Keperawatan
Komunitas
Kamis, 29 November 2012
2.3 Tujuan
1. Agar mengetahui tentang konsep home care/home health care.
2. Agar mengetahui tentang konsep perawat keluarga.
3. Agar mengetahui tentang konsep ponkesdes.
2.4 Manfaat
1. Mengetahui tentang konsep home care/home health care.
2. Mengetahui tentang konsep perawat keluarga.
3. Mengetahui tentang konsep ponkesdes.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta melakukan
kerja sama lintas program dan lintas sektoral (Riyadi, 2007).
3. Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien dan lingkunganya
termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan
(Riyadi, 2007).
4. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari komunitas itu
sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau
kapasitas komunitas (Mubarak, 2005).
5. Otonomi
Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan beberapa alternatif
terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada (Mubarak, 2005).
Tujuan dari Program Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah menurunkan
kejadian diare melalui intervensi terpadu dengan menggunakan pendekatan sanitasi total.
Sanitasi total adalah kondisi ketika suatu komunitas:
Tidak buang air besar (BAB) sembarangan.
Mencuci tangan pakai sabun.
Mengelola air minum dan makanan yang aman.
Mengelola sampah dengan benar.
Mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman.
Menurt WHO, terdapat 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan yaitu sebagai berikut:
Penyediaan air minum
Pengelolaan air buangan (limbah) dan pengendalian pencemaran
Pembuangan sampah padat
Pengendalian vector
Pencegahan atau pengandalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
Higiene makanan, termasuk higiene susu
Pengendalian pencemaran udara
Pengendalian radiasi
Kesehatan kerja
Pengendalian kebisingan
Perumahan dan pemukiman
Aspek kesehatan lingkungan dan transportasi udara
Perencanaan daerah dan perkotaan
Pencegahan kecelakaan
Rekreasi umum dan pariwisata
Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi (wabah), bencana alam
dan perpindahan penduduk
Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan
Menurut pasal 22 ayat 3 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992, terdapat delapan ruang
lingkup kesehatan lingkungan yaitu sebagai berikut:
Penyehatan air dan udara
Pengamanan limbah padat atau sampah
Pengamanan limbah cair
Pengamanan limbah gas
Pengamanan radiasi
Pengamanan kebisingan
Pengamanan vektor penyakit
Penyehatan dan pengamanan lainnya seperti pada situasi pasca bencana
Perilaku Masyarakat
adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati
dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun tidak. Perilaku
merupakan kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi (Wawan, 2010).
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang
berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan , makanan serta lingkungan.
Batasan ini mempunyai 2 unsur pokok, yakni respon dan stimulus atau perangsangan. Respon
atau reaksi manusia, baik bersifat pasif (pengetahuan, persepsi dan sikap) maupun bersifat aktif
(tindakan yang nyata atau practice). Sedangkan stimulus atau rangsangan disini terdiri dari 4
unsur pokok, yakni: sakit dan penyakit, sisitem pelayanan kesehatan, makanan dan lingkungan
(Wawan, 2010).
Perilaku yang mempengaruhi kesehatan dapat digolongkan dalam dua kategori (Wawan,
2010), yaitu:
Perilaku yang terwujud secara sengaja dan sadar
Perilaku yang terwujud secara tidak sengaja atau tidak sadar
Ada perilaku-perilaku yang sengaja atau tidak sengaja membawa manfaat bagi kesehatan
individu atau kelompok kemasyarakatan sebaliknya ada yang disengaja atau tidak disengaja
berdampak merugikan kesehatan (Wawan, 2010).
Menurut Rice R (2001) jenis kasus yang dapat dilayani pada perawatan kesehatan di rumah
meliputi kasus-kasus yang umum pasca perawatan di rumah sakit dan kasus-kasus khusus yang
di jumpai di komunitas.Kasus umum yang merupakan pasca perawatan di rumah sakit adalah:
a. Klien dengan penyakit gagal jantung,
b. Klien dengan gangguan oksigenasi,
c. Klien dengan perlukaan kronis,
d. Klien dengan diabetes,
e. Klien dengan gangguan fungsi perkemihan,
f. Klien dengan kondisi pemulihan kesehatan atau rehabilitasi,
g. Klien dengan terapi cairan infus di rumah,
h. Klien dengan gangguan fungsi persyarafan,
i. Klien dengan HIV/AIDS.
Alat/ sarana
a) Alat kesehatan
Tas/ kit
Pemeriksaan fisik
Set perawatan luka
Set emergency
Set pemasangan selang lambung
Set huknah
Set memandikan
Set pengambilan preparat
Set pemeriksaan lab. Sederhana
Set infus/ injeksi
Sterilisator
Pot/ urinal
Tiang infuse
Tempat tidur khusus orang sakit
Pengisap lender
Perlengkapan oxygen
Kursi roda
Tongkat/ tripot
Perlak/ alat tenun
d. Pengawas Kesehatan
Perawat mempunyai tugas melakukan home visit yang teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan
pengkajian tentang kesehatan keluarga.
e. Konsultan atau Penasehat
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan. Hubungan perawat-
keluarga harus dibina dengan baik, perawat harus bersikap terbuka dan dapat dipercaya. Dengan
demikian keluarga mau meminta nasihat kepada perawat tentang masalah yang bersifat pribadi. Pada
situasi ini perawat sangat dipercaya sebagai narasumber untuk mengatasi masalah kesehatan keluarga.
f. Kolaborasi
Perawat komunitas juga harus bekerja sama dengan pelayanan rumah sakit atau anggota tim kesehatan
lain untuk mencapai tahap kesehatan keluarga yang optimal.
g. Advokasi
Keluarga sering kali tidak mendapatkan pelayanan yang sesuai di masyarakat, kadang kala keluarga
tidak menyadari mereka telah dirugikan. Sebagai advokat klien, perawat berkewajiban untuk melindungi
hak keluarga. Misalnya keluarga dengan social ekonomi lemah yang tidak mampu memenuhi
kebutuhannya, maka perawat dapat membantu keluarga mencari bantuan.
h. Fasilitator
Peran perawat komunitas disini adalah membantu keluarga meningkatkan derajat kesehatannya.
Keluarga sering tidak dapat menjangkau pelayanan kesehatan karena berbagai kendala yang ada.
Kendala yang sering dialami keluarga adalah keraguan dalam menggunakan pelayanan kesehatan,
masalah ekonomi dan masalah social budaya. Agar dapat melaksanakan peran fasilitator dengan baik ,
maka perawat komunitas harus mengetahui system pelayanan kesehatan misalnya system riujukan dan
dana sehat.
i. Penemu kasus
Peran perawat komunitas yang juga sangat penting adalah mengidentifikasi masalah kesehatan secara
dini, sehingga tidak terjadi ledakan penyakit atau wabah.
j. Modifikasi Lingkungan
Perawat komunitas harus dapat memodifikasi lingkungan, baik lingkungan rumah maupun lingkungan
masyarakat, sehingga tercipta lingkungan yang sehat.
3.2.3 Intervensi Utama Perawat Keluarga
Empat intervensi utama perawat keluarga dititikberatkan kepada pencegahan.
Primer proaktif mencegah stessor, mempermudah mendapatkan fasilitas kesehatan. Contoh : memberi
pendkes untuk mencegah penyakit, menciptakan suasana harmonis di keluarga.
Sekunder screening, vaksinasi, deteksi awal timbulnya penyakit.
Tersier rehabilitasi untuk mencegah morbiditas lebih lanjut. Contohnya ROM bagi penderita stroke.
Direct care bekerja sama dengan keluarga yang merupakan sistem pendukung utama untuk
menyembuhkan
Empat tingkatan keluarga
Family as context
1. Fokus pada kesehatan individu
2. Keluarga sebagai background dari anggotanya
3. Keluarga sebai support system atau stressor terberat bagi anggota
4. Individu / anggota keluarga akan dikaji dan diintervensi
5. Keluarga akan dilibatkan dalam berbagai kesempatan
Family as client
1. Fokus pada seluruh anggota keluarga
2. Keluarga didefinisikan sebagai kelompok atau keseluruhan dari anggota keluarga
3. Keluarga merupakan penjumlahan dari anggota-anggotanya
4. Masalah kesehatan atau keperawatan yang sama dari masing-masing anggota akan diintervensi
bersamaan.
Family as system
1. Fokus masalah pada hubungan antara anggota keluarga
2. Fokus pengkajian dan intervensi keperawatan adalah subsistem dalam keluarga
3. Anggota-anggota keluarga dipandang sebagai unit yang berinteraksi
4. Fokus intervensi : mengenai hubungan ibu anak, hub perkawinan, dll
Family as component of society
1. keperawatan.
2. Fokus keluarga dengan individu sebagai background
3. Keluarga dipandang sebgai interaksional system
4. Fokus intervensi : dinamis internal keluarga, hubungan dalam keluarga
5. subsistem keluarga dengan lingkungan luar.
BAB 1V
PENUTUP
4.1 Simpulan
Menurut Departemen Kesehatan (2002) menyebutkan bahwa home care adalah
pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada individu
dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan
atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat
dari penyakit.
Perawat keluarga adalah perawat yang berperan membantu individu dan keluarga untuk
menghadapi penyakit dan disabilitas kronik dengan meluangkan sebgaian waktu bekerja di
rumah pasien dan bersama keluarganya. Keperawatan keluarga dititikberatkan pada kinerja
perawat bersama dengan keluarga karena keluarga merupakan subyek.
Pondok Kesehatan Desa adalah sarana pelayanan kesehatan yang berada di desa atau
kelurahan yang merupakan pengembangan dari Pondok Bersalin Desa (Polindes) sebagai
jaringan Puskesmas dengan tenaga minimal perawat dan bidan dalam rangka mendekatkan akses
dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
4.2 Saran
Perawat dapat memilih dari dan menggunakan berbagai metode, materi, dan media untuk
mendukung kesehatan mereka kegiatan pendidikan. Sumber daya tersebut harus ditinjau dan
di evaluasi untuk kesesuaian mereka untuk kelompok sasaran yang dituju. Kunci untuk
memenuhi kebutuhan individu, keluarga, dan masyarakat yang merangkul gagasan bahwa
pendidikan kesehatan adalah proses interaktif akan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal
banyak. Untuk rekan sejawat mengetahui trend issue keperawatan kesehatan komunitas di
Indonesia dan dunia diantaranya home care, home health care, perawat keluarga, pondok
kesehatan desa (ponkesdes).