Anda di halaman 1dari 14

KOMUNIKASI KEPERAWATAN

“PENGARUH KOMUNIKASI DALAM KONTEKS SOSIAL


BUDAYA”

Di susun oleh:

Kelompok 1

1. Ferren Ch. Kastilong 18061048 7. Claudia Wongkar 18061040

2. Sury D. Dayo 18061027 8. Rezka Wurarah 18061037

3. Felania M. Manopo 18061004 9. Injilia Pai 18061080

4. Jesica Yan 18061095 10. Levio Suwu 18061024

5. Meysi Lomboan 18061020 11. Yosefa Nona 18061030

6. Bryan Rapar 18061025 12. Fiola Lumansik 18061077

KELAS C / SEMESTER TIGA (3)


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmatnya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Komunikasi Keperawatan. Makalah ini berisikan tentang Pengaruh
Komunikasi Dalam Konteks Sosial Budaya.
Kami menyadari, sebagai seorang mahasiswa pengetahuan kami belum
seberapa dan masih perlu banyak belajar dalam membuat makalah. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif agar makalah
ini menjadi lebih baik dan berdaya guna. Harapan dari kelompok kami, mudah-
mudahan makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI

Cover
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

Pengaruh Komunikasi Dalam Konteks Sosial Budaya


BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Komunikasi berasal dari kata Latin, communicare, yang berarti
“berbagi dengan” atau “untuk menjadi sama”. Komunikasi diartikan sebagai
proses pengiriman ide, informasi atau sikap dari pengirim pesan dengan
menggunakan simbol, kata-kata, atau gambar kepada penerima pesan
dengan tujuan tertentu.
Budaya atau kebudayaan menurut Koentjaraningrat dalam Sutardi
(2009) adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya
manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dimiliki manusia dengan
belajar.
Menurut Jandt (2009) terdapat beberapa istilah yang digunakan oleh
para ahli untuk merujuk pada hubungan antara komunikasi dan budaya,
seperti komunikasi internasional atau komunikasi global, komunikasi lintas
budaya, dan komunikasi antarbudaya. Hubungan antara komunikasi dan
budaya sifatnya timbal balik. Dalam artian, komunikasi mempengaruhi
budaya dan begitu pula sebaliknya budaya mempengaruhi komunikasi.

B.   Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pengertian komunikasi secara umum?
2.      Bagaimana pengaruh komunikasi dalam konteks sosial budaya?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui pengertian komunikasi secara umum
2.      Untuk mengetahui pengaruh komunikasi dalam konteks sosial budaya
BAB II
PEMBAHASAN

Komunikasi berasal dari kata Latin, communicare, yang berarti “berbagi


dengan” atau “untuk menjadi sama”. Komunikasi diartikan sebagai proses
pengiriman ide, informasi atau sikap dari pengirim pesan dengan menggunakan
simbol, kata-kata, atau gambar kepada penerima pesan dengan tujuan tertentu.
Komunikasi kerap melibatkan proses encoding dan decoding pesan-pesan verbal
maupun nonverbal secara simultan antara pengirim dan penerima pesan di dalam
konteks yang sama. Salah satu konteks yang dimaksud adalah konteks budaya.

Budaya atau kebudayaan menurut Koentjaraningrat dalam Sutardi (2009)


adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan masyarakat yang dimiliki manusia dengan belajar. Sementara
itu, Edward T. Hall mendefinisikan budaya sebagai komunikasi dan komunikasi
adalah budaya. Definisi tersebut menunjukkan adanya kaitan antara komunikasi
dan budaya yang sangat erat.

Menurut Jandt (2009) terdapat beberapa istilah yang digunakan oleh para
ahli untuk merujuk pada hubungan antara komunikasi dan budaya,
seperti komunikasi internasional atau komunikasi global, komunikasi lintas
budaya, dan komunikasi antarbudaya. Hubungan antara komunikasi dan budaya
sifatnya timbal balik. Dalam artian, komunikasi mempengaruhi budaya dan begitu
pula sebaliknya budaya mempengaruhi komunikasi.

Sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi komunikasi, budaya


mengajarkan seseorang bagaimana caranya untuk berpikir, merasakan sesuatu,
dan bertindak khususnya berinteraksi dengan orang lain atau berkomunikasi
dengan orang lain. Hal ini dikarenakan orang-orang dengan latar belakang budaya
yang berbeda akan berkomunikasi dengan cara yang berbeda pula. Dalam artian,
setiap individu memiliki pandangan tersendiri mengenai komunikasi, bagaimana
berkomunikasi, dan alasan untuk berkomunikasi berdasarkan latar belakang
budaya masing-masing. Peluang terjadinya kesalahpahaman antar individu yang
memiliki latar belakang budaya yang berbeda akan meningkat ketika melupakan
hubungan yang penting.

Adapun pengaruh komunikasi dalam budaya yang wajib diketahui


diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Menciptakan Budaya

Pengaruh komunikasi dalam budaya yang pertama adalah bahwa


komunikasi memberikan pengaruh yang sangat besar dalam proses
penciptaan budaya. Singkatnya, budaya diciptakan melalui komunikasi.
Karena itu, komunikasi diartikan sebagai sarana interaksi manusia dimana
beberapa karakteristik budaya seperti kebiasaan, peran, aturan, hukum,
atau pola lainnya dibuat dan dibagikan.

Contohnya saat terdapat suatu kebiasaan didalam masyarakat


setempat yang kemudian dikomunikasikan secara terus menerus antara
satu masyarakat ke masyarakat lainnya sehingga membuat kebiasaan itu
berkembang menjadi satu budaya baru di masyarakat tsb.

2. Membantu Pewarisan Budaya Pada Masyarakat Modern

DeVito (2013) mendefinisikan budaya atau kebudayaan sebagai


gaya hidup suatu kelompok yang relatif khusus dan diwariskan dari satu
generasi ke generasi berikutnya melalui komunikasi. Proses pewarisan
budaya ini dilakukan melalui berbagai sarana pewarisan budaya seperti
keluarga (dilakukan secara langsung), masyarakat (melalui proses
sosialisasi), perkumpulan (menekankan pada emosi kedaerahan), lembaga
pemerintahan, sekolah (melalui pendidikan), lingkungan kerja (aturan-
aturan yang diciptakan dalam lingkungan kerja), institusi resmi lainnya,
dan media massa (proses penyampaian informasi).

Contohnya apabila di dalam suatu keluarga terdapat


kebiasaan/gaya hidup untuk selalu mencuci piring sesudah makan, maka
hak itu secara otomatis akan menjadi budaya dalam keluarga tsb dan akan
diwariskan secara turun temurun kepada generasi berikutnya dalam
keluarga itu melalui komunikasi memberitahu generasi berikutnya terkait
budaya itu dalam keluarga tsb) ataupun karena dilakukan secara langsung
di dalam keluarga sehingga hal itu secara otomatis menjadi contoh bagi
generasi selanjutnya, hal seperti ini dapat disebut komunikasi non-verbal
karena dalam hal ini anggota keluarga memberi contoh bagi generasi
berikut dengan cara melakukannya langsung (melalui gerakan).

3. Membantu Pewarisan Budaya Pada Masyarakat Tradisional

Berbeda dengan pola pewarisan budaya pada masyarakat modern,


pola pewarisan budaya pada masyarakat tradisional dilakukan berdasarkan
tradisi yang telah ada secara turun menurun. Menurut Sutardi (2009),
proses pewarisan budaya pada masyarakat tradisional terjadi di lingkungan
masyarakat adat itu sendiri. Orang-orang yang termasuk ke dalam
masyarakat adat biasanya terikat oleh nilai-nilai, kedudukan, aturan-
aturan, dan kebiasaan yang berlaku di masyarakat. Proses pewarisan
budaya juga terjadi karena kedudukan yang dimiliki oleh seseorang dalam
masyarakat.

Contohnya tradisi masyarakat papua yang setiap harinya selalu


memakan pinang dan sirih yang mereka percaya dapat memperkuat gigi
mereka. Pola pewarisan tradisi tradisional masyarakat papua ini dilakukan
secara turun temurun dari generasi ke generasi dan pewarisannya
dilakukan melalui komunikasi baik komunikasi secara verbal (berbicara
langsung) ataupun non verbal (melakukan gerakan memakan pinang
secara langsung agar menjadi contoh).

4. Mewariskan Budaya Melalui Simbol-Simbol

Budaya diwariskan dari generasi ke generasi dengan menggunakan


simbol-simbol. Simbol-simbol dalam komunikasi antarbudaya meliputi
simbol nonverbal dan simbol verbal. Simbol nonverbal setiap budaya
berbeda. Adapun yang termasuk dalam simbol nonverbal atau komunikasi
nonverbal adalah berbagai bahasa tubuh dalam komunikasi, ruang
gerografis, waktu, dan artefak. Sementara itu, simbol verbal mengacu pada
bahasa.
Contohnya mewariskan budaya tarian adat Minahasa yakni
kabasaran melalui komunikasi (dalam hal ini symbol) baik symbol secara
nonverbal (bahasa tubuh) maupun verbal (Bahasa). Karena seperti yang
kita ketahui bersama bahwa dalam tarian kabasaran terdapat gerakan tubuh
dan juga pengucapan bahasa yang memiliki arti tertentu.

5. Membantu Proses Pembelajaran Budaya Oleh Masyarakat

Salah satu karakteristik budaya atau kebudayaan adalah bahwa


budaya itu dipelajari. Sebagaimana halnya proses pewarisan budaya dari
generasi ke generasi, proses pembelajaran budaya oleh masyarakat juga
dilakukan melalui komunikasi. Adapun yang dipelajari dari budaya
mencakup persepsi budaya, aturan, dan perilaku yang biasanya dianut oleh
budaya tertentu tanpa disadari oleh masyarakat, dan berbagai pesan
budaya. Pembelajaran budaya dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti
keluarga, lembaga, dan negara. Mempelajari budaya dapat dilakukan
melalui peribahasa, cerita rakyat, legenda, mitos, seni, dan media massa.
Sedangkan, proses pembelajaran budaya sendiri dilakukan melalui
internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi.

Contohnya saat seorang guru sejarah memberikan pembelajaran


terkait suatu budaya kepada murid-muridnya dan dilakukannya dengan
cara berkomunikasi.

6. Membantu Penyampaian Nilai-Nilai, Ide, Dan Persepsi Budaya

Pengaruh komunikasi dalam budaya selanjutnya adalah membantu


penyampaian nilai-nilai, ide, dan persepsi budaya kepada seluruh anggota
budaya. Sebagai anggota budaya, setiap individu dapat saling berbagi
kepercayaan, ritual, upacara, tradisi, dan asumsi dengan individu-individu
yang dibesarkan atau hidup dalam latar belakang budaya yang sama.

Contohnya saat suatu kelompok individu yang berbeda kebudayaan


kemudian duduk bersama untuk berkomunikasi dan menyampaikan nilai-
nilai, ide serta persepsi terkait budaya dari masing-masing individu tsb.
7. Memperkuat Nilai-Nilai Budaya

Pengaruh komunikasi dalam budaya selanjutnya adalah


memperkuat nilai-nilai budaya yang ada dalam masyarakat. Penguatan
nilai-nilai budaya ini juga dilakukan melalui komunikasi secara
interpersonal, sosial, maupun melalui media massa. Tujuan penguatan
nilai-nilai budaya ini adalah untuk merekatkan dan menyatukan anggota
masyarakat ke dalam negara.

Contohnya, saat seseorang menyampaikan/mengkomunikasikan


secara non-verbal tentang nilai-nilai suatu budaya dengan cara membuat
artikel tentang budaya tsb kemudian disebarkan di media massa agar nilai-
nilai budaya tsb dapat menjadi lebih kuat lagi dan diketahui lebih banyak
orang.

8. Membentuk Identitas Budaya

Menurut Lustig dan Koester, identitas budaya adalah rasa memiliki


budaya tertentu atau kelompok etnis tertentu yang dimiliki oleh seseorang.
Sementara itu, menurut Jane Collier dan Milt Thomas, etnografi
komunikasi dan konstruksi sosial menentukan sifat identitas budaya dan
bagaimana anggota kelompok budaya mengekspresikan identitas mereka.
Identitas budaya dibentuk, dinegosiasikan, dan dikuatkan melalui
komunikasi dengan orang lain. Proses pembentukan identitas budaya
sendiri melibatkan beberapa kegiatan seperti membuat pilihan-pilihan
tentang budaya yang diidentifikasi oleh seseorang dan keputusan untuk
bergabung dengan komunitas budaya di mana ia berada.

Contohnya saat seseorang bertemu dengan temannya kemudian dia


berkomunikasi dengan temannya itu dan memberitahu terkait identitas
budaya yang ia anut.

9. Melawan Sistem Budaya Dominan

Resistensi adalah metafora yang digunakan dalam kajian budaya


untuk mengkonseptulisasikan hubungan antara budaya dan komunikasi.
Melalui metafora ini, kita dapat mengetahui bagaimana setiap individu
menggunakan ruang mereka sendiri untuk melawan sistem budaya
dominan.

Misalnya seorang karyawan yang kerap menemukan cara-cara


untuk melawan kompetisi dan individualisme ekstrem yang terjadi di
dunia kerjanya melalui komunikasi.

10. Memahami Perbedaan Budaya

Ketika berinteraksi atau berkomunikasi dengan orang-orang yang


berbeda budaya sejatinya kita tengah mencoba untuk belajar lebih banyak
tentang budaya orang lain terkait dengan gaya hidup, nilai-nilai, sejarah,
kebiasaan, dan kepribadian orang lain yang menjadi mitra bicara.
Hubungan baik yang dibangun melalui komunikasi merupakan langkah
awal untuk memahami perbedaan budaya dan mengembangkan sikap
toleransi.

Contohnya ketika terdapat pertemuan antara dua atau lebih orang


dengan latar belakang budaya yang berbeda kemudian mereka saling
berkomunikasi terkait budaya dari masing-masing mereka, maka secara
tidak langsung mereka menjadi lebih memahami perbedaan budaya yang
ada.

11. Mendorong Perubahan Budaya

Budaya bersifat dinamis dan berubah setiap saat. Perubahan


budaya yang terjadi umumnya disebabkan adanya interaksi dan kontak
antar budaya melalui pertukaran ide dan simbol-simbol yang tidak dapat
dihindari. Menurut Sutardi (2009), perubahan budaya ditandai dengan
adanya perubahan unsur-unsur budaya masyarakat yang dianggap tidak
sesuai lagi dengan perkembangan zaman kemudian dibentuk suatu
kesatuan budaya baru yang sesuai dengan tuntutan zaman. Budaya adalah
sistem yang terintegrasi dan karenyanya perubahan yang terjadi pada salah
satu unsur kebudayaan dapat berpengaruh pada unsur-unsur kebudayaan
lainnya. Untuk itu, budaya juga harus dapat beradaptasi dengan perubahan
yang terjadi di sekitarnya. Proses perubahan budaya dapat mengarah pada
proses difusi kebudayaan, akulturasi, dan asimilasi.

Contohnya anak muda di Indonesia zaman sekarang yang lebih


suka meniru budaya dari negara luar, hal ini mendorong terjadinya
perubahan budaya di Indonesia.

12. Membantu Pelestarian Jati Diri Bangsa

Salah satu fungsi media massa dalam pewarisan budaya adalah


melestarikan jati diri bangsa. Pelestarian jati diri bangsa melalui media
massa merupakan salah satu upaya atau sarana untuk menanamkan nilai-
nilai luhur budaya bangsa agar tidak mudah tergerus oleh arus globalisasi.
Pelestarian jati diri bangsa juga dapat dilakukan dengan menampilkan
budaya-budaya lokal atau tradisi di lingkungan sekitar dalam kehidupan
sehari-hari misalnya upacara pernikahan adat dan lain-lain.

Contohnya saat ada upacara adat pernikahan, maka kita dapat


menggunakan komunikasi secara non verbal melalui media massa untuk
menyebarluaskan hal-hal terkait budaya local (dalam hal ini upacara adat
pernikahan) sehingga nantinya hal tsb dapat membantu terjadinya
pelestarian jati diri bangsa. Karena berkomunikasi melalui media massa,
contohnya sosial media sangat memungkinkan terjadinya peningkatan
penyebaran informasi, sehingga budaya local tsb dapat lebih dikenal di
kalangan masyarakat baik dalam negeri maupun luar negeri.

13. Membentuk Komunitas Sosial Budaya

Ketika berinteraksi dengan orang lain dengan latar belakang


budaya yang berbeda maka kita akan berhadapan dengan banyak sekali
ketidakpastian. Kita tidak mengetahui tentang budaya, nilai-nilai,
kebiasaan, perilaku, dan lain-lain dari mitra bicara. Karena itu, kita juga
tidak mengetahui apa yang akan dilakukan dalam situasi tersebut.
Ketidakpastian tentang siapa yang menjadi mitra bicara dapat membuat
kita menjadi gugup dan mengalami kecemasan komunikasi. Menurut teori
pengurangan ketidakpastian, untuk dapat berinteraksi dengan orang yang
berbeda budaya maka kita harus dapat memprediksi bagaimana interaksi
yang akan dilakukan oleh mitra bicara. Berdasarkan prediksi inilah, kita
memilih pesan-pesan verbal dan nonverbal yang sesuai.

Contohnya saat terdapat beberapa kelompok individu yang berbeda


latar belakang budaya yang kemudian berkomunikasi satu sama lain dan
sepakat untuk membentuk suatu komunitas sosial budaya.

14. Menjaga Stabilitas

Pengaruh komunikasi dalam budaya berikutnya adalah menjaga


stabilitas. Hal ini berkaitan dengan proses pewarisan budaya dari generasi
ke generasi. Nilai-nilai budaya yang diwariskan kepada generasi
selanjutnya dapat membentuk semacam ikatan di antara anggota
masyarakat. Ikatan yang kuat di antara anggota masyarakat dapat menjaga
stabilitas dalam masyarakat itu sendiri.

Contohnya saat suatu budaya dijaga stabilitas dan esistensinya


melalui komunikasi yang disampaikan dari generasi ke generasi.

15. Mengatasi Dan Mengurangi Konflik

Saat berinteraksi atau berkomunikasi dengan orang lain terkadang


menemui konflik. Konflik memang tidak pernah bisa dihindari atau
bahkan dihapus. Penyebab terjadinya konflik dalam komunikasi adalah
akibat ketidakmampuan peserta komunikasi melihat sudut pandang orang
lain terutama jika orang yang bersangkutan memiliki latar belakang
budaya yang berbeda. Generalisasi yang dibangun oleh seseorang tentang
orang lain yang menjadi mitra bicara kerapkali tidak tepat sehingga
menimbulkan ketidakpercayaan dan kesalahpahaman. Perasan-perasaan
inilah yang dapat mengarah pada perilaku defensif dan memicu terjadinya
konflik. Namun, dengan mencoba untuk belajar berpikir dan bertindak
secara kooperatif dengan menggunakan gaya komunikasi asertif dan
memberikan tanggapan yang tepat, maka konflik yang terjadi dapat diatasi
atau dikurangi.
Contohnya jika terjadi konflik akibat terjadinya perbedaan persepsi
terkait suatu budaya, maka komunikasi dapat menjadi alternative yang
tepat untuk mengatasi konflik tsb.

BAB III

PENUTUP

A.  Kesimpulan

Komunikasi memiliki banyak sekali pengaruh dan manfaat terhadap sosial


dan budaya yang ada di masyarakat. Sebagian besar pengaruh komunikasi dalam
budaya adalah untuk membantu pelestarian suatu budaya baik budaya tradisional
maupun budaya modern, budaya local maupun budaya secara umum dan juga
untuk menjaga stabilitas serta esistensi dari budaya tsb dari generasi ke generasi.

Selain itu, komunikasi juga berguna dalam mengatasi perbedaan persepsi


antar budaya yang berbeda.

B. Saran

Komunikasi sangatlah penting dalam setiap konteks kehidupan manusia.


Sebagai perawat, kita sudah semestinya mempelajari dan memahami berbagai
macam komunikasi dalam konteks-konteks yang berbeda sehingga memudahkan
kita dalam melakukan tindakan keperawatan yang benar dan tepat terhadap
pasien. Salah satu persiapannya yaitu dengan kita mencaritahu bagaimana peran
komunikasi dalam konteks sosial budaya melalui pembelajaran ini.

Kami kelompok menyadari akan masih adanya kesalahan kami dalam


penyusunan makalah ini, maka kami sangat membutuhkan saran dan kritik dari
para pembaca. Dan kami kelompok juga berharap agar makalah ini dapat
membantu kita dalam mempelajari tentang pengaruh komunikasi dalam konteks
sosial budaya.
DAFTAR PUSTAKA

Ambar, 2018. 15 pengaruh komunikasi dalam budaya yang wajib dipahami.


Diakses dari: https://pakarkomunikasi.com/pengaruh-komunikasi-dalam-budaya
(30 September 2019, 12.00)
Natasya, 2015. Komunikasi dalam konteks sosial dan budaya. Diakses dari:
http://belasasa1234.com/2005/09/makalah-komunikasi-dalam-konteks-
sosial.html?m=1 (01 Oktober 2019, 13.45)
Sri. Ayu, 2017. Komunikasi Kesehatan Dalam Konteks Sosial Budaya. Diakses
dari: https://www.kompasiana.com/warihwidi/5a1fb53e4548022af84e7dc4/konteks-
sosial-budaya-dalam-komunikasi-kesehatan (01 Oktober 2019, 13:53)

Anonim, 2018. Komunikasi Dalam Konteks Sosial Keanekaragaman Budaya.


Diakses dari: https://www.scribd.com/presentation/378822898/Komunikasi-
Dalam-Konteks-Sosial-Dan-Keanekaragaman-Budaya (01 Oktober 2019, 14:15)
Anonim, 2014. Pengaruh Konteks Dalam Komunikasi Yang Efektif.
https://www.ubm.ac.id/pengaruh-konteks-dalam-komunikasi-yang-efektif/ (01
Oktober 2019, 15:02)

Anda mungkin juga menyukai