Anda di halaman 1dari 14

PRINSIP

KOMUNIKASI
PERAWAT-AHLI GIZI
KELOMPOK 5
ANGGOTA KELOMPOK
• Anggea Pahmareza • Irma Bonyfa Rahma
20113110482 20113130196

• Assyfa Rahmi Fajarita Sgr • Novelin At Thahirah A


20113110427 20113120469

• Febrianelly Amanda • Nurlita Sholatul Aini


20113120588 201131202810

• Figo Renzio Rizal • Qorifa Azzahra 2011312073


20113110033
• Reni Wahyuni 20113110334
• Fikratul Afdila 20113110095
PENGERTIAN KOMUNIKASI

Komunikasi adalah pertukaran keseluruhan perilaku dari komunikator kepada


komunikan, baik yang disadari maupun tidak disadari, ucapan verbal atau
tulisan, gerakan, ekspresi wajah, dan semua yang ada dalam diri komunikator
dengan tujuan untuk memengaruhi orang lain

Komunikasi dalam aktivitas keperawatan adalah hal yang paling mendasar


dan menjadi alat kerja utama bagi setiap perawat untuk memberikan
pelayanan/asuhan keperawatan kepada pasien. Dalam setiap aktivitasnya,
perawat menggunakan komunikasi baik ketika berdiskusi sesama perawat atau
dengan tenaga kesehatan lainnya.
PRINSIP KOMUNIKASI
1). Komunikasi adalah Proses Simbolik
Lambang atau simbol adalah ssuatu yang digunakan untuk menunjuk sesuatu lainnya,
berdasarkan kesepakatan sekelompok orang. Lambang meliputi kata-kata (pesan verbal), perilaku
non-verbal, dan objek yang maknanya disepakati bersama.

2). Setiap Perilaku Mempunyai Potensi Komunikasi


Gerak tubuh, ekspresi wajah (komunikasi non verbal) seseorang dapat dimaknai oleh orang lain
menjadi suatu stimulus untuk berkomunikasi. Komunikasi terjadi bila seseorang memberi makna
pada perilaku orang lain atau perilakunya sendiri.

3). Komunikasi Punya Dimensi Isi dan Hubungan


Dimensi isi dalam komunikasi disandi secara verbal, sementara dimensi hubungan disandi secara
nonverbal. Dimensi isi menunjukkan muatan (isi) komunikasi, yaitu apa yang dikatakan.
Sedangkan dimensi hubungan menunjukkan bagaimana cara mengatakannya yang juga
mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi itu dan bagaimana seharusnya
pesan itu ditafsirkan.
4). Komunikasi Berlangsung dalam Berbagai Tingkat Kesengajaan
Komunikasi bisa terjadi mulai dari tingkat kesengajaan yang rendah artinya tindakan komunikasi
yang tidak direncanakan (apa saja yang akan dikatakan atau apa saja yang akan dilakukan secara
rinci dan detail), sampai pada tindakan komunikasi yang betul-betul disengaja (pihak komunikan
mengharapkan respon dan berharap tujuannya tercapai).

5). Komunikasi Terjadi dalam Konteks Ruang dan Waktu


Proses komunikasi yang dikirim oleh komunikan disesuaikan dengan tempat, dimana proses
komunikasi itu berlangsung, kepada siapa pesan akan dikirimkan dan kapan komunikasi itu
berlangsung. Makna pesan juga bergantung pada konteks ruang, waktu, fisik, sosial dan psikologis.

6). Komunikasi Melibatkan Prediksi Peserta Komunikasi


Ketika berkomunikasi, seseorang dapat meramalkan efek perilaku komunikasi mereka. Dengan
kata lain, komunikasi juga terikat oleh aturan atau tatakrama. Artinya orang-orang memilih strategi
tertentu berdasarkan bagaimana orang yang menerima pesan akan merespon. Prediksi ini tidak
selalu disadari, dan sering berlangsung cepat. Kita dapat memprediksi perilaku komunikasi orang
lain berdasarkan peran sosialnya
7). Komunikasi Bersifat Sistemik
Komunikasi bersifat sistemik, artinya cara seseorang dalam berkomunikasi dipengaruhi oleh faktor
atau sistem internal ( keluarga, teman, masyarakat, setempat, kelompok suku, dan sebagainya) dan
sistem eksternal ( terdiri dari unsur di luar individu, termasuk kata-kata yang ia pilih untuk
berbicara, isyarat fisik peserta komunikasi, kegaduhan di sekitarnya, penataan ruangan, cahaya, dan
temperatur ruangan dan sebagainya).

8). Semakin Mirip Latar Belakang Sosial Budaya Semakin Efektiflah Komunikasi
Semakin mirip latar belakang sosial budaya, maka semakin efektiflah komunikasi. Komunikasi
antar 2 orang dengan latar suku dan budaya yang sama akan lebih efektif dan lebih nyambung,
dibanding komunikasi antar 2 orang dengan latar belakang yang berbeda.

9). Komunikasi bersifat nonsekuensial


Proses komunikasi bersifat sirkular dalam arti tidak berlangsung satu arah. Melibatkan respon atau
tanggapan sebagai bukti bahwa pesan yang dikirimkan itu diterima dan dimengerti.
10). Komunikasi Bersifat Prosesual, Dinamis dan Transaksional
Konsekuensi dari prinsip bahwa komunikasi adalah sebuah proses adalah komunikasi itu dinamis
dan transaksional. Ada proses saling memberi dan menerima informasi diantara pihak-pihak yang
melakukan komunikasi.

11). Komunikasi Bersifat Irreversible


Setiap orang yang melakukan proses komunikasi tidak dapat mengontrol sedemikian rupa terhadap
efek yang ditimbulkan oleh pesan yang dikirimkan. Komunikasi tidak dapat ditarik kembali, jika
seseorang sudah berkata menyakiti orang lain, maka efek sakit hati tidak akan hilang begitu saja
pada diri orang lain tersebut.

12). Komunikasi Bukan Panasea Untuk Menyelesaikan Berbagai Masalah


Dalam arti bahwa komunikasi bukan satu-satunya obat mujarab yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan masalah. Banyak persoalan dan konflik antar manusia disebabkan oleh masaalh
komunikasi. Namun komunikasi bukanlah panasea (obat mujrab) untuk menyelesaikan persoalan
atau konflik itu, karena konflik atau persoalan tersebut mungkin berkaitan denagn masalah
struktural.
PRINSIP KOMUNIKASI
AHLI GIZI-PERAWAT

Kesehatan dan gizi merupakan faktor penting karena secara langsung berpengaruh
terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM). Agar pemenuhan gizi pasien dapat
sesuai dengan yang diharapkan, maka perawat harus mengkonsultasikan kepada ahli
gizi tentang obat-obatan yang digunakan pasien, jika perawat tidak
mengkomunikasikannya maka bisa saja pilihan makanan yang diresepkan oleh ahli gizi akan
menghambat absorbsi dari obat tersebut.

Jadi, untuk menghindari hambatan yang terjadi antara komunikasi perawat-ahli gizi yang
mungkin saja dapat membahayakan pasien, maka pada komunikasi perawat dengan ahli gizi
diperlukan komunikasi dua arah, agar informasi yang akan disampaikan dapat diterima
dengan baik, terjadi kelancaran komunikasi seperti yang diharapkan, dan yang terpenting
adalah pemenuhan gizi dan kebutuhan pasien dapat terpenuhi dengan baik.
HAMBATAN KOMUNIKASI
Menurut Ron Ludlow & Fergus Panton, ada hambatan-hambatan yang menyebabkan komunikasi
tidak efektif yaitu adalah:
1). Status effect
Adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia. Misalnya karyawan dengan
status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah yang diberikan atasan. Maka
karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya atau pendapatnya.

2). Semantic Problems


Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai alat untuk menyalurkan
pikiran dan perasaanya kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasi seorang komunikator harus
benar-benar memperhatikan gangguan sematis ini, sebab kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam
penulisan dapat menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau penafsiran
(misinterpretation) yang pada gilirannya bisa menimbulkan salah komunikasi (miscommunication).
Misalnya kesalahan pengucapan bahasa dan salah penafsiran seperti contoh : pengucapan
demonstrasi menjadi demokrasi, kedelai menjadi keledai dan lain-lain.
3). Perceptual distorsion
Perceptual distorsion dapat disebabkan karena perbedaan cara pandangan yang sempit pada
diri sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap orang lain.
Sehingga dalam komunikasi terjadi perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang antara
satu dengan yang lainnya.

4). Cultural Differences


Hambatan yang terjadi karena disebabkan adanya perbedaan kebudayaan , agama dan
lingkungan sosial. Dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan bahasa yang
berbeda. Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda di tiap suku. Seperti
contoh : kata “jangan” dalam bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku jawa
mengartikan kata tersebut suatu jenis makanan berupa sup.

5). Physical Distractions


Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya
komunikasi. Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara hujan atau petir, dan
cahaya yang kurang jelas.
6). Poor choice of communication channels
Adalah gangguan yang disebabkan pada media yang dipergunakan dalam melancarkan
komunikasi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari misalnya sambungan telephone yang
terputus-putus, suara radio yang hilang dan muncul, gambar yang kabur pada pesawat televisi,
huruf ketikan yang buram pada surat sehingga informasi tidak dapat ditangkap dan dimengerti
dengan jelas.

7). No Feed back


Hambatan tersebut adalah seorang sender mengirimkan pesan kepada receiver tetapi tidak
adanya respon dan tanggapan dari receiver maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah yang
sia-sia. Seperti contoh : Seorang manajer menerangkan suatu gagasan yang ditujukan kepada
para karyawan, dalam penerapan gagasan tersebut para karyawan tidak memberikan
tanggapan atau respon dengan kata lain tidak peduli dengan gagasan seorang manajer.
HAMBATAN KOMUNIKASI ANTARA PERAWAT-AHLI GIZI

1. Hambatan Ketidaksamaan Waktu


Antara perawat dan ahli gizi memiliki waktu luang dan kesibukan yang berbeda-beda. Hal itu
membuat perawat dan ahli gizi sulit untuk berkomunikasi, sehingga pesan atau informasi yang
akan disampaikan jadi terhambat maupun tertunda. Oleh karena itu, agar hambatan komunikasi
tersebut tidak tertunda maka perawat dan ahli gizi yang sudah profesional harus paham dalam
membagi waktu untuk pasien,diri sendiri dan sesama tenaga kesehatan.

2. Hambatan Persepsi Pengetahuan


Saat berkomunikasi, biasanya akan terjadi kesalahpahaman maksud masing masing yang
disampaikan komunikator maupun komunikan. Karena berbeda profesi, timbul perbedaan
persepsi dalam bekerja sama untuk menyelesaikan masalah. Oleh karena itu, komunikator harus
menyampaikan sesuatu dengan jelas dan mudah dipahami. Agar komunikan lebih bisa
memahami apa yang disampaikan. Selain itu, antara ahli gizi dan perawat harus bisa satu
pendapat dan memiliki kesamaan pengetahuan tentang yang dikomunikasikan. Kemudian ,
yang dikomunikasikan juga harus sesuai dengan profesi masing masing.
3. Hambatan Saluran/Media
Perawat dan ahli gizi saat dimasa covid ini terkadang berkerja sama dengan cara konsultasi melalui
suatu media. Sehingga pesan yang disampaikan saat komunikasi tidak bisa lebih leluasa
disampaikan. Karena, terkadang ada kendala jaringan dan 2 kendala diatas. Sehingga
komunikasi jadi terhambat. Oleh karena itu, komunikasi harus dilakukan secara langsung atau
tatap muka agar apa yang disampaikan bisa tersalurkan semuanya.
THANKS
DOES ANYONE HAVE ANY QUESTIONS?

addyouremail@freepik.com +91
620 421 838
http://yourcompany.com/

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai