka cenderung tidak terlalu fanatik terhadap keyakinan agam, dan agama seringkali
membrikan lebih banyak kenyamanan pada diri individu di masa ini dibandingkan sebelumnya.
Individu kerap kali bergantung pad akeyakinan spiritual untuk membantu mereka menghadapi
penyakit, kematian, dan tragedi.

 Masalah Kesehatan

Resiko munculnya masalah kesehatan pada kelompok usia ini lebih besar daripada kelompok
usia dewasa muda, antara lain:
1. Kecelakaan

Faktor perubahan fisiologis, dan kekhawatiran terhadap tanggung jawab personal dan
pekerjaan dapat meningkatkan angka kecelakaan pada individu paruh baya, terutama kecelakaan
kendaraan bermotor.

2. Kanker

Kanker merupakan penyebab kematian kedua para individu yang berusia antara 25 dan
64 tahun di AS. Pria memiliki insiden penyakit kanker paru dan kandung kemih yang tinggi.
Pada wanita, penyakit kanker payudara menempati posisi tertinggi, diikuti kanker kolon dan
rektum, uterus, dan kanker paru.

3. Penyakit Kardiovaskular

Penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian utama di AS. Faktor


penyebabnya meliputi merokok, obesitas, hipertensi, diabetes melitus, gaya hidup kurang
gerakriwayat keturunan atau riwayat kematian mendadak pada ayah saat berusia kurang dari 55
tahun atau ibu saat berusia kurang dari 65 tahun, serta faktor usia individu.

4. Obesitas

Obesits merupakan faktor resiko untuk banyak penyakit kronis seperti dibaetes dan
hipertensi. Klien harus mencegah obesitas dengan mengurangi asupan kalori dan berolahraga
secara teratur.

5. Alkoholisme

Penggunaan alkohol yang berlebihan dapat mengakibatkan masalah pengangguran,


keretakan dalam rumah tangga, kecelakaan, dan berbagai penyakit.

6. Perubahan Kesehatan Mental

Stresor perkembangan, seperti menopause, penuaan, dan masa pensiun yang semakin
dekat, serta stresor situasional, seperti perceraian, pengangguran, dan kematian pasangan, dapat
memicu peningkatan depresi di masa paruh baya. Klien dapat memperoleh manfaat dari
kelompok pendukung atau terapi individu untuk mengatasi masalah ini.

 Pengkajian Perkembangan Dewasa Menengah/Paruh Baya

Beberapa pedoman pengkajian perkembangan dewasa menengah/paruh baya antara lain:

1) Perkembangan Fisik
 Menunjukkan berat badan dalam rentang normal sesuai usia dan jenis kelamin
 Memperlihatkan tanda-tanda vital sesuai usia dan jenis kelamin
 Mendemonstrasikan kemampuan penglihatan dan pendengaran dalam rentang normal
 Menunjukkan pengetahuan dan sikap yang tepat tentang seksualitas(missal tentang
menopause)
2) Perkembangan Psikososial
 Menerima kondisi tubuh yang mengalami penuaan
 Merasa nyaman dan menghargai diri sendiri
 Menikmati kebebasan yang baru untuk hidup mandiri
 Menerima perubahan peran dalam keluarga(misal memiliki anak remaja dan orang tua
yang lanjut usia)
 Berinteraksi dengan baik dan melakukan kegiatan yang menyenangkan bersama bersama
pasangan hidup
 Memiliki filosofi hidup yang bermakna
3) Perkembangan Aktivitas Kehidupan Sehari-Hari
 Menjalin praktik kesehatan preventif

 Promosi Kesehatan Pada Dewasa Menengah/Paruh Baya (40-65 Tahun)

Promosi Kesehatan untuk Paruh Baya


Tes dan Skrining Kesehatan  Tindakan keamanan dirumah;
 Pemeriksaan fisik rutin (setiap tahun mempertahankan lorong dan tangga
untuk wanita;setiap 2-3 tahun atau tetap terang dan tidak penuh dengan
sesuai petunjuk dokter untuk pria) barang-barang. Menggunakan alat
 Imunisasi sesuai anjuran,seperti defector asap,memakai kaset,anti-
booster tetanus setiap 10 tahun dan gelincir dan susur tangan di kamar
vaksinasi influenza serta mandi
pneumokokus Nutrisi dan Olahraga
 Pemeriksaan gigi secara  Pentinya,asupan protein,kalsium,
berkala(mis,,setiap tahun) dan vitamin D yang cukup dalam
 Pemeriksaan tonometri untuk diet
melihat adanya tanda-tanda  Faktor nutrisi dan olahraga yang
glaucoma atau penyakit mata lain dapat mengakibatkan penyakit
setiap 2-3 tahun atau setiap tahun kardiovaskular (mis,,obesitas,asupan
apabila diindikasikan kolesterol dan lemak, kurang giat
 Pemeriksaan payudara sendiri berolahraga)
seperti pada individu dewasa muda  Program olahraga yang menekankan
dan di hari pertama setiap bulan pada keterampilan dan koordinasi 
sesudah menopause Interaksi Sosial
 Pemeriksaan testis sendiri setiap  Kemungkinan munculnya krisis di
bulan masa paruh baya;dukung untuk
 Skrining untuk penyakit diskusi mengenai
kardiovaskuler (mis,,pengukuran perasaan,kekawatiran, dan rasa takut
tekanan darah;pemeriksaan EKG  Menyediakan waktu untuk
dan kolesterol sesuai petunjuk mengembangkan dan meninjau
dokter) minat sebelumnya
 Skrining untuk kanker  Merancanakan masa pension
kolorektal,payudara,uterus, dan (keuangan dan berbagai  kegiatan
prostat selingan yang mungkin di
 Skrining untuk tuberculosis setiap 2 lakukan),jika perlu bersama
tahun pasangan
Keamanan  Menyusun tujuan jangka panjang
 Dukungan keselamatan kendaraan dan pendek mengenai pilihan
bermotor,khususnya saat berkendara pekerjaan dan karier
di malam hari
 Tindakan keselamatan di tempat
kerja

2.2.4 Dewasa Tua/Lansia (Lebih dari 65 tahun)

 Tahap Perkembangan
1) Perkembangan Psikososial

Menurut Erikson, tugas perkembangan di masa inia dalah integritas ego versus putus asa.
Seseorang yang mencapai integritas ego memandang kehidupan dengan perasaan utuh dan
meraih kepuasan dari keberhasilan yang dicapai di masa lalu. Mereka memandang kematian
sebagai akhir kehidupan yang dapat diterima. Sebaliknya, orang yang putus asa sering kali
merasa pilihannya salah dan berharap dapat mengulang kembali waktu.

Tugas perkembangan lansia menurut Peck tahun 1968, antara lain:

a. Usia 65-75 tahun


 Menyesuaikan diri dengan kesehatan dan kekuatan fisik yang menurun
 Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan penghasilan yang menurun
 Menyesuaikan diri dengan kematian orang tua, pasangan, dan teman
 Menyesuaikan diri dengan hubungan yang baru bersama anak-anak yang sudah dewasa
 Menyesuaikan diri dengan waktu luang
 Menyesuaikan diri dengan respons fisik dan kognitif yang melambat
b. Usia 75 tahun atau lebih
 Beradaptasi dengan situasi “hidup sendiri”
 Menjaga kesehatan fisik dan mental
 Menyesuaikan diri dengan kemungkinan tinggal di panti jompo
 Tetap berhubungan dengan anggota keluarga lain
 Menemukan makna hidup
 Mengurus akan kematiannya kelak
 Tetap aktif dan terlibat dalam aktivitas
 Membuat perencanaan hidup yang memuaskan seiring penuaan

2) Perkembangan Kognitif

Perubahan pada struktur kognitif berlangsung seiring bertambahnya usia. Diyakini bahwa
terjadi penurunan jumlah neuron yang progresif. Selain itu, aliran darah ke otak menurun, dan
metabolisme otak melambat. Penurunan intelektual umumnya mnecerminkan proses penyakit,
seperti arterosklerosis. Pada lansia, proses penarikan informasi dari memori jangka panjang
dapat menjadi lebih lambat. Lansia cenderung melupakan kejadian yang baru saja berlalu. Dan
mereka memerlukan waktu yang lebih banyak dalam belajar.

3) Perkembangan Moral
Kebanyakan lansia berada pada tingkat prakonvensional perkembangan moral, mereka mematuhi
setiap aturan agar tidak menyakiti atau menyusahkan orang lain. Sedangkan pada tingkat
konvensional, mereka mengikuti kaidah sosial yang berlaku sebagai respons terhadap harapan
orang lain.

4) Perkembangan Spiritual

Carson (1989) mengemukakan bahwa agama “memberi makna baru bagi lansia, yang
dapat memberikan kenyamanan, penghiburan, dan penguatan dalam kegiatan keagamaan”.
Banyak lansia memiliki keyakinan agama yang kuat dan terus menghadiri pertemuan atau ibadah
keagamaan. Keterkaitan lansia dalam hal keagamaan kerap membantu mereka dalam mengatasi
berbagai masalah yang nerkaitan dengan makna hidup, kesengsaran, atau nasib baikMasalah
Kesehatan

 Masalah kesehatan Pada Lansia


1. Kecelakaan

Pencegahan kecelakaan merupakan fokus perhatian utama bagi lansia. Healthy People
2010 melaporkan bahwa sebanyak 87% dari seluruh kasus fraktur yang terjadi pada lansia di atas
65 tahun disebabkan oleh insiden jatuh. Karena penurunan fungsi penglihatan, refleks yang
semakin lambat, dan kondisi tulang yang rapuh, lansia harus selalu berhati-hati pada saat
menaiki anak tangga, menegmudikan mobil, dan bahkan saat berjalan.

2. Penyakit Ketunadayaan Kronik

Penyakit ini dapat menimbulkan gangguan fungsi yang serius, seperti artritis,
osteoporosis, penyakit jantung, stroke, perubahan penglihatan dan pendengaran, pneumonia,
fraktur, trauma akibat jatuh, atau insiden lainnya yang menyebabkan masalah kesehatan kronis.

3. Penyalahgunaan Obat

Lansia yang menderita suatu jenis penyakit kronis lebih kerap memerlukan obat-obatan.
Kerumitan yang ditemui dalam pemberian obat itu secara mandiri dapat menimbulkan berbagai
situasi penggunasalahan, seperti mengonsumsi obat terlalu banyak atau terlalu sedikit,
mengonsumsi obat bersama alkohol, mengonsumsi obat resep bersama obat bebas, atau
mengonsumsi obat milik orang lain tanpa sengaja.

4. Alkoholisme

Mengonsumsi alkohol selama bertahun-tahun membawa pengaruh buruk pada semua


sistem tubuh, menyebabkan kerusakan progresif pada hati dan ginjal, merusak lambung dan
organ lain yang terkait, serta memperlambat respons mental yang kerap mengakibatkan
kecelakaan dan kematian.

5. Demensia

Demensia merupakan proses yang membahayakan dan berlangsung lambat, yang


mengakibatkan hilangnya fungsi kognitif secara progresif. Tipe dimensia yang paling sering
ditemui adalah penyakit Alzheimer.

6. Penganiayaan Lansia

Penganiayaan lansia yang paling sering terjadi adalah pada wanita di atas usia 75 tahun
yang mengalami gangguan fisik atau mental dan bergantung pada pelaku dalam perawatan diri.
Penganiayaan dapat berupa penganiayaan fisik, psikologis, atau emosi; penganiayaan seksual;
penganiayaan keuangan; dan pelanggaran terhadap HAM.

Secara psikologis, lansia dapat mengalami kekerasan verbal, ancaman, penghinaan, atau ejekan.
Penganiayaan atau pengabaian lansia dapat terjadi di rumah pribadi, penampungan lansia, rumah
sakit, atau fasilitas layanan jangka panjang.

 Pengkajian Perkembangan Dewasa Tua/Lanjut Usia

Pedoman pengkajian perkembangan dewasa tua/lansia antara lain:

1. Perkembangan Fisik
 Menyesuaikan diri dengan perubahan fisiologis(misal penampilan, persepsi)
 Menyesuaikan gaya hidup dengan energy dan kemampuan yang menurun
 Menjaga agar tanda-tanda vital(khususnya tekanan darah) tetap normal sesuai usia dan
jenis kelamin
2. Perkembangan Psikososial
 Mengatur masa pension dalam cara yang memuaskan
 Berpatisipasi dalam kegiatan sosial dan rekreasi
 Memandang kehidupan sebagai hal yang berharga
 Memiliki harga diri yang tinggi
 Menerima dan menyesuaikan diri dengan kematian orang terdekat
3. Perkembangan Aktivitas Kehidupan Sehari-Hari
 Melakukan praktik sehat terkait nutrisi, olahraga, rekreasi dan pola tidur
 Memiliki kemampuan personal untuk merawat diri sendiri atau untuk memperoleh
bantuan dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari

 Promosi Kesehatan Pada Dewasa Lanjut/Lansia (Diatas 65 Tahun)

Promosi Kesehatan untuk Lanjut Usia


Tes dan Skrining Kesehatan  Foktor nutrisi dan olahraga yang
 Seperti pada individu paruh baya dapat menyebabkan penyakit
Keamanan kardiovaskular (mis., obesitas,
 Tindakan keselamatan di rumah asupan kolesterol dan lemak,
guna mencegah bahaya jatuh, kurang olahraga
kebakaran, terbakar, luka bakar,  Program olahraga moderat yang
dan tersengat listrik. dilakukan secara teratur guna
 Dukungan keselamatan mempertahankan mobilitas sendi,
berkendara, terutama saat tonus otot, don kalsifikasi tulang
mengemudi di malam hari Interaksi Sosial
 Tindakan kewaspadaan untuk  Kegiatan intelektual dan rekreasi
mencegah kecelakaan pada pendukung
pejalan kaki  Hubungan personal pendukung
 yang membantu upaya diskusi
Nutrisi dan Olahraga mengenai perasaan,
 Pentingnya diet seimbang dengan kekhawatiran, dan rasa takut
jumlah kalori yang lebih sedikit  Ketersediaan pusat komunitas
untuk mengakomodasi laju sosial dan program- program
metabolik yang lebih rendah serta bagi lansia
aktivitas fisik yang menurun Eliminasi
 Pentingnya vitamin D dan kalsium  Pentingnya serat yang adekuat
dalam jumlah yang mencukupi dalam diet, olahraga yang cukup,
guna mencegah osteoporosis dan cairan sedikitnya 8 gelas
sehari untuk mencegah konstipasi
2.3 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian

Pengkajian adalah upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis terhadap
masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh
masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada
fisiologis, psikologis dan sosial ekonomi maupun spiritual dapat ditentukan.

Model community as partner. Dalam pemgkajian model Community as Partner


terdapat dua komponen utama yaitu roda pengkajian komunitas dan proses keperawatan.
Roda pengkajian komunitas terdiri (1) inti komunitas (the community core), (2) subsistem
komunitas (the community sub systems), dan (3) persepsi ( perception ). Model ini lebih
berfokus pada perawatan kesehatan masyarakat yang merupakan praktek, keilmuan, dan
metodenya melibatkan masyarakat untuk berpartisipasi penuh dalam meningkatkan
kesehatannya. Sumber: Anderson McFarlan,:Community as Partner

Pengkajian keperawatan komunitas merupakan suatu proses tindakan untuk


mengenal komunitas. Mengidentifikasi faktor positif dan negatif yang berbenturan dengan
masalah kesehatan dari masyarakat hingga sumber daya yang dimiliki komunitas dengan
tujuan merancang strategi promosi kesehatan. Dalam tahap pengkajian ini terdapat lima
kegiatan, yaitu :

a. pengumpulan data
tujuan pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai
masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukam tindakan yang harus
diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis,
sosial ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Kegiatan
pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi :

1) data inti
a) riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
riwayat terbentuknya sebuah komunitas (lama/baru). tanyakan pada orang-orang
yang kompeten atau yang mengetahui sejarah area atau daerah itu.
b) data demografi
karakteristik orang-orang yang ada di area atau daerah tersebut, distribusi (jenis
kelamin, usia, status perkawinan, etnis), jumlah penduduk,

c) vital statistik
meliputi kelahiran, kematian, kesakitan dan penyebab utama kematian atau
kesakitan.

d) nilai dan kepercayaan


nilai yang dianut oleh masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan,
kepercayaan-kepercayaan yang diyakini yang berkaitan dengan kesehatan,
kegiatan keagamaan di masyarakat, kegiatan-kegiatan masyarakat yang
mencerminkan nilai-nilai kesehatan.

2) subsistem
a) lingkungan fisik
catat lingkungan tentang mutu air, flora, perumahan, ruang, area hijau, binatang,
orang-orang, bangunan buatan manusia, keindahan alam, air, dan iklim.

b) pelayanan kesehatan dan sosial


catat apakah terdapat klinik, rumah sakit, profesi kesehatan yang praktek,
layanan kesehatan publik, pusat emergency, rumah perawatan atau panti werda,
fasilitas layanan sosial, layanan kesehatan mental, dukun tradisional/pengobatan
alternatif.

c) ekonomi
catat apakah perkembangan ekonomi di wilayah komunitas tersebut maju
dengan pesat, industri, toko, dan tempat-tempat untuk pekerjaan, adakah
pemberian bantuan sosial (makanan), seberapa besar tingkat pengangguran, rata-
rata pendapatan keluarga, karakteristik pekerjaan.

d) keamanan dan transportasi


apa jenis transportasi publik dan pribadi yang tersedia di wilayah komunitas,
catat bagaimana orang-orang bepergian, apakah terdapat trotoar atau jalur
sepeda, apakah ada transportasi yang memungkinkan untuk orang cacat. jenis
layanan perlindungan apa yang ada di komunitas (misalnya: pemadam
kebakaran, polisi, dan lain-lain), apakah mutu udara di monitor, apa saja jenis
kegiatan yang sering terjadi, apakah orang-orang merasa aman.

e) politik dan pemerintahan


catat apakah ada tanda aktivitas politik, apakah ada pengaruh partai yang
menonjol, bagaimana peraturan pemerintah terdapat komunitas (misalnya:
pemilihan kepala desa, walikota, dewan kota), apakah orang-orang terlibat
dalam pembuatan keputusan dalam unit pemerintahan lokal mereka.

f) komunikasi
catat apakah oaring-orang memiliki tv dan radio, apa saja sarana komunikasi
formal dan informal yang terdapat di wilayah komunitas, apakah terdapat surat
kabar yang terlihat di stan atau kios, apakah ada tempat yang biasanya
digunakan untuk berkumpul.

g) pendidikan
catat apa saja sekolah-sekolah dalam area beserta kondisi, pendidikan lokal,
reputasi, tingkat drop-out, aktifitas-aktifitas ekstrakurikuler, layanan kesehatan
sekolah, dan tingkat pendidikan masyarakat.

h) rekreasi
catat dimana anak-anak bermain, apa saja bentuk rekreasi utama, siapa yang
berpartisipasi, fasilitas untuk rekreasi dan kebiasaan masyarakat menggunakan
waktu senggang.

3) Persepsi

Persepsi masyarakat dan keluarga terhadap suatu penyakit balita masih acuh,mungkin
dipengaruhi rendahnya tingkat pendidikan masyarakat ataupunkurangnya pengetahuan
kesehatan mengenai suatu penyakit

b. jenis data
jenis data secara umum dapat diperoleh dari

1. data subjektif: yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan
oleh individu, keluarga, kelompok dan komunitas, yang diungkapkan secara
langsung melalui lisan.
2. data objektif: data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan
pengukuran.
c. sumber data
1. data primer: data yang dikumpulakn oleh pengkaji dalam hal ini mahasiswa atau
perawat kesehatan masyarakat dari individu, keluarga, kelompok dan komunitas
berdasarkan hasil pemeriksaan atau pengkajian.
2. data sekunder : data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya,

misalnya : kelurahan, catatan riwayat kesejatan pasien atau medical record. (wahit,
2005)

d. cara pengumpulan data


1. wawancara atatu anamnesa
2. pengamatan
3. pemeriksaan fisik
e. pengolahan data
1. klasifikasi data atau kategorisasi data
2. perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan tally
3. tabulasi data
f. interpretasi data analisis data
Tujuan analisis data :
1. menetapkan kebutuhan komuniti;
2. menetapkan kekuatan;
3. mengidentifikasi pola respon komuniti;
4. mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan.
g. penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan
h. prioritas masalah
Prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan perlu mempertimbangkan
berbagai faktor sebagai kriteria:

1. perhatian masyarakat;
2. prevalensi kejadian;
3. berat ringannya masalah;
4. kemungkinan masalah untuk diatasi;
5. tersedianya sumber daya masyarakat;
6. aspek politis.

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosis keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik yang aktual
maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada saat pengkajian,
sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul kemudian. American Nurses
Of Association (ANA). Dengan demikian diagnosis keperawatan adalah suatu pernyataan yang
jelas, padat dan pasti tentang status dan masalah kesehatan pasien yang dapat diatasi dengan
tindakan keperawatan.

3. Perencanaan

a. tahapan pengembangan masyarakat


persiapan, penentuan prioritas daerah, pengorganisasian, pembentukan pokjakes
(kelompok kerja kesehatan)

b. tahap diklat
c. tahap kepemimpinan
koordinasi intersektoral, akhir, supervisi atau kunjungan bertaha

4. Pelaksanaan/Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat
untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang
lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994., dalam Potter &
Perry, 1997).

Ukuran intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien terkait dengan dukungan,
pengobatan, tindakan untuk memperbaiki kondisi, pendidikan untuk klien-keluarga, atau
tindakan untuk mencegah masalah kesehatan yang muncul dikemudian hari.

Menurut Craven dan Hirnle (2000) secara garis besar terdapat tiga kategori dari
implementasi keperawatan, antara lain:

a. Cognitive implementations, meliputi pengajaran/ pendidikan, menghubungkan tingkat


pengetahuan klien dengan kegiatan hidup sehari-hari, membuat strategi untuk klien
dengan disfungsi komunikasi, memberikan umpan balik, mengawasi tim keperawatan,
mengawasi penampilan klien dan keluarga, serta menciptakan lingkungan sesuai
kebutuhan, dan lain lain.
b. Interpersonal implementations, meliputi koordinasi kegiatan-kegiatan, meningkatkan
pelayanan, menciptakan komunikasi terapeutik, menetapkan jadwal personal,
pengungkapan perasaan, memberikan dukungan spiritual, bertindak sebagai advokasi
klien, role model, dan lain lain.
c. Technical implementations, meliputi pemberian perawatan kebersihan kulit, melakukan
aktivitas rutin keperawatan, menemukan perubahan dari data dasar klien, mengorganisir
respon klien yang abnormal, melakukan tindakan keperawatan mandiri, kolaborasi, dan
rujukan, dan lain-lain.

5. Evaluasi atau penilaian

Menurut Ziegler, Voughan – Wrobel, & Erlen (1986) dalam Craven & Hirnle (2000),
evaluasi terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:

a. Evaluasi struktur
Evaluasi struktur difokuskan pada kelengkapan tata cara atau keadaan sekeliling tempat
pelayanan keperawatan diberikan. Aspek lingkungan secara langsung atau tidak
langsung mempengaruhi dalam pemberian pelayanan. Persediaan perlengkapan, fasilitas
fisik, rasio perawat-klien, dukungan administrasi, pemeliharaan dan pengembangan
kompetensi staf keperawatan dalam area yang diinginkan.

b. Evaluasi proses
Evaluasi proses berfokus pada penampilan kerja perawat dan apakah perawat dalam
memberikan pelayanan keperawatan merasa cocok, tanpa tekanan, dan sesuai
wewenang. Area yang menjadi perhatian pada evaluasi proses mencakup jenis informasi
yang

didapat pada saat wawancara dan pemeriksaan fisik, validasi dari perumusan diagnosa
keperawatan, dan kemampuan tehnikal perawat.

c. Evaluasi hasil
Evaluasi hasil berfokus pada respons dan fungsi klien. Respons prilaku klien merupakan
pengaruh dari intervensi keperawatan dan akan terlihat pada pencapaian tujuan dan
kriteria hasil.

CONTOH ASKEP KOMUNITAS DEWASA

  Pengkajian
1.      Hasil Pengkajian

a.      Data Inti

1)    Demografi/Statistik

Wilayah RW VIII Kelurahan Wonosari Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang terbagi


menjadi 7 RT, dengan data yang terkumpul sejumlah 356 KK (Data dari Kelurahan). Jumlah usia
produktif sebanyak 883 orang
Hasil pengkajian data demografi masyarakat desa  Kalurahan wonosari akan disajikan
sebagai berikut :
a)    Batas wilayah sebelah barat                : Kabupaten Kendal
b)    Batas wilayah sebelah timur               : Kelurahan Tambak Aji
c)    Batas wilayah sebelah selatan             : Kelurahan Gondorio
d)   Batas wilayah sebelah utara                : Kecamatan Tugu
1.      Distribusi PendudukBerdasarkan jenis kelamin

Gambar 1.1 Distribusi Jenis Kelamin Warga RW VIII Kelurahan Wonosari Kecamatan Ngaliyan
Kota Semarang

Berdasarkan hasil pengkajian  didapatkan bahwa sebagian besar warga RW II Desa Karang
Tengah  54 %  berjenis kelamin Laki-Laki  dan 46 % berjenis kelamin perempuan.

2.      Distribusi Penduduk berdasarkan Pendidikan (hasil Kuisioner)


Gambar 1.2Distribusi Penduduk berdasarkan Pendidikan RW VIII Kelurahan Wonosari Kecamatan
Ngaliyan Kota Semarang
Berdasarkan hasil pengkajian, didapatkan data bahwa pendidikan warga RW VIII
Kelurahan Wonosari Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang
paling banyak rata-rata adalah tamatan SMA/sederajat dengan jumlah 57%.

3.      Distribusi Penduduk berdasarkan Pekerjaan


Berdasarkan gambar di atas menunjukkan Pekerjaan warga RW VII Kelurahan Wonosari
Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang rata-rata bekerja sebagai karyawan swasta yaitu sebanyak
63 %.

Gambar 1.3Distribusi Penduduk berdasarkan Pekerjaan RW VIII Kelurahan Wonosari Kecamatan


Ngaliyan Kota Semarang

4.      Distribusi Penduduk berdasarkan Penghasilan


Gambar 1.4Distribusi Penduduk berdasarkan penghasilan RW VIII Kelurahan Wonosari Kecamatan
Ngaliyan Kota Semarang

1.      Hasil pengkajian berdasarkan kuesioner


Usia Dewasa
Berdasarkan hasil pengkajian kuisiooner di RW VIII Kelurahan Wonosari Kecamatan
Ngaliyan Kota Semarang di peroleh data sebagai berikut:
No Aspek yang Hasil Metode
dikaji

1. Kondisi         Berdasarkan hasil kuisioner         Wawancara


lingkungan rumah warga rata-rata permanen         Quisioner
dengan tembok bata
b.         Berdasarkan hasil kuisioner
keadaan ventilasi kurang dari 1/10
luas rumah dan jarang dibuka.
       Berdasarkan hasil kuisioner rata-
rata warga menggunakan air artetis
d.        Hanya ada 10 % warga yang
punya tempat sampah.
       Banyak warga yang sibuk bekerja
di pabrik
        Banyak warga yang terdapat
genangan air di rumahnya
g.         Terlihat jentik-jentik nyamuk di
genangan air warga

2. Layanan a.    Warga memeriksakan diri d Wawancara


        
kesehatan Puskesmas
Quisioner
        
b.   Warga menggunakan kendaraan
pribadi dan ankutan umum
c.    Asuransi menggunakan BPJS
kesehatan

3. Pengetahuan a.       Rata-rata tingkat pendidikan SMA         Wawancara


b.      Kesadaran menjaga kebersihan
        Quisioner
masih kurang
c.       Kesadaran melakukan PSN
rendah
4. Perilaku a.       Perilaku merokok tinggi Wawancara dan
b.      Tidak setiap rumah punya tempay Observasi
sampah

B.     ANALISA DATA

Masalah
No Data Fokus Etiologi
Keperawatan
1 DS :
h.         Berdasarkan hasil wawancara Sumber daya Ketidakefektifan
dengan kader kesehatan kesadaran (pengetahuan) pemeliharaan kesehatan
warga terhadap kebersihan kurang. tidak cukup (00099)
        Berdasarkan hasil wawancara
dengan kader kesehatan kesadaran
warga terhadap upaya
pemberantasan sarang nyamuk
(PSN) masih rendah.
        Berdasarkan hasil wawancara
dengan kader kesehatan masih sering
ditemukan genangan air di rumah
warga setiap inspeksi kader.
DO :
a.       Jumlah usia produktif tinggi 883
orang.
b.      Hanya ada 10 % warga yang punya
tempat sampah.
c.       Rerata tingkat pendidikan di RW 2
SMA
d.      Banyak warga yang sibuk bekerja di
pabrik
e.       Banyak warga yang terdapat
genangan air di rumahnya
f.       Terlihat jentik-jentik nyamuk di
genangan air warga
g.       

2 DS :
a.       Berdasarkan hasil wawancara Merokok Perilaku kesehatan
dengan kader sesehatan banyak cenderung berisiko
warga yang merokok (00188)
b.      Berdasarkan hasil wawancara
dengan beberapa warga ventilasi
jendela rumah jarang dibuka
DO :
a.       Rerata penghasilan warga 1,5-3 jt
b.      Budaya merokok tinggi

C.    PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa Priorit
Kriteria Penilaian Total
Keperawatan as
Komunitas A B C D E F
Ketidakefektifan
pemeliharaan 7 8 8 10 7 5 46 1
kesehatan (00099)
Perilaku kesehatan
cenderung berisiko 7 7 7 10 7 5 44 2
(00188)

KET :
A   : Kesadaran masyarakat terhadap masalah
B   : Motivasi komunitas untuk mengatasi masalah
C   : Kemampuan perawat untuk mengatasi maslaah
D   : Fasilitas yang tersedia untuk mengatasi masalah
E   : Beratnya akibat jika masalah masih tetap
F    : Cepat masalah teratasi
Skor penilaian 1-10

D.    DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan sumber daya
(pengetahuan) tidak cukup (00099).
2.      Perilaku kesehatan cenderung berisiko berhubungan dengan merokok
(00188)
E.     INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Noc Nic TTD
Keperawatan
Ketidakefektifa Domain VII : Kesehatan Program Kelompok Aldy
n pemeliharaan komunitas           Mengadakan kerja
kesehatan Kelas : Kesejahteraan bakti berkala rutin
berhubungan komunitas           Melakukan PSN
dengan sumber Outcomes : Status secara bersama-sama
daya kesehatan komunitas Kemitraan
(pengetahuan) (2800)           Kerja sama
tidak Indikator: dengan Puskesmas
cukup(00099). a.       Status kesehatan untuk pembagian bubuk
orang dewasa (2-4). abate
b.      Prevalensi program Pemberdayaan
peningkatan kesehatan          Maintenance
(2-4) program jumantik yang
c.       Tingkat partisipasi telah dilakukan
warga dalam program           Pembentukan
kesehatan (2-4). jumantik di tiap
keluarga
Pendidikan kesehatan
          Pendidikan
kesehatan tentang
pentingnya PSN
          Pendidikan
kesehatan tentang DHF
dan gerakan 3M plus

Perilaku Domain VII : Kesehatan Program Kelompok Aldy


kesehatan komunitas           Melakukan senam
cenderung Kelas : Perlindungan sehat bersama warga
berisiko kesehatan komunitas Kemitraan
berhubungan Outcomes : Kontrol          Mengusulkan
dengan merokok risiko komunitas : pembentukan Posbindu
(00188) tradisi budaya yang Pemberdayaan
tidak sehat           Pembuatan poster
Indikator: bahaya merokok
a.       Program Pendidikan kesehatan
pendidikan untuk           Pendidikan
penguatan praktik kesehatan tentang
budaya yang sehat (2- bahaya merokok
3).
a.       Penguatan praktik
budaya yang sehat (2-
3).Menggunakan
sumber-sumber daya di
komunitas (2-4).

F.     PLANNING OF ACTION (POA)

Masalah Kegiatan Sasara Wakt Tempat Dana Penanggu


Keperawata n u ng Jawab
n
Ketidakefek a.       Menga Warga Sabtu Lingkunga Mand Aldy
tifan dakan RW 08 , 10 n RW 08 iri
pemelihara kerja bakti Wonos Juni Kel. 
an berkala ari 2017 Wonosari Aldy
kesehatan rutin Pukul Lingkunga Mand
berhubungab.      Melaku Warga 08.00 n RW 08 iri
n dengan kan PSN RW 08 Juma Kel.  Aldy
sumber secara Wonos t, 21 Wonosari
daya bersama- ari Juni Posyandu Mand
(pengetahu sama 2017 RW 08 iri Aldy
an) tidak
c.       Pembe Ibu-ibu Pukul Wonosari
cukup(0009 ntukan warga 09.00
9). jumantik di RW 08 Selas Posyandu Mand
tiap Wonos a, 11 RW 08 iri
keluarga ari juli Wonosari
d.      Pendidi Ibu-ibu 2017
kan warga Pukul
kesehatan RW 08 10.00
tentang Wonos Rabu,
pentingnya ari 19
PSN Juli
2017
Pukul
10.00
Perilaku           Mela Warga Juma Lingkunga Mand Aldy
kesehatan kukan RW 08 t, 7 n RW 08 iri
cenderung senam Wonos Juli Kel. 
berisiko sehat ari 2017 Wonosari
berhubunga bersama Pukul Aldy
n dengan warga 08.00 Lingkunga Mand
merokok           Pem Warga n RW 08 iri
(00188) buatan RW 08 Juma Kel.  Aldy
poster Wonos t, 14 Wonosari
bahaya ari Juli Mushola Mand
merokok 2017 RW 08 Kel. iri
          Pend Bapak- Pukul Wonosari
idikan bapak 10.30
kesehatan di RW Kami
tentang 08 Kel. s, 20
bahaya Wonos Juli
merokok ari 2017
Pukul
19.30

G.    EVALUASI HASIL KEPERAWATAN KOMUNITAS


N Hasil
o Waktu Dan Faktor
Kegiatan Respon /
D Tempat Penghamba
Hasil Pendukung
X t
1.a.       Mengad Jumat, 21
a.       80%  a.       Wargaa.       Partisip
akan kerja Juni 2017 warga hadir terutama asi bapak-
bakti Pukul 08.00 mengikuti ibu-ibu bapak
berkala rutin Posyandu RW kerja bakti. antusias masih
08 Wonosari dengan kurang.
acara
b.      Didapatk
b.      Melakuk Jumat , 7 Juli an hasil b.      Warga
an PSN 2017  penurunan b.      Semua kurang
secara Pukul 08.00 kualitas  peserta memiliki
bersama- Lingkungan bebas jentik PSN kesadaran
sama RW 08 dari rata- antusias dalam
Wonosari rata tiap RT dengan membersihk
95% menjadi kegiatan. an area dan
85%. tempat
yang
berpotensi
menjadi
sarang
c.       Pemben nyamuk.
tukan c.       Kader
jumantik di c.       Ada 5 c.       Suport yang
tiap Kamis, 20 juli orang kader system ditunjuk
keluarga 2017 baru yang yang baik masih
Pukul 10.00 menjadi dari kader merasa
Posyandu RW kader kesehatan sungkan
d.      Pendidik 08 Wonosari mandiri lain pada dengan
an keluarga. kader yang tugas yang
kesehatan baru diemban
tentang Kamis, 27 d.      Peran
pentingnya Juli 2017 d.      80% d.      Antusi serta
PSN Pukul 10.00 warga asme bapak-
mampu peserta bapak
menyebutka tinggi. masih
n manfaat da kurang.
pentingnya
PSN secara
rutin .

2.           Melak Jumat, 7 Juli


a.       Ada 20 a.       Antusia.       Tidak
ukan senam 2017 peserta asme semua
sehat Pukul 08.00 senam yang peserta warga
bersama Posyandu RW hadir. tinggi. undangan
warga 08 Wonosari menghadiri
senam

H.    RENCANA TINDAK LANJUT


Masalah Kegiatan Sasaran Tempat Waktu Penanggung
Keperawata Jawab
n
Ketidakefekt1.      Kesadar Semua Posyandu Bulan Kader
ifan an warga warga di RW08 Agustus
pemeliharaa dalam wilayah Wonosari 2017
n kesehatan melakukan RW08
berhubungan PSN Wonosari
dengan
sumber daya
(pengetahua
n) tidak
cukup(00099
).
Perilaku 1.      Pelaksan Bapak- Mushola Bulan Kader
kesehatan aan bapak  di RW VIII Agustus
cenderung pendidikan wilayah Wonosari 2017
berisiko kesehatan RW08
berhubungan tentang Wonosari
dengan bahaya
merokok merokok
(00188) dan
pembuatan
komitmen
untuk
berusaha
menghindari
rokok.
BAB III
PENGEMBANGAN KISI-KISI BERDASARKAN TEORI COMMUNITY AS PARTNER

Variabel Sub Sub-Sub Variabel Pertanyaan/ Pernyataan Sumber Metode


Variabel Data Pengumpulan
Data
Core/ Demografi a. Usia a. Usia : Primer Kuisioner
inti b. Pekerjaan b. Pekerjaan :
c. Agama c. Agama:
d. Jenis kelamin d. Jenis kelamin:
e. Alamat e. Alamat:
f. Suku Bangsa f. Suku Bangsa:
g. jumlah penduduk g. Berapa jumlah
penduduk di wilayah
ini?
Vital a. Jenis Penyakit yang a. Apa jenis penyakit yang Sekunder Studi
Statistik diderita orang di derita orang dewasa primer Dokumen
dewasa di wilayah ini? (3 bulan Wawancara
b. Faktor Resiko terakhir)
masalah kesehatan b. Apa saja faktor resiko
c. Jenis penyebab yang mempengaruhi
kematian Dewasa masalah kesehatan di
d. Pola makan, pola wilayah ini?
istirahat, pola c. Apa jenis penyebab
eliminasi ,pola kematian pada orang
rekreasi dewasa di wilayah ini?
d. Bagaimana pola makan,
pola istirahat, pola
eliminasi ,pola rekreasi
Nilai dan a. Nilai yang berkaitan a. Apa nilai yang Primer wawancara
keyakinan denan kesehatan berkaitan dengan
b. Kepercayaan kesehatan?
masyarakat terhadap b. Apa saja
Kesehatan kepercayaan
c. Kegiatan Keagamaan tentang kesehatan
d. Kegiatan yang di wilayah ini?
mencerminkan nilai c. Kegiatan
keagamaan apa
kesehatan
yang ada di
e. Kegiatan yang masyarakat?
d. Kegiatan apa saja
mencerminkan
yang
kepercayaan tentang mencerminkan
nilai-nilai
kesehatan
kesehatan di
masyarakat?
e. Kegiatan apa saja
yang
mencerminkan
kepercayaan
tentang kesehatan
di masyarakat?
Suku a. Jenis a. Apa mayoritas suku Primer Wawancara
Bangsa b. Kebiasaan/Budaya orang dewasa di
wilayah ini?
b. Bagaimana kebiasaan
orang dewasa di
wilayah ini
Lingkun Kondisi a. Letak geografis a. Dimanakah letak Primer Wawancara
gan Fisik tempat wilayah setempat geografis wilayah ini?
tinggal b. Kondisi wilayah b. Bagaimanakah kondisi
wilayah ini, dilihat dari
segi kesehatannya?
Kegiatan a. Kegiatan penduduk a. Kegiatan apa sajakah Primer Wawancara
sehari-hari yang mempengaruhi yang dilakukan Kuisioner
penduduk d timbulnya penyakit penduduk wilayah ini
tersebut dari pagi hingga sore
hari?
b. Kegiatan yang
dilakukan masyarakat
dapat dikatagorikan
ringan, sedang, berat.
Kesehatan a. Kondisi lingkungan a. Apakah lingkungan Primer Observasi
Lingkunga sekitar wilayah sekitar wilayah ini dapat Wawancara
n setempat dikatakan lingkungan
yang sehat?
b. Bagaimanakah cara
masyarakat dalam
menciptakan
lingkungan sehat di
wilayah ini?
Pendidik Status a. Pendidikan terakhir a. Apa Pendidikan terakhir Primer Kuisioner
an pendidikan Dewasa masyarakat yang
masyarakat b. Fasilitas pendidikan berusia dewasa?
b. Adakah fasilitas
Pendidikan di wilayah
ini?
Pendidikan a. Sumber Informasi a. Dimanakah masyarakat Primer Wawancara
formal dan yang didapatkan memperoleh informasi Observasi
informal masyarakat terkait tentang kesehatan?
terkait penyakit b. Adakah Lembaga
pengetahua Swasta di wilayah ini
n yang bergerak dalam
bidang Pendidikan
kesehatan?
sikap dan a. Cara penanganan a. Bagaimanakah cara Primer Wawancara
kebiasaan penyakit warga untuk mengatasi
masalah kesehatannya?
Komunik media a. Tersedianya sarana a. Tersedianya sarana dan Primer Kuisioner
asi informasi dan layanan dalam layanan dalam
yg melakukan melakukan komunikasi
dimanfaatk komunikasi b. Apa media komunikasi
an / Sarana b. Media yang sering yang sering digunakan
Komunikas digunakan dalam untuk memperoleh
i memperoleh informasi tentang
informasi kesehatan (koran, radio,
tv, dan lain-lain.)

orang- a. pengaruh dari orang b. Adakah pengaruh dari Primer Kuisioner


orang yang lain yang dapat orang lain yang dapat
berpengaru meningkatkan laju meningkatkan laju
h informasi informasi di daerah
tersebut? ( kepala desa,
keluarga, masyarakat
sekitar)
keikutserta a. Keikutsertaan orang b. Apakah ada Primer Kuisioner
an dalam dewasa dalam keikutsertaan orang
pendidikan kegiatan pemberian dewasa dalam kegiatan
kesehatan pendidikan pemberian pendidikan
kesehatan kesehatan di wilayah
sekitar?

Pelayana Ketersediaa a. Tersedianya a. Adakah pelayanan Primer Observasi


n n pelayanan kesehatan kesehatan di wilayah wawancara
kesehata Pelayanan b. Tersedianya pemberi ini?
n dan Kesehatan pelayanan pada b. Adakah pemberi
sosial tempat pelayanan pelayanan kesehatan
kesehatan yang bertugas di tempat
pelayanan kesehatan di
wilayah ini?
c. Adakah praktek swasta
di Wilayah ini ?
( praktek dokter
spesialis, dokter umum,
bidan, dan perawat)
Bentuk a. Bentuk pelayanan a. Apa Bentuk pelayanan Primer Kuisioner
Pelayanan kesehatan kesehatan di wilayah
masyarakat ini? (PUSKESMAS,
PUSTU, Klinik, RSUD)
Pemanfaata a. Masyarakat dalam a. Apakah Masyarakat primer Kuisioner
n memanfaatkan memanfaatkan Wawancara
Pelayanan pelayanan kesehatan pelayanan kesehatan?
Kesehatan b. Pengobatan lain b. Selain pengobatan
selain pengobatan medis adakah
medis pengobatan lain di
wilayah ini?
Keberlangs a. Terselenggaranya a. Apakah pelayanan Primer Wawancara
ungan pelayanan kesehatan kesehatan di wilayah ini
Pelayanan b. Tersendatnya sudah terselenggara
Kesehatan pelayanan kesehatan dengan baik?
b. Apakah pelayanan
kesehatan di wilayah ini
pernah tutup dengan
waktu yang lama?
Keamana Transportas a. Transportasi a. Apakah tersedia sarana Primer Kuisioner
n dan i yang Masyarakat transportasi di wilayah Wawancara
Transpor digunakan ini?
tasi masyarakat b. Apakah transportasi
yang sering digunakan
masyarakat dalam
bepergian?
Ekonomi Jenis Apakah jenis pekerjaan Primer Kuisioner
Pekerjaan anda saat ini?
Status Status pekerjaan anda Primer Kuisioner
Pekerjaan apakah pekerja tetap atau
tidak tetap?
Sumber Dari manakah sumber Primer Kuisioner
penghasilan penghasilan anda ?
Jumlah Berapakah penghasilan Primer Kuisioner
penghasilan rata-rata tiap bulan?
rata-rata
tiap bulan
Jumlah Berapakah pengeluaran Primer Kuisioner
rata-rata rata-rata tiap bulan?
pengeluara
n tiap bulan
Politik Kebijakan a. Kebijakan a. Apakah ada kebijakan Primer Kuisioner
dan pemerintah Pemerintah dari pemerintah daerah
Pemerint daerah b. Program untuk penanganan
ahan terkait Pemerintah status kesehatan?
kesehatan c. Peraturan tentang b. Apakah ada program
kesehatan untuk menanggulangi
hal tersebut? Seperti .....
(contoh program)
c. Apakah ada Peraturan
yang dapat
menanggulangi hal
tersebut?

Rekreasi Kebiasaan a. Apakah masyarakat Primer Kuisioner


rekreasi memiliki kebiasaan Wawancara
rekreasi?
b. Berapa kali dalam
sebulan melakukan
rekreasi?
c. Apa kegiatan yang
dilakukan pada saat
rekreasi ?
Sarana a. Adakah lembaga yang Primer Wawancara
penyaluran menaungi bakat yang
bakat dimiliki masyarakat?
Tempat a. Adakah tempat rekreasi Primer Observasi
rekreasi di wilayah Bumi ini? Kuisioner
b. Dimakah tempat favorit
yang sering
dikunjungi ?
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian dari pembahasan di atas, kami menyimpulkan bahwa pada dewasa
memiliki tiga fase yaitu fase dewasa awal/dewasa muda (20-40 Tahun), menengah/Paruh Baya
(40-65 Tahun), dan tua/Lanjut Usia (Diatas 65 Tahun). Dari masing-masing fase tersebut
terdapat tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi oleh individu yang terlibat. Jika
individu tidak dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangannya dengan baik maka tugasnya
dalam tahap perkembangan selanjutnya akan terganggu. Peran seorang perawat disini sangat
penting, Perawat harus memahami setiap proses perkembangan manusia, terutama pada fase
dewasa ini. Perawat juga harus bisa melakukan pengkajian terhadap perkembangan serta promosi
kesehatan untuk setiap fasenya dengan Baik

4.2 Saran

Berdasarkan pembahasan di atas, penulis memberi ingin memberi saran antara lain
sebagai berikut:

 Agar perawat dapat memahami masalah kesehatan yan sering terjadi di komunitas
terutama kelompok dewasa
 Kepada teman-teman mahasiswa keperawatan agar dapat menggali pengetahuan lebih
dalam lagi mengenai pengkajian pada usia dewasa
DAFTAR PUSTAKA

 Kozier.Erb.Berman.Snyder.2010. Buku Fundamental Keperawatan. Ed. 7.


Vol.1.Jakarta:EGC
 Santrok.John W.2002. Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup,Ed.5.Jilid 2.
Jakarta:Erlangga
 Suprijanto.2009. Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta:PT.Bumi Aksara
 Anderson, Elisabeth T. 2007. Buku Ajar Keperawatan Komunitas: Teori dan Praktik.
Jakarta: EGC. 
 Efendi, F. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktek dalam Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika. 
 Mubarak, WI. 2005. Pengantar Keperawatan Komunitas. Jakarta: CV. Sagung Seto. 
 Riyadi. Sugeng (2007), Keperawatan Kesehatan Masyarakat, retieved may 12nd

Anda mungkin juga menyukai