Anda di halaman 1dari 2

1.

Meringkas
Meringkas adalah pengulangan ide utama yang telah dikomunikasikan secara singkat dalam
rangka meningkatkan pemahaman. Meringkas berarti memberi kesempatan untuk untuk
mengklarifikasi komunikasi agar sama dengan ide dalam pikiran (Varcarolis, 1990 dan
Nurjannah, I, 2001). Metode ini bermanfaat untuk membantu topic yang telah dibahas sebelum
meneruskan pada pembicaraan berikutnya. Meringkas pembicaraan dapat membantu perawat
mengulang aspek penting dalam interaksinya sehingga dapat melanjutkan pembicaraan dengan
topik yang berkaitan.
2. Memberikan Penguatan
Penguatan (reinforcement) positif akan hal-hal yang mampu dilakukan klien dengan baik dan
benar merupakan bentuk pemberian penghargaan. Upaya yang dilakukan dalam pemberian
penguatan positif bertujuan untuk meningkatkan motivasi kepada klien untuk berbuat lebih baik
lagi. Penguatan positif juga merupakan motif atau bentuk dorongan kepada klien dengan cara
membanggakan diri klien agar memacu semangat dalam penerimaan diri untuk berbuat dan
berperilaku yang lebih baik lagi.
Penghargaan dalam pelayanan keperawatan tidak berbentuk materi, akan tetapi berbentuk
dorongan psikologis dan inmaterial untuk memacu lebih baik lagi.
3. Menawarkan Diri
Klien mungkin belum siap untuk berkomunikasi secara verbal dengan orang lain atau klien tidak
mampu untuk membuat dirinya dimengerti. Menawarkan diri merupakan kegiatan untuk
memberikan respons agar seseorang menyadari perilakunya yang merugikan baik dirinya sendiri
maupun orang lain tanpa ada rasa bermusuhan.
4. Memberi Kesempatan kepada Klien untuk Memulai Pembicaraan
Berikan kesempatan kepada klien untuk berinisiatif dalam memilih topic pembicaraan. Biarkan
klien yang merasa ragu-ragu dan tidak pasti tentang peranannya dalam interaksi ini. Perawat
dapat menstimulasinya untuk mengambil inisiatif dan merasakan bahwa ia diharapkan untuk
membuka pembicaraan.
5. Menganjurkan untuk Meneruskan Pembicaraan
Teknik ini mengajurkan klien untuk mengarahkan hampir seluruh pembicaraan yang
mengindikasikan bahwa klien sedang mengikuti apa yang sedang dibicarakan dan tertarik
dengan apa yang akan dibicarakan selanjutnya. Perawat lebih berusaha untuk menafsirkan
daripada mengarahkan diskusi/pembicaraan.
6. Menempatkan Kejadian secara Teratur akan Menolong Perawat dan Klien untuk Melihatnya
dalam Suatu Perspektif.
Kelanjutan dari suatu kejadian secara teratur akan menolong perawat dan klien untuk melihat
kejadian berikutnya sebagai akibat kejadian yang pertama. Perawat akan dapat menentukan
pola kesukaran interpersonal dan memberikan data tentang pengalaman yang memuaskan dan
berarti bagi klien dalam memenuhi kebutuhannya.
7. Menganjurkan Klien untuk Menguraikan Persepsinya
Apabila perawat ingin mengerti klien, maka ia harus melihat segala sesuatunya dari perspektif
klien. Klien harus merasa bebas untuk mneguraikan persepsinya kepada perawat. Ketika harus
merasa bebas untuk menguraikan persepsinya kepada perawat. Ketika menceritakan
pengalamannya, perawat harus waspada akan timbulnya gejala ansietas.
8. Refleksi
Menurut Struat dan Sundeen (1995), teknik refleksi digunakan untuk mengembalikan ide,
perasaan, dan pertanyaan kepada klien. Sedangkan, menurut Schultz dan Videbeck (1998),
refleksi merupakan tindakan mengembalikan pikiran dan perasaan klien.
Teknik refleksi dilakukan perawat bukan untuk menilai pikiran dan perasaan klien, akan tetapi
perawat mengembalikan lagi pikiran dan perasaan yang merupakan bagian dari dirinya sendiri
sehingga klien mencoba untuk menilai lagi pikiran dan perasaan yang telah ada sebagai upaya
untuk mengevaluasi dan menimbang-nimbang keputusan yang akan diambil.

KESIMPULAN

Kemampuan menrapkan komunikasi terapeutik memerlukan latihan dan kepekaan serta ketajaman
perasaan, karena komunikasi terjadi tidak dalam kemampuan tetapi dalam dimensi nilai, waktu, dan
ruang yang turut mempengaruhi keberhasilan komunikasi yang terlihat memalui dampak
terapeutiknya bagi klien dan juga kepuasan bagi perawat. Komunikasi juga akan memberikan dampak
terapeutik bila penggunaannya diperhatikan sikap dan teeknik komunikasi terapeutik. Hal lain yang
cukup penting diperhatikan adalah dimensi hubungan. Dimensi ini merupakan faktor penunjang yang
sangat berpengaruh dalam mengembangkan kemampuan hubungan terapeutik.

Anda mungkin juga menyukai