Disusun Oleh
Nurmiyanti Do Siddik
Renny Saklil
Elisabeth Leasa
Obeth Noriwari
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur atas segala nikmat Tuhan Yang Maha Esa.
Karena atas limpahkan rahmat kesehatan yang diberikan kepada kita terutama kepada kami
anggota kelompok 6, sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih sangat jauh dari kesempurnaan
karena kami mengerjakannya dalam waktu empat hari, oleh karena itu, saran dari dosen dan
pembaca makalah ini sangat kami perlukan untuk kesempurnaan makalah kedepannya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat, bagi para pembaca umumnya dan bagi kami anggota
kelompok lima pada khususnya.
HALAMAN DEPAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia adalah yang makhluk istimewa yang diciptakan Tuhan karena memiliki akal budi.
Melalui akal budi manusia dapat hidup sesuai dengan apa yang ada lingkungan di mana dia
hidup. Lingkungan dapat didefinisikan sebagai tempat pemukiman dengan segala sesuatunya
dimana organisme hidup beserta segala keadaan dan kondisi yang secara langsung maupun
tidak langsung disuga ikut mempengaruhi tingkat kehidupan maupun kesehatan dari
organisme tersebut. Di Indonesia masalah kesehatan masyarakat sampai saat ini masih
menjadi perhatian bagi pemerintah. Kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan masih
rendah. Banyak masalah kesehatan masyarakat yang mungkin akan timbul akibat perilaku
masyarakat dan kondisi lingkungan yang tidak memperhatikan kesehatan, kemudian menurut
laporan WHO, dalam sebuah penelitian baru , lebih dari 1,4 miliar orang dewasa di seluruh
dunia beresiko lebih mudah terkena penyakit karena tidak cukup berolahraga. Stroke sebagai
contohnya penyakit ini cukup sering menimpa orang dewasa, bahkan penyakit tersebut bisa
menyerang seseorang di usia muda. Sejalan dengan hal ini para pakar mengatakan penyakit
kronis tersebut dapat disebabkan oleh banyak faktor penyebab diantara adalah Kurang
berolahraga . Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi stroke
di Indonesia sebesar 12,1 persen per 1.000 penduduk. Angka tersebut meningkat dari
Riskesdas 2007 sebesar 8,3 persen per 1.000 penduduk. Usia paling rentan menderita stroke
adalah di usia 65 tahun namun dengan gaya hidup saat ini stroke bisa menyerang sejak usia 20
hingga 30 tahunan. Ini didukung dengan gaya hidup anak muda yang kurang memperhatikan
kesehatan mulai dari kurang gerak, tingkat stres yang tinggi, makanan yang tinggi lemak
jenuh maupun makanan yang mengandung kadar garam yang tinggi, ditambah dengan
kebiasaan minum minuman beralkohol dan merokok. Untuk itu sebagai perawat komunitas
perlu dilakukan pengkajian yang mendalam terkait asalah kesehatan yang banyak terjadi di
masyarakat khususnya pada kelompok dewasa
Rumusan masalah yang diangkat dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yand dimaksud dengan Komunitas?
2. Bagaimana peran perawat komunitas?
3. Apa yang dimaksud dengan Agregat Dewasa?
4. Bagaimana Asuhan keperawatan Agregat Dewasa?
Perawatan kesehatan adalah bidang khusus dari keperawatan yang merupakan gabungan
dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat baik yang sehat atau yang sakit secara komprehensif melalui upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif serta resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif dari
masyarakat. Peran serta aktif masyarakat bersama tim kesahatan diharapkan dapat mengenal
masalah kesehatan yang dihadapi serta memecahkan masalah tersebut (Elisabeth, 2007).
1. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang besar
bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus memberikan manfaat
sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian
(Mubarak, 2005).
2. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta
melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektoral (Riyadi, 2007).
3. Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien dan
lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama
peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007).
4. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari
komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan
kemampuan atau kapasitas komunitas (Mubarak, 2005).
5. Otonomi
Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan beberapa
alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada (Mubarak, 2005).
4) Pemberdayaan (Empowerment)
Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses pemberian
kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi transformatif kepada masyarakat,
antara lain: adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri untuk
membentuk pengetahuan baru (Elisabeth, 2007).
a) Individu
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi,
psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya
memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, social, psikologi dan spiritual
karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan
menuju kemandirian pasien/klien.
b) Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus
menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-
sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam
fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada Hirarki
Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan
mencintai, harga diri dan aktualisasi diri.
c) Kelompok khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis
kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap
masalah kesehatan.
d) Tingkat Komunitas
Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga dilihat sebagai
satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan untuk kelompok beresiko atau
masyarakat wilayah binaan. Pada tingkat komunitas, asuhan keperawatan komunitas
diberikan dengan mamandang komunitas sebagai klien.
Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tatanan
psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik dan
untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Di dalamnya diberikan dukungan emosional
dan intelektual.
Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab membantu klien dan
keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam
memberikan informasi hal lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (Informed
Concent ) atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya. Tugas yang lain adalah
mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan
dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2005).
6. Sebagai kolaborator
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara bekerjasama
dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli radiologi, dan lain-lain dalam
kaitanya membantu mempercepat proses penyembuhan klien Tindakan kolaborasi atau
kerjasama merupakan proses pengambilan keputusan dengan orang lain pada tahap proses
keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting untuk merencanakan tindakan yang akan
dilaksanakan (Mubarak, 2005).
7. Sebagai perencana tindakan lanjut (Discharge Planner)
Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani perawatan di
suatu instansi kesehatan atau rumah sakit. Perencanaan ini dapat diberikan kepada klien yang
sudah mengalami perbaikan kondisi kesehatan.
10. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and Leader )
Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif merubah atau
yang membantu orang lain membuat perubahan pada dirinya atau pada sistem. Marriner
torney mendeskripsikan pembawa peubahan adalah yang mengidentifikasikan masalah,
mengkaji motivasi dan kemampuan klien untuk berubah, menunjukkan alternative, menggali
kemungkinan hasil dari alternatif, mengkaji sumber daya, menunjukkan peran membantu,
membina dan mempertahankan hubungan membantu, membantu selama fase dari proses
perubahan dan membimibing klien melalui fase-fase ini (Mubarak, 2005).
11. Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (Community Care Provider And
Researcher)
Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan kepada masyarakat
yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi masalah kesehatan dan
pemecahan masalah yang diberikan. Tindakan pencarian atau pengidentifikasian masalah
kesehatan yang lain juga merupakan bagian dari peran perawat komunitas.
2.2 Konsep Agregat Dewasa
Istilah dewasa mempunyai pengertian yang banyak. Menurut Knowles (1979), orang
dewasa tidak hanya dilihat dari segi biologis semata, tetapi juga dari segi sosial, dan psikologis.
Dari segibiologis, seseorang dikatakan telah dewasa apabila ia telah mampu melakukan
reproduksi. Secara sosial seseorang disebut dewasa apabila ia mampu melakukan peran-peran
sosial yang biasanya diperankan kepada orang dewasa. Secara psikologis, seseorang dikatakan
dewasa apabila ia telah memiliki tanggung jawab terhadap kehidupan dan keputusan yang
diambil. Dengan demikian orang dewasa diartikan orang yang telah
memiliki kematangan fungsi-fungsi biologis, sosial, dan psikologis dalam segi-segi
pertimbangan, tanggung jawab, dan peran dalam kehidupan (Sungkono, 2012).
Pada usia dewasa terjadi perubahan fisik yang berlangsung dimana proses tersebut adalah
proses penuaan (aging ). Perubahan perubahan fisik yang terjadi ditandai dengan kulit yang
mulaikeriput, kelenjar keringat berkurang sehingga kulit terasa kering,bruban, penglihatan dan
pendengaran menurun, penurunankekuatan otot, dan penurunan fungsi organ seperti
kardiovaskular,gastrointestinal, reproduksi, endokrin, dan lainnya (Stalsbroten danTorrence,
2010).
Ditinjau dari segi umur, bahwa yang disebut dewasa itu dimulai sejak menginjak usia 20
tahun (meskipun belum menikah) atau sejak seseorang menikah (meskipun belum berusia 20
tahun). Lebih lanjut Havighust membagi masa dewasa menjadi tiga fase, yaitu masa dewasa
awal 18 – 30 tahun, masa dewasa pertengahan 30 – 55 tahun, dan masa dewasa akhir 55 tahun
lebih (Armin, 2002).
Masa dewasa awal atau Early Adulthood adalah seseorang yang berusia antara 18 atau
20 tahun sampai 40 tahun. Secara biologis merupakan masa puncak perumbuhan fisik yang
prima dan usia tersehat dari populasi manusia secara keseluruhan (healthiest people in
population) karena didukung oleh kebiasaan-kebiasaan positif (pola hidup sehat). Secara
psikologis, cukup banyak yang kurang mampu mencapai kematangan akibat banyaknya
masalah dihadapi dan tidak mampu diatasi baik sebelum maupun setelah menikah, misalnya:
mencari pekerjaan, jodoh, belum siap menikah, masalah anak, keharmonisan keluarga, dll.
Masa Dewasa Madya/Setengah Baya atau Midle Age adalah seseorang yang berusia
antara 40 - 60 tahun. Aspek fisik sudah mulai agak melemah, termasuk fungsi-fungsi alat indra,
dan mengalami sakit dengan penyakit tertentu yang belum pernah dialami (rematik, asam urat,
dll). Tugas-tugas perkembangan meliputi: memantapkan pengamalan ajaran agama, mencapai
tanggung jawab sosial sebagai warga negara, membantu anak remaja belajar dewasa, menerima
dan menyesuaikan diri dengan perubahan pada aspek fisik, mencapai dan mempertahankan
prestasi karier, memantapkan peran-perannya sebagai orang dewasa.
c. Masa Dewasa Lanjut/Masa Tua
Masa Dewasa Lanjut/Masa Tua atau Old Age adalah seseorang yang berusia 60 tahun hingga
akhir kehidupannya atau sampai mati. Ditandai dengan semakin melemahnya kemampuan fisik
dan psikis (pendengaran, penglihatan, daya ingat, cara berpikir dan interaksi sosial). Tugas-tugas
perkembangan meliputi : Lebih memantapkan diri dalam pengamalan ajaran-ajaran agama.
Mampu menyesuaikan diri dengan: menurunnya kemampuan fisik dan kesehatan, masa pensiun,
berkurangnya penghasilan dan kematian pasangan hidup. Membentuk hubungan dengan orang
seusia dan memantapkan hubungan dengan anggota keluarga.
Tahap Perkembangan
Dewasa muda disebut sebagai individu yang matur. Mereka sudah dapat memikul tanggung
jawab terhadap diri mereka sendiri dan mengharapkan hal uang sama dari orang lain. Mereka
menghadapi berbagai tugas dalam hidup dengan sikap realistis dan dewasa, membuat keputusan
dan bertanggung jawab atas keputusan tersebut.
1) Perkembangan Fisik
Individu berada pada kondisi fisik yang prima diawal usia 20a-an. Semua sistem pada
tubuh(seperi kardio vaskuler, pengelihatan, pendengaran dan reproduktif) juga berfungsi pada
efesiensi puncak. Perubahan fisik pada tahap ini minimal, berat badan dan massa otot dapat
berubah akikab diet dan olah raga.
2) Perkembangan Psikososial
Individu dewasa muda, menghadapi sejumlah pengalaman serta perubahan gaya hidup
yang baru saat beranjak dewasa, mereka harus membuat pilihan mengenai pendidikan, pekerjaan,
perkawinan, memulai rumah tangga, dan untuk membesarkan anak. Tanggungjawab sosial
meliputi membentuk hubungan pertemanan yang baru dan menjelani beberapa kegiatan di
masyarakat.
a. Berada pada tahap genital, yaitu ketika energi diarahkan unutk mencapai hubungan
seksual yang matur (mengacu pada teori Freud)
b. Memiliki tugas perkembangan berikut, mengacu pada pemikiran Havighurst:
Memilih pasangan;
Belajar untuk hidup bersama pasangan;
Membentuk sebuah keluarga;
Membesarkan anak;
Mengatur rumah tangga;
Memulai suatu pekerjaan;
Memikul tanggung jawab sebagai warga negara;
Menemukan kelompok sosial yang cocok.
3) Perkembangan Kognitif
Piaget meyakini bahwa struktur kognitif sempurna terjadi kurang lebih sejak usia 11-15
tahun. Sejak periode tersebut, operasi formal(contoh: membuat hipotesis) menandakan pemikiran
selama massa dewasa, egosentrismenya terus berkurang. Mereka mampu memahami dan
menyeimbangkan argumen yang diciptakan oleh logika dan emosi.
4) Perkembangan Moral
Pada periode ini, individu mampu memisahkan diri dari pengharapan dan aturan-aturan
orang lain, dan mendefinisikan moralitas terkait prinsip moral. Saat mempersepsikan konflik
dengan norma dan hukum masyarakat, mereka membuat penilaian berdasarkan prinsip pribadi
mereka.
5) Perkembangan Spiritual
Pada periode ini, individu berfokus pada realitas. Individu dewasa yang berusia 27 tahun dapat
mengemukakan pertanyaan yang bersifat filosofi mengenai spiritualitas dan menyadari akan hal
spiritual tersebut. Ajaran-ajaran agama yang diperoleh semasa kecil, sekarang dapat
diterima/didefenisikan kembali.
Masalah Kesehatan
Masalah kesehatan yang muncul dan seringkali ditemui pada kelompuk usia ini meliputi
kecelakaan, bunuh diri, penyalahgunaan zat, hipertensi, penyakit menular seksual (PMS),
penganiayaan terhadap wanita dan keganasan tertentu.
1. Kecelakaan
2. Bunuh Diri
Bunuh diri merupakan penyebab kelima kematian pada individu dewasa muda di
AS(Murray & Zentner, 2001 dalam Kozier dkk, 2011).Secara umum, tindakan bunuh diri
disebabkan oleh ketidakmampuan individu dewasa muda untuk menghadapi berbagai tekanan,
tanggung jawab, dan tuntutan di masa dewasa.
Peran perawat dalam mencegah upaya bunuh diri meliputi mengidentifikasi perilaku yang
mengindikasikan masalah potensial: depresi; berbagai keluhan fisik seperti penurunan berat
badan, gangguan tidur, dan gangguan pencernaan; penurunan minat dalam peran sosial dan
pekerjaan, serta seringnya individu mengurung diri; menyediakan informasi mengenai tanda
awal bunuh diri dalam program pendidikan. Apabila terindentifikasi berisiko melkukan bunuh
diri maka harus dirujuk ke profesional kesehatan jiwa atau pusat penenangan kritis.
3. Hipertensi
Masalah ini dipengaruhi oleh faktor keturunan, merokok, obesitas, diet tinggi-natrium,
dan tingkat stres yang tinggi.
4. Penyalahgunaan Zat
PMS, seperti AIDS, sifilis, gonore merupakan jenis infeksi yang umum terjadi pada
individu dewasa muda. Fungsi perawat disini terutama sebagai pendidik.
Perawat yang menangani wanita tersebut harus (a) memiliki komunikasi terbuka yang
mendorong mereka mengemukakan masalahnya; (b) membantu mereka meningkatkna harga
dirinya; (c) terus mendikung dan mendidik wanita agar memahamo sebab dan akibat perilaku
kekerasann dan penganiayaan.
7. Keganasan
Masalah keganansan yang sering muncul pada pria usia 20-34 tahun adalah kanker testis.
Pemeriksaan testis harus diadakan sebulan sekali sebagai identifikasi dini terjadinya kanker
skrotum(Barkauskas dkk, 2002 dalam Kozier, 2011).Sedangkan pada wanita adalah kanker
payudara yang meningkat setelah usia 30 tahun. Kanker payudara merupakan penyebab kematian
utama yang terjadi pada wanita.
1. Perkembangan Fisik
Menunjukkan berat badan dalam rentang normal sesuai usia dan jenis kelamin
Memperlihatkan tanda-tanda vital dalam rentang normal sesuai usia dan jenis kelamin
Mendemonstrasikan kemampuan penglihatan dan pendengaran dalam rentang normal
Mengemukakan pengetahuan dan sikap yang sesuai mengenai seksualitas
2. Perkembangan Psikososial
Merasa bebas dari orang tua
Memiliki konsep diri yang realistisMenyukai diri sendiri dan arah kehidupan yang
berjalan
Berinteraksi baik dengan keluarga
Mampu menghadapi stress akibat perubahan dan pertumbuhan
Memiliki ikatan yang terbina dengan baik bersama orang-orang yang berarti
Memiliki kehidupan sosial yang berarti
Menunjukkan tanggung jawab emosi, sosial, dan ekonomi dalam kehidupan pribadi
Memiliki serangkaian nilai-nilai yang membimbing perilaku
3. Perkembangan Aktivitas Kehidupan Sehari-Hari
Memiliki gaya hidup yang sehat
Tahap Perkembangan
1) Perkembangan Fisik
Pada perkambangan ini, banyak berubahan fisik yang terjadi, antara lain sebagai berikut:
a. Penampilan
Rambut mulai tipis dan beruban, kelembapan kulit berkurang, muncul kerutan pada kulit,
jaringan lemak diretribusikan kembali sehingga menyebabkan deposit lemak di area abdomen.
b. Sistem Muskuloskeletal
Massa otot skeletal berkurang sekitar usia 60-an. Penipisan diskus interverbal
menyebabkan penurunan tinggi badan sekitar 1 inci. Kehilangan kalsium dari jaringan tulang
lebih sering terjadi pada wanita pasca menstruasi. Otot tetap tetap bertumbuh sesuai penggunaan.
c. Sistem kardiovaskular
d. Presepsi sensori
Ketajaman visual menurun, seringkali terjadi diakhir usia 40-an, khususnya untuk
pengelihatan dekat(presbiopia). Ketajaman pendengaran untuk suara frekuansi tinggijuga
menurun(presbikusis), khususnya pada pria. Sensasi perasa juga berkurang.
e. Metabolisme
f. Sistem pencernaan
Penurunan tonus usus besar secara bertahap dapat menyebabkan kecendrungan terjadinya
konstipasi pada individu.
g. Sistem perkemihan
Unit nefron berkurang selama periode ini, dan laju filtrasi glomelurus menurun.
h. Seksualitas
1. Memenuhi tanggung jawab sebagai warga negara dewasa dan tanggung jawab sosial;
2. Membangun dan mempertahankan standar ekonomi hidup;
3. Membantu anak yang beranjakremaja untuk menjadi individu dewasa yang bahagia dan
bertanggung jawab;
4. Mengembangkan berbagai aktivitas untuk mengisi waktu luang;
5. Berinteraksi dengan pasangan sebagai seorang individu;
6. Menerima dan menyesuaikan perubahan fisk di masa paruh baya;
7. Menyesuaikan diri dengan orang tua yang mulai lansia.
3) Perkembangan Kognitif
Kemampuan kognitif dan intelektual di masa paruh baya tidak banyak mengalami
perubahan. Proses kognitif meliputi waktu rekreasi, memori, persepsi, pembelajaran, pemecahan
masalah, dan kreativitas.
4) Perkembangan Moral
Pada tahap ini, individu perlu memiliki pengalaman yang luas tentang pilihan moral
personal serta tanggung jawab.
5) Perkembangan Spiritual
Pada tahap ini, individu dapat memandang “kebenaran” dari sejumlah sudut pandang.
Mereka cenderung tidak terlalu fanatik terhadap keyakinan agam, dan agama seringkali
membrikan lebih banyak kenyamanan pada diri individu di masa ini dibandingkan sebelumnya.
Individu kerap kali bergantung pad akeyakinan spiritual untuk membantu mereka menghadapi
penyakit, kematian, dan tragedi.
Masalah Kesehatan
Resiko munculnya masalah kesehatan pada kelompok usia ini lebih besar daripada kelompok
usia dewasa muda, antara lain:
1. Kecelakaan
Faktor perubahan fisiologis, dan kekhawatiran terhadap tanggung jawab personal dan
pekerjaan dapat meningkatkan angka kecelakaan pada individu paruh baya, terutama kecelakaan
kendaraan bermotor.
2. Kanker
Kanker merupakan penyebab kematian kedua para individu yang berusia antara 25 dan
64 tahun di AS. Pria memiliki insiden penyakit kanker paru dan kandung kemih yang tinggi.
Pada wanita, penyakit kanker payudara menempati posisi tertinggi, diikuti kanker kolon dan
rektum, uterus, dan kanker paru.
3. Penyakit Kardiovaskular
4. Obesitas
Obesits merupakan faktor resiko untuk banyak penyakit kronis seperti dibaetes dan
hipertensi. Klien harus mencegah obesitas dengan mengurangi asupan kalori dan berolahraga
secara teratur.
5. Alkoholisme
Stresor perkembangan, seperti menopause, penuaan, dan masa pensiun yang semakin
dekat, serta stresor situasional, seperti perceraian, pengangguran, dan kematian pasangan, dapat
memicu peningkatan depresi di masa paruh baya. Klien dapat memperoleh manfaat dari
kelompok pendukung atau terapi individu untuk mengatasi masalah ini.
1) Perkembangan Fisik
Menunjukkan berat badan dalam rentang normal sesuai usia dan jenis kelamin
Memperlihatkan tanda-tanda vital sesuai usia dan jenis kelamin
Mendemonstrasikan kemampuan penglihatan dan pendengaran dalam rentang normal
Menunjukkan pengetahuan dan sikap yang tepat tentang seksualitas(missal tentang
menopause)
2) Perkembangan Psikososial
Menerima kondisi tubuh yang mengalami penuaan
Merasa nyaman dan menghargai diri sendiri
Menikmati kebebasan yang baru untuk hidup mandiri
Menerima perubahan peran dalam keluarga(misal memiliki anak remaja dan orang tua
yang lanjut usia)
Berinteraksi dengan baik dan melakukan kegiatan yang menyenangkan bersama bersama
pasangan hidup
Memiliki filosofi hidup yang bermakna
3) Perkembangan Aktivitas Kehidupan Sehari-Hari
Menjalin praktik kesehatan preventif
Tahap Perkembangan
1) Perkembangan Psikososial
Menurut Erikson, tugas perkembangan di masa inia dalah integritas ego versus putus asa.
Seseorang yang mencapai integritas ego memandang kehidupan dengan perasaan utuh dan
meraih kepuasan dari keberhasilan yang dicapai di masa lalu. Mereka memandang kematian
sebagai akhir kehidupan yang dapat diterima. Sebaliknya, orang yang putus asa sering kali
merasa pilihannya salah dan berharap dapat mengulang kembali waktu.
2) Perkembangan Kognitif
Perubahan pada struktur kognitif berlangsung seiring bertambahnya usia. Diyakini bahwa
terjadi penurunan jumlah neuron yang progresif. Selain itu, aliran darah ke otak menurun, dan
metabolisme otak melambat. Penurunan intelektual umumnya mnecerminkan proses penyakit,
seperti arterosklerosis. Pada lansia, proses penarikan informasi dari memori jangka panjang
dapat menjadi lebih lambat. Lansia cenderung melupakan kejadian yang baru saja berlalu. Dan
mereka memerlukan waktu yang lebih banyak dalam belajar.
3) Perkembangan Moral
Kebanyakan lansia berada pada tingkat prakonvensional perkembangan moral, mereka mematuhi
setiap aturan agar tidak menyakiti atau menyusahkan orang lain. Sedangkan pada tingkat
konvensional, mereka mengikuti kaidah sosial yang berlaku sebagai respons terhadap harapan
orang lain.
4) Perkembangan Spiritual
Carson (1989) mengemukakan bahwa agama “memberi makna baru bagi lansia, yang
dapat memberikan kenyamanan, penghiburan, dan penguatan dalam kegiatan keagamaan”.
Banyak lansia memiliki keyakinan agama yang kuat dan terus menghadiri pertemuan atau ibadah
keagamaan. Keterkaitan lansia dalam hal keagamaan kerap membantu mereka dalam mengatasi
berbagai masalah yang nerkaitan dengan makna hidup, kesengsaran, atau nasib baikMasalah
Kesehatan
Pencegahan kecelakaan merupakan fokus perhatian utama bagi lansia. Healthy People
2010 melaporkan bahwa sebanyak 87% dari seluruh kasus fraktur yang terjadi pada lansia di atas
65 tahun disebabkan oleh insiden jatuh. Karena penurunan fungsi penglihatan, refleks yang
semakin lambat, dan kondisi tulang yang rapuh, lansia harus selalu berhati-hati pada saat
menaiki anak tangga, menegmudikan mobil, dan bahkan saat berjalan.
Penyakit ini dapat menimbulkan gangguan fungsi yang serius, seperti artritis,
osteoporosis, penyakit jantung, stroke, perubahan penglihatan dan pendengaran, pneumonia,
fraktur, trauma akibat jatuh, atau insiden lainnya yang menyebabkan masalah kesehatan kronis.
3. Penyalahgunaan Obat
Lansia yang menderita suatu jenis penyakit kronis lebih kerap memerlukan obat-obatan.
Kerumitan yang ditemui dalam pemberian obat itu secara mandiri dapat menimbulkan berbagai
situasi penggunasalahan, seperti mengonsumsi obat terlalu banyak atau terlalu sedikit,
mengonsumsi obat bersama alkohol, mengonsumsi obat resep bersama obat bebas, atau
mengonsumsi obat milik orang lain tanpa sengaja.
4. Alkoholisme
5. Demensia
6. Penganiayaan Lansia
Penganiayaan lansia yang paling sering terjadi adalah pada wanita di atas usia 75 tahun
yang mengalami gangguan fisik atau mental dan bergantung pada pelaku dalam perawatan diri.
Penganiayaan dapat berupa penganiayaan fisik, psikologis, atau emosi; penganiayaan seksual;
penganiayaan keuangan; dan pelanggaran terhadap HAM.
Secara psikologis, lansia dapat mengalami kekerasan verbal, ancaman, penghinaan, atau ejekan.
Penganiayaan atau pengabaian lansia dapat terjadi di rumah pribadi, penampungan lansia, rumah
sakit, atau fasilitas layanan jangka panjang.
1. Perkembangan Fisik
Menyesuaikan diri dengan perubahan fisiologis(misal penampilan, persepsi)
Menyesuaikan gaya hidup dengan energy dan kemampuan yang menurun
Menjaga agar tanda-tanda vital(khususnya tekanan darah) tetap normal sesuai usia dan
jenis kelamin
2. Perkembangan Psikososial
Mengatur masa pension dalam cara yang memuaskan
Berpatisipasi dalam kegiatan sosial dan rekreasi
Memandang kehidupan sebagai hal yang berharga
Memiliki harga diri yang tinggi
Menerima dan menyesuaikan diri dengan kematian orang terdekat
3. Perkembangan Aktivitas Kehidupan Sehari-Hari
Melakukan praktik sehat terkait nutrisi, olahraga, rekreasi dan pola tidur
Memiliki kemampuan personal untuk merawat diri sendiri atau untuk memperoleh
bantuan dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari
Pengkajian adalah upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis terhadap
masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh
masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada
fisiologis, psikologis dan sosial ekonomi maupun spiritual dapat ditentukan.
a. pengumpulan data
tujuan pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai
masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukam tindakan yang harus
diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis,
sosial ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Kegiatan
pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi :
1) data inti
a) riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
riwayat terbentuknya sebuah komunitas (lama/baru). tanyakan pada orang-orang
yang kompeten atau yang mengetahui sejarah area atau daerah itu.
b) data demografi
karakteristik orang-orang yang ada di area atau daerah tersebut, distribusi (jenis
kelamin, usia, status perkawinan, etnis), jumlah penduduk,
c) vital statistik
meliputi kelahiran, kematian, kesakitan dan penyebab utama kematian atau
kesakitan.
2) subsistem
a) lingkungan fisik
catat lingkungan tentang mutu air, flora, perumahan, ruang, area hijau, binatang,
orang-orang, bangunan buatan manusia, keindahan alam, air, dan iklim.
c) ekonomi
catat apakah perkembangan ekonomi di wilayah komunitas tersebut maju
dengan pesat, industri, toko, dan tempat-tempat untuk pekerjaan, adakah
pemberian bantuan sosial (makanan), seberapa besar tingkat pengangguran, rata-
rata pendapatan keluarga, karakteristik pekerjaan.
f) komunikasi
catat apakah oaring-orang memiliki tv dan radio, apa saja sarana komunikasi
formal dan informal yang terdapat di wilayah komunitas, apakah terdapat surat
kabar yang terlihat di stan atau kios, apakah ada tempat yang biasanya
digunakan untuk berkumpul.
g) pendidikan
catat apa saja sekolah-sekolah dalam area beserta kondisi, pendidikan lokal,
reputasi, tingkat drop-out, aktifitas-aktifitas ekstrakurikuler, layanan kesehatan
sekolah, dan tingkat pendidikan masyarakat.
h) rekreasi
catat dimana anak-anak bermain, apa saja bentuk rekreasi utama, siapa yang
berpartisipasi, fasilitas untuk rekreasi dan kebiasaan masyarakat menggunakan
waktu senggang.
3) Persepsi
Persepsi masyarakat dan keluarga terhadap suatu penyakit balita masih acuh,mungkin
dipengaruhi rendahnya tingkat pendidikan masyarakat ataupunkurangnya pengetahuan
kesehatan mengenai suatu penyakit
b. jenis data
jenis data secara umum dapat diperoleh dari
1. data subjektif: yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan
oleh individu, keluarga, kelompok dan komunitas, yang diungkapkan secara
langsung melalui lisan.
2. data objektif: data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan
pengukuran.
c. sumber data
1. data primer: data yang dikumpulakn oleh pengkaji dalam hal ini mahasiswa atau
perawat kesehatan masyarakat dari individu, keluarga, kelompok dan komunitas
berdasarkan hasil pemeriksaan atau pengkajian.
2. data sekunder : data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya,
misalnya : kelurahan, catatan riwayat kesejatan pasien atau medical record. (wahit,
2005)
1. perhatian masyarakat;
2. prevalensi kejadian;
3. berat ringannya masalah;
4. kemungkinan masalah untuk diatasi;
5. tersedianya sumber daya masyarakat;
6. aspek politis.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik yang aktual
maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada saat pengkajian,
sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul kemudian. American Nurses
Of Association (ANA). Dengan demikian diagnosis keperawatan adalah suatu pernyataan yang
jelas, padat dan pasti tentang status dan masalah kesehatan pasien yang dapat diatasi dengan
tindakan keperawatan.
3. Perencanaan
b. tahap diklat
c. tahap kepemimpinan
koordinasi intersektoral, akhir, supervisi atau kunjungan bertaha
4. Pelaksanaan/Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat
untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang
lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994., dalam Potter &
Perry, 1997).
Ukuran intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien terkait dengan dukungan,
pengobatan, tindakan untuk memperbaiki kondisi, pendidikan untuk klien-keluarga, atau
tindakan untuk mencegah masalah kesehatan yang muncul dikemudian hari.
Menurut Craven dan Hirnle (2000) secara garis besar terdapat tiga kategori dari
implementasi keperawatan, antara lain:
Menurut Ziegler, Voughan – Wrobel, & Erlen (1986) dalam Craven & Hirnle (2000),
evaluasi terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Evaluasi struktur
Evaluasi struktur difokuskan pada kelengkapan tata cara atau keadaan sekeliling tempat
pelayanan keperawatan diberikan. Aspek lingkungan secara langsung atau tidak
langsung mempengaruhi dalam pemberian pelayanan. Persediaan perlengkapan, fasilitas
fisik, rasio perawat-klien, dukungan administrasi, pemeliharaan dan pengembangan
kompetensi staf keperawatan dalam area yang diinginkan.
b. Evaluasi proses
Evaluasi proses berfokus pada penampilan kerja perawat dan apakah perawat dalam
memberikan pelayanan keperawatan merasa cocok, tanpa tekanan, dan sesuai
wewenang. Area yang menjadi perhatian pada evaluasi proses mencakup jenis informasi
yang
didapat pada saat wawancara dan pemeriksaan fisik, validasi dari perumusan diagnosa
keperawatan, dan kemampuan tehnikal perawat.
c. Evaluasi hasil
Evaluasi hasil berfokus pada respons dan fungsi klien. Respons prilaku klien merupakan
pengaruh dari intervensi keperawatan dan akan terlihat pada pencapaian tujuan dan
kriteria hasil.
Pengkajian
1. Hasil Pengkajian
a. Data Inti
1) Demografi/Statistik
Gambar 1.1 Distribusi Jenis Kelamin Warga RW VIII Kelurahan Wonosari Kecamatan Ngaliyan
Kota Semarang
Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan bahwa sebagian besar warga RW II Desa Karang
Tengah 54 % berjenis kelamin Laki-Laki dan 46 % berjenis kelamin perempuan.
B. ANALISA DATA
Masalah
No Data Fokus Etiologi
Keperawatan
1 DS :
h. Berdasarkan hasil wawancara Sumber daya Ketidakefektifan
dengan kader kesehatan kesadaran (pengetahuan) pemeliharaan kesehatan
warga terhadap kebersihan kurang. tidak cukup (00099)
Berdasarkan hasil wawancara
dengan kader kesehatan kesadaran
warga terhadap upaya
pemberantasan sarang nyamuk
(PSN) masih rendah.
Berdasarkan hasil wawancara
dengan kader kesehatan masih sering
ditemukan genangan air di rumah
warga setiap inspeksi kader.
DO :
a. Jumlah usia produktif tinggi 883
orang.
b. Hanya ada 10 % warga yang punya
tempat sampah.
c. Rerata tingkat pendidikan di RW 2
SMA
d. Banyak warga yang sibuk bekerja di
pabrik
e. Banyak warga yang terdapat
genangan air di rumahnya
f. Terlihat jentik-jentik nyamuk di
genangan air warga
g.
2 DS :
a. Berdasarkan hasil wawancara Merokok Perilaku kesehatan
dengan kader sesehatan banyak cenderung berisiko
warga yang merokok (00188)
b. Berdasarkan hasil wawancara
dengan beberapa warga ventilasi
jendela rumah jarang dibuka
DO :
a. Rerata penghasilan warga 1,5-3 jt
b. Budaya merokok tinggi
Diagnosa Priorit
Kriteria Penilaian Total
Keperawatan as
Komunitas A B C D E F
Ketidakefektifan
pemeliharaan 7 8 8 10 7 5 46 1
kesehatan (00099)
Perilaku kesehatan
cenderung berisiko 7 7 7 10 7 5 44 2
(00188)
KET :
A : Kesadaran masyarakat terhadap masalah
B : Motivasi komunitas untuk mengatasi masalah
C : Kemampuan perawat untuk mengatasi maslaah
D : Fasilitas yang tersedia untuk mengatasi masalah
E : Beratnya akibat jika masalah masih tetap
F : Cepat masalah teratasi
Skor penilaian 1-10
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan sumber daya
(pengetahuan) tidak cukup (00099).
2. Perilaku kesehatan cenderung berisiko berhubungan dengan merokok
(00188)
E. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Noc Nic TTD
Keperawatan
Ketidakefektifa Domain VII : Kesehatan Program Kelompok Aldy
n pemeliharaan komunitas Mengadakan kerja
kesehatan Kelas : Kesejahteraan bakti berkala rutin
berhubungan komunitas Melakukan PSN
dengan sumber Outcomes : Status secara bersama-sama
daya kesehatan komunitas Kemitraan
(pengetahuan) (2800) Kerja sama
tidak Indikator: dengan Puskesmas
cukup(00099). a. Status kesehatan untuk pembagian bubuk
orang dewasa (2-4). abate
b. Prevalensi program Pemberdayaan
peningkatan kesehatan Maintenance
(2-4) program jumantik yang
c. Tingkat partisipasi telah dilakukan
warga dalam program Pembentukan
kesehatan (2-4). jumantik di tiap
keluarga
Pendidikan kesehatan
Pendidikan
kesehatan tentang
pentingnya PSN
Pendidikan
kesehatan tentang DHF
dan gerakan 3M plus
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari pembahasan di atas, kami menyimpulkan bahwa pada dewasa
memiliki tiga fase yaitu fase dewasa awal/dewasa muda (20-40 Tahun), menengah/Paruh Baya
(40-65 Tahun), dan tua/Lanjut Usia (Diatas 65 Tahun). Dari masing-masing fase tersebut
terdapat tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi oleh individu yang terlibat. Jika
individu tidak dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangannya dengan baik maka tugasnya
dalam tahap perkembangan selanjutnya akan terganggu. Peran seorang perawat disini sangat
penting, Perawat harus memahami setiap proses perkembangan manusia, terutama pada fase
dewasa ini. Perawat juga harus bisa melakukan pengkajian terhadap perkembangan serta promosi
kesehatan untuk setiap fasenya dengan Baik
4.2 Saran
Berdasarkan pembahasan di atas, penulis memberi ingin memberi saran antara lain
sebagai berikut:
Agar perawat dapat memahami masalah kesehatan yan sering terjadi di komunitas
terutama kelompok dewasa
Kepada teman-teman mahasiswa keperawatan agar dapat menggali pengetahuan lebih
dalam lagi mengenai pengkajian pada usia dewasa
DAFTAR PUSTAKA