KELOMPOK 2
ARIE MERDEKAWATI
LILIS SYAFITRI
M. JODI RIJALDI
PUTRI LESTARI SINAGA
RISMAWATI
PEKANBARU
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur bagi Allah, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan rencana. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Dalam Keperawatan berjudul “Helping
Relationship”. Penulis berharap makalah ini bisa bermanfaat untuk semua pembaca,
sehingga dapat memahami tentang Helping Relationship. Karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman penulis, makalah ini masih banyak kekurangan
dalam pembuatan. Oleh karena itu, penulis harapkan saran dan kritik dari pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN............................................................................
1.3 Tujuan………………………………………………………………….
BAB II ISI..................................................................................................
3.1 Simpulan……………………………………………………………….
3.2 Saran…………………………………………………………………....
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………...
BAB I
PENDEHULUAN
PEMBAHASAN
Helping relationship adalah hubungan yang terjadi antara dua atau lebih
individu maupun kelompok yang saling memberikan dan menerima bantuan atau
dukungan untuk memenuhi kebutuhan dasar sepanjang kehidupan. Perawat adalah
sebagai helper yang berperan membantu klien untuk memenuhi kebutuhan dasar
manusia klien. (Anjaswarni, 2016)
1. Fase Prainteraksi
2. Orientasi
a. Pengujian
b. Membangun kepercayaan
d. Menjelaskan peran ku
e. Menetapkan kontrak
3. Fase Bekerja
b. Kesiapan
c. Pemaparan diri
4. Fase Teriminasi
b. Perpisahan
2.3 Karakteristik dari Seorang Perawat yang Dapat Memfasilitasi Tumbuhnya
Hubungan Terapeutik :
c. Bersikap positif Bersikap positif bisa diunjukkan dengan sikap yang hangat,
penuh perhatiandan penghargaan terhadap klien.
e. Mampu melihat masalah dari kacamata klien Agar bisa membantu klien dalam
memecahkanmasalah perawat harus memandang masalah tersebut dari sudut
pandangklien
h. Tidak mudah lanjut oleh masa lalu klien atau diri perawat sendiri Suatu
yangselalu menyesali tentang apa yang telah terjadi di masa lalunya tidak
akan mampu melakukanyang terbaik hari ini. Sangat sulit bagi perawat untuk
membantu klien, jika perawatsendiri memiliki segudang masalah dan
ketidakpuasan dalam lewat.
1. Perkembangan
2. Persepsi
Persepsi adalah pandangan pribadi seseorang terhadap suatu kejadian atau peristiwa.
Persepsi dibentuk oleh harapan atau pengalaman. Perbedaan persepsi dapat
mengakibatkan terhambatnya komunikasi.
3. Gender
Laki-laki dan perempuan menunjukan gaya komunikasi yang berbeda dan memiliki
interpretasi yang berbeda terhadap suatu percakapan. Tannen (1990) menyatakan
bahwa kaum perempuan menggunakan teknik komunikasi untuk mencari konfirmasi,
meminimalkan perbedaan, dan meningkatkan keintiman, sementara kaum laki-laki
lebih menunjukan indepedensi dan status dalam kelompoknya.
4. Nilai
Nilai adalah standar yang mempengaruhi perilaku sehingga penting bagi perawat
untuk menyadari nilai seseorang. Perawat perlu berusaha mengklarifikasi nilai
sehingga dapat membuat keputusan dan interaksi yang tepat dengan klien. Dalam
hubungan profesionalnya diharapkan perawat tidak terpengaruh oleh nilai pribadinya.
Bahasa dan gaya komunikasi akan sangat dipengaruhi oleh faktor budaya. Budaya
juga akan membatasi cara bertindak dan komunikasi.
6. Emosi
Emosi merupakan perasaan subyektif terhadap suatu kejadian. Emosi seperti marah,
sedih, senang akan mempengaruhi perawat dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Perawat perlu mengkaji emosi klien agar dan keluarganya sehingga mampu
memberikan asuhan keperawatan dengan tepat. Selain itu perawat perlu mengevaluasi
emosi yang ada pada dirinya agar dalam melakukan asuhan keperawatan tidak
terpengaruh oleh emosi bawah sadarnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kemampuan menerapkan teknik komunikasi terapeutik
memerlukan latihan dan kepekaan serta ketajaman perasaan, karena
komunikasi terjadi tidak dalam kemampuan tetapi dalam dimensi nilai,
waktu dan ruang yang turut mempengaruhi keberhasilan komunikasi
yang terlihat melalui dampak terapeutiknya bagi klien dan juga kepuasan
bagi perawat.
Komunikasi juga akan memberikan dampak terapeutik bila dalam
penggunaanya diperhatikan sikap dan tehnik komunikasi terapeutik. Hal
lain yang cukup penting diperhatikan adalah dimensi hubungan. Dimensi
ini merupakan factor penunjang yang sangat berpengaruh dalam
mengembangkan kemampuan berhubungan terapeutik.
3.2 SARAN
1. Dalam melayani klien hendaknya perawat selalu berkomunikasi
dengan klien untuk mendapatkan persetujuan tindakan yang akan di
lakukan.
2. Dalam berkomunikasi dengan klien hendaknya perawat menggunakan
bahasa yang mudah di mengerti oleh klien sehingga tidak terjadi
kesalahpahaman komunikasi.
3. Dalam menjalankan profesinya hendaknya perawat selalu memegang
teguh etika keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA