B. Stres
1. Pengertian Stres Bishop (1994) menyatakan bahwa stres
adalah interaksi antara individu dengan lingkungan,
menimbulkan suatu tekanan dalam diri individu akibat adanya
suatu tuntutan yang melebihi batas kemampuan individu untuk
menghadapinya dan memberikan respon fisik maupun psikis
terhadap tuntutan yang dipersepsi. Pengertian ini menekankan
adanya tuntutan pada diri seseorang yang melebihi
kemampuannya, dan adanya proses persepsi yang dilakukan
oleh individu terhadap kejadian atau hal di lingkungan yang
menjadi sumber stres.
Stres adalah suatu kondisi adanya tekanan fisik dan psikis
akibat adanya tuntutan dalam diri dan lingkungan (Rathus &
Nevid, 2002). Pernyataan tersebut 24 berarti bahwa seseorang
dapat dikatakan mengalami stres, ketika seseorang tersebut
mengalami suatu kondisi adanya tekanan dalam diri akibat
tuntutan tuntutan yang berasal dari dalam diri dan lingkungan.
Stres merupakan kondisi disebabkan oleh transaksi antara
individu dengan lingkngannya yang menimbulkan jarak antara
tuntutan-tuntutan yang berasal dari sumber daya system
biologis, psikologis, maupun social (Cox, 1978; Lazarus &
Folkman, 1984; Mechanic, 1976; Singer & Davidson, 1986;
Stotland, 1987; Trumbull & Aplley, 1986 dalam Sarafino, 1997).
Daftar Pustaka
Yubiliana, Gilang. 2017. Komunikasi Terapeutik:
Penatalaksanaan Komunikasi Efektif & Terapeutik
Pasien & Dokter Gigi. Bandung: UNPAD Press.
Priyanto, A. 2009. Komunikasi dan Konseling
Aplikasi dalam Sarana Pelayanan Kesehatan Untuk
Perawat dan Bidan. Jakarta: Salemba Medika.
Purwanto, Heri. 1994. Komunikasi untuk Perawat.
Jakarta: EGC.
Stuart dan Sundeen. 1995. Buku Keperawatan.
Jakarta: EGC.
Suryani. 2005. Komunikasi Terapeutik: Teori dan
Praktik. Jakarta: EGC.
Indrawati. 2003. Komunikasi untuk Perawat. Jakarta:
EGC.
Stuart dan Laraia. 2005. Buku Saku Keperawatan
Jiwa. Jakarta: EGC.
Arwani. 2002. Komunikasi dalam Keperawatan.
Jakarta: EGC.
Uripni, C.L., dkk. 2002. Komunikasi Kebidanan.
Jakarta
Hambatan-hambatan Komunikasi dan Bagaimana Cara
Mengatasinya
AmbarMarch 22, 2017
Dalam Pengantar Ilmu Komunikasi telah disinggung bahwa
komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan dari
komunikator kepada komunikan/komunikate agar terjadi
pengertian bersama. Proses komunikasi tidak akan berjalan apabila
tidak didukung oleh berbagai elemen atau komponen komunikasi
yaitu pengirim (sender), pesan (message), encoding, saluran
(channel), penerima (receiver), decoding, umpan balik (feedback),
gangguan/hambatan (noise), dan konteks (context).
Setiap elemen atau komponen dalam proses komunikasi
menunjukkan kualitas komunikasi itu sendiri. Masalah akan timbul
apabila salah satu dari elemen komunikasi tersebut mengalami
hambatan yang menyebabkan komunikasi menjadi tidak efektif.
Hambatan komunikasi ini dapat terjadi pada semua konteks
komunikasi, yaitu komunikasi antarpribadi atau komunikasi
interpersonal, komunikasi massa, komunikasi organisasi atau
komunikasi kelompok. Hambatan komunikasi yang terjadi dalam
berbagai konteks komunikasi dapat menyebabkan komunikasi
menjadi tidak efektif. (Baca : Komunikasi Yang Efektif)
Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi yang berupa
kata-kata, nada suara, dan bahasa tubuh. Berbagai hasil studi
menunjukkan bahwa saat kita berkomunikasi atau bertukar
informasi, kita menggunakan kata-kata sekitar 7 persen, nada suara
sekitar 55 persen dan bahasa tubuh sekitar 38 persen.
Kemudian agar komunikasi dapat berjalan efektif, maka kita harus
memahami bentuk-bentuk informasi ini, bagaimana menggunakan
bentuk-bentuk informasi dengan efektif dan hambatan dalam
proses komunikasi. (Baca : Prinsip-prinsip Komunikasi)
Business Dictionary menjelaskan pengertian hambatan komunikasi
dalam konteks komunikasi organisasi, yaitu rintangan yang terjadi
dalam lingkungan kerja saat menyajikan pertukaran ide atau
gagasan atau pikiran. Adapun hambatan yang terjadi meliputi
perbedan status, perbedaan gender, perbedaan budaya, prasangka
dan lingkungan organisasi. (Baca : Komunikasi Gender)
Proses Komunikasi
Komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam
pesan yang diterima oleh komunikan/komunikator. Pertama-tama,
komunikator atau pengirim atau sender menyandi (encode) pesan
yang akan disampaikan kepada komunikan/komunikator.
Dalam artian, komunikator memformulasikan pikiran dan/atau apa
yang dirasakan ke dalam lambang yang diperkirakan akan
dimengerti oleh komunikan/komunikate. Pesan sebagai bentuk
keluaran dari proses penyandian yang dilakukan oleh komunikator.
Kemudian dikirimkan melalui saluran tertentu atau media
komunikasi dapat berupa komunikasi tatap muka maupun
bermedia.
Kemudian, komunikan/komunikator mengawal sandi (decode)
pesan dari komunikator. Maksudnya adalah
komunikan/komunikator melakukan penafsiran lambang yang
dikirimkan oleh komunikator ke dalam konteks pengertiannya.
Apabila komunikan/komunikator memberikan persepsi yang
berbeda terhadap pesan yang disampaikan komunikator, maka
akan terjadi sebuah hambatan atau gangguan komunikasi.
Terakhir, umpan balik atau feedback akan terjadi manakala
komunikan/komunikate memberikan respon atau tanggapan
terhadap pesan yang disampaikan oleh komunikator dan
mengembalikan pesan kepada komunikator.
[box title=”” align=”centerKomunikator – Pesan – Media
pengantar pesan – Komunikan – Efek pesan[/box]
Baca : Teori Komunikasi
Jenis-Jenis Hambatan Komunikasi
Hambatan komunikasi adalah segala sesuatu yang menghalangi
atau mengganggu tercapainya komunikasi yang efektif. Hambatan
komunikasi dapat mempersulit dalam mengirim pesan yang jelas,
mempersulit pemahaman terhadap pesan yang dikirimkan, serta
mempersulit dalam memberikan umpan balik yang sesuai.
Secara garis besar, terdapat 4 (empat) jenis hambatan komunikasi
yaitu hambatan personal, hambatan fisik, hambatan kultural atau
budaya, serta hambatan lingkungan
Hambatan personal
Hambatan personal merupakan hambatan yang terjadi pada peserta
komunikasi, baik komunikator maupun komunikan/komunikate.
Hambatan personal dalam komunikasi meliputi sikap,
emosi, stereotyping, prasangka, bias, dan lain-lain.
Hambatan kultural atau budaya
Komunikasi yang kita lakukan dengan orang yang memiliki
kebudayaan dan latar belakang yang berbeda mengandung arti
bahwa kita harus memahami perbedaan dalam hal nilai-nilai,
kepercayaan, dan sikap yang dipegang oleh orang lain.
Hambatan kultural atau budaya mencakup bahasa, kepercayan dan
keyakinan. Hambatan bahasa terjadi ketika orang yang
berkomunikasi tidak menggunakan bahasa yang sama, atau tidak
memiliki tingkat kemampuan berbahasa yang sama.
Hambatan juga dapat terjadi ketika kita menggunakan tingkat
berbahasa yang tidak sesuai atau ketika kita menggunakan jargon
atau bahasa “slang” atau “prokem” atau “alay” yang tidak
dipahami oleh satu atau lebih orang yang diajak berkomunikasi.
Hal lain yang turut memberikan kontribusi terjadinya hambatan
bahasa adalah situasi dimana percakapan terjadi dan bidang
pengalaman ataupun kerangka referensi yang dimiliki oleh peserta
komunikasi mengenai hal yang menjadi topik pembicaraan.
(Baca : Komunikasi Antar Budaya)
Hambatan fisik
Beberapa gangguan fisik dapat mempengaruhi efektivitas
komunikasi. Hambatan fisik komunikasi mencakup panggilan
telepon, jarak antar individu, dan radio. Hambatan fisik ini pada
umumnya dapat diatasi.
Hambatan lingkungan
Tidak semua hambatan komunikasi disebabkan oleh manusia
sebagai peserta komunikasi. Terdapat beberapa faktor lingkungan
yang turut mempengaruhi proses komunikasi yang efektif. Pesan
yang disampaikan oleh komunikator dapat mengalami rintangan
yang dipicu oleh faktor lingkungan yaitu latar belakang fisik atau
situasi dimana komunikasi terjadi. Hambatan lingkungan ini
mencakup tingkat aktifitas, tingkat kenyamanan, gangguan, serta
waktu.
Baca : Komunikasi Persuasif
Cara Mengatasi Hambatan Komunikasi
Berbagai hambatan komunikasi yang dapat menyebabkan
ketidakefektifan komunikasi dapat kita atasi dengan
memperhatikan beberapa hal berikut ini :
1. Pengirim pesan/komunikator/sender
Komunikasi adalah suatu proses yang berlangsung dua arah dan
diawali oleh pengirim pesan. Pengirim pesan hendaknya
merumuskan informasi sedemikian rupa agar tujuan komunikasi
tercapai. Pengirim pesan harus proaktif dalam membuat
penerima/komunikan/komunikator/receiver mengerti dan
memahami pesan yang disampaikan. Seringkali, apa yang
dikatakan tidak selalu sesuai dengan apa yang didengar. Untuk
menghindarinya, hal-hal yang harus dilakukan adalah :
• Menyatakan satu ide atau gagasan dalam satu waktu.
• Menyatakan ide atau gagasan dengan singkat.
• Memberikan penjelasan ketika diperlukan.
• Melakukan pengulangan jika diperlukan.
• Menerima dan memberikan umpan balik.
• Melakukan pilihan kata, nada suara dan bahasa tubuh yang tepat.
• Mengembangkan sikap empati terhadap
penerima/komunikan/komunikate/receiver dalam mengatasi
hambatan kultural atau budaya dalam komunikasi.
Baca : Etika Komunikasi
2. Pesan
Pesan merupakan informasi sederhana yang ingin disampaikan
oleh pengirim pesan kepada penerima. Pesan dapat berupa pesan
verbal maupun pesan non verbal. Untuk mengurangi kemungkinan
terjadinya masalah, pengirim harus :
Menggunakan terminologi yang tepat.
Berbicara dengan jelas.
Waktu pengiriman pesan disesuaikan dengan kesiapan
penerima pesan untuk mendengarkan atau menerima pesan.
Menggunakan volume suara yang sesuai.
Pesan yang disampaikan hendaknya bersifat inklusif dan
informatif. Inklusif artinya bahwa pesan berisi segala sesuatu yang
diperlukan oleh penerima pesan untuk memahami maksud
pengirim. Informasi artinya pesan merupakan sesuatu yang ingin
diketahui oleh penerima pesan.
Baca : Psikologi Komunikasi
3. Penerima/komunikan/komunikate/receiver
Penerima pesan membutuhkan informasi untuk memenuhi
kebutuhan mereka. Untuk itu, penerima pesan harus memegang
kendali atas seluruh proses komunikasi yang berlangsung. Agar
penerima pesan memegang kendali, adalah penting bagi penerima
pesan untuk yakin bahwa pengirim pesan memahami apa yang
diinginkan oleh penerima pesan dan mengapa mereka
menginginkannya.
Aktif mendengarkan adalah suatu proses yang digunakan oleh
penerima pesan untuk memfasilitasi komunikasi dan meningkatkan
penampilan. Dalam artian, penerima pesan aktif dalam proses
komunikasi. Agar penerima pesan dapat mendengarkan dengan
aktif, hal-hal yang perlu dilakukan oleh penerima pesan adalah :
Fokus perhatian pada pesan yang disampaikan dengan
memberikan momen prioritas. Jika memungkinkan melihat atau
melakukan kontak mata kepada pengirim pesan.
Mendengar dan melihat isi pesan tidak langsung atau non
verbal sama baiknya ketika mendengarkan kata-kata. Perhatikan
petunjuk non verbal yang menyajikan informasi berdasar pada apa
yang ingin disampaikan oleh pengirim pesan. Persepsi yang
diberikan oleh penerima pesan terhadap pesan dan pengirim pesan
dapat berbeda. Pilihan kata, nada suara, posisi tubuh, geture dan
gerakan mata merefleksikan perasaan dibalik kata-kata yang
diucapkan.
Menjaga pikiran tetap terbuka dan hindari penilaian.
Melakukan verfikasi terhadap apa yang didengar atau
disampaikan. Jangan berasumsi bahwa persepsi yang diberikan
terhadap pesan merupakan bentuk persetujuan dengan tujuan
pengirim pesan. Berikan umpan balik yang tepat kepada pengirim
pesan.
Baca : Sosiologi Komunikasi
4. Umpan Balik Pesan
Penerima yang efektif memverifikasi pemahaman mereka terhadap
pesan yang dikirim oleh pengirim pesan. Mereka menyadari kata-
kata, nada suara, dan bahasa tubuh ketika mereka memberikan
umpan balik. Berbagai bentuk umpan balik yang diberikan dapat
berupa pengakuan, pengulangan, dan parafrase.
Kemudian, yang dimaksud dengan pengakuan adalah bahwa
penerima pesan telah menerima dan memahami pesan yang
disampaikan. Untuk pesan yang bersifat informatif yang rumit,
pengakuan saja tidaklah cukup untuk memastikan dan memahami
pesan yang disampaikan. Sedangkan, yang dimaksud dengan
pengulangan adalah mengulang kembali kata-kata yang
disampaikan oleh pengirim pesan.
Terakhir, yang dimaksud dengan parafrase adalah mengulang kata-
kata yang disampaikan oleh penerima pesan sendiri kepada
pengirim pesan. Parafrase memungkinkan penerima pesan untuk
melakukan verifikasi terhadap pemahaman pesan dan
menunjukkan kepada pengirim pesan bahwa penerima pesan
mendengarkan pesan dengan baik.
Baca : Teori Public Relations
Manfaat Mempelajari Hambatan-hambatan Komunikasi
Setelah mengetahui dan memahami hambatan-hambatan
komunikasi, diharapkan kita dapat merumuskan serta menerapkan
cara-cara yang tepat untuk mengatasi berbagai hambatan
komunikasi tersebut ke dalam kehidupan kita sehari-hari. Dengan
demikian, komunikasi yang efektif pun akan dapat tercapai.
Baca : Komunikasi Bisnis
Demikianlah ulasan singkat mengenai hambatan-hambatan
komunikasi yang disarikan dari berbagai sumber. Semoga dapat
menambah wawasan serta keterampilan kita dalam berkomunikasi
dengan pihak lain dalam berbagai konteks komunikasi.
Artikel Lainnya
Komunikasi Pertanian
Komunikasi Bisnis
Pengantar Ilmu Komunikasi
Komunikasi Politik
Psikologi Komunikasi
Sistem Komunikasi Indonesia
Komunikasi Organisasi
Prinsip-Prinsip Komunikasi
Komunikasi Islam
Komunikasi Pemerintahan
Teori Public Relations
Komunikasi Persuasif
Etika Komunikasi
Sosiologi Komunikasi
Komunikasi Asertif
Teori Komunikasi
Komunikasi Antar Pribadi
TagsAlat komunikasi, hambatan, hambatan
komunikasi, Komunikasi, Komunikasi Efektif